DEFINISI AKI BERDASARKAN KDIGO 2012 AKI merupakan salah satu dari kondisi dibawah ini: 1.Peningkatan kreatinin serum >0,3 mg/dl dalam 48 jam; 2.Peningkatan serum kreatinin sampai >1,5x baseline yang diketahui atau diduga terjadi dalam 7 hari; 3.Volume urin <0,5 ml/kg/jam dalam 6 jam EPIDEMIOLOGI • Angka insiden bervariasi, – >5000 kasus/juta penduduk/tahun (AKI non-dialisis), – 295 kasus/juta penduduk/tahun (AKI- dialisis) • Frekuensi 1.9% pasien rawat inap • Prevalensi >40% pasien ICU dengan sepsis STADIUM AKI BERDASARKAN KDIGO 2012 Klasifikasi AKI dengan Kriteria RIFLE Kategori Peningkatan Penurunan Kriteria UO kadar SCr LFG Risk >1,5 kali nilai dasar >25% nilai dasar <0,5 mL/kg/jam, >6 jam Injury >2,0 kali nilai dasar >50% nilai dasar <0,5 mL/kg/jam, >12 jam Failure >3,0 kali nilai dasar >75% nilai dasar <0,3 mL/kg/jam, >24 jam Loss Penurunan fungsi ginjal menetap selama lebih dari 4 minggu
End stage Penurunan fungsi ginjal menetap selama lebih dari 3
Bulan Etiologi 1. AKI pra-renal (55%) ; penyakit yang menyebabkan hipoperfusi ginjal tanpa menyebabkan gangguan pada parenkim ginjal 2. AKI renal / intrinsik (40%) ; penyakit yang secara langsung menyebabkan gangguan pada parenkim ginjal 3. AKI pasca-renal (5%) ; penyakit terkait dengan obstruksi saluran kemih Etiologi AKI Pre-renal • Tekanan filtrasi glomerulus dipertahankan dengan mekanisme autoregulasi – Pre-glomerular (arteriol aferen): vasodilatasi oleh prostaglandin dan nitrit oksida – Post-glomerular (arteriol eferen): vasokonstriksi oleh angiotensin II dan endotelin
• AKI: berkurangnya aliran darah ke ginjal
• Hipovolemia: diare, muntah, diuretik, diuresis osmosis, perdarahan, trauma AKI Pre-renal • Penurunan volume sirkulasi efektif, misalnya pada gagal jantung kongestif, syok kardiogenik, sindrom nefrotik, dan sirosis hepatis, sepsis, syok sepsis
• Vasoregulasi, misalnya NSAID,
ACE/ARB, media kontras, hiperkalsemia AKI Intrinsik renal • Terjadi kerusakan langsung pada nefron • Gangguan kompleks, sekunder akibat penyakit lain • Nekrosis tubular akut akibat injuri pre-renal atau toksisitas langsung (hipotensi, hipovolemia, hemolisis, rhabdomiolisis atau obat-obat nefrotoksik seperti OAINS, litium atau aminoglikosida). Obat-obat Nefrotoksik AKI Post-renal • Hambatan aliran urin aliran balik kerusakan nefron • Obstruksi intrarenal – deposisi kristal dan protein • Obstruksi ekstrarenal – Dapat terjadi pada pelvis ureter oleh obstruksi intrinsik dan ekstrinsik serta pada kandung kemih dan uretra Diagnosis • Anamnesis – pasien yang memenuhi kriteria diagnosis AKI harus ditentukan apakah keadaan tersebut memang AKI atau keadaan akut PGK. – riwayat etiologi PGK – riwayat etiologi penyebab AKI – pemeriksaan klinis (anemia, neuropati pada PGK) dan – perjalanan penyakit (pemulihan pada AKI) dan ukuran ginjal. Pemeriksaan Klinis Pendekatan Diagnosis AKI PENATALAKSANAAN Tujuan Pengobatan GGA PRARENAL GGA RENAL GGA POSTRENAL Penatalaksanaan 1. Istirahat (jml cairan 1. Istirahat 1. Istirahat dibatasi) 2. Diet: 2. Diet : masukan 2. Diet • Jml cairan: 500 ml + cairan diatur 3. Medikamentosa: urine+insensible loss • Keseimbangan 3. Operasi mengatasi furosemid 4. Dialisis : elektrolit: Na 500mg/hr, obstruksi - hemodialisis hindari K 4. Dialisis - peritoneal dialisis • Kadar fosfat dibatasi • Kalori 2000-3000 kal, KH min 200gr/hr • Protein 0,3-0,5gr/kgbb/hr • Vitamin B kompleks 3. Medikamentosa: Ab bila ada infeksi, furosemid dosis tinggi 4. Dialisis ( bila terjadi sindrom uremia 5. Operasi transplantasi ginjal HEMODIALISIS VS PERITONEAL DIALISIS HD VS PD Keunggulan Keunggulan Dilakukan dalam waktu lebih singkat Kimia darah lebih stabil Lebih efisien terhadap pengeluaran zat- Hematocrite lebih tinggi zat BM rendah Pengendalian tekanan darah lebih Terjadi sosialisasi di senter dialisis mudah Cairan dialisat sebagai sumber nutrisi, Kelemahan pada penderita DM, insulin bisa diberikan intraperitoneal Membutuhkan heparin Membutuhkan vascular access Kelemahan Gangguan hemodinamik Peritonitis Pengendalian tekanan darah yang lebih sulit Obesitas Dibutuhkan disiplin diet dan jadwal Hiperglikemi pengobatan yang teratur Malnutrisi / protein loss Hernia Back pain HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH Gagal Ginjal Akut dan Kronik KOMPLIKASI PENGOBATAN Kelebihan volume Batasi garam (1-2 g/hr) dan air (<1L/hr) intravaskular Furosemid, ultrafiltrasi atau dialisis Hiponatremia Batasi asupan air ( < 1 L/hari) ; hindari infus larutan hipotonik Hiperkalemia Batasi asupan diet K (<40 mmol/hari);hindari diuretik hemat kalium Pottasium-binding ion exchange resins Glukosa (50ml dextrosa 50%) , insulin (10 unit) Natrium bikarbonat ( 50 – 100 mmol) Agonis β2 (salbutamol, 10-20 mg inhalasi atau 0,5 – 1 mg iv) Kalsium glukonat (10 ml larutan 10% dalam 2-5 menit) Asidosis Metabolik Natrium bikarbonat (upayakan bikarbonat serum>15mmol/L, pH>7,2) Hiperfosfatemia Batasi asupan diet fosfat ( < 800 mg/hari ) Obat pengikat fosfat (Kalsium asetat, Kalsium karbonat) Hipokalsemia Kalsium karbonat ; kalsium glukonat ( 10-20 ml larutan 10% ) Nutrisi Batasi asupan protein diet ( 0,8 – 1 gr/kgBB/hari) jika tidak dlm kondisi katabolik Karbohidrat ( 100 gr/hari ) Nutrisi enternal atau parenteral, jika perjalanan klinik lama / katabolik PROGNOSIS • Angka mortalitas masih tinggi terutama pasien kritis (53% ATN trial, 44.7% RENAL trial) • Dapat berkembang menjadi CKD, ESRD, kematian PROGNOSIS • Kematian karena penyakit penyebab • Prognosis buruk : pasien lanjut usia dan terdapat gagal organ lain. • Penyebab kematian tersering – infeksi (30%-50%) – Perdarahan saluran cerna (10-20%) – jantung (10-20%) – gagal napas 10% – gagal multiorgan dengan kombinasi hipotensi & septikemia Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh