Anda di halaman 1dari 4

STIKES PERSADA NABIRE

Hari/ Tanggal : Senin, 09-01-2023


Nama Lengkap : MELINCE DEGEI
Nim : 20.13211.043
Prodi : S1 Gizi
Mata Kuliah : Dietetik

ASESSMENT
ANTROPOMETRI
BB 59 Kg
TB 170 cm

IMT = 50 50
1,70 x 1,70 = 2,89
= 17,3 ( berat badan kurang )
Kesimpulan = Status Gizi Kurang

FISIK KLINIS
Klinis – Mengeluh sakit nyeri ulu hati hingga tembusa ke punggung sejak
1 bulan yang lalu.

DIETARY HISTORY / KEBIASAAN MAKAN


Pasien memiliki kebiasaan makan 1 kali makan utama dan sula ngemil terutama
badnanya gemuk.

RIWAYAT PERSONAL
Aktivitas fisik sehari-hari
Ekonomi sosial
Banker
Seorang pekerjaan banker

RIWAYAT PENYAKIT
DIAGNOSA GIZI
N1. 5. 11.1 Prodiksi Asupan Zat Gizi
N1 1.2 Asupan energi tidak ada kuat
NC 3.1 Berat kurang / under weigh
NB 3.1 Asupan makanan yang tidak aman
INTERVENZI GIZI

Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit hati kandung empedu adalah untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan cara :
1. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan/ atau
meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
2. Mencegah katabolisme protein.
3. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang.
4. Mencegah atau mengurangi asitas, faries esofogus dan hipertensi portal.
5. Mencegah koma hepatik.

Syarat Diet

Syarat-syarat diet penyakit hati dan kandun empedu adalah :


1. Energi tinggi untuk mencegah protein. Yang diberikan terhadap sesuai dengan
kemampuan pasien, yaitu 40 – 45 kkal/ kg BB.
2. Lemak cukup, yaitu 20 – 25 % dari kebutuhan energi toral, dalam bentuk yang muda
dicerna atau dalam bentuk emulsi, bila pasien mengalami steatorea, gunakan lemak
dengan asam empedu dalam proses absorbsinya. Pemberian lemak sebanyak 45 gram
dapat mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
3. Protein agak tinggi yaitu 1.25 – 1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein. Pada
kasus hepatitis fulminan dengan nekrosis dan gejala ensefalosofi yang disertai
peningkatan amoniak dalam darah, pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah
joma yautu sebanyak 30 – 40 g/ hari pada sirosis hati terkompentasi, protein diberikan
sebanyak 1.2 25 g/kg BB. Asupan minimal protein hendaknya 0,8 19 kg BB. Protein
nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat
pengeluaran amoniak melalui fases kandungan namun sering timbul keluhan berupa
rasa kembung dan penuh. Diet ini dapat namun mengurangi status ensefalopasti, tetap
tidak dapat memperbaiki keseimbangan nitrogen.
4. Vitamin dan Mineral diberikan sesuai dengan tingkat dfisiensi bila perlu diberikan
suplemen Vitamin B kompleks, C dan K serta mineral sen dan zat besi bila ada
anemia.
5. Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites bila pasien mendapat
diuretikan garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
6. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada konta indikasi.
7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai
kemampuan saluran cerna.
MONITORING DAN EVALUASI

Prameter Pengukuran/ Pengamatan Target terukur normal.


Antropometri IMT 17,3 status gizi kurang

Fisik / Klinis Mengeluh sakit nyeri ulu hati


hingga tembus ke sejak 1 bulan
yang lalu.

Klinis : Hasil pemeriksaan


terdiagnosa infeksi hepatitis.

Dietry Setiap hari kebiasaan makan Normal


Istori 1 kali makan utama dan suka
ngemil terutama badanya
gemuk.
KASUS 19 INFEKSI HATI

Seorang Pasien Laki-Laki umur 42 tahun, pekerjaan seorang bengkel. Pasien memiliki

kebiasaan makan 1 kali makan utama dan suka ngemil terutama ngemil buah yang

rasanya asam dan pedas. Pasien rajin berolah raga dan takut badannya gemuk. TB 170cm

dengan BB 50 kg, mengeluh sakit nyeri ulu hati hingga tembus ke punggung sejak

1 bulan yang lalu sklera mata anemia, mual, muntah dan tidak nafsu makan, hasil

pemeriksaan terdiagnosa infeksi hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai