Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI

DENGAN PENYAKIT PENYERTA


INSUFISIENSI ADRENAL
DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 6
1. NISYA LUTFI MIFTAHUL AZIZA
2. FAUZI NUR CAHYO
3. YUSTINA MANGERA
4. NONA DIANA
DEFINISI

• Penyakit Addison adalah suatu kelainan endokrin atau hormone yang terjadi pada semua kelompok umur yang menimpa
pria dan wanita sama rata. Penyakit ini dikarakteristikan oleh kehilangan berat badan, kelemahan otot, kelelahan, tekanan
darah rendah, dan adakalanya penggelapan kulit pada kedua bagia tubuh yang terbuka dan tidak terbuka.
• Penyakit Addison terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan
hormone-hormon korteks adrenal. (Brunner dan Suddart edisi 8)
• Bentuk primer dari penyakit ini disebabkan oleh atrofi/ destruksi (kerusakan) jaringan adrenal (misalnya respon
autoimun, TB, infark hemoragik, tumor ganas) atau tindakan pembedahan. (Doenges, 2006)
• Bentuk sekunder adalah gangguan pada kelenjar hipofisis yang menyebabkan penurunan sekresi/ kadar ACTH, tetapi
biasanya sekresi aldosteron normal. (Doenges, 2006).
KLASIFIKASI

• Berdasarkan tingkat keparahan, penyakit addison di bagi menjadi dua,yaitu :


1. Akut Krisis adrenal.
• Terjadi apati, koma, dan nyeri epigastrik, kadar gula darah rendah. Keadaan ini timbul setelah terjadi
trauma, hipotensi berat dan sepsis.
• Yang lebih jarang, keadaan ini bisa timbul pada pasien yang sebelumnya (dalam waktu 1-1,5 tahun) atau
baru-baru saja mendapat pengobatan kortikosteroid dimana terdapat trauma, pembedahan atau infeksi akut,
atau saat penghentian gangguan steroid. Bisa timbul setelah pembedahan untuk mengangkat adrenal pada
sindrom cussing, atau pada pengobatan kanker payudara kecuali jika dilakukan terapi penggantian yang
adekuat.
2. Kronis
• Terdapat kelemahan dan kelelahan yang onsetnya perlahan-lahan disertai gejala gastrointestinal berupa anoreksia, penurunan
berat badan dan diare. Hipotensi sering kali postural, dan takikardia timbul pada tahap lanjut dari penyakit. Hiperpigmentasi
terjadi pada tempat yang terpapar matahari, daerah yang mengalami gesekan, lipatan tangan dan mukosa bukal.
• Insufisiensi adrenal kronis (penyakit addison) jarang terjadi (prevelansinya di Inggris 4/100.000) dan yang termasuk
penyebabnya adalah : distruksi adrenal autoimun; infiltrasi adrenal dengan kanker sekunder, hodgkin, atau jaringan leukimik;
destruksi TB, hemokromatosis, amiloidosis, histoplasmosis yang sering dijumpai. Bisa berhubungan dengan penyakit auto imun
lain yang spesifik-organ, khususnya tiroiditishasimoto (sindrom schmidt).
• Keadaan ini bisa timbul sekunder akibat hipopituitarisme selama pengobatan TB adrenal (atau renal) dan pada sindrom adreno
genital. (David rubenstein. 2007) .
ETIOLOGI DARI PENYAKIT ADDISON

1. Etiologi dari penyakit Addison bentuk primer :


• a. Infeksi kronis, terutama infeksi-infeksi jamur.
• b. Sel-sel kanker yang menyebar dari bagian-bagian lain tubuh ke kelenjar-kelenjar adrenal.
• c. Amyloidosis (sekelompok keadaan yang di cirikan oleh penimbunan protein fiblirer yang tidak larut dalam berbagai organ),
• d. pengangkatan kelenjar-kelenjar adrenal secara operasi.
• Etiologi dari penyakit Addison bentuk sekunder :
• a. Tumor-tumor atau infeksi-infeksi dari area
• b. Kehilangan aliran darah ke pituitary
• c. Radiasi untuk perawatan tumor-tumor pituitary
• d. operasi pengangkatan bagian-bagian dari hypothalamuse. operasi pengangkatan kelenjar pituitary.
PATOFISIOLOGI

• Penyakit Addison, atau insufisiensi adrenokortikol, terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien
akan hormon-hormon korteks adrenal. Atrofi autoimun atau idiopatik pada kelenjar adrenal merupakan penyebab pada 75% kasus
penyakit Addison(Stren & Tuck, 1994). Penyebab lainnya mencakup operasi pengangkatan kedua kelenjar tersebut. Tuberkolosis (TB)
dan hitoplasmosis merupakan infeksi yang paling sering ditemukan dan menyebabkan kerusakan pada kedua kelenjar adrenal. Meskipun
kerusakan kelenjar adrenal akibat proses autoimun telah menggantikan tuberkolosis yang terjadi akhir-akhir ini harus mempertimbangkan
pencantuman penyakit infeksi ini ke dalam daftar diagnosis. Sekresi ACTH yang tidak adekuat dari kelenjar hipofisis juga akan
menimbulkan insufisiensi adrenal akibat penurunan stimulasi korteks adrenal.
• Gejala insufisiensi adrenokortikal dapat pula terjadi akibat penghentian mendadak terapi hormon adrenokortikol yang akan menekan
respon normal tubuh terhadap keadaan stress dan mengganggu mekanisme umpan balik normal. Terapi dengan pemberian kortikosteroid
setiap hari selama 2 hingga 4 hingga dapat menekan fungsi korteks adrenal; oleh sebab itu, kemungkinan penyakit Addison harus
diantisipasi pada pasien yang mendapat pengobatan kortikosteroid. (Brunner & Suddart, 2002)
TANDA DAN GEJALA

a. Gejala awal : kelemahan, fatique, anoreksia, hausea, muntah, BB menurun, hipotensi, dan
hipoglikemi.
b. Astenia (gejala cardinal) : kelemahan yang berlebih
c. Hiperpiqmentasi : menghitam seperti perunggu, coklat seperti terkena sinar matahari, biasanya
pada kulit buku jari, lutut, sikut.
d. Rambut pubis dan aksilaris berkurang pada perempuan.
e. Hipotensi arterial (td : 80/50 mmHg/kurang)
f. Abnormalitas fungsi gastrointestinal
KOMPLIKASI

a. Syok, (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)


b. Kolaps sirkulasi
c. Dehidrasi
d. Hiperkalemia
e. Sepsis
f. Ca. Parug.
g. Diabetes mellitus
PENATALAKSANAN

a. Kegagalan adrenal kronis: penggantian glukokortikoid dengan hidrokortison 20 mg/hari


dalam dosis terbagi, ditambah dengan terapi terhadap infeksi atau penyakit penyerta, atau
pembedahan. Pengganti mineralokortikoid (fludrokortison) hanya dilakukan pada kegagalan
adrenal primer.
b. Kegagalan adrenal akut: merupakan sebuah kegawat daruratan medis. Cairan intravena
(NaCL fisiologis) dalam jumlah besar dan hidrokortison diberikan dengan dosis yang tinggi.
Faktor pemicu (infeksi dan lain-lain) ditangani. Pantau kadar elektrolit dan glukosa.(Patrick
davey, 2005)
a. Penatalaksanaan secara medic
a. Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2 sampai
4 minggu dosis 12,5 – 50 mg/hr
b. Hidrokortison (solu – cortef) disuntikan secara IV
c. Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi
pengganti kortisold.
d. Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline.
e. Fludrukortison : 0,05 – 0,1 mg/hr diberikan per oral
Penatalaksanaan secara keperawatan.
a. Monitoring ketat TTV klien ketika penyakitnya telah terdiagnosa. Check nadi, paling tidak setiap 4 jam. Laporkan penurunan
tekanan darah dan perubahan ortostatik.
b. Ketika terjadi rehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit terdeteksi, kaji manifestasi dari meningkatnya vitalitas fisik dan
emosionalnya. Kaji pada lokasi di mana terdapat penekanan pada tulang, pada klien yang imobilisasi, untuk mencegah
dekubitus. Dengan berbagai macam terapi, maka kelesuan dan kelemahan seharusnya berangsur-angsur berkurang dan
akhirnya menghilang.
c. Monitoring untuk pajanan suhu dingin dan infeksi. Segera laporkan pada dokter jika manifestasi dari infeksi berkembang,
misalnya sakit tenggorokan atau rasa terbakar saat berkemih. Ingat, klien dengan penyakit Addison tidak dapat mentolerir
stress. Infeksi akan menambahi beban stress pada tubuh, butuh lebih tinggi pada levelkortisol selama infeksi terjadi.
d. Kaji manifestasi dari ketidakseimbangan sodium dan potassium. Berat badan harian mengindikasikan pengukuran obyektif
dari bertambahnya BB, atau bahkan menurunnya BB. Jika terapi penggantian steroid tidak adekuat, kehilangan sodium dan
retensi potassium dikoreksi terus. Jika dosis steroid terlalu tinggi, kelebihan jumlah sodium dan air dipertahankan, dan
ekskresi potassium yang tinggi.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
DATA DASAR PENGKAJIAN PASIEN

1. Data Demografi: Identitas pasien (nama, alamat, umur)


2. Riwayat Penyakit: Penyakit sekarang, dahulu, keluarga,

3. Pemeriksaan Fisik: Aktivitas, Sirkulasi, Integritas ego, Eleminasi, cairan, Neurosensori, Nyeri,
Pernapasan, Keamanan, Seksualitas, Penyuluhan.
4. Pemerikasaan Diagnostik (kadar hormon): Kortisol plasma, ACTH, Elektrolit, Glukosa, Ureum /
kreatinin, Analisis gas darah, Eritrosit, Sinar x
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• 1. Kekurangan volume cairan b/d ketidakseimbangan input dan output.


• 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d metabolisme lemak abnormal
• 3. Harga diri rendah b/d hiperpigmentasi pada kulit dan membrane mukosa
RENCANA KEPERAWATAN
KEKURANGAN VOLUME CAIRAN B/D KETIDAKSEIMBANGAN INPUT DAN OUTPUT.

• Tujuan
1.Klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit setelah dilakukan perawatan1X24 jam. Kriteria
hasil:

2.Klien mengetahui penyebab kekurangan cairan

3.Klien dapat mengatasi kekurangan cairan

4.Klien dapat mengatasi kekurangaan cairan dengan minum air putih banyak

5.Pengeluaran urin normal 1cc/kgBB/jam, TTV normal (N: 80-100x/menit, S:36,5-370C, TD:110-120/70-80 mmHg)

6.Turgor kulit elastic, Rasa haus hilang danWarna kulit tidak pucat
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV, catat perubahan tekanan 1. Hipotensi postural merupakan bagian dari hipovolemia
darah pada perubahan posisi, kekuatan akibat kekurangan hormone aldosteron dan penurunan curah
dari nadi perifer jantung

2. Ukur dan timbang BB klien 2. Memberikan pengganti volume cairan dan keefektifan
3. Berikan perawatan mulut secara pengobatan, peningkatan BB yang cepat disebabkan oleh
teratur adanya retensi cairan dan natrium
4. Kolaborasi: Cairan NaCl 0,9% 3. Membantu menurunkan rasa tidak nyaman akibat dari
5. Kolaborasi: Berikan obat sesuai dosis. dehidrasi
a). Kartison(ortone)
4. Dapat mengganti cairan yang hilang
/hidrokartison(cortef) 100 mg/iv setiap
5. untuk mengatasi peradangan pada kulit
6jam untuk 24jam, Mineralkartikoid,
fludokortisan, deoksikortis 25 –30 mg/hr
peroral.
PERUBAHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN B/D
HIPOGLIKEMIA.

• Tujuan
Kebutuhan nutrisi klien kembali adekuat setelah dilakukan intervensi selama1X24 jam.
1. Klien mengetahui penyebab kekurangan nutrisi
2. Klien dapat mengatasi kekurangan nutrisi
3. Klien dapat mengatasi kekurangaan nutrisi dengan diit makanan

4. Mempertahankan berat badan stabil, bebas dari tanda malnutrisi


Intervensi Rasional
1.Kaji riwayat nutrisi 1.Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi.

2.Timbang BB setiap hari 2. Anorexia, mual, muntah, kehilangan pengaturan metabolisme


3.Diskusikan makanan yang disukai oleh pasien oleh kortisol terhadap makanan dapat mengakibatkan
dan masukan dalam diet murni. penurunan berat badan dan terjadinya malnutrisi.
4. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering. 3.Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa partisipasi.
5. Berikan lingkungan yang nyaman untuk makan, 4.Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan
misalnya bebas dari bau tidak sedap meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi gaster.
6.Kolaborasi : Rujuk ke ahli gizi
5.Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi
kebutuhan nutrisi.
6.Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa partisipasi
HARGA DIRI RENDAH B/D HIPERPIGMENTASI PADA
KULIT DAN MEMBRAN MUKOSA

• Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Gangguan konsep diri klien
teratasi dengan, kriteria hasil:
a) Klien mengetahui penyebab gangguan konsep diri
b) Klien dapat mengatasi gangguan konsep diri
c) Klien dapat mengatasi konsep gangguan diri dengan motivasi dan memilih alternatif yang tepat
d) Klien dapat percaya diri
Intervensi Rasional
1.Anjurkan klien mengungkapkan perasaannya 1.Perubahan struktur tubuh memerlukan penerimaan dari orang
tentang infertilitas yang dideritanya. terdekat sehingga klien dapat merencanakan kegiatan dimasa

2.Dorong dan motivasi klien untuk depan.

mengidentifikasi aspek positif pada dirinya 2.Meningkatkan harga diri pasien.


3.Berikan informasi mengenai gangguan 3.Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya dan
hiperpigmentasi dan memecahkan masalah klien. mengasimilasi informasi.
4.Bantu klien untuk memilih alternatif yang tepat 4.Cara alternative merupakan solusi terbaik dalam memecahkan
dan sesuai dengan klien memecahkan masalahnya. masalah.
KESIMPULAN

• Penyakit Addison adalah suatu kelainan endokrin atau hormone yang terjadi pada semua kelompok umur yang menimpa pria dan wanita sama rata.
Penyakit ini dikarakteristikan oleh kehilangan berat badan, kelemahan otot, kelelahan, tekanan darah rendah, dan adakalanya penggelapan kulit pada
kedua bagia tubuh yang terbuka dan tidak terbuka.
• Etiologi dari penyakit Addison bentuk primer : Infeksi kronis, terutama infeksi-infeksi jamur, Sel-se kanker yang menyebar dari bagian-bagian lain
tubuh ke kelenjar-kelenjar adrenal, Amyloidosis (sekelompok keadaan yang dicirikan oleh penimbunan protein fiblirer yang tidak larut dalam berbagai
organ), pengangkatan kelenjar-kelenjar adrenal secara operasi.
• Penyakit Addison, atau insufisiensi adrenokortikol, terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon-
hormon korteks adrenal. Atrofi autoimun atau idiopatik pada kelenjar adrenal merupakan penyebab pada 75% kasus penyakit Addison (Stren & Tuck,
1994). Penyebab lainnya mencakup operasi pengangkatan kedua kelenjar tersebut. Tuberkolosis (TB) dan hitoplasmosis merupakan infeksi yang paling
sering ditemukan dan menyebabkan kerusakan pada kedua kelenjar adrenal. Meskipun kerusakan kelenjar adrenal akibat proses autoimun telah
menggantikan tuberkolosis yang terjadi akhir-akhir ini harus mempertimbangkan pencantuman penyakit infeksi ini ke dalam daftar diagnosis. Sekresi
ACTH yang tidak adekuat dari kelenjar hipofisis juga akan menimbulkan insufisiensi adrenal akibat penurunan stimulasi korteks adrenal.

Anda mungkin juga menyukai