Anda di halaman 1dari 10

[Jurnal Florence] Vol. VII No.

1 Januari 2014

[Type text] [Type text] [Type text]


PEREMPUAN LEBIH RENTAN TERSERANG PENYAKIT KARDIOVASKULAR

Cholik Harun Rosjidi1, Laily Isroin2


1, 2
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo

ABSTRAK
Terdapat kesalahan persepsi diantara perempuan yang masih berlangsung sampai sekarang,
dimana penyakit kardiovaskular terutama penyakit jantung koroner dan stroke hanya merupakan
masalah utama yang menyerang laki-laki. Data akhir-akhir ini menunjukkan penyakit
kardiovaskular berpengaruh sama antara laki-laki dan perempuan. Kebanyakan penduduk
perempuan masih percaya bahwa kanker lebih berisiko daripada penyakit jantung koroner dan
stroke pada perempuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran perbedaan
faktor resiko penyakit jantung koroner dan stroke pada penduduk perempuan dan laki-laki, dan
untuk menganalisis apakah penduduk perempuan lebih rentan terserang penyakit jantung
koroner dan stroke di Ponorogo. Penelitian dilakukan di Kabupaten Ponorogo, dengan populasi
terjangkau semua pasien dengan diagnosa penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke di rumah
sakit umum daerah Ponorogo. Sampel representatif sejumlah 100 responden diambil secara
Purposive, Studi analitik Cross sectional dilakukan untuk mengukur perbedaan faktor resiko
penyakit jantung koroner dan stroke pada perempuan dan laki-laki. Faktor resiko yang diukur
adalah hipertensi, diabetes, konsumsi rokok, aktivitas fisik, pola diet, dan obesitas. Instrumen
pada penelitian ini berasal dari WHO STEPS. Untuk menganalisis perbedaan resiko terhadap
PJK dan stroke antara perempuan dan laki-laki digunakan analisis bivariat dengan t-test,
dengan =0,05. Hasil penelitian menggambarkan rata-rata jumlah faktor resiko penyakit
kardiovaskular pada responden perempuan adalah 5,0, dengan SD= 1,9. Jumlah faktor resiko
maksimal 9 dan minimal 0. Rata-rata jumlah faktor resiko penyakit kardiovaskular pada
responden laki-laki 6,2, dengan SD=1,8, nilai maks=10 dan min=3. Hasil uji t-test menunjukkan
nilai p=0,002. Hal ini membuktikan ada perbedaan signifikan jumlah faktor resiko penyakit
kardiovaskular antara laki-laki dan perempuan. Perempuan lebih rentan terserang penyakit
kardiovaskular dibanding laki-laki. Promosi kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan pada
perempuan harus ditingkatkan.

Kata Kunci: Perempuan, Kerentanan, Penyakit Jantung, Stroke

PENDAHULUAN adalah penyakit jantung koroner, stroke,


Penyakit kardiovaskular adalah penyakit diabetes (DM), kanker dan penyakit paru.
yang berhubungan dengan pola perilaku Persepsi sampai saat ini penyakit jantung
modern sehingga penyakit ini tidak hanya adalah tipikal penyakit laki-laki, namun
menyerang Negara-negara maju saja tetapi data-data menunjukkan telah terjadi
sudah menjadi ancaman bagi Negara yang pergeseran angka kejadian penyakit jantung
sedang menuju kearah modernisasi. World antara laki-laki dan perempuan. Angka
Health Organization (WHO) (2002) kejadian penyakit jantung dan stroke akhir-
melaporkan Noncomunicable Disease akhir ini menunjukkan tidak terdapat
(NCDs) atau penyakit non infeksi perbedaan antara laki-laki dan perempuan
menyumbang 60 persen mortalitas dan 47 dimana terdapat kecenderungan perempuan
persen beban penyakit di dunia dan akan meningkat angka kejadiannya. Kematian
terus meningkat dengan prediksi pada tahun akibat stroke lebih besar perempuan
2020 kematian akibat NCDs adalah 73 daripada laki-laki, perempuan mempunyai
persen dan merupakan 60 persen beban daya hidup lebih rendah daripada laki-laki
penyakit di dunia. Penyakit noninfeksi dan perempuan mempunyai kemungkinan
utama yang menduduki proporsi tertinggi lebih besar mengalami serangan ulang (The
2000 victoria declaration, 2000). Sejak

Page 1
[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

[Type text] [Type text] [Type text]


tahun 2004 kejadian penyakit tentang pencegahan penyakit jantung dan
kardiovaskular di USA, proporsi jenis stroke di kabupaten Ponorogo. Luaran
kelamin perempuan melebihi laki-laki lainnya adalah untuk mendapatkan bukti
dengan proporsi 52,9% (AHA,2007). Data- ilmiah tentang perbedaan resiko penyakit
data menunjukkan rentannya perempuan PJK dan Stroke antara perempuan dan laki-
terserang penyakit kardiovaskular seperti laki. Berdasarkan rumusan masalah di atas
laporan dari CHS bahwa 23% perempuan dapat dibuat tujuan penelitian sebagai
umur 40 tahun atau lebih meninggal akibat berikut, Untuk mengetahui kerentanan
terserang penyakit jantung koroner, perempuan terserang penyakit
dibanding 18% pada laki-laki. Risiko kardiovaskular di Kabupaten Ponorogo.,
kematian akibat serangan stroke lebih tinggi Menganalisis perbedaan prevalensi faktor
perempuan daripada laki-laki, 16% risiko penyakit jantung koroner dan stroke
perempuan berisiko meninggal saat (hipertensi, DM, rokok, alkohol, diet,
serangan stroke dibanding laki-laki yang obesitas, aktivitas fisik, dan kolesterol
hanya sebesar 8% (Mosca, L. et al, 1997). tinggi) pada penduduk perempuan dan
laki-lakI, Menganalisis faktor resiko
Terdapat kesalahan persepsi diantara dominan yang mempengaruhi penyakit
perempuan yang masih berlangsung Stroke dan PJK pada penduduk perempuan
sampai sekarang, dimana penyakit dan laki-laki, dan Menganalisis perbedaan
kardiovaskular hanya merupakan masalah jumlah faktor risiko yang berpengaruh
utama yang menyerang laki-laki usia terhadap serangan penyakit Stroke dan
pertengahan. Pada kenyataannya penyakit Penyakit Jantung Koroner antara
kardiovaskular berpengaruh sama antara perempuan dan laki-laki?
laki-laki dan perempuan. Kebanyakan
masih percaya bahwa kanker lebih berisiko METODE PENELITIAN
daripada penyakit kardiovaskular (WHO, Penelitian ini merupakan penelitian
2007). epidemiologik analitik observasional cross
sectional yang mengkaji hubungan antara
Faktor risiko mayor serangan penyakit risiko penyakit kardiovaskular dengan jenis
jantung koroner pada perempuan adalah kelamin secara serentak pada satu waktu.
konsumsi rokok, hipertensi, lemak darah, Lokasi Penelitian dilaksanakan di RSUD
diabetes, obesitas, inaktivitas fisik dan diet Kabupaten Ponorogo dan RSU Aisyiyah
yang salah (Mosca, L., 1997). Data-data Ponorogo. Alasan pemilihan lokasi adalah
hasil penelitian menunjukkan secara jelas representasi sampel karena RSUD
dan kuat rokok, hipertensi dan kolesterol merupakan RS pemerintah Tipe B dan RSU
yang tinggi menyebabkan 2/3 serangan Aisyiyah merupakan rumah sakit swasta
jantung dan stroke (WHO,2005). Saat ini terbesar di Ponorogo sehingga variabel
diduga konsumsi rokok, konsumsi alkohol, yang diteliti tersedia secara lengkap..
obesitas, hipertensi, diabetes dan kelas
sosial menyebabkan setengah variasi Populasi penelitian ini adalah seluruh
serangan stroke pada laki-laki dan 2/3 pada perempuan dan laki-laki di Kabupaten
perempuan. Ponorogo yang menderita Penyakit jantung
dan stroke . Subjek dalam penelitian ini
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis adalah perempuan dan laki-laki menderita
apakah perempuan lebih rentan terkena penyakit jantung koroner atau Stroke yang
serangan penyakit jantung dan stroker masuk rumah sakit di RSUD Kabupaten
dibanding laki-laki. Penelitian ini penting Ponorogo dan RSU Aisyiyah Ponorogo.
dilakukan untuk menjelaskan pola serangan Besar sampel pada penelitian ini adalah
penyakit kardiovaskular berdasarkan jenis 100. Besar sampel ditentukan berdasarkan
kelamin. Luaran hasil penelitian dapat rumus beda dua proporsi dimana dari hasil
digunakan sebagai dasar untuk penelitian pendahuluan didapatkan proporsi
memfokuskan sasaran promosi kesehatan penyakit kardiovaskular pada perempuan

Page 2
[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

[Type text] [Type text] [Type text]


sebesar 45% dengan = 0,05 dan presisi variabel terikat atau variabel terikat dengan
15% maka didapatkan besar sampel 85 dan variabel pengganggu. Uji statistik yang
dibulatkan menjadi 100. Sampel dipilih digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
secara purposive. Kreteria inklusi yaitu 1) pengaruh antara 2 variabel adalah Chi
bersedia untuk diteliti, 2) umur antara 20- Square (2). Tabel 2x2 digunakan untuk
74, 3) Hasil Laboratorium untuk keperluan menghitung Ratio Prevalens dengan
penelitian tersedia. Kriteria eksklusi 1) confidence interval (CI) 95%. Analisis
tidak bisa baca tulis 2) dalam kondisi gawat menggunakan program software SPSS versi
atau akut. 16. Perbedaan jumlah faktor resiko
dianalisis dengan uji t.
Variabel-variabel yang diteliti meliputi
variabel bebas dan variabel terikat. HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel bebas adalah jenis kelamin yang Hasil
terdiri perempuan dan laki-laki. Variabel Proses pengumpulan Data dimulai pada
terikat adalah faktor risiko penyakit bulan Oktober sampai bulan November
kardiovaskular yang terdiri Hipertensi, 2013. Besar sampel 100 responden, namun
diabetes, kolesterol, rokok, diet dan yang sampai bulan Oktober Peneliti baru
obesitas Definisi operasional dari masing- mencapai 74 responden. Karakteristik Data
masing variabel dijelaskan pada tabel di hasil penelitian dianalisis secara univariat.
bawah. Karakteristik Data dianalisis berdasarkan
jenis kelamin. Uji bivariate t-test untuk
Penelitian ini menggunakan sumber data menganalisis kerentanan perempuan
primer dan sekunder yang diambil dari terhadap penyakit kardiovaskular
catatan medis pasien. Instrumen penelitian berdasarkan perbedaan jumlah variable
menggunakan kuesioner modifikasi dari faktor resiko antara laki-laki dan
Steps Intruments for NCD Risk Faktors, perempuan.
WHO. Pengumpulan data dengan a. Karakteristik Demografi Responden dan
menggunakan kuesioner, yang disusun faktor resiko penyakit Kardiovaskular
secara terstruktur. Responden diminta berdasarkan Jenis Kelamin.
menjawab pertanyaan tentang konsumsi
Tabel 1. Karakteristik Demografi dan faktor resiko penyakit
rokok, alkohol, dan diet, pekerjaan dan Kardiovaskular berdasarkan Jenis Kelamin
penghasilan sedangkan data demografi Total
Variabel Jenis Kelamin
yang lain seperti jenis kelamin, umur,
pendidikan diambil dari status responden. Laki Perempuan
N (%) N (%)
Data tentang berat badan, tinggi badan,
Pendidikan
tekanan darah dan lingkar pinggang akan Dasar 32 72,7 51 91,1 83
dilakukan pengukuran.Variabel lain seperti Menengah 12 27,3 5 8,9 17
nilai gula darah dan lemak darah dilihat dari Pekerjaan
hasil pemeriksaan laboratorium dan hasil Tidak bekerja 1 2,3 6 10,7 7
Swasta 5 11,4 2 3,6 7
diagnosis dokter. Wiraswasta 3 6,8 2 3,6 5
Tani 32 72,7 24 42.9 56
IRT 0 0 22 39,3 22
Analisis univariat digunakan untuk PNS 3 6,8 0 0 3
Gaji
menganalisis secara deskriptif karakteristik <=500rb 13 29,5 9 16,1 22
masing-masing variabel dengan distribusi >500rb 31 70,5 47 83,9 78
Umur
frekuensi yang akan ditampilkan dalam <50 tahun 10 22,7 7 12,5 17
bentuk narasi dan tabel. Gambaran >=50 tahun 34 77,3 49 87,5 83

karakteristik subjek penelitian yang


dihasilkan meliputi usia, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan status ekonomi . Karakteristik demografi responden terdiri
Analisis bivariat dilakukan untuk atas pekerjaan, pendidikan, pendapatan, dan
mengetahui hubungan 2 variabel pada umur. Terdapat perbedaan responden
kedua kelompok antara variabel bebas dan berdasarkan tingkat pendidikan. Proporsi

Page 3
[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

[Type text] [Type text] [Type text]


pendidikan rendah lebih banyak perempuan laki maupun perempuan sebagian besar
dibanding laki-laki (91,1% dan 88,6%). tidak mengkonsumsi alcohol. Ada
Pekerjaan sebagai petani merupakan perbedaan signifikan aktivitas fisik
pekerjaan dengan proporsi terbesar baik responden (p=0,01). Responden perempuan
pada perempuan maupun laki-laki (72,7%; lebih banyak tidak melakukan aktivitas fisik
42,9). Tidak terdapat perbedaan responden kategori sedang atau berat (35,7%),
berdasarkan pendapatan. Responden laki- sebaliknya responden laki-laki banyak
laki dan perempuan sebagain besar melakukan aktivitas fisik kategori sedang
berpendapatan kurang dari Rp. 500.000,-. atau berat (86,4%).
Tidak terdapat perbedaan umur antara
responden laki-laki dan perempuan, Tidak terdapat perbedaan secara signifikan
meskipun proporsi Responden perempuan pola diet sayur dan buah antara responden
dengan usia lebih dari 50 tahun lebih tinggi laki-laki dan perempuan. Pola diet buah
dibanding laki-laki (87,5%;77,3%). kategori sehat sebagian besar dilakukan
oleh perempuan (58,9%), sedangkan pada
b. Perbedaan Prevalensi Faktor Resiko laki-laki masih terdapat 59,1% pola diet
Penyakit Kardiovaskular antara laki-laki buah kategori tidak sehat. Pola diet sayur
dan perempuan kedua kelompok sebagian besar sehat, hal
Variabel Jenis Kelamin Tot P ini terlihat dari 88,6% laki-laki dengan pola
diet sayur sehat dan 87,5% perempuan pola
Laki Perempuan
N (%) N (%) diet sayur sehat.
Merokok
Tidak
Ya
11
33
25
75
51
5
91,1
8,9
62
38
0,000 Laki-laki cenderung mengalami obesitas
Konsumsi alcohol disbanding perempuan (p=0,01). Obesitas
Tidak 42 95,5 56 100 98 0,10
Ya 2 4,5 0 0,0 2 dialami oleh 22 responden laki-laki (50%).
Diet Buah
Sehat 18 40,9 33 58,9 51 0,07 Berbeda dengan laki-laki, responden
Tidak sehat 26 59,1 23 41,1 49
Diet Sayur
perempuan 25% mengalami obesitas.
Sehat
Tidak sehat
39
5
88,6
11,4
49
7
87,5
12,5
88
12
0,86 Responden laki-laki beresiko secara
Aktivitas Fisik
Sehat 38 86,4 36 64,3 74 0,01
signifikan mengalami hipertensi dibanding
Tidak sehat 6 13,6 20 35,7 26 perempuan. Proporsi responden laki-laki
Obesitas
Tidak 22 50 42 75 64 0,01 yang mengalami hipertensi sebesar 88,6%,
Ya 22 50 14 25 36
Hiperetensi berbeda pada responden perempuan sebesar
Tidak 5 11,4 16 28,6 21 0,04
Ya 39 88,6 40 71,4 79
71,45%. Responden laki-laki cenderung
Diabetes Millitus
Tidak 20 45,5 32 57,1 52 0,25
mengalami DM dibanding responden
Ya
LDL Tinggi
24 54,5 24 42,9 48 perempuan. Angka kejadian DM pada laki-
Tidak 28 63,6 33 58,9 61 0,6 laki sebesar 54,5%, sedangkan pada
Ya 16 36,4 23 41,1 39
HDL rendah perempuan sebesar 42,9%, namun
Tidak 19 43,2 31 55,4 50 0,23
Ya 25 56,8 25 44,6 50 berbedaan ini tidak bermakna (p=0,25)
Chols total tinggi
Tidak 17 38,6 25 44,6 42 0,55
Ya
Trigliserida tinggi
27 61,4 31 55,4 58 Variabel lemak darah meliputi LDL, HDL,
Tidak
Ya
29
15
65,9
34,1
36
20
64,3
35,7
65
35
0,8 Cholesterol, dan TG. Terdapat perbedaan
nilai LDL tinggi antara responden
Angka kejadian faktor resiko penyakit perempuan dan laki-laki. Proporsi LDL
kardiovaskular pada aspek perilaku terdiri Tinggi pada Responden perempuan lebih
atas konsumsi rokok, konsumsi alcohol, tinggi dibanding laki-laki (41,1%;36,4%),
dan aktivitas fisik. Terdapat perbedaan demikian juga nilai TG, responden
secara signifikan perilaku merokok antara perempuan lebih tinggi proporsinya
laki-laki dan perempuan (p=0,000). dibanding laki-laki. Namun nilai total
Responden laki-laki sebagain besar Cholesterol tinggi dan HDL rendah
merokok (75%), sedangkan responden responden laki-laki cenderung lebih tinggi
perempuan sebagian besar tidak merokok dibanding responden perempuan. Meskipun
(91,1%). Kedua kelompok responden laki- secara statistic tidak bermakna (p=0,22)

Page 4
[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

[Type text] [Type text] [Type text]


c. Kerentanan Perempuan terhadap Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
serangan penyakit Kardiovaskular perempuan lebih rentan terserang penyakit
Kerentanan perempuan terhadap serangan kardiovaskular di banding responden laki-
penyakit Kardiovaskular dianalisis laki. Hasil ini berbeda dengan penelitian
berdasarkan jumlah faktor resiko yang ada oleh KUsmana (2006) dimana serangan
pada responden. Uji yang digunakan adalah jantung lebih banyak menyerang laki-laki
T-Test. Syarat utama uji T-Test adalah data daripada perempuan dengan resiko 7 kali.
harus berdistribusi normal. Hasil analisis Faktor resiko utama yang dapat
Kolmogorov-Smirnov data jumlah faktor dimodifikasi pada perempuan adalah
resiko penyakit Kardiovaskular pada kedua hipertensi dan nilai Cholesterol yang tinggi.
kelompok menunjukkan distribusi normal Dua resiko utama pada laki-laki adalah
(p=0,775 dan p=0,467). Jumlah faktor hipertensi dan rokok.
resiko antara perempuan dan laki-laki di
gambarkan sebagaimana table 2 di bawah. Perbedaan prevalensi merokok
Tabel 2. Faktor resiko penyakit kardiovaskular pada responden
Merokok merupakan faktor risiko mayor
perempuan dan laki-laki. untuk terjadinya penyakit jantung, termasuk
Jumlah Faktor Standart
resiko N Rata- Deviasi t Df p
serangan jantung dan stroke, dan juga
rata memiliki hubungan kuat untuk terjadinya
Laki-laki 44 6,22 1,8 3,26 98 0,002
Perempuan 56 5,0 1,9 PJK sehingga dengan berhenti merokok
Total 100 akan mengurangi risiko terjadinya serangan
*Sig pada p < 0,05
jantung. Rokok menjadi permasalahan di
seluruh dunia termasuk Indonesia
Terdapat perbedaan yang bermakna jumlah
prevalensi rokok dari berbagai penelitian
faktor resiko penyakit kardiovaskular antara
menempati peringkat pertama di seluruh
laki-laki dan perempuan. Hasil uji t
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan
menunjukkan nilai signifikan (p=0,002).
persentase di atas 50% untuk laki-laki
Perempuan lebih rentan terserang penyakit
dengan risiko 2-4 kali lebih tinggi daripada
kardiovaskular dibanding laki-laki. Rata-
bukan perokok (Kusmana, 2006). Penelitian
rata jumlah faktor resiko penyakit
oleh Wald (1981) membuktikan bahwa
kardiovaskular pada laki-laki sebanyak
perokok sigaret mempunyai kadar
6,22, dan perempuan sebanyak 5,0.
karboksihemoglobin (COHb) yang jauh
lebih tinggi. Merokok sigaret tinggi nikotin,
Pembahasan
rendah nikotin atau tanpa nikotin,
Perbedaan jumlah faktor resiko penyakit
menyebabkan kadar COHb ini meningkat.
kardiovaskular antara laki-laki dan
Hal ini disebabkan proses pembakaran tidak
perempuan.
sempurna bahan organik dalam sigaret
Berdasarkan jumlah faktor resiko penyakit
meningkatkan Carbonmonoksida (CO).
kardiovaskular antara laki-laki dan
Moris dkk, (2003) meneliti faktor risiko
perempuan menunjukkan rata-rata jumlah
penyakit jantung dan stroke di Britain
faktor resiko penyakit kardiovaskular pada
secara prospektif didapat hasil insiden
responden laki-laki sebanyak 6,22,
penyakit PJK mempunyai korelasi kuat
sedangkan pada perempuan sebanyak 5,0.
merokok, korelasi sedang peningkatan
Hal ini menunjukkan responden perempuan
tekanan darah dan kondisi kelas sosial.
lebih rentan terserang penyakit
kardiovaskular di banding laki-laki. Rata-
Bank Dunia memperkirakan konsumsi
rata jumlah faktor resiko penyakit
rokok Negara Indonesia 6% dari seluruh
kardiovaskular pada responden perempuan
konsumsi dunia. Hasil Susenas tahun 2001
lebih sedikit dibanding responden laki-laki.
memberikan gambaran bahwa 27%
Terdapat perbedaan yang bermakna rata-
penduduk usia lebih dari 10 tahun
rata jumlah faktor resiko penyakit
menyatakan merokok dalam satu bulan
kardiovaskular pada perempuan dan laki-
terakhir, 54,5% penduduk laki-laki
laki dengan nilai p=0,004.
merupakan perokok dan 1,2% perempuan

Page 5
[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

[Type text] [Type text] [Type text]


sebagai perokok. Yang lebih dalam sirkulasi, namun tidak semua
mengkhawatirkan 92% dari perokok literature mendukung konsep ini.
menjelaskan kebiasaan merokok di dalam
rumah ketika bersama anggota keluarga Beberapa penelitian menemukan hubungan
lainnya (Depkes, 2006). Secara nasional, nyata positif antara konsumsi minuman
rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap beralkohol dan kejadian obesitas sentral.
tiap hari oleh lebih dari separuh (52,3%) Seperti penelitian oleh Erem et all (2004)
perokok adalah 1-10 batang dan sekitar 20 yang mendapatkan hasil obesitas
persen sebanyak 11-20 batang per hari. berhubungan dengan konsumsi alcohol.
Pemeriksaan yang dilakukan pada usia Terdapatnya hubungan antara konsumsi
dewasa muda dibawah usia 34 tahun, dapat minuman beralkohol dan kejadian obesitas
diketahui terjadinya atherosklerosis pada sentral dihubungkan dengan kandungan
lapisan pembuluh darah (tunika intima) energi dan pengaruhnya terhadap
sebesar 50 %. Berdasarkan literatur yang metabolisme tubuh.
ada hal tersebut banyak disebabkan karena
kebiasaan merokok dan penggunaan kokain Hasil penelitian ini menunjukkan
serta diabetes mellitus dan dislipidemia rendahnya konsumsi alcohol baik pada laki-
yang dianggap merupakan faktor risiko laki maupun perempuan. Hal ini
dalam perkembangan lebih awal terjadinya menunjukkan masih tingginya nilai
atherosclerosis. keagamaan pada responden. Berdasarkan
hasil penelitian, konsumsi alcohol
Temuan penelitian ini menunjukkan merupakan penyebab terkecil serangan
berdasarkan data perilaku merokok 75% penyakit kardiovaskular.
dilakukan oleh responden laki-laki. Perilaku
merokok merupakan urutan ketiga tertinggi Perbedaan Prevalensi Diet buah dan
faktor resiko penyakit kardiovaskular pada sayur.
laki-laki. Hal ini menunjukkan rokok tetap Hasil penelitian menunjukkan pola diet
menjadi faktor resiko dominan serangan buah tidak sehat responden laki-laki lebih
penyakit kardiovaskular pada penduduk besar sedangkan pada responden
laki-laki setelah hiperetensi dan umur. perempuan sebagian besar pola diet buah
Sementara rokok bukan menjadi kebiasaan sehat. Hal ini menunjukkan konsumsi buah
pada perempuan, rokok hanya dikonsumsi 5 belum menjadi kebiasaan responden
dari 56 perempuan (8,9%). Namun demikian pola diet sayur kategori
sehat sebagian besar responden dilakukan
Pengaruh rokok terhadap penyakit oleh laki-laki dan perempuan. Pola
kardiovaskular merupakan proses yang konsumsi buah dan sayur tidak sehat
kompleks yang diawali pada usia muda. menunjukkan angka lebih rendah dibanding
Pengaruh itu adalah timbulnya angka nasional. Secara nasional konsumsi
aterosklerosis, peningkatan trombogenesis buah dan sayur tidak sehat sebesar 93,6%,
dan vasokonstriksi, peningkatan tekanan hasil penelitian ini menunjukkan diet sayur
darah, dan peningkatan kebutuhan sehat dikonsumsi oleh 88%, sementara diet
kebutuhan oksigen. Peran-peran inilah yang buah ssehat dikonsumsi 51% responden.
saling terkait sehingga menimbulkan
serangan penyakit jantung dan stroke. Serat yang terkandung dalam buah dan
sayur larut dan mengikat asam empedu
Perbedaan prevalensi konsumsi alcohol yang didalamnya terlarut lemak. Serat akan
Meskipun ada satu dasar teori mengenai keluar bersama tinja, dengan demikian
efek protektif alkohol dosis rendah hingga makin banyak konsumsi buah dan sayur
moderat, hal ini masih kontroversial. semakin banyak pula lemak dan kolesterol
Alkohol dalam dosis rendah meningkatkan yang dikeluarkan, dan pada akhirnya,
trombolisis endogen, mengurangi adhesi mampu mengurangi timbunan lemak di
platelet dan meningkatkan kadar HDL tubuh. Selain itu kandungan serat pada buah

Page 6
[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

[Type text] [Type text] [Type text]


dan sayur sangat bermanfaat untuk pengurangan berat badan, hipertensi, lipid
mengurangi konsumsi lemak dan gula darah, toleransi glukosa dan peningkatan
karena perasaan kenyang. Drapeau et al. cara hidup sehat. Individu yang aktif secara
(2004) menyatakan bahwa peningkatan fisik biasanya lebih kurus daripada individu
konsumsi sayuran dan buah dapat yang banyak duduk. Aktivitas fisik kategori
menurunkan berat badan dan lemak sedang dan berat mampu memberikan efek
seseorang. Hasil penelitian sebelumnya perbaikan sistem kardiovaskular, dengan
menunjukkan ada hubungan antara cara membakar cadangan lemak di tubuh.
konsumsi buah dengan obesitas. KOnsumsi Olah raga teratur mampu membakaran
buah tidak sehat cenderung tidak kalori sehingga memacu insulin untuk
mengalami obesitas (Rosjidi, 2012). metabolisme glukosa. Pada penderita
jantung, olah raga sangat bermanfaat karena
Pola diet tidak sehat terdapat pada 12,5% dapat membakar lemak sehingga risiko
responden perempuan dan 11,4% pada penumpukan kolesterol dapat dikontrol.
responden laki-laki. SEmentara diet buah Olahraga juga dikaitkan dengan peran
tidak sehat laki-laki lebih banyak obesitas pada hipertensi. Kurang melakukan
disbanding perempuan. Temuan penelitian olahraga akan meningkatkan kemungkinan
ini menggambarkan pola konsumsi sayur timbulnya obesitas dan jika asupan garam
kategori sehat sangat tinggi, hal ini juga bertambah akan memudahkan
didukung data mayoritas pekerjaan timbulnya hipertensi. Hasil penelitian juga
responden adalah petani memungkinkan menunjukkan inaktivitas fisik merupakan
konsumsi sayur lebih sering. Promosi faktor resiko ke 9 (35,7%) penyakit
konsumsi buah harus digalakkan oleh kardiovaskular pada perempuan. Hal ini
pemerintah sehubungan dengan rendahnya berbeda pada laki-laki, dimana inaktivitas
perilaku konsumsi buah masyarakat. fisik merupakan faktor resiko ke 11
(13,6%).
Perbedaan Prevalensi aktivitas fisik.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat Perbedaan Prevalensi Obesitas.
berbedaan tingkat aktivitas Fisik Obesitas adalah keadaan dimana terdapat
berdasarkan jenis kelamin. Aktivitas tingkat akumulasi lemak tubuh berlebihan sebagai
sedang dan berat lebih banyak dilakukan manifestasi berbagai faktor yang melatar-
oleh laki-laki dibanding perempuan. belakanginya. Faktor-faktor yang diduga
Prevalensi inaktivitas fisik pada responden berperan pada regulasi penyimpanan lemak
laki-laki sebesar 13,6%, sedang pada antara lain heriditas, metabolik, hormonal,
perempuan sebesar 35,7%. Hasil penelitian obat-obatan, kurangnya aktivitas fisik,
ini sejalan dengan penelitian sebelumnya kebiasaan makan, dan psikologik.
oleh Yusnidar (2007) dimana inaktivitas seimbang. Di mana seseorang lebih banyak
fisik merupakan faktor resiko penyakit mengkonsumsi lemak dan protein tanpa
jantung koroner pada perempuan. Secara memperhatikan serat. Kelebihan berat
total prevalensi inaktivitas fisik sebesar badan meningkatkan risiko terjadinya
26%. Penelitian sebelumnya di Ponorogo penyakit kardiovaskular karena beberapa
mennunjukkan angka kejadian inaktivitas sebab. Makin besar massa tubuh, makin
fisik sebesar 33,3% (Rosjidi, 2012). HAsil banyak darah yang dibutuhkan untuk
ini lebih rendah dari angka nasional sebesar memasok oksigen dan makanan ke jaringan
48,2% (Depkes, 2008). tubuh. Ini berarti volume darah yang
beredar melalui pembuluh darah menjadi
Aktivitas fisik dan olah raga telah diketahui meningkat sehingga memberi tekanan lebih
mempunyai banyak manfaat. Kaplan (1994) besar pada dinding arteri.
menjelaskan beberapa riset memberikan
bukti secara tidak langsung efek Secara Nasional kejadian obesitas lebih
perlindungan gerak badan aerobik terhadap banyak terjadi pada wanita dibandingkan
PKJ dengan memberikan pengaruh pada laki-laki (Kemenkes R.I, 2011), namun

Page 7
[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

[Type text] [Type text] [Type text]


hasil penelitian ini laki-laki cenderung sedangkan pada responden perempuan
mengalami obesitas dibanding wanita. Hal 71,4% mengalami hipertensi. SEcara total
ini berpengaruh pada pola konsumsi yang angka kejadian hiperetensi adalah 79%.
semakin membaik. Pola konsumsi yang Berbeda oleh penelitian sebelumnya oleh
semakin bergizi lebih berhubungan dengan MOsca at al., (2011) dimana prevalensi
perbaikan gizi dan berhubungan dengan hiperetensi lebih banyak pada perempuan di
peningkatan berat badan. Terdapat atas usia 65 tahun. Hasil penelitian
perbedaan faktor resiko obesitas terhadap menunjukkan hipertensi merupakan faktor
penyakit kardiovaskular, dimana laki-laki resiko mayor pada kedua kelompok laki-
beresiko 50%, sedangkan perempuan 25%. laki dan perempuan.
Laki-laki cenderung lebih banyak
mengalami obesitas dibanding perempuan. Sasaran pengobatan hipertensi untuk
Meskipun aktivitas berat dan sedang lebih menurunkan morbiditas dan mortalitas
banyak dilakukakan laki-laki namun laki- kardiovaskuler dan ginjal. Dengan
laki juga banyak yang mengalami obesitas. menurunkan tekanan darah kurang dari
Beberapa hal yang mempengaruhi adalah 140/90 mmHg, diharapkan komplikasi
adanya perbaikan pola konsumsi makan. akibat hipertensi berkurang. Terapi non
farmakologi antara lain mengurangi asupan
Perbedaan Prevalensi Hipertensi. garam. Olah raga, menghentikan rokok dan
Tekanan darah adalah desakan darah mengurangi berat badan, dapat dimulai
terhadap dinding-dinding arteri ketikadarah sebelum atau bersama-sama obat
tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. farmakologi.
Tekanan darah merupakan gaya yang
diberikan darah pada dinding pembuluh Perbedaan Prevalensi Diabetes Millitus
darah. Tekanan ini bervariasi sesuai Diabetes Milletus menyebabkan gangguan
pembuluh darah terkait dan denyut jantung. vaskuler berupa mikroangiopati, terjadinya
Tekanan darah pada arteri besar bervariasi penebalan dinding pembuluh darah pada
menurut denyutan jantung. Tekanan ini semua organ, mata, ginjal, otak dan
paling tinggi ketika ventrikel berkontraksi jantung, sehingga terjadi aterosklerosis
(tekanan sistolik) dan paling rendah ketika hebat. Kelebihan berat badan, usia lanjut,
ventrikel berelaksasi (tekanan diastolik). konsumsi karbohidrat berlebih, kerusakan
Hipertensi terjadi karena desakan darah pankreas merupakan penyebab tejadinya
yang berlebihan dan hampir konstan pada penyakit DM. Penyakit DM yang tidak
arteri. Hipertensi juga disebut dengan terkontrol menyumbang 80% angka
tekanan darah tinggi, dimana tekanan kematian akibat PJK dan stroke (Kusmana,
tersebut dihasilkan oleh kekuatan jantung 2006). Tingginya gula darah sangat erat
ketika memompa darah sehingga hipertensi hubungannya dengan obesitas, hipertensi
ini berkaitan dengan kenaikan tekanan dan dislipid. Gula darah yang tinggi dapat
sistolik dan tekanan diastolik. Standar mengakibatkan kerusakan lapisan endotel
hipertensi adalah sistolik >=140 mmHg pembuluh darah yang berlangsung secara
dan diastolik >=90 mmHg. progresif.

Tingginya kadar plasma total cholesterol, Hasil penelitian menggambarkan angka


hipertensi arterial dan kebiasaan merokok kejadian DM lebih banyak laki-laki
merupakan 3 faktor risiko utama PJK. dibandingkan perempuan (54,5%;42,9%).
Hasil penelitian sejalan dengan teori yang Secara total angka kejadian DM sebesar
menggambarkan hipertensi merupakan 48%. Hasil penelitian ini berbeda dengan
faktor mayor terjadinya penyakit penelitian sebelumnya oleh Mosca (2011)
kardiovaskular, hal ini ditunjukkan oleh dimana perempuan lebih rentan terkena DM
tingginya angka kejadian Hipertensi pada dibanding laki-laki. Namun berdasarkan
laki-laki dan perempuan. Pada responden urutan terbanyak penyebab penyakit
laki-laki 88,6% mengalami hipertensi, jantung dan stroke DM merupakan resiko

Page 8
[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

[Type text] [Type text] [Type text]


penting terjadinya penyakit kardiovaskular cerminan dari tingginya asupan lemak
pada perempuan. Hal ini terlihat dari urutan dalam makanan. Kolesterol menjadi
penyebab penyakit jantung dan stroke permasalahan besar yang berhubungan
terbanyak, DM menduduki urutan ke 5. dengan risiko PJK. Peningkatan kadar
Temuan ini sejalan dengan penelitian kolesterol darah yang disertai faktor risiko
sebelumnya dimana laki-laki lebih banyak lain seperti hipertensi dan merokok
mengalami DM dibanding perempuan. menjadikan risiko PJK lebih besar lagi
Laki-laki beresiko 1,3 kali meskipun secara (Kusmana, 2006). Kadar LDL kolesterol
statistic tidak dapat di generalisasikan 100-129 mg/dl dikatakan di atas normal,
(OR=1,3 CI95% 0,6-3,32). Semakin kadar total kolesterol 200-239 mg/dl
bertambah umur, resiko DM dan hipertensi borderline high dan kadar HDL kolesterol
semakin besar (OR=2,86) (Rosjidi, 2012). diatas 60 mg/dl tinggi. Konsentrasi LDL
Penyakit DM sering disebut sebagai the memiliki sensitifitas 47% untuk
great imitator artinya mengenai semua memprediksi angka kematian setelah 10
organ dengan berbagai macam keluhan. tahun pada penderita PJK (Sargowo, D.,
Gejalanya bervariasi dan timbulnya 2003).
perlahan tanpa disadari oleh penderita
dengan gambaran klinis kadang tidak jelas LDL tinggi dan Trigliserida tinggi
atau tanpa gejala (asimtomatik) dan merupakan dua komponen lemak darah
biasanya ditemukan saat memeriksakan dengan kejadian lebih tinggi perempuan
penyakit lain. Diabetes menyebabkan dibanding laki-laki. Sedangkan pada HDL
gangguan vascular berupa mikroangiopati, rendah dan Cholesterol tinggi lebih tinggi
terjadinya penebalan dinding pembuluh laki-laki dibanding perempuan. Hasil
darah semua organ seperti mata, ginjal, penelitian menggambarkan LDL dan
otak, dan jantung. Proses terjadinya Cholesterol tinggi merupakan dua
kerusakan organ berlangsung pelan-pelan komponen lemak dengan proporsi tinggi
sehingga sering sekali penderita tidak pada perempuan, masing-masing 41,1% dan
menyadari jika menderita DM. Hal ini jelas 35,7%, sedangkan pada laki-laki
berefek sangat buruk dimana pada saat Cholesterol tinggi dan HDL rendah
terdiagnosis sudah dalam kondisi terjadi merupakan resiko utama pada komponen
komplikasi. Sangat penting bagi masyarakat lemak darh masing-masing 61,4% dan
untuk melakukan pemeriksaan gula darah 56,8%. Hasil ini menggambarkan pada
secara rutin untuk mendeteksi penyakit kedua kelompok sama-sama beresiko
DM. tinggi.

Perbedaan Prevalensi lemak darah Kolesterol LDL yang tinggi dalam darah
Lemak darah terdiri atas LDL, HDL, total akan sangat mudah berubah bentuk dan
Cholesterol, dan Trigliserida. Kadar sifatnya sehingga akan di anggap sebagai
lemak terutama Kolesterol di dalam tubuh benda asing oleh tubuh dan akan di
terutama berasal dari proses sintesis di fagositosis oleh sel-sel makrofag yang
dalam hati. Sumber utama berasal dari berperan untuk mengeluarkan zat-zat yang
karbohidrat, Protein atau lemak. Jumlah sudah tidak berguna lagi atau bahaya bagi
yang disintesis tergantung pada kebutuhan tubuh. Sel-sel makrofag ini akan berubah
tubuh dan jumlah diperoleh dari makanan. menjadi sel-sel busa (foam cell) yang dapat
Kolesterol hanya terdapat di dalam mengendap pada lapisan dinding pembuluh
makanan asal hewan. Sumber utama darah arteri dan bentuk sumbatan-
kolesterol adalah hati, ginjal, dan kuning sumbatan. Proses penyumbatan ini
telur. Setelah itu daging, susu penuh dan kemudian dikenal sebagai arteroskleroris.
keju serta udang dan kerang (Sunita, 2004). Dari arterosklerosis yang terjadi pada
Peningkatan kadar lemak darah merupakan pembuluh darah inilah kemudian berlanjut
masalah pada masyarakat modern. menjadi PJK (Waspadji, dkk., 2003:146).
Peningkatan kadar lemah darah merupakan

Page 9
[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

[Type text] [Type text] [Type text]


KESIMPULAN DAN SARAN obesitas sentral pada pasien penyakit
Perempuan lebih rentan terserang penyakit jantung koroner di poli jantung rsud
kardiovaskular dibanding laki-laki. Beban dr. Hardjono ponorogo. Karya Tulis
faktor resiko penyakit kardiovaskular Ilmiah, UNMUH Ponorogo, tidak di
perempuan lebih besar dari laki-laki adalah publikasikan.
tingginya LDL, tingginya TG, dan Kusmana, D., (2006) Olah Raga Untuk
kurangnya aktivitas fisik., tiga Faktor resiko Orang Sehat dan Penderita
dominan penyakit kardiovaskular pada Penyakit Jantung Trias SOK &
perempuan adalah umur, hiperetnsi dan senam 10 menit. Jakarta: FK UI.
cholesterol tinggi, tiga Faktor resiko Mosca,L., Manson, J.E,
dominan penyakit kardiovaskular pada laki- Sutherland,S.E.,Langer,D., Manolio,
laki adalah hipertensi, umur, dan rokok. T., Connor,E.B. (1997)
Cardiovascular Disease in Women: A
Kewaspadaan resiko penyakit Statement for Healthcare
kardiovaskular pada perempuan harus Professionals From the American
ditingkatkan, mispersepsi perempuan Heart Associatio. Circulation,
tentang bahaya penyakit kardiovaskular 96:2468-2482.
harus segera perbaiki. Promosi kesehatan Rosjidi, C.H. (2007) Hubungan antara
tentang penyakit kardiovaskular harus Kemiskinan dengan Pengetahuan
segera di fokuskan pada perempuan. tentang diet dan aktivitas fisik dan
Risiko penyakit Kardiovaskular di
DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Ponorogo. Tesis, UGM.
American Heart Association (AHA) (2007) US Department of Health (2013) Research
Asian/Pacific Islanders and on Cardiovascular Deseases in
Cardiovascular Diseases-Statistic. Women. Diakses
<internet> tersedia http://www.ahrq.gov/research/wo
http//www.americanheart.org, mheart.htm. tanggal 19 Pebruari
akses tanggal 5 Oktober 2007. 2013.
Boartd of The First International conference World Health Organization (2002) The
on Women, Heart Disease and stroke Word Health report 2002,
(2000) The 2000 Victotia reducing risk, promoting healthy
Declaration on Women, Heart life. Jenewa: WHO ,
Disease and Stroke. Canada. World Health Organization (2003) The
CDC (2013) Facts on Women and Heart WHO STEPwise approach to
Disease. Diakses Surveillance of NonComunication
http://www.cdc.gov/dhdsp/data_sta Disease (STEPS). Jenewa, WHO.
tistics/fact_sheets/fs_women_heart. World Health Organization (2007)
htmpada tanggal 20 Pebruari 2013 cardiovascular_diseases. < Internet>
Departemen Kesehatan R.I Promosi tersedia di
Kesehatan (2006) Gizi dan Promosi http://www.who.int/cardiovascular
Kesehatan, Promosi Kesehatan _diseases/resources/atlas/en/.
online.http://www.promosikesehata Diakses tanggal 1 Maret 2008
n.com. Diakses tanggal 27September
2006.
Istiyarini, YD., Rosjidi C.H (2008)
Aktivitas Fisik Penderita Penyakit
Kardiovascular. Karya Tulis Ilmiah,
UNMUH Ponorogo, Tidak
dipublikasikan
Nurwahyu, E., Rosjidi C.H (2012)
Hubungan profil lipid darah dengan

Page 10

Anda mungkin juga menyukai