Anda di halaman 1dari 3

DIET PENYAKIT HATI

No. dokumen : No. revisi : Halaman :


0 1/1

Di tetapkan
Direktur RS Asy-Syifa Medika
Standar prosedur Tanggal terbit :
operasional

Dr. Herry Novrizal, M.M


Pengertian Diet penyakit hati adalah diet yang diberikan kepada pasien yang mengalami
kelainan atau kerusakan pada hati, untuk mencapai atau mempertahankan
status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati.
Tujuan Tujuan Diet Penyakit Hati adalah untuk mencapai dan mempertahankan status
gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati, dengan cara:
1. meningkatkan regenarasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih
lanjut dan meningkatkan fungsi jaingan hati yang tersisa.
2. mencegah katabolisme protein.
3. mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila
kurang
4. mencegah atau mengurangi asites, varise esofagus, dan hipertensi
portal
5. mencegah koma hepatik.
Kebijakan Standar Makanan Khusus Rumah Sakit
Prosedur Syarat-syarat Diet :
1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein. Diberikan bertahap
yaitu 40 – 45 kkal/kg BB.
2. Lemak cukup, yaitu 20 – 25% dari kebutuhan energi total, dalam
bentuk mudah cerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami
steatorea, gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang (Medium
Chain Triglyserida/MCT). Pemberian lemak sebanyak 45 g dapat
mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
3. Protein agak tinggi, yaitu 1,25 – 1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme
protein.
 Pada kasus Hepatitis Fulminan dengan nekrosis dan gejala
enselopati yang disertai peningkatan amoniak dalam darah,
pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah koma, yaitu 30 –
40 g/hari.
 Pada sirosis hati terkompensasi , protein diberikan sebanyak 1,25
g/kg BB. Asupan minimal protein hendaknya 0,8 – 1 g/kg BB.
 Kandungan serat pada protein nabati dapat mempercepat
pengeluaran amoniak melalui feses. Namun sering timbul keluhan
berupa rasa kembung dan penuh. Diet ini dapat mengurangi status
ensefalopati, tapi tidak dapat memperbaiki keseimbangan nitrogen.
4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi.
5. Natrium diberikan rendah, bergantung tingkat edema dan asites. Bila
pasien mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih
leluasa.
6. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.
7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau
makanan biasa sesuai kemampuan saluran cerna.

Macam Diet :
1. Diet Hati I (DH I) ,protein diberikan 30 g/hari.
Bila ada asites dan diuresis belum sempurna, pemberian caiaran
maksimal 1 liter/hari.
Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai
Diet Hati I Rendah Garam I( DH I + RG I)
2. Diet Hati II (DH II), protein diberikan 1 g/kg BB.
Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai
Diet Hati II Rendah Garam I ( DH II + RG I)
3. Diet Hati III (DH III), protein sesuai syarat diet.
Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai
Diet Hati III Rendah Garam I( DH III + RG I)

Indikasi Pemberian :
1. Diet hati I (DH I), diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila
prekoma sudah dapat diatasi dan bila pasien sudah mulai mempunyai
nafsu makan. Makanan diberikan dalam bentuk lunak.
2. Diet Hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati I
kepada pasien yang nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien
makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
3. Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II
kepada pasien hepatitis akut ( Hepatitis Infeksiosa /A dan Hepatitis
Serum/B ) dan sirosis hati yang nafsu makannya sudah baik, serta
dapat menerima protein dan tidak menunjukkan gejala sirosis hati
aktif. Menurut keadaan pasien makanan diberikan dalam bentuk lunak
atau biasa.

Cara Memesan Diet :


− Diet Hati I/II/III ( DH I/II/III)
− Diet Hati I/II/III Rendah Garam I (DH I/II/III + RG I)
Unit kerja 1. Unit gizi

Anda mungkin juga menyukai