Anda di halaman 1dari 4

ADDISON DISEASE

DEFINISI Kegagalan kelenjar adrenal untuk memproduksi hormone dalam jumlah yang adekuat
sehingga akan mempengaruhi kerja tubuh dalam menekan dan meregulasi tekanan darah
serta mengatur keseimbangan air dan garam
ETIOLOGI
• Infeksi pada kelenjar adrenal, termasuk tuberkulosis.
• Penyebaran kanker hingga ke kelenjar adrenal.
• Amiloidosis, yaitu penumpukan protein yang dihasilkan sel sumsum tulang
yang merusak kelenjar adrenal.
• Pasca operasi kelenjar adrenal (adrenalektomi).
• Adrenoleukodistrofi (ALD), yaitu penyakit genetik yang memengaruhi
kelenjar adrenal dan sel saraf pada otak.
• Efek samping pengobatan untuk sindrom Cushing.
PATOFISIOLOGI • Defisiensi mineralkortikoid Kurangnya sekresi aldosteron sangat menurunkan
reabsorpsi natrium tubukus ginjal dan akibatnya akan menyebabkan hilangnya
banyak ion natrium, ion klorida, dan air kedalam urin. Hasil akhirnya sangat
berkurangnya volume cairan ekstrasel. Selanjutnya pasien akan mengalami
hiponatremia, hiperkalemia, dan asidosis ringan akibat gagalnya sekresi ion kalium
dan hidrogen guna menggantikan reabsorpsi natrium.
• Defisiensi glukortikoid Hilangnya sekresi kortisol akan menyebabkan pasien
penyakit Addison tidak dapat mempertahankan konsentrasi normal glukosa darah
diantara waktu makan, sebab pasien tidak dapat mensintesis glukosa dalam jumlah
yang cukup melalui glukoneogenesis. Selanjutnya, kurangnya kortisol akan
mengurangi mobilisasi protein dan lemak dari jaringan, sehingga akan menekan
banyak fungsi metabolisme lain dari tubuh. Kelambanan mobilisasi sewaktu tidak
ada kortisol ini merupakan salah satu efek yang sangat menggangu akibat kurangnya
glukokortikoid. Penurunan glukokortikoid menyebabkan meluasnya gangguan
metabolic.Ingat bahwa glukokortikoid memicu glukoneogenesis dan memiliki efek
anti-insulin.Sehingga, ketika glukokortikoid menurun, glukoneogenesis menurun,
sehingga hasilnya hipoglikemia dan penurunan glikogen hati.Klien menjadi lemah,
lelah, anorexia, penurunan BB, mual, dan muntah.
KLASIFIKASI • Kegagalan adrenal primer
Jarang terjadi, kerusakan ini terjadi akibat sistem autoimun. Untuk alasan
yang tidak diketahui, sistem kekebalan tubuh memandang korteks adrenal
sebagai asing.
• Kegagalan adrenal sekunder
Sering terjadi, terapi streroid jangka panjang menekan kadar ACTH yang
menyebabkan atrofi korteks adrenal-stress fisik atau pengehentian terapi
steroid yang terlalu cepat kemudian akan memicu terjadinya kegagalan
adrenal.
DIAGNOSIS Apabila gejala timbul dalam beberapa minggu atau bulan, maka diagnosisnya adalah
insufisiensi adrenal kronik. Sebaiknya, gejala dapat timbul secara cepat dan mengarah
pada diagnosis insufisiensi adrenal akut atau krisis addisonian. Pasien dating dengan
muntah, dehidrasi, hipotensi, dan hipoglikemia.

MANIFESTASI KLINIS • Lemah badan, cepat lelah, anoreksia, mual, muntah, diare, hipoglikemi, hipertensi
ortostatik ringan, hiponatremi, eosinophilia.
• Hipertensi ortostatik, hiperkalemia.
• Hilangnya rambut ketiak dan pubis serta berkurangnya rambut di ekstremitas.
• Hiperpigmentasi

PEMERIKSAAN PENUNJANG • kortisol plasma basal


• tes stimulasi ACTH pendek (tes synacten)
• tes stimulasi ACTH panjang
• tes autoantibodi
PENATALAKSANAAN • Terapi dengan pemberian kortisol 20 sampai 30 mg/hari dalam dosis terbagi
• analog aldosteron, 9-alfa-fluorokortisol
• Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi pengganti kortisol
• Pemberian infus dekstose 5% dalam larutan saline
• Fludrukortison : 0,05-0,1 mg/hr diberikan per oral
• Hidrokortison (solu-cortef) disuntikkan secara IV

KOMPLIKASI • Stress
• Kerusakan kelenjar pitiutari
• Hiponatremia
• Hiperkalemia
• Diabetes mellitus
• Syok hipovolemik

PROGNOSIS Seseorang yang menderita penyakit ini harus memperhatikan gejala-gejala "krisis Addison" ketika
tubuh sedang tegang, seperti dalam latihan keras atau sakit, yang terakhir sering membutuhkan
perawatan darurat dengan suntikan intravena untuk mengobati krisis. Kecuali risiko krisis adrenal,
kesehatan dan usia pasien biasanya normal, sedangkan pigmentasi dapat menetap.
 Referensi : Guyton & hall. 2008. Kalium dalam cairan
ekstraselular. Jakarta : EGC
 Huetther SE. Disorders of Adrenal Gland, Alteration of
Hormonal Regulatin.In:Mc Cance KL, Huether SE. The
biologic basis for diseases in adult and children. 5thEdition;
2005: 720-728
 Greenstein, ben.2010. at glance system endokrin. Jakarta:
Erlangga
 Kumar, R, et al. 2007. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta :
EGC

 Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. 2006. Patofisiologi


Konsep Klinis Proses-proses penyakit. Edisi 6. Volume 2.
Jakarta: EGC: 1254-1257

Anda mungkin juga menyukai