Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel beta pankreas.
4. DM Tipe Lain
a. Penyakit pankreas seperti : pancreatic, Ca pancreas dll
b. Penyakit hormonal seperti acromegali yang meningkat GH (growth hormon) yang merangsang
sel-sel beta pankreas yang menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak.
c. Obat-obatan
1) Bersifat sitotoksin terhadap sel-sel seperti aloxan dan streptoserin
2) Yang mengurangi produksi insulin seperti derifat thiazide, phenothiazine dll
C. Manifestasi Klinis
1. Poliuria
2. Polidipsi
3. Polifagia
4. Penurunan BB
5. Kelemahan, keletihan dan mengantuk
6. Malaise
7. Kesemutan pada ekstremitas
8. Infeksi kulit dan pruritas
9. Timbul gejala ketoasidosis dan samnolen bila berat
D. Patofisiologi
Pada DM tipe 2 jumlah insulin normal malah mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor
insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan
sebagai lubang kecil pintu masuk kedalam sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kunsinya
kurang, sehingga biarpun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya
(reseptor) kurang maka glukosa yang masuk sel akan sedikit sehingga sel akan kekurangan
bahan bakar (glukosa) dan glukosa didalam pembuluh darah meningkat. Dengan demikian
keadaan ini sama dengan pada DM tipe 1. Perbedaannya adalah DM tipe 2 disamping kadar
glukosa tinggi juga kadar insulin tinggi / normal. Keadaan ini disebut resistensi insulin.
E. Penatalaksanaan
1. Diet
Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Dietetik Amerika merekomendasikan = 50-60 %
kalori yang berasal dari karbohidrat 60-70 %, protein 12-20 %, lemak 20-30 %
2. Latihan
Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas bawah
3. Pemantauan
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri
4. Pendidikan
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Gula darah meningkat
a. Glukosa plasma sewaktu > 200mg / dl (11,1 mmol/L) (random)
b. Glukosa plasma puasa > 140mg / dl (7,8 mmol/L) (nuchter)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr
karbohidrat ( 2 jam post prandial)
2. Tes toleransi glukosa
G. Komplikasi
Komplikasi metabolic (ketoasidosis diabetik dan hiperglikemik hiperosmolar nonketotik).
a.
Riwayat
Tinjau kembali kesehatan pasien sebelumnya dan tinjau kembali indikasi terjadinya penyakit
DM.
b. Cata keluhan yang disampaikan oleh pasien dan catat tanda-tanda vital dari pada pasien.
c.
Tinjau kembali kesehatan keluarga yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit DM.
2.
a.
Data dasar
Aktivitas
Gejala
Tanda
b. Istirahat
Gejala
Gejala
Gangguan tidur/istirahat
Tanda
c.
Sirkulasi
Adanya riwayat hipertensi, MCI, kesemutan pada ekstremiitas, ulkus pada kaki, penyembuhan
yang lama.
Tanda
Takikardia, hipertensi
Nadi yang menurun / tidak ada
Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung.
d. Eliminasi
Gejala
Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, nyeri tekan abdomen.
Diare.
Tanda
Urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria/anuria jika terjadi
hipovolemia berat)
Urine berkabut, bau busuk (infeksi)
Abdomen keras, adanya asites
Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
e.
Makanan/cairan
Gejala
f.
Gejala
Pernapasan
:
Tanda
Lapar udara
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (infeksi)
Frekuensi pernapasan
3.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien diabetes melitus meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda
vital dan head to toe.
4.
Pemeriksaan diagnostik
a.
Elektrolit
1) Natrium : mungkin normal, meningkat atau menurun
2) Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akan menurun.
3) Fosfor : lebih sering menurun
f.
Gemoglobin glukolisat
Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang
selama 4 bulan terakhir dan karenanya sangat bermanfaat dan membedakan DKA dengan kontrol
tidak dekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden (misalnya ISK baru).
Ureum/kreatinin
Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi ginjal)
j.
Amilase darah
Mungkin meningkat yang mengindikjasikan adanya pankreatitis akut sebagai penyebab DKA.
k. Insulin darah
Mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada tipe I) atau normal sampai tinggi (tipe II) yang
mengindikasikan insufisiensi insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen).
Resistensi insulin dpt berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi (autoantibodi).
l.
Urine
Gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pernapasan dan infeksi pada luka
(Doengoes, 1999).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik (dari hiperglikemia
Tujuan : Kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
a. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ostostatik.
R : Hipovolemia dapat dimanifestasikan ikeh hipotensi dan takikardia. Perkiraan berat ringannya
hipovolemia dapat dibuat ketika tekanan darah sistolik pasien turun lebih dari 10 mmHg dari
posisi berbaring ke posisi duduk.
b. Pola nafas seperti adanya pernapasan kussmaul atau pernapasan yang berbau keton.
R : Paru-paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernapasan yang menghasilkan kompensasi
alkalosis respiratorius terhadap keadaan ketoasidosis. Pernapasan yang berbau aseton
berhubungan dengan pemecahan asam aseto-asetat dan harus berkurang bila ketosis harus
terkoreksi.
c. Frekuensi dan kualitas pernapasan, penggunaan alat bantu nafas dan adanya periode apnea dan
munculnya sianosis.
R : Koreksi hiperglikemia akan menyebabkan pola dan frekuensi pernapasan mendekati normal.
Tetapi peningkatan kerja pernapasan ; pernapasan dangkal, pernapasan cepat dan munculnya
sianosismungkin merupakan indikasi dari kelelahan pernapasan dan/atau mungkin pasien itu
kehilangan kemampuannya untuk melakukan kompensasi pada asidosis
d. Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine.
R : Meskipun demam, menggigil dan diaforesis merupakan hal umum terjadi pada proses infeksi,
demam dengan kulit yang kemerahan, kering mungkin sebagai cermin dari dehidrasi.
e. Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat
ditoleransi jantung jika pemasukan cairan melalui oral sudah dapat diberikan.
R : Mempertahankan hidrasi/volime sirkulasi.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi
lekosit/perubahan sirkulasi.
Data : Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi
Intervensi
a. Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan. Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang
biasanya telah mencetuskan keadaan ketuasidosis atau infeksi nasokomial.
b. Tingkatkan upaya pencegahan dengan mencuci tangan bagi semua orang yang berhubungan
dengan pasien, meskipun pasien itu sendiri. Mencegah timbulnya infeksi nasokomial.
c. Pertahankan teknik aseptik prosedur invasif. Kadar glukosa tinggi akan menjadi media terbaik
bagi pertumbuhan kuman.
d. Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sugguh, massage daerah yang tertekan.
Jaga kulit tetap kering, linen tetap kering dan kencang. Sirkulasi perifer bisa terganggu yang
menempatkan pasien pada peningkatan resiko terjadinya iritasi kulit dan infeksi.
e.Bantu pasien melakukan oral higiene. Menurunkan resiko terjadinya penyakit mulut.
f. Anjurkan untuk makan dan minum adekuat. Menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi.
g.Kolaborasi tentang pemberian antibiotik yang sesuai penanganan awal dapat membantu
mencegah timbulnya sepsis.
Defisiensi Insulin
Produksi
insulin
Glikoneogonesis
Katabolisme
protei
Glukagon
Lemah
BUN
Hiperglikemi 60 >140mmHg
As.amino
hiperosmolalitas
Ketogenesis
As.laktat
Glukosuri
koma
Glukoneogenesis
osmotic
kalori keluar
Mual, muntah
Diuretic
kelaparan
Gangguan nutrisi <
Poliuria
rasa lapar
Dehidrasi
polifagia
Respon perd. Darah
lambat
kelelahan
< pengetahuan
nutrisi
Resiko infeksi
syok
> dr kbuth
: Ny. M.R
Umur
: 49 th
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Paal IV
Agama
: Kr. Protestsn
Suku / Kebangsaan
: Manado/Indonesia
Pendidikan
: SMP
Stasus
: Menikah
Pekerjaan
: IRT
Tanggal MRS
: 17 Juni 2013
Tanggal pengkajian
: 18 Juni 2013
: 37.16.58
Diagnosa medis
: DM Tipe II
Penanggung Jawab
Nama
: Tn. J.K
perubahan
Umur
: 48 th
Pekerjaan
: Sopir
Hubungan
: Suami
2. Genogram
Ket.
:Laki-Laki
:Perempuan
: Pasien
: menderita penyakit
yang sama
____ : Hubungan
3. Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan utama
Nyeri ulu hati
Riwayat Keluarga
Ayah pasien menderita penyakit yang sama
f.
Kondisi
Sebelum MRS
Saat dikaji
Baik
Menu makan/minum
Frekuensi
3x/hari /2000-2500/hari
Porsi makan/minum
Dihabiskan
Tidak dihabiskan
Keluhan
(-)
Anoreksia
Kondisi
Sebelum MRS
Saat dikaji
3) Pola eliminasi
BAB
BAK
BAB
BAK
Frekuensi
2x/hari
4-5x/hari
(-)
6-8x/hari
Konsistensi
Lembek
(-)
Keras
(-)
Warna
Kuning
kecok
Kuning
(-)
Kuning
Bau
Khas
Khas
(-)
Khas
(-)
(-)
konstipasi
Banyak
kencing
Keluhan
Kondisi
Sebelum MRS
0
Mandi
Saat dikaji
4
Berpakaian
Mobilisasi
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Ket. 0 = mandiri, 1 = dibantu sebagian, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain dan alat, 4 =
Tidak mampu
5) Pola kognitif perceptual
Status mental
Bicara
: Sadar
: Normal
: Baik
: Normal
Kondisi
Sebelum MRS
Saat dikaji
Frekuensi
2x/hari
1x/hari
Tidur siang
1-2 jam/hari
Tidur malam
7-8 jam/hari
5-6/hari
Keluhan
(-)
Insomnia
Pasien menggunakan pola koping yang adaptif yaitu pasien berdoa kepada Tuhan untuk
kesembuhannya.
9) Pola peran-hubungan
Pasien memiliki peran sebagai ibu & istri di rumah, hubungan antar keluarga dan masyarakat baik
10) Pola seksual-reproduksi
Pasien terakhir menstruasi bulan lalu
11) Pola nilai dan kepercayaan
Pasien beragama Kr. Protestan, dia selalu berdoa kepada Tuhan Y.M.E
4. Pemeriksaan Fisik
a. KU
: Lemah
: TD :110/80 mmHg
N : 88x/mnt
R
S
: 20x/mnt
: 37,5C
b. Sistem Integumen
Pucat (-), kulit kering, turgor lambat
c. Kepala
Warna rambut hitam, penyebaran merata, rambut oval & kering
d. Mata
Penglihatan normal, konjungtiva anenis (+), sklera interik (-)
e. Telinga
Secret (+), pendengaran baik
f. Hidung
Secret (+), penciuman baik
g. Mulut & Faring
Keadaan mulut baik, bau mulut (-), bibir kering
h. Ekstremitas Atas
Ekstremitas Bawah
: Normal
i. Abdomen
Benjolan (-), pembesaran hepar (-)
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Terapi obat-obatan
Ranitidin 2 x 1 amp IV
Parameter
Hasil
Satuan
/mm^3
Nilai Rujukan
Hematologi
1.
Leukosit
16.400
4000-10.000
2.
Eritrosit
5,06
10^6/mm^3
3.
Hemoglobin
14,1
g/dL
12,0-16,0
4.
Hematokrit
41,0
37,0-47,0
5.
Trombosit
348
10^3/mm^3
4,25-5,40
150-450
Kimia klinik
6.
GDS
164
mg/dL
70-125
7.
Natrium Darah
135
meg/dL
135-152
8.
Kalium Darah
3,4
meg/dL
3,5-4,5
9.
Chlorida Darah
104
meg/dL
98-109
Satuan
Nilai Rujukan
Parasitologi
10.
c.
Malaria
(-)
Hasil
10-12
/1 pk
0-1
Silinder
/1pk
Eritrosit
4-6
/lpb
Leukosit
10-15
/1pb
Berat jenis
1,010
0-1
1-5
1,010-1030
pH
5-8
Leukosit
+++
Nitirt
Protein
Glukosa
++
normal
Keton
Urobilinogen
normal
0,1-1
Bilirubin
normal
Darah/Eri
ANALISA DATA
N
o
Data
1.
DS : Pasien mengatakan
tidak ada nafsu makan
karena nyeri pada ulu
hati
Etiologi
Problem
Resistensi Insulin
Pankreas terganggu
Defisiensi insulin
Glikoneogonesis
Lemah
Ketogenesis
Mual, muntah
Tdk ada nafsu makan
Gangguan nutrisi < dari kebutuhan
tubuh
2.
DS : Pasien mengatakan
pasien sering BAK
DO : Pasien tampak lemah
Pola Eliminasi
Frekuensi : 6-8x/hari
Warna : Kuning
Bau : Khas
TTV
TD : 110/80mmHg
N : 88x/mnt
Glukagon
Hiperglikemi
Kekurangan volume
cairan
R : 20x/mnt
S : 37,5C
Diuretic osmotic
Poliuria
Dehidrasi
No
1.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh b/d anoreksia
DS : Pasien mengatakan
tidak ada nafsu makan
karena nyeri pada ulu
hati
DO : Tampak meringis dan
gelisah
Pola Nutrisi
Selera makan : Tdk baik
Frekuensi : 5x/hari
Menu makan : Bubur
Porsi makan : Tdk
dihabiskan
Tujuan
Kebutuhan
nutrisi pasien
terpenuhi
KH :
Pasien dapat
mencerna
jumlah kalori
Intervensi
Implementasi
1. Kaji pola nutrisi pasien Tgl. 18 Juni 2013
dan perubahan yang
Jam : 11.30
terjadi
1. Mengkaji pola nutrisi
R : mengetahui pola
pasien
nutrisi klien serta intake - selera makan : Tidak
makanan
baik
2. Timbang berat badan
Frekuensi : 5x/hari
R : Mengidentifikasi
Menu makan : Bubur
intake makanan
Porsi : Tdk dihabiskan
3. Kaji tingkat nyeri,
2. Menimbang BB
mual-muntah
-65 Kg
R : mengidentifikasi 3. Mengkaji tingkat nyeri
penyebab anoreksia
abdomen, mual-muntah
4. Berikan makanan porsi -nyeri (+)
kecil tapi sering
Nyeri 3
R : porsi lebih kecil
Mual-muntah (+)
meningkatkan masukan Jam : 14.00
mkakanan
4. Memberikan makanan
5. Kolaborasi dengan
porsi kecil tapi sering
dokter dalam pemberian -Pasien makan 5x/hari.
diet dan pola makan
Pada jam 7 dan 10 pagi,
pasien (1500 kalori
jam 12 siang dan jam 4
setiap kali makan)
sore, dan jam 7 malam.
R : mengurangi faktor 5. Berkolaborasi dengan
S:P
men
ada
dan
dira
O:
lem
A:M
tera
P:L
Inte
penyebab hiperglikemia
2.
Kekurangan volume
cairan tubuh b/d
diuresis osmotic
DS : Pasien mengatakan
pasien sering BAK
DO : Pasien tampak lemah
Pola Eliminasi
Frekuensi : 6-8x/mnt
Warna : Kuning
Bau : Khas
TTV
TD : 110/80mmHg
N : 88x/mnt
R : 20x/mnt
S : 37,5C
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tanggal
Rabu / 19 Juni
2013
Dx
Implementasi
Evaluasi
S : Pasien mengatakan tdk ada
nafsu makan tapi nyeri sudah
berkurang
O : Pasien tampak lemah
A : Masalah belum teratasi
S:P
men
serin
O:
lem
A:M
tera
P:L
Inte
muntah
P : Lanjutkan Intervensi
- nyeri berkurang (2)
1, 2, 3, 4, 5
mual (+), muntah (-)
4. Memberikan makanan porsi kecil tapi
sering
-Pasien makan 5x/hari. Pada jam 7 dan
10 pagi, jam 12 siang dan jam 4 sore,
dan jam 7 malam.
5. Berkolaborasi dengan dokter dlm
pemberian diet dan pola makan pasien
-1500 kalori setiap kali makan
Kamis/ 20 Juni
2013
2 1. Memantau TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/mnt
R : 20x/mnt
S : 36,8C
2. Memantau masukan dan keluaran urine
Cairan masuk : 1000-1500ml/hari
BAK : 6-8x/hari
3. Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat
- obat metformin 3x1 tab
O : Tampak lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1, 2, 3,
No
1.
Diagnosa Keperawatan
2.
Tujuan
Intervensi
Implementasi
Kebutuhan
1. Kaji pola nutrisi pasien dan Tgl. 18 Juni 2013
nutrisi pasien
perubahan yang terjadi
Jam : 11.30
terpenuhi
R : mengetahui pola nutrisi 1. Mengkaji pola nutrisi
KH :
klien serta intake makanan
pasien
Pasien dapat
2. Timbang berat badan
- selera makan : Tidak
mencerna jumlah R : Mengidentifikasi intake baik
kalori
makanan
Frekuensi : 5x/hari
3. Kaji tingkat nyeri, mualMenu makan : Bubur
muntah
Porsi : Tdk dihabiskan
R : mengidentifikasi
2. Menimbang BB
penyebab anoreksia
-65 Kg
4. Berikan makanan porsi
3. Mengkaji tingkat nyeri
kecil tapi sering
abdomen, mualR : porsi lebih kecil
muntah
meningkatkan masukan
-nyeri (+)
mkakanan
Nyeri 3
5. Kolaborasi dengan dokter
Mual-muntah (+)
dalam pemberian diet dan Jam : 14.00
pola makan pasien (1500 4. Memberikan makanan
kalori setiap kali makan)
porsi kecil tapi sering
R : mengurangi faktor
-Pasien makan 5x/hari.
penyebab hiperglikemia
Pada jam 7 dan 10
pagi, jam 12 siang dan
jam 4 sore, dan jam 7
malam.
5. Berkolaborasi dengan
dokter dlm pemberian
diet dan pola makan
pasien
-1500 kalori setiap kali
makan
S:P
meng
nafsu
nyer
S:P
meng
serin
O:P
lema
A:M
terat
P:L
Inter
sering BAK
DO : Pasien tampak lemah
Pola Eliminasi
Frekuensi : 6-8x/mnt
Warna : Kuning
Bau : Khas
TTV
TD : 110/80mmHg
N : 88x/mnt
R : 20x/mnt
S : 37,5C
O:P
lema
A:M
terat
P:L
Inter