Anda di halaman 1dari 4

Definisi

Hati merupakan salah satu alat tubh penting yangberperan dalam metabolisme karbohidrat,
lemka dan protein. Hati merupakan tempat penyimpanan mineral berupa zat besi dan
tembaga yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta vitamin larut lemak
seperti A, D, E, K.
Dua jenis penyakit hati yang sering ditemukan adalah hepatitis dan sirosis hati. Hepatitis
adalah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin tertentu atau karena infeksi
virus, penyakit ini disertai anoreksi/ hilangnya nafsu makan, demam, rasa mual dan muntah,
serta jaundice (kuning).
Sirosis hati merupakan penyakit kronis hati yang ditandai dengan fibrosis, disorganisasi dari
lobus dan arsitektur vaskular, dan regenerasi nodul hepatosit. Biasanya dimulai dengan adanya
proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi
nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi
tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut. 20 Telah diketahui bahwa
penyakit ini merupakan stadium terakhir dari penyakit hati kronis dan terjadinya pengerasan
dari hati yang akan menyebabkan penurunan fungsi hati dan bentuk hati yang normal akan
berubah disertai terjadinya penekanan pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah
vena porta yang akhirnya menyebabkan hipertensi portal. Pada sirosis dini biasanya hati
membesar, teraba kenyal, tepi tumpul, dan terasa nyeri bila ditekan

Di Indonesia, kasus ini lebih banyak ditemukan pada kaum laki-laki dibandingkan kaum wanita.
Dari yang berasal dari beberapa rumah sakit di kota-kota besar di Indonesia memperlihatkan
bahwa penderita pria lebih banyak dari wanita dengan perbandingan antara 1,5 sampai 2 : 1.
Ndraha melaporkan selama Januari –Maret 2009 di Rumah Sakit Koja Jakarta dari 38 penderita
sirosis hati, 63,7% laki-laki dan 36,7% wanita, terbanyak (55,3%) adalah kelompok umur 40-60
tahun.

Etiologi
a. Virus hepatitis B, C, dan D.

b. Alkohol.

c. Obat-obatan atau toksin.

d. Kelainan metabolik : hemokromatosis, penyakit Wilson, defisiensi α 1-antitripsin, diabetes


melitus, glikogenosis tipe IV, galaktosemia, tirosinemia, fruktosa intoleran.

e. Kolestasis intra dan ekstra hepatik.

f. Gagal jantung dan obstruksi aliran vena hepatika.

g. Gangguan imunitas.

h. Sirosis biliaris primer dan sekunder.

i. Idiopatik atau kriptogenik.


Faktor Resiko
a. Faktor Kekurangan Nutrisi
Menurut Spellberg, Shiff (1998) bahwa di negara Asia faktor gangguan nutrisi memegang
penting untuk timbulnya sirosis hati. Dari hasil laporan Hadi di dalam simposium Patogenesis
sirosis hati di Yogyakarta tanggal 22 Nopember 1975, ternyata dari hasil penelitian makanan
terdapat 81,4 % penderita kekurangan protein hewani , dan ditemukan 85 % penderita sirosis
hati yang berpenghasilan rendah.
b. Hepatitis Virus
Hepatitis virus terutama tipe B sering disebut sebagai salah satu penyebab sirosis hati, apalagi
setelah penemuan Australian Antigen oleh Blumberg pada tahun 1965 dalam darah penderita
dengan penyakit hati kronis , maka diduga mempunyai peranan yang besar untuk terjadinya
nekrosa sel hati sehingga terjadi sirosis.
c. Zat Hepatotoksik
Beberapa obat-obatan dan bahan kimia dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada sel hati
secara akut dan kronis. Kerusakan hati akut akan berakibat nekrosis atau degenerasi lemak,
sedangkan kerusakan kronis akan berupa sirosis hati.
d. Penyakit Wilson
Suatu penyakit yang jarang ditemukan , biasanya terdapat pada orang-orang muda dengan
ditandai sirosis hati, degenerasi basal ganglia dari otak, dan terdapatnya cincin pada kornea
yang berwarna coklat kehijauan disebut Kayser Fleischer Ring.
Hemokromatosis
Bentuk sirosis yang terjadi biasanya tipe portal. Ada dua kemungkinan timbulnya
hemokromatosis, yaitu:
- Sejak dilahirkan si penderita menghalami kenaikan absorpsi dari Fe.
- Kemungkinan didapat setelah lahir, misalnya dijumpai pada penderita dengan penyakit
hati alkoholik. Bertambahnya absorpsi dari Fe, kemungkinan menyebabkan timbulnya sirosis
hati.

Tujuan Diet Hati


 Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan
atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang masih tersisa
 Mencegah katabolisme protein
 Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan jika kurang
 Mencegah atau mengurangi asites, varieses esofagus, dan hipertensi portal.
 Mencegah koma hepatik
 Mengurangi beban kerja hati
 Menghindari komplikasi
Syarat Diet :
 Energi : 40 – 45 kkal/kg BB per hari
 Lemak : 20 – 25% dari kebutuhan energi total
 Protein : 1,25 – 1,5 g/kg BB. Pada pasien Hepatitis Fulminan dengan nekrosis
dan gejala ensefalopati yang disertai peningkatan amoniak dalam darah
protein dibatasi 30 – 40 g/hari. Pada Sirosis hati terkompensasi protein
diberikan 1,25 g/kg BB. Asupan minimal protein sehari 0,8 – 1 g/kg BB/hari
 Bila ada anemia diberikan suplementasi vitamin B kompleks, C dan K
 Pemberian garam dibatasi apabila ada oedema dan asites • oedema : bengkak
pada bagian tubuh terutama kaki dan tangan • Ascites : bengkak pada bagian
perut, karena cairan tertimbun di bawah kulit perut
 Natrium diberikan rendah tergantung tingkat edema dan asites, bila pasien
mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
 Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan saluran cerna, bila ada
keluhan mual muntah maka berikan makanan lunak.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet Hati 1
Diet hati 1 diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi
dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien, makanan
diberikan dalam bentuk cincang atau lunak.
Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin, karena itu sebaiknya
diberikan beberapa hari saja
Diet Hati 2
Diet hati 2 diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati 1 kepada pasien yang
nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak
atau biasa. Protein diberikan 1g/kgBB dan lemak sedang yaitu 20-25% dari kebbutuhan
energi total dalam bentuk yang mudah dicerna.
Makanan ini mengandung zat besi, energi, vitamin A dan C. Tapi kurang kalsium dan tiamin.
Diet Hati 3
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati 2 atau kepada pasien hepatitis akut
dan sirosis hati yang nafsu makannya sudah baik, telah dapat menerima protein, dan tidak
menunjukan gejala sirosis hati aktif. Menurut kesanggupan pasien, makan diberikan dalam
bentuk lunak atau biasa. Makanan ini mnengandung cukup energi, protein, lemak, mineral
& vitamin tapi tinggi karbohidrat.
Bahan Makanan yang Dibatasi
Bahan makanan yang dibatasi untuk diet 1,2, dan 3 adalah dari sumber lemak, yaitu semua
makanan yang makanan dan daging yang mengandung lemak dan santan serta bahan
makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, timun, durian,
dan nangka.
Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan
Yaitu makanan yang mengandung alkohol, yeh, atau kopi kental.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
• Masaklah dengan cara merebus, mengukus, memanggang, mengungkep, pepes

• Hindarkan menggoreng, dianjurkan mengunakan minyak kedele atau minyak jagung untuk
menumis

• Sayuran di masak matang

• Memasak sayuran jangan menggunakan santan kental

Bahan makanan yang dianjurkan


 nasi, kentang, roti, mie, makaroni, bihun, gula, tepungtepungan yang dibuat bubur atau
puding.
 Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas: bayam, labu kuning, labu siam,
wortel, kacang panjang dll
 pepaya, pisang, melon, jeruk, semangka dll

Anda mungkin juga menyukai