A. Definisi
Keto
Asidosis
dekompensasi
oleh
trias
Diabetik
kekacauan
(KAD)
metabolic
hiperglikemia,
adalah
keadaan
yang
asidosis
ditandai
dan
ketosis
relative.
KAD
dan
hipoglikemia
merupakan
B. Etiologi
Terdapat
oleh
adanya
pada
orang
stressor
yang
yang
diketahui
meningkatkan
diabetes
kebutuhan
stressor-stersor
utama
lain
yang
dapat
Ada
sekitar
diketahui
20%
menderita
paseien
DM
KAD
untuk pertama
yang
baru
kali.
Pada
adanya
pengobatan
berulang.
Faktor
terjadinya
KAD
pankreatitis
pencetus
dan
pencegahanketoasidosis
pencetus
adalah
akut,
faktor
yang
ini
penting
berperan
untuk
penggunaan
obat
golongansteroid,
ortostatik
(penurunan
tekanan
darah
11.Nafasaseton
12.Hiperventilasi
13.Perubahan status mental (sadar, letargik, koma)
14.Kadar gula darah tinggi (> 240 mg/dl)
15.Terdapat keton di urin.
16.Nafas berbau aseton.
17.Badan lemas
18.Bisa terjadi ileus sekunder akibat hilangnya K+
karena diuresis osmotik.
19.Kulitkering.
20.Keringatberlebihan.
21.Kussmaul
(cepat,
dan
dalam)
karena
asidosis
metabolik
D. Patofisiologi
KAD
adalah
suatu
defisiensi
insulin
peningkatan
hormon
ketokolamin,
keadaan
absolut
kontra
kortisol
dan
dimana
atau
regulator
hormon
terdapat
relatif dan
(glukagon,
pertumbuhan)
dan
utilisasi
3
glukosa
oleh
sel
tubuh
sangat
bervariasi
dan
tidak
klinis
bagian
KAD
yaitu,
dapat
akibat
dkelompokkan
menjadi
hiperglikemia
dan
dua
akibat
ketosis
Adanya defisiensi insulin baik secara relatif
maupun
absolut
hormon
yang
kontra
katekolamin,
menyebabkan
disertai
regulator
kortisol,
yakni:
dan
hiperglikemia
peningkatan
growth
disertai
hormon-
glukagon,
hormone,
peningkatan
dan
kuat
menyebabkan
dan
dapat
Hiperglikemia
aseton
menyebabkan
yang
merupakan
asidosis
diuresis
asam
metabolik.
osmotik
yang
E. NURSING PATHWAY
Glikogen meningkat
Insulin menurun
Jar tepi
Hati
Hati
Jar tepi
Hipolisis
Ketogenesis
Glikogenesis
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Asidosis (ketosis)
Glukos
Menurun
Asidosis (ketosis)
Deuresis Osmotik
Hipovolemia
Dehidrasi
F. Pemeriksaan Penunjang.
1. Kadar glukosa darah: meningkat 200 100 mg/dl
atau lebih.
2. Elektrolit
darah
(tentukan
corrected
Na)
dan
osmolalitas serum.
3. Analisis gas darah, BUN dan kreatinin.
4. Darah lengkap (pada KAD sering dijumpai gambaran
lekositosis),
HbA1c,
urinalisis
(kultur
urine
serum:
meningkat
tetapi
biasanya
glikosilat:
kadarnya
meningkat
2-4
G. Komplikasi
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
angka
kematian
yang
berat,
seperti:
renjatan
(syok),
stroke.
4. Kurangnya fasilitas laboratorium yang menunjang
suksesnya penatalaksanaan KAD.
H. Penatalaksanaan
Prinsip
terapi
dehidrasi,
KAD
adalah
hiperglikemia
dan
dengan
mengatasi
ketidakseimbangan
ketat,
KU
jelek
masuk
HCU/ICU
Fase I/Gawat:
1. Rehidrasi.
a) Berikan cairan isotonik NaCl 0,9% atau RL 2L.
b) Atasi syok.
c) Bila
syok
teratasi
berikan
cairan
sesuai
tingkat dehidrasi.
d) Rehidrasi dilakukan bertahap untuk menghindari
herniasi batang otak.
e) Bila Gula darah < 200, ganti infus dengan D5%.
f) Koreksi hipokalemia.
g) Monitor keseimbangan cairan
2. Insulin
a) Bolus insulin kerja cepat
b) Berikan insulin kerja cepat
c) Monitor
Gula
darah
tiap
jam
pada
jam
insulin
parenteral
diubah
ke
SC
bila:
Fase II/maintenance:
1. Cairan maintenance
a) Nacl 0.9% atau D5 atau maltose 10% bergantian
b) Sebelum maltose, berikan insulin reguler 4U
2. Kalium
Perenteral bila K+ 240 mg/dL atau badan terasa
Tidak enak.
I. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan ventilasi spontan berhubungan dengan
faktor metabolic
2. Pola napas tidak efektif berhubungan
Hiperventilasi
3. Defisit
volume
cairan
berhubungan
dengan
J. Intervensi Keperawatan
Kerusakan
ventilasi
spontan
berhubungan
factor metabolic
Tujuan :
1. Efektifnya jalan nafas
2. Pengeluaran secret yang efektif
3. Bebas dari dispnea
10
dengan
Intervensi
1. Kaji respon pergantian status pernafasan klien
(ekspirasi-inspirasi)
2. Monitor dispnea dan penurunan RR
3. Kaji riwayat klien penyakit kronik pernafasan
4. Suction apabila diperlukan
5. Kolaborasi dengan klien dan keluarga untuk
pada
keluarga
tentang
keadaan
klien
Pola
nafas
tidak
efektif
berhubungan
11
dengan
status
pernafasan
dengan
mendeteksi
pulmonal.
2. Berikan
terapi
fisik
dada
termasuk
drainase
postural.
3. Penghisapan untuk pembuangan lendir.
4. Identifikasi
kemampuan
dan
berikan
keyakinan
dalam bernafas.
5. Kolaborasi dalam pemberian farmakologi.
Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan
volum aktif
Tujuan: :
1. TTV dalam batas normal
2. Pulse perifer dapat teraba
3. Turgor kulit dan capillary refill baik
4. Keseimbangan urin output
5. Kadar elektrolit normal
Intervensi
1. Kaji riwayat durasi/intensitas mual, muntah dan
berkemih berlebihan
12
perubahan
respirasi:
kussmaul,
bau
aceton
4. Observasi
kualitas
nafas,
penggunaan
otot
cairan
2500
ml/hari
jika
diindikasikan
8. Ciptakan
lingkungan
yang
nyaman,
perhatikan
perubahan emosional
9. Catat hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri
abdomen, muntah dan distensi lambung
10. Obsevasi
adanya
perasaan
kelelahan
yang
dan
adanya
distensi
pada
vaskuler
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth (2002). Buku Ajar Medikal-Bedah. Ed.
8 Vol 2. EGC, Jakarta
13
Carpenito,
Lynda
Juall
(2000),
Buku
saku
Diagnosa
14