Anda di halaman 1dari 42

TATALAKSANA GIZI

PADA GANGGUAN
FUNGSI GINJAL

Meilani Kumala
FK Untar, 2021
MATERI PEMBAHASAN
• Gangguan ginjal akut
• Penyakit ginjal kronis
• Infeksi Saluran Kemih
• Batu ginjal
• Sindroma nefrotik
Gangguan Ginjal Akut/
Acute kidney Injury (AKI)

• Pre-renal: Hipovolemik, hipotensi, dehidrasi, syok


• Renal (Intrinsic renal failure):
o ATN (acute tubular nephrosis) atau
o VMN (vascular membrane nephrosis)
• Post-renal : batu, prostat, trauma, keganasan.
Gejala:
• Insidens AKI meningkat 3–10% pada pasien yang dirawat Di
RS terutama yang di rawat di ICU
• Sebanyak 5 % dirawat dengan AKI mengalamai Hemodialisis
• Mual, muntah
• Gangguan metabolisme zat gizi
• Perubahan utama hiperkatabolisme, hiperglisemia, dan
hipertrigliseridemia
Gangguan ginjal akut
• Hiperkatabolisme: resistensi insulin, hormon katabolik
meningkat, reaksi protein fase akut
• Hiperglisemia : resistensi insulin
• Hipertrigliseridemia: Kadar TG plasma dan VLDL
meningkat.
Kolesterol total, HDL, menurun dipengaruhi gangguan
lipolisis, aktivitas lipoprotein lipase dan TG hepatik lipase
menurun
Journal of Renal Nutrition 2005 15(1):63-70
Terapi
- Kausal
- Medikamentosa
- Gizi
Tujuan Terapi Gizi • Preservation of lean body mass
• Stimulation of wound healing
• Terapi penyakit mendasari
• Stimulation of immunocompetence
• Terapi gangguan • Acceleration of renal recovery (?)
metabolik • Minimization of uremic toxicity
• Tidak memperberat (perform hemodialysis and CRRT as
required)
kerusakan ginjal
• Retardation of progression of renal
• Mempertahankan status failure
gizi, massa bebas lemak • Thus, provision of optimal but not
(MBL) minimal amounts of substrates

Journal of Renal Nutrition 15(1):63-70


Tatalaksana Gizi

Memenuhi Kebutuhan
Energi dan Zat Gizi
Tatalaksana Gizi
1. ENERGI:
• Berdasarkan Kalorimeter indirek
• Harris Benedict + faktor stres
• 30 – 35 kkal/KgBB/hari
Komposisi :
Tinggi karbohidrat dan lemak, protein disesuaikan
dengan derajat Kreatinin klirens
KARBOHIDRAT

• Terjadi hiperglisemia,
• Insulin plasma , Degradasi insulin
• Ekskresi insulin melalui ginjal menurun
resisten insulin
• Glukoneogenesis
PROTEIN
• Kebutuhan dipengaruhi penyakit dasarnya dan
komplikasi
• non dialisis = 0,5-0,8 g/kgBB
• dialisis = 1–2 g/kgBB/hari
• Keadaan membaik 0,8 – 1 g/kgBB/hari
LEMAK

• Trigliserid, LDL, VLDL 


• HDL menurun
• Lipoprotein lipase perifer dan Trigliserida lipase
menurun
• Pemberian lemak 20% - 35% dari total Energi
Mekanisme Terjadi Gangguan Metabolisme Lemak
• Terjadi proses degenerasi metabolisme lemak yaitu
penurunan aktivitas lipoprotein lipase perifer dan
trigliserida lipase hepatik dan terutama bila terjadi
aktivitas asidosis
• Klirens lemak pada pemberian lemak parenteral juga
menurun pada AKI, karena metabolisme lemak
parenteral sama saja dengan endogenus VLDL, ok itu
klirens emulsi lemak rendah apalagi pemberian dengan
kecepatan yang tinggi
CAIRAN dan ELEKTROLIT

• Keseimbangan cairan dan elektrolit


• Masukkan dan keluaran harus seimbang
• Perhatikan/ukur komponen pengeluaran
cairan
Elektrolit
Potasium:
• Ekskresi potasium melalui ginjal
• Asupannya sangat individual, sesuaikan dengan
kadarnya dalam serum
• Pada pasien dengan dialisis continuous renal
replacement therapy (CRRT) kadar potasium harus
selalu dimonitor. Cairan dialisat mengandung potasium
2-4 mEq/L.
• Pada pasien CRRT dengan potasium serum normal,
tidak diperlukan cairan parenteral yang mengandung
potasium
Magnesium
 Pada CRRT kadar Mg plasma harus selalu dimonitor
 Pada dialisat CRRT terdapat 1-1,5 mEq/L
Magnesium  suplementasi Mg harus
memperhitungkan kadar Mg dalam dialisat
Sodium:
– Asupan sodium dipengaruhi jumlah urin,
– 20 – 40 mEq/hari
Phosphate/fosfat
• Hyperphosphatemia  diperlukan phosphate-binding
• CRRT terjadi ekskresi fosfat  harus terus monitor
kadar fosfat serum agar tidak terjadi hipofosfat  Bolus
sodium fosfat 20 mmol agar terjadi kadar fosfat yang
normal

Current Gastroenterology Reports, 11(4), 325-331


Cara pemberian nutrisi:

– Utamakan melalui oral


– Seringkali pasien tidak dapat makan
karena mual  diberikan secara enteral
atau parenteral
Gejala :
• Uremia mual, rasa kecap terganggu
• Hiperfosfatemia, hiperkalemi
• Asidosis
• Anemia
• Edema
• Masalah gizi  malnutrisi
Tatalaksana gizi
• Mencegah progresivitas PGK
• Kebutuhan energi dan nutrien disesuaikan dengan derajat
PGK
• Stadium 1 – 2
• Terapi gizi untuk penyakit yang mendasari (underlyng
diseases)
• Tahap 1 dan 2 diberikan EPO dan suplementasi
vitamin D
• Stadium 3 – 4
• Protein
LFG > 55mL/mnt LFG 25-55 mL/mnt
0,8 g/kgBB/hari 0,6 g/kgBB/hari

• Energi 35 kkal/KgBB/hari
• Kebutuhan mineral dan vitamin disesuaikan
dengan derajat penyakitnya (CCT/LFG)
• Stadium 5
 Dialisis`: hemodialisis (HD),
peritoneal dialisis (PD)
• Energi : harus cukup sesuai kebutuhan
• Protein : lebih tinggi dari non dialisis; PD lebih tinggi
dari HD
• Pada HD  kehilangan asam amino 6 – 12 g per sesi
dialisis
• PD  kehilangan asam amino 8–9 g/hari.
• Stadium 5
• Lemak : sesuai dengan TLC /NCEP
• Mineral, vitamin dan cairan sesuai
dengan fungsi ginjal (anuri, oligouri)
Infeksi Saluran Kemih
• Infeksi traktus urinarius  infeksi yang paling sering
terjadi  50% adalah perempuan

•Adakah peran gizi dalam mengatasi infeksi?


• Penelitian
• Cranberry mempunyai peran dalam menurunkan atau
mencegah terjadinya infeksi saluran urinarius.
• Probiotik
• Vitamin C
• Mekanisme :
1. Cranberry mengandung asam hipurat yang mempunyai
sifat antibakteri.
• Minum Jus cranberry 100-300 mL/hari menurunkan
50% infeksi TU
• Infeksi TU  diisolasi E.Coli >>
2. Proanthocyanidins dalam cranbberry  menghambat
perlekatan Pyelonephritogenic fimbriae E coli pada sel
epitel TU melalui P. adhesin gene (papG).

• Nutrition Bytes, 8(1), Article 2 (2002); Nutrition Journal 2013, 12:139)


Batu Ginjal
• Jenis batu ginjal:
– Kalsium
– Asam oksalat
– Struvite
– Sistin
– Xanthin
Pembentukan Batu Ginjal

Promoters Inhibitors
European Review for Medical and Pharmacological Sciences 2016; 20: 414-425
Inhibitors
Hypercalciuria
Citrate
Hypocitraturia Citrate Hyperoxaluria
Magnesium
Dietary Hyperuricosuria
Pyrophosphate
factors Low urine volume
Glycosaminoglycans
(high-salt, (heparin, chondroitin,
high-protein hyaluronic acid)
diet) Tamm-Horsfall protein
Acidic urinary Osteopontin (uropontin)
pH Prothrombin F1 fragment
Tatalaksana gizi
• Asupan cairan harus cukup 2 – 2,5L urin/hari
• Pembatasan asupan nutrien sesuai dengan
analisis batu
• Pembatasan asupan nutrien/ substansi yang
mempengaruhi pembentukan batu ginjal
• Batu kalsium

 Kalsium oksalat >>>,


 Kalsium fosfat>>
• Asupan kalsium sesuai kebutuhan,
• Suplemen kalsium diberikan bersamaan dengan
makanan
• Sodium, protein hewani, sukrosa meningkatkan risiko
• Sitrat, potasium menurunkan risiko
Nutrien yang harus diperhatikan

• Asupan kaya daging merah, makanan tinggi purin 


menyebabkan terbentuknya batu asam urat .
• Vitamin B6  menurunkan pembentukan batu (batu asam
oksalat)
• Magnesium yang tinggi  menurunkan pembentukan batu
dengan meningkatkan solubilitas batu kalsium oksalat
• Sitrat menurunkan pembentukan batu
Tatalaksana Gizi

• Protein hewani: batasi asupan protein hewani


• Tingkatkan asupan Vitamin B6: sayuran (brokoli,
kembang kol dll) dan buah-buahan (pisang, tomat,
dll)
• Tingkatkan asupan Magnesium: bahan makanan yang
mengandung klorofil
• Tingkatkan asupan sitrat : lemon, jeruk, apel dll
Sitrat:
• Mencegah pembentukan batu,
• Mencegah kekambuhan
Mekanisme pencegahan batu ginjal:
• Ekskresi kalsium  menurunkan supersaturasi urin
• Mencegah pembentukan dan pertumbuhan kristal kalsium-
oksalat
• Sitrat menghambat perlekatan kristal kalsium dengan sel epitel
ginjal
• Sitrat meningkatkan pH alkalinisasi (sitrat berikatan
dengan kalsiumsitrat asam + kalsium basa  kalsium
sitrat sifatnya basa)
Sindroma nefrotik

 Anoreksia, malaise
 Edema, asites
 Proteinuria
 Hipoalbuminemia
 Kolesterol total, TG, LDL meningkat, HDL normal
atau menurun.
Tatalaksana Gizi

• Meminimalkan edema, proteinuria,


• Memperbaiki profil lipid
• Memperbaiki nutrien yang hilang melalui urin
• Menurunkan risiko terjadi kerusakan ginjal yang
progresif
Tatalaksana Gizi

• Asupan energi 35 kkal/kgBB/hari (dewasa)


• Asupan energi 100 – 150 kkal/kgBB/hari (anak-anak)
• Pembatasan asupan protein 0,8 –1g/kgBB/hari
•Mengurangi proteinuria,
•Mempertahankan kadar albumin serum
• Pembatasan asupan sodium 2000mg/hari

Anda mungkin juga menyukai