Anda di halaman 1dari 27

dr. Dwita Aryadina Rachmawati, M.

Kes
 Fungsi ginjal:

- untuk menjaga keseimbangan serta mengatur konsentrasi dan


komposisi cairan di dalam tubuh
- membersihkan darah dan berbagai zat hasil metabolisme serta
racun di dalam tubuh.
- mempertahankan volume dan tekanan darah (renin)
- mengatur kalsium dan vitamin D pada tulang
- mengatur produksi sel darah merah (eritropoeitin)
- mengatur sekresi aldosteron dan ADH
 organ ginjal terganggu→ fungsi menurun.
 Pemahaman tentang penatalaksanaan diet secara
umum bagi penderita penyakit ginjal
→is important
 penatalaksanaan diet difokuskan pada pengaturan
dan pengendalian asupan energi, protein,cairan dan
elektrolit.
Tujuan penatalaksanaan nutrisi pada penderita pra-dialisis adalah
mencegah timbunan nitrogen,

mempertahankan status gizi yang optimal untuk mencegah terjadinya

malnutrisi,
menghambat progresifitas kemunduran faal ginjal

mengurangi gejala uremi dan gangguan metabolisme.


 Beberapa survey menunjukkan bahwa 50-70% pasien dengan gagal
ginjal mengalami malnutrisi terutama Protein-Energi malnutrisi.
 Penyebab:
1. Asupan Nutrisi Kurang
2.Kehilangan Nutrient Meningkat
3. Katabolisme Meningkat
Penyebab:
 Asupan nutrisi kurang
– Restriksi diit berlebihan
– Pengosongan lambung lambat dan diare
– Komorbid medis lainnya
– Kejadian sakit dan rawat inap yang berulang
– Asupan makanan lebih menurun pada hari-hari dialisis
Penyebab:
 Asupan nutrisi kurang
– Obat-obat yang menyebabkan dispepsia (pengikat fosfat, preparat besi)
– Dialisis tidak adekwat
– Depresi
– Perubahan sensasi rasa
 Kehilangan nutrient meningkat
– Kehilangan darah melalui saluran cerna
– Kehilangan nitrogen intradialytic
Penyebab:
 Katabolisme protein meningkat
– Kejadian sakit dan rawat inap yang berulang
– Komorbid medis lain
– Asidosis metabolik
– Katabolisme yang dikaitkan dengan hemodialisis
– Disfungsi dari the growth hormone-insulin growth factor endocri
ne axis
– Efek katabolik beberapa hormon (hormon parathyroid, kortisol, g
lukagon)
1. Kebutuhan Energi
 Beberapa studi menemukan kebutuhan kalori untuk pemenuhan
pasien dengan hemodialisis dalam kondisi metabolik yang
seimbang.
 Menurut National Kidney Foundation's, kebutuhan kalori pada
pasien gagal ginjal dengan hemodialisis dalam kondisi metabolik
yang seimbang adalah 30-35 kal/kgBB.
2. Kebutuhan Protein
 Kebutuhan protein pada pasien gagal ginjal sangat bergantung pada jenis gagal
ginjal yang dialami oleh pasien dan jenis dialisis yang dilakukan oleh pasien.
 Penurunan asupan protein dapat mereduksi sindrom uremik dan menghambat
dialisis pada pasien dengan gagal ginjal kronis yang stabil.
 Akan tetapi, penurunan asupan proteinini tidak diharapkan karena dapat
menimbulkan malnutrisi atau intake kalori yang tidak adekuat.
Kebutuhan Protein
 GGA;penurunan f/ ginjal;dialisis – →
0,6-0,8 gram per kilogram berat badan
 fungsi ginjal sudah membaik;dialisis + →
1,2-1,3 gram per kilogram berat badan.
 GGK; hemodialisis stabil →
1,2 gram per kilogram berat badan
 GGK; hemodialisis peritoneal stabil →
1,2-1,3 gram per kilogram berat badan
3. Kebutuhan Lemak: 30% kebutuhan kalori
4. Kebutuhan Karbohidrat: sisa kebutuhan kalori non protein
5. Serat total: 20-25gram/hari
6. Kebutuhan Vitamin
 Pasien dengan gagal ginjal sangat riskan untuk defisiensi beberapa mikronutient.
 Pasien dengan dialisis dapat kehilangan vitamin larut air seperti thiamine, asam
folate, pyridoxine dan asam askorbat (vitamin C).
 Pemberian asam askorbat dibatasi tidak lebih dari 100 mg/hr oleh karena dosis
tinggi dapat menyebabkan akumulasi oksalat.
 Pada pasien dialisis tidak terlalu dibutuhkan tambahan vitamin
yang larut dalam lemak karena tidak banyak hilang saat
hemodialisis maupun peritoneal dialisis.
 Konsentrasi vitamin A serum pasien HD biasanya meningkat, dan
pasien PGK stadium lanjut mudah mengalami toksisitas vitamin A.
Kebutuhan Vitamin
 Vit D merupakan vitamin yang mengalami defisiensi karena salah satu fungsi
ginjal adalah untuk aktivasi dari vitamin D.
 Pemberian rutin vitamin D pada pasien HD akan meningkatkan absorbsi Ca,
mencegah atau mengobati hiperparathiroidisme serta memperbaiki
metabolisme tulang.
 Namun demikian dosis kalsitriol ditentukan dengan hati-hati dan harus dilakukan
monitor rutin untuk menghindari terjadinya hiperkalsemia dan hiperfosfatemia.
Kebutuhan Vitamin
 Vitamin E 300 atau 800 IU/hr bisa diberikan untuk menurunkan
kondisi stres oksidatif dan mencegah penyakit kardiovaskuler, tapi
masih kontroversi.
 Kadar vitamin K pasien HD biasanya normal sehingga tambahan
vitamin K secara rutin tidak direkomendasikan. Tetapi pada
penggunaan antibiotika dapat terjadi penekanan produksi vitamin
K oleh bakteri usus sehingga mungkin dibutuhkan tambahan
vitamin K.
VITAMIN Px with hemodialisis

Thiamin (B1) 1,1-1,2 mg/hari


Riboflavin (B2) 1,1-1,3 mg/hari
Niacin 14-16 mg/hari
As Pantotenat 5 mg/hari
Piridoksin (B6) 10 mg/hari
Asam Folat (B11) 1-10 mg/hari
Sianokobalamin (B12) 2,4 mg/hari
Biotin 30 mcg/hari
Asam Askorbat (C) 75-90mg/hari
 Batu ginjal terbentuk jika konsentrasi mineral atau garam urin mencapai nilai yang

memungkinkan terbentuknya kristal. Beberapa makanan perlu dihindari pada penderita


dengan batu ginjal,tergantung jenis batu yang diderita.
 Pada penderita dengan batu kalsium hindari protein yang mengandung kalsium tinggi,

seperti susu tinggi kalsium, dan makanan yang dapat meningkatkan ekskresi oksalat melalui
ginjal.
 untuk jenis batu asam urat, hindari bahan makanan yang mengandung purin dan lemak

tinggi seperti jerohan, sardin, kerang, makarel, bayam, daun singkong, kangkung, melinjo,
serta kacang dan berbagai hasil olahannya
 Dianjurkan
Nasi, bihun, jagung, kentang, makaroni, mi, tepung-
tepungan, singkong, ubi, selai, madu, telur, daging ayam,
daging, ikan, susu, minyak jagung, minyak sawit, semua
sayuran dan buah kecuali yang mengandung kalium tinggi
bagi penderita hiperkalemia tidak disarankan.
 Tidak Dianjurkan
Kacang-kacangan dan hasil olahannya (tahu tempe), kelapa,
santan, minyak kelapa, margarin, lemak hewan dan sayuran
dan buah yang tinggi kalium.
Tinggi Kalium (NO)

 Pisang, tomat, ubi jalar, kelapa muda, nangka, bayam, sawi, durian, petai,

jantung pisang, kentang

Rendah Kalium (YES)

 Timun, tauge, kol, pare, semangka, nanas, jambu air, belimbing, pir, jambu

biji, daun bawang, lobak.


 Goldstein-Fuchs, D, LaPierre AM. 2014. Nutrition and Kidney Disease.
In: Gilbert GJ, Weiner ME. Editors.National Kidney Foundation’s Primer
on Kidney Diseases.Philadelphia; Elseiver Saunderz. P:467-474. 2.
 PERNEFRI 2011. Konsensus Nutrisi Pada Penyakit Ginjal Kronik.
Perhimpunan Nefrologi Indonesia. Jakarta 3.
 Rasyid H, 2014.Manfaat Diet Rendah Protein pada Penyakit Ginjal
Kronik. In: Siregar P, Dharmeizar, Nainggolan G, Lydia A, Marbun MB,
Hustrini M, Umami V, editors. Naskah Lengkap The 14th Jakarta
Nephrology and Hypertension Course and Symposium on Hypertension.
PERNEFRI; Jakarta: 35-40.
 Hakim RM, Levin N. Malnutrition in hemodialysis patients.
Am J Kidney Dis. 1993; 21:125-37. 8.
 K/DOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney
Disease: valuation, Classification, and Stratification, 2007
 Zadeh KK. Nutritional Therapy in Maintenance
Hemodialysis. In: Handbook of Dialysis Therapy. Nissenson
AR, Fine RN (eds), 4th ed. Saunders Elsevier,
Philadelphia,2008, pp. 687-702.

Anda mungkin juga menyukai