ANATOMI
Organ yg terbesar dalam tubuh, 2% BB
Berat : + 1,5 kg
Unit fungsional hepar adalah lobulus hepar
Makroskopis lobuli hepar :
Ukuran : 0,8-2 mm
Jumlah : 50.000-100.000
SISTEM VASKULAR
Hepar menerima darah dari 2
pemb.darah :
1. Vena Porta ( fungsional )
v.porta
v.interlobularissinusoidv.centrali
s
v.sublobularis Bbrp vena
sublobularis bergabung membentuk
v.hepatica v. cava inferior
V.porta membawa bahan2 yg telah
diserap oleh usus, kecuali lemak
v.hepatikav.cava inferior
LIMFE HEPAR
Membentuk anyaman2 didalam:
- kapsul Glisson
- Septa interlobularis
- Di sekeliling pemb.darah besar &
sal.empedu
Semua ini terletak di luar lobuli
Di dalam lobulus tidak didapatkan
pemb.limfe
FUNGSI HEPAR
1. Fungsi vaskuler menimbun dan
melakukan iltrasi
2. Fungsi ekskretorik membentuk
empedu dan mengsekresinya
3. Fungsi metabolik metabolisme
karbohidrat protein dan lemak
Alkali Fosfatase
Enzim ini digunakan untuk identifikasi
kelainan hepar.
Harga normal dewasa : 30-130 IU/I.
Serum Albumin
Hasil serum albumin yang rendah
mencerminkan : sintesis yang berkurang
(Hepatic disfunction) dan kehilangan protein
( dari ginjal dan intestine).
Kadar serum albumin berhubungan dengan
prognosa buruk pada penyakit liver akut.
Harga normal : 3,4-4,8 gr/dl
Prothrombine time
Pemeriksaan ini harus dikerjakan pada
pasien dengan penyakit liver akut atau
kronik.
Mengetahui masalah pembekuan darah,
Harga normal : 10-13 detik
Kolesterol total
Harga normal : 150-200
Kolinesterase
CEA
Mengetahui keganasan hati
Harga normal : 5 ng/ml (metode CMIA)
Mual
Eneg
Perih
Kembung
Perut bengkak
Kaki Bengkak
Badan panas
BAB hitam
Muntah darah
Mata kuning
Kencing seperti teh
Gatal-gatal
Hiperesterogenemia/penampakan fisik seperti perempuan
Diet Hati
PENDAHULUAN
Hati merupakan salah satu alat
tubuh penting yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein. Kelainan atau kerusakan
pada hati berpengaruh terhadap
fungsi
saluran
cerna
dan
penggunaan makanan dalam tubuh
sehingga
sering
menyebabkan
gangguan gizi.
Diet hati diberikan pada pasien
Pendahuluan
Beberapa orang dengan penyakit hati
harus makan diet khusus. Diet ini
membantu fungsi hati dan melindungi
dari bekerja terlalu keras.
Pada orang dengan hati yang rusak
parah, protein tidak diproses dengan
benar.
Produk
limbah
dapat
membangun dan mempengaruhi otak.
Terdapat 3 jenis diet khusus penyakit hati. Hal ini didasarkan pada gejala
dan keadaan penyakit pasien. Jenis diet penyakit hati tersebut adalah Diet
Hati I (DH I), Diet Hati II (DH II), dan Diet Hati III (DH III). Selain itu
pada diet penyakit hati ini juga menyertakan Diet Garam Rendah I.
Diet Garam Rendah I (DGR I), diet garam rendah I diberikan kepada
pasien dengan edema, asites dan atau atau hipertensi berat. Pada
pengolahan makanannya tidak menambahkan garam dapur. Dihindari
bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya. Kadar Natrium pada Diet
garam rendah I ini adalah 200-400 mg Na.
Diet Hati I
Diet Hati I (DH I), diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila
prekoma sudah dapat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan.
Melihat keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak.
Pemberian protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah
dicerna. Formula enteral dengan asam amino rantai cabang (Branched Chain
Amino Acid /BCAA) yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan. Bila ada
asites dan diuresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1 L/hari.
Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin; karena itu
sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam
atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati I Garam rendah. Bila ada asites
hebat dan tanda-tanda diuresis belum membaik, diberikan Diet Garam Rendah I.
Diet Hati II
Diet Hati II (DH II), diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan
dari diet hati I kepada pasien dengan nafsu makannya cukup. Menurut
keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak / biasa. Protein
diberikan 1 g/Kg berat badan dan lemak sedang (20-25% dari kebutuhan
energi total) dalam bentuk yang mudah dicerna. Makanan ini cukup
mengandung energi, zat besi, vitamin A & C, tetapi kurang kalsium dan
tiamin. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan
sebagai diet hati II rendah garam. Bila asites hebat dan diuresis belum baik,
diet mengikuti pola Diet Rendah Garam I.
Pagi
Siang
Malam
Nasi tim
Nasi tim
Nasi tim
Telur dadar
Semur ayam
Perkedel daging
bakar
Asem-asem buncis
Tempe bacem
Teh manis
Sup Sayuran
Pepaya
Pisang
Selingan
Selada buah dan
sirup
Selingan
Selingan
Terapi Asites
1. Diet garam.
Diet garam harus dibatasi 2 gram/hari
2. Diuretik
Diuretik meningkatkan ekskresi (pengeluaran) air dan garam dari ginjal-ginjal.
Regimen (aturan) diuretic yang direkomendasikan dalam setting dari ascites yang
berhubungan dengan hati adalah kombinasi dari spironolactone dan furosemide.
Dosis tunggal harian spironolacton yaitu 100 mg dan untuk furosemide 40 mg.
3. Parasentesis
Untuk pasien-pasien yang tidak merespon dengan baik pada atau tidak dapat
dikoreksi dengan pengobatan.
Hepatitis
Fibrosis
Sirosis
Hepatoma
Hepatitis A
type of hepatitis
Source of
virus
Feces
Blood
Blood derived
Body fluids
Blood
Blood derived
Body fluids
Blood
Blood derived
Body fluids
Feces
Route of
Transmission
Feco-oral
Percutaneous
Permucosal
Percutaneous
Permucosal
Percutaneous
Permucosal
Feco-oral
Chronic
Infection
No
Yes
Yes
Yes
No
44
Definisi
Hepatitis A penyakit hati yang
disebabkan oleh virus Hepatitis A.
Berbeda dengan hepatitis B & C,
infeksi virus Hepatitis A tidak
menyebabkan penyakit hati yang
kronis dan jarang berakibat fatal.
Epidemiologi
Angka kejadian Hepatitis A diseluruh
dunia 1,5 juta kasus per tahun 80
% diperkirakan tidak di laporkan.
Global Burden of Disease (GBD)
WHOterdapat puluhan juta individu
terinfeksi/tahun
Endemis tinggi terbanyak terdapat pada
negara dengan sanitasi yang buruk dan
keadaan sosio-ekonomi rendah
Etiologi
Virus hepatitis A
Termasuk kedalam famili
Picornaviridae
Masa inkubasi 14-28 hari
Patofisiologi
Infeksi virus hepatitis A fekal-oral HAV
resisten terhadap deterjen dan ph rendah selama
transisi menuju lambung GIT penetrasi di
mukosa lambung mulai bereplikasi di kripta sel
epitel intestin mencapai hepar melalui
pembuluh darah hepar hepatosit (sebagai
komplek virus IgA) melalui reseptor
asialoglikoprotein hepatoseluler di sitoplasma
hepatosit HAV bereplikasi di hati (terjadi respon
imun seluler (imunopatogenesis infeksi HAV))
aktivasi sel T sitolitik spesifik (HAV), sel T CD8+
induksi kerusakan hepatosit
Gejala klinis
Gejala prodormal lemas, cepat lelah,
anoreksia, muntah, rasa tidak nyaman pada
abdomen, diare
Stadium lanjut bisa di jumpai demam, sakit
kepala, atralgia, mialgia, ikterus
Pada negara dengan sanitasi yang buruk dan
kondisi sosial-ekonomi rendah infeksi
hepatitis A terutama terjadi pada usia <5 tahun
Negara maju infeksi virus hepatitis a terjadi
pada usia dewasa
Penegakan diagnosis
Kasus hepatitis A secara klinis tidak
dapat dibedakan dari hepatitis virus
akut jenis lainnya.
Diagnosis spesifik dibuat
berdasarkan deteksi IgM anti HAV
dalam darah
Diagnosis Banding
Hepatitis B
Hepatitis C
Hepatitis E
Epstein-Barr Virus
Campak
Infeksi Bakteri
Sepsis
Hepatitis Alkoholik
Hepatitis Autoimun
Penatalaksanaan
- Terapi simtomatik dan hidrasi yang adekuat
- Hindari obat2an yang bersifat hepatotoksik
paracetamol
- Berikan prednisolon 3 x 10 mg selama 7 hari jika
didapatkan kadar bilirubin masih tinggi.
- Pemberian imunoglobulin
- Untuk protektif orang yang berpergian, pekerjaan
militer, profilaksis/pencegahan infeksi relapse.
- Kadar yang dianggap protektif adalah 10-20 ml/unit
yang biasanya timbul setelah 2 bulan pasca pemberian
- Proteksi berkisar antara 3-6 bulan
Vaksinasi hepatitis a
Kadar antibodi yang dihasilkan 10100x lebih rendah daripada pasca
infeksi alamiah. Walaupun lebih
rendah, kadar anti HAV untuk
melawan virus hepatitis A dapat
bertahan sampai 20 tahun.
dosis
volume
jadwal
havrix
1440EL.U
1 ml
0, 6-12 bulan
vaqta
50 U
1 ml
0, 6-18 bulan
twinrix
720EL.U HAV,
20 g HBV
1 ml
1-6 bulan
HEPATITIS B
Gambaran Klinis
Cara Penularan
Parenteral Injeksi, tranfusi darah,
hemodialisa, tato, pisau cukur,
membantu persalinan
Kontak Seksual
Perinatal Hbs Ag + pada masa
kanak-kanak
Patogenesis
Virus B Hbs Ag Hilang IgM anti Hbc +
Anti Hbs +
Imunitas Tubuh
Tetap ada
Virus Hidup Virus Mati
HBV DNA+ Hbs Ag +
Hbs Ag + Hbe Ag
Hbe Ag+ HBV DNA -
IgM
anti
HBC
Anti
HBS
IgG anti
HBC
Hbe Ag
Arti
Infeksi Akut
Vaksinasi Berhasil/
sehat/sering
terinfeksi virus
hepatitis B tetapi
kebal/imun
Window Period/
saat akan
timbulnya anti Hbs
Vaksinasi berhasil
Virus B mengalami
mutan/ infeksi
virus B tipe
lain/carrier
Carrier
Carrier
Hepatitis B Kronik
HEPATITIS C VIRUS
70
Hepatitis C virus
Hepatitis C virus, which, before its
identification was labeled non-A, non-B
hepatitis, is a linear, singlestrand,
positive-sense, 9600-nucleotide RNA
virus, the genome of which is similar in
organization to that of flaviviruses and
pestiviruses; HCV is the only member of
the genus Hepacivirus in the family
Flaviviridae. (Harrisons 18th Edition,
200; 356)
71
Definition
Hepatitis C is a liver disease caused
by the hepatitis C virus: the virus can
cause both acute and chronic
hepatitis infection, ranging in
severity from a mild illness lasting a
few weeks to a serious, lifelong
illness. (WHO, 2014)
73
HCVreplicatesexclusivelyinthecytoplasm
viaanRNAintermediate
Viralentry&uncoating
(+)
Translation&processing
(+)
Virusparticle
assembly
HCVRNA
replication
(-)
Replicative
intermediate
(+)
Nucleus
74
: 70-90%
Immunity
: No protective antibody
response identified
75
Diagnosis Laboratorium
Antibodi HCV
umumnya digunakan
hepatitis C .
untuk
mendiagnosis
infeksi
respon
kondisi
pasien
terhadap
terapi
HCV-antigen
antigen HCV memiliki kapasitas yang sama seperti
tes HCV
77
78
Grading
Treatment
Interferon
dapat dipertimbangkan
hepatitis kronis aktif .
untuk
pasien
dengan
Fatty liver
(perlemakan hati)
Definisi
Perlemakan hati non alkoholik adalah kelainan hati dengan
gambaran khas berupa steatosis (perlemakan)
makrovesikuler yang muncul pada pasien yang tidak
mengkonsumsi alkohol dengan jumlah steatosit >5%
dari keseluruhan hepatosit.
Non alcoholic fatty liver disease (NAFLD)
Non alcoholic steatohepatitis (NASH)
Faktor resiko
Obesitas
Hiperinsulinemia
Resistensi insulin
Diabetes
Hipertrigliserida
Hipertensi
Patogenesis
Resistensi insulin
Stres oksidatif
Faktor inflamasi
FFA
Steatosis
TGF-
TGF-
adiponectin
Kematian sel
hepatosit
Aktivitas sel
stelata / TGF -
NASH
FIBROSIS
Sindrom
metabolik
Poin
hipertensi
Diabetes tipe
2
AST > 27
IU/L
Nonblack
Point total
Resiko
NASH
0-2
Low
3-4
Intermediat
e
High
6-7
Very high
Perjalanan penyakit
Fatty liver steatohepatitis
steatohepatitis with fibrosis sirosis
30% pasien dengan NASH progresif
histologis menuju fibrosis dalam waktu 5
tahun
15-20% menjadi sirosis
30-40% mengalami kematian (liver
related mortality)
Manifestasi klinis
Asimptomatik
Kelelahan
Rasa tidak nyaman pada perut kanan
atas
Tidak terdapat tanda patognomonik
Hepatomegali pada pemeriksaan
fisik
Umumnya ditemukan perlemakan
hati secara kebetulan saat
pemeriksaan lain atau medical check
Diagnosis
Laboratorium
1. ALT dan AST mencapai 1-4 kali
dari batas nilai normal
2. Peningkatan TG
3. Peningkatan GD
4. Peningkatan GGT
5. Peningkatan Alkali phospatase
Diagnosis
Pencitraan
1. USG : pada steatosis terlihat gambaran
ekogenitas difus, fibrosis atau sirosis
gambaran terlihat sama
2. CT : terlihat gambaran parenkim hati
dengan densitas rendah yang difus
3. Unenhanced CT : untuk mengetahui
karakter steatosis
4. MRI
Diagnosis
Biopsi hati
Steatos
is
S score
Inflama
si
lobular
L
Degenerasi
score Balon sel
hepatosit
B
score
<5%
None
None
5-33%
<2
Beberapa
34-66%
2-4
Banyak
>66%
>4
Diagnosis histologis
steatohepatitis
Definite NASH
3-4
Probable NASH
Bukan NASH
Pengelolaan
Non medikamentosa : modifikasi
gaya hidup
Farmakologis :
1. peningkatan sensitivitas insulin
2. antioksidan
3. obat penurun lipid
4. ursodeoxycholic acid (UDCA) dan
Lemak omega-3
SIROSIS HATI
Pendahuluan
Sirosis hati adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan
stadium akhir fibrosis hepatis yang berlangsung progresif yang
ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan
nodulus regeneratif (Nurdjanah, 2009).
Sirosis Hepatis adalah penyakit dengan proses nekrosis, imflamasi,
fibrosis,
regenerasi
nodular
dan
pembentukan
anastomosis
Sirosis Hati
Klasifikasi Sirosis hati menurut klinis dibagi menjadi 2:
1. Sirosis hati Kompensata (belum ada gejala Klinis yang nyata)
2. Sirosis hati Dekompensata (mempunyai gejala dan tanda
klinis yang jelas)
Penyakit
Obat dan
Keturunan
Toksin
dan Metabolik
Penyebab lain
atau tidak
terbukti
Bruselosis
Ekinokokus
Skistosomiasis
Toksoplasmosis
Hepatitis
Virus (Heptitis
B, Hepatitis C,
Hepatitis D,
Sitomegalovir
us)
Defisiensi alfa1antitripsin
Sindrom
Fanconi
Galaktosemia
Penyakit
Gaucher
Penyakit
simpanan
Glikogen
Hemokromatosi
s
Intoleransi
fruktosa
herediter
Penyakit usus
inflamasi kronik
Fibrosis kistik
Pintas
jejunoileal
Sarkoidosis
Gagal jantung
kanan
Fatty liver
alkoholik
Fatty liver
non alkoholik
Alkohol
Amiodaron
Arsenik
Obstruksi
Bilier
Penyakit
Perlemakan
hati non
alkoholik
Sirosis Bilier
primer
Kolangitis
sklerosis primer
Patofisiologi
Sirosis
kompensat
a
Sirosis
Dekompensata
Komplikasi :
Variceal
hemorrhage
Ascites
Encephalopathy
Jaundice
Deat
h
Gejala Klinis
Anamnesis ditemukan:
1. Bila sirosis kompensata meliputi: bisa terjadi
Ikterus, Perasaan mudah lelah dan lemas,
selera makan berkurang, perasaan perut
kembung, BB menurun.
2. Bila sirosis dekompensata meliputi: hilangnya
rambut badan, gangguan tidur, damam tak
begitu tinggi, perdarahan gusi, epistaksis,
gangguan siklus haid, air kemih berwarna teh
pekat, muntah darah atau melena, mudah
lupa.
Gejala Klinis
Dalam Pemeriksaan Fisik ditemukan:
Spider Nevi
Eritema Palmaris
Muchrche
Gejala Klinis
Kontraktur
Dupuytren
Ginekomastia
Gejala Klinis
Splenomegali
COMPLICATIONS OF CIRRHOSIS
Sirosis
Hiperten
si
Portal
Variceal
hemorrhage
Ascites
Spontaneous
Spontaneous
bacterial
bacterial
peritonitis
peritonitis
Hepatorenal
Hepatorenal
syndrome
syndrome
Gagal
Faal Hati
Encephalopathy
Jaundice
Radiologis
Barium meal varices esofagus
USG ukuran hati, permukaan,
homogenitas, sudut hati, massa,
noduler, asites, splenomegali, trombosis
vena porta, pelebaran vena porta, vena
lienalis, skrining karsinoma hati
CT scan
MRI
DIAGNOSIS
Cukup sulit pada stadium
kompensata
Pada stadium lanjut anamnesis,
pemeriksaan fisik, penunjang,
serologi, kadang-kadang
memerlukan biopsi/ peritoneoskopi.
TATALAKSANA
Tujuan :
Mengurangi progresi penyakit pada sirosis
kompensata (seperti memperbaiki metabolik pada
NASH, phlebotomy per minggu sampai kadar besi
normal bila didasari hemokromatosis, terapi HBV
dan HCV kronis)
Menghindarkan bahan-bahan yang bisa menambah
kerusakan hati
Pencegahan komplikasi
Penanganan komplikasi bila sudah terjadi
Pengobatan fibrosis hati dengan antifibrotik
(interferon)
Asites
Bila asites sangat besar parasintesis
Setiap liter cairan asites yang
dikeluarkan sebaiknya subtitusi albumin
perinteral 6-8 gr
Tatalaksana Varices
Esofagus
No varices
Small varices
7-8%/year
7-8%/year
Merli
Merli et
et al.
al. JJ Hepatol
Hepatol 2003;38:266
2003;38:266
Large varices
7-8%/year
7-8%/year
Variceal
Variceal hemorrhage
hemorrhage
Varix
Varix with
with red
red signs
signs
Predictors
Predictors of
of hemorrhage:
hemorrhage:
Variceal
Variceal size
size
Red
Red signs
signs
Child
Child B/C
B/C
NIEC.
NIEC. N
N Engl
Engl JJ Med
Med 1988;
1988; 319:983
319:983
Hepatoma
DEFINISI
Hepatoma merupakan tumor ganas primer di
hepar yang berasal dari sel parenkim atau epitel
saluran empedu.
Yang pertama (dikenal sebagai karsinoma
hepatoseluler) merupakan 80-90% keganasan
hati primer, yang terakhir disebut sebagai
kolangiokarsinoma.
Sekitar 75% penderita karsinoma hepatoselular
berawal dari sirosis hati, terutama tipe
alkoholik dan pasca nekrotik/hepatitis
Etiologi
faktor resiko terjadinya Hepatocellular Carcinoma
Common
Unusual
Hepatitis B or C chronic
infection
Hemochromatosis
1 Antitrypsin deficiency
Nonalcoholic steatohepatitis
(NASH)
Patogenesis
Agen penyebab turn over sel hati karena
injury Cedera dan regenerasi kronik
inflamasi dan kerusakan oksidatif DNA
perubahan genetic (perubahan kromosom,
aktivasi onkogen selular, atau inaktivasi gen
supresor tumor) yang mungkin bersama dengan
kurang baiknya penanganan DNA mismatch,
aktivasi telomerase, serta induksi faktor-faktor
pertumbuhan dan angiogenik vascular
endothelial growth factor (VEGF) dan basic
fibroblast growth factor (bFGF) Sel neoplastik
Manifestasi Klinis
Pada 24% penderita HCC tidak
menimbulkan gejala
Gejala pada penderita HCC:
nyeri abdomen
penurunan berat badan
Kelelahan
rasa kembung (fullness) dan pembengkakan
pada abdominal (hepatomegali dan
splenmegali)
jaundice, dan nausea
Tanda penyakit hati kronik juga dapat terlihat,
seperti jaundice, dilatasi vena abdominal,
palmar eritema, gynecomastia, testicular
atrophy, dan edema perifer
Diagnosis
anamnesis
pemeriksaan fisik diperlukan untuk melihat adanya
kelainan pada hati seperti hepatomegali, splenomegali,
jaundice, asites, edema perifer, spider navy, palmar eritema
dan penurunan berat badan.
pemeriksaan laboratorium diperlukan pemeriksaan darah
lengkap (untuk splenomegali), tes fungsi hati, level ammonia,
elektrolit. Diagnosis pasti adalah dengan menggunakan
pemeriksaan serologi. -Fetoprotein merupakan serum penanda
tumor pada HCC. Pananda tumor HCC lain adalah des-carboxy prothrombin (DCP). Pemeriksaan serlogi untuk virus
hepatitis B dan C juga dapat dilakukan dan neurotensin yang
spesifik untuk fibrolamellar HCC
pemeriksaan radiology pemeriksaan radiologi yang sering
digunakan untuk mendiagnosis HCC adalah dengan USG. CTScan, MRI dan angiografi kadang diperlukan
pemerikasaan histopatologi untuk membuktikan benar
atau tidaknya terdapat HCC adalah dengan melihat histologis
specimen yang diperoleh dari biopsi massa di hati tersebut
Diagnosis
Staging
CLIP (Cancer of the Liver Italian Program)
Classification2
Points
Variables
0
1
2
1. Tumor number
Single Multipl
e
Hepatic replacement by
<50
<50
>50
tumor (%)
1. Child-Pugh score
A
B
C
1. -Fetoprotein level
<400 400
(ng/mL)
1. Portal vein thrombosis
No
Yes
(CT)
Pemeriksaan Radiologi
Ultrasonografi Abdomen
Pada USG sering diketemukan adanya hepar
yang membesar, permukaan yang
bergelombang dan lesi-lesi fokal intra hepatik.
Biasanya menunjukkan struktur eko yang lebih
tinggi disertai nekrosis sentral berupa
gambaran hipoekoik sampai anekoik akibat
adanya nekrosis, tepinya irregular.
Yang sangat sulit adalah menentukan
hepatoma pada stadium awal di mana
gambaran struktur eko yang masih isoekoik
dengan parenkim hati normal.
MRI
Tatalaksana
Indikasi untuk penatalaksanaan
mebutuhkan evaluasi yang sangat cermat
mengenai staging tumor, derajat
kerusakan hati dan kondisi kesehatan
secara umum
terapi bedah
reseksi hepatik
transplantasi hati
TERAPI
Transplantasi Hati
Transplantasi
hati
memberikan
kemungkinan untuk menyingkirkan
tumor dan menggantikan parenkim
hati yang mengalami disfungsi.
Reseksi Hepatik
Kontraindikasi tindakan ini adalah
adanya metastatis ekstrahepatik,
kanker hati difus atau multifokal,
sirosis stadium lanjut dan penyakit
penyerta yang dapat mempengaruhi
ketahanan pasien menjalani operasi.