Anda di halaman 1dari 37

DIET PADA PENYAKIT GINJAL

DAN SALURAN KEMIH

Jurusan gizi poltekes Sby


Pendahuluan
• Fungsi utama ginjal adalah : memelihara
keseimbangan homeostatik cairan, elektrolit dan
bahan organik dalam tubuh.
• Ginjal bertanggung jawab untuk
mempertahankan komposisi kimia semua cairan
tubuh  berbagai penyakit dapat mempengaruhi
ginjal
• Bila gagal fungsi, sulit mengontrol kandungan
natrium, kalium, nitrogen dan produk
metabolisme tubuh
• Diit khusus diperlukan bila fungsi ginjal
terganggu seperti pada penyakit2 dibawah
ini :
1. Sindroma Nefrotik
2. Gagal Ginjal Akut
3. Gagal Ginjal Kronik
4. Gagal ginjal Terminal
SINDROMA NEFROTIK
Kumpulan gejala klinis yang terdiri dari :
– Proteinuria (> 3,5gr protein/24jam)
Terjadi krn Peningkatan permeabilitas membran glomerulus, sebagian besar ekskresi protein pada
urin adalah albumin. Disebut proteinuria selektif bila ekskresi albumin > 80%
– Hipoalbuminemia
Terjadi akibat adanya proteinuria. Respon hepar adalah sintesis albumin, tetapi laju sintesis dan
kejadian hilangnya protein tidak seimbang  hipoalbumin
– Edema sampai anasarka
Rendahnya Albumin  penurunan tekanan onkotik plasma  penurunan volume intravaskuler 
meningkatkan retensi Na dan air  edema
– Hiperlipidemia
Peningkatan produksi lipoprotein oleh hepar  penurunan katabolisme lipid  peningkatan VLDL
 penurunan HDL
– Lipiduria
Karena akumulasi lipid  lipiduria
– Hypercoagulability (kecenderungan darah membeku)
Karena terjadi peningkatan faktor pembekuan, peningkatan sintesis fibrinogen oleh hati, rendahnya
anti trombin karena hilang melalui urine
PENYEBAB SINDROMA NEFROTIK
• Penyakit Glomeruler Primer
70% pada anak, 20% orang dewasa
• Penyakit Sistemik
SLE, DM, Amiloidosis
• Obat dan toksin
• Keganasan (kanker, leukemia)
• Infeksi
Malaria, hepatitis, AiDS, sifilis
• Preeklamsi dan Eklamsia
• Genetik
TANDA DAN GEJALA
• Urin berbuih (proteinuria), kaki berat, bengkak,
dingin dan tidak rasa, penderita merasa lemah
dan mudah lelah (keseimbangan Nitrogen
Negatif), anoreksia dan diare
• Edema pada daerah periorbita, konjungtiva,
dinding perut, sendi lutut, efusi pleura, ascites.
• Hilangnya massa otot rangka, kuku
memperlihatkan pita2 putih akibat hipoalbumin,
hipertensi
KOMPLIKASI
• Gagal Ginjal Akut ( GGA )
• Trombosis Vasculer
• Malnutrisi
o/k proteinuria berat, anoreksia akibat perfusi usus yg
menurun, edema hepatik, rasa penuh akibat ascites
• Infeksi
o/k adanya timbunan cairan  bakteri mudah tumbuh,
kulit rapuh kuman mudah masuk, edema melarutkan
faktor2 imun lokal, hilangnya zinc dan transferin melalui
urin
TERAPI UMUM
• Pengobatan untuk edema
Diberikan diuretika, bila perlu infus albumin, pembatasan garam,
pembatasan cairan, tirah baring, pengukuran BB setiap hari,
keseimbangan cairan dicatat, BB diharapkan turun 0,5 – 1 kg/hr
• Pengobatan untuk proteinuria dan koreksi hipoalbumenia
Untuk memelihara keseimbangan Nitrogen positif, dibutuhkan
peningkatan protein serum. Pemberian diit Tinggi protein sulit dipenuhi
krn adanya anoreksia, dan resiko peningkatan eksresi protein urin,
diberikan diit Tinggi Kalori/Karbohidrat dan cukup protein (0,8 – 1 gr/kg
BB/hr, unt memaksimalkan penggunaan protein yang dimakan
• Terapi Hiperlipidemia
• Terapi Hipercoagulability
• Pengobatan Infeksi
• Pengobatan Hipertensi
TERAPI DIIT
• TUJUAN DIIT :
1. Mengganti kehilangan protein terutama albumin
2. Mengurangi odema dan menjaga keseimbangan
cairan tubuh
3. Memonitor hiperkolesterolemia dan
penumpukan trigliserida
4. Mengontrol hipertensi
5. Mengatasi anoreksia
SYARAT DIET
1. Energi cukup 35 kkal/kg BBI per hari
2. Protein sedang 0,8 gr/kg BBA ditambah protein yg
keluar dari urin dan bernilai biologi tinggi
3. Lemak sedang 15-20% dr total energi
4. Na dibatasi 1-4 gr sehari
5. Kolesterol <300 mg/hari
6. Cairan disesuaikan banyaknya urin ditambah 500
ml pengganti cairan yg keluar dr kulit dan
pernafasan
JENIS DAN INDIKASI DIET
• Karena gejala penyakit bersifat sangat
individual maka diit disusun juga secara
individual
GAGAL GINJAL AKUT dan KRONIS
• Gagal Ginjal Akut bila terjadi penurunan secara
tiba2 pada laju filtrasi glomerulus ditandai dg
– penurunan glomerulo filtration rate (GFR) atau tes kliren
kreatinin dalam derajat ringan, sedang, berat
– Terganggunya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan sisa
produk metabolisma  retensi sampah Nitrogen  BUN
meningkat  Azotemia
– Uremia, sindroma klinis dan laboratoris yg menunjukkan
adanya disfungsi berbagai sistem organ
– Penyebabnya adalah krn terjadinya perfusi ginjal tidak
adekuat (perdarahan), nekrosis tubulus akut setelah
trauma, operasi, sepsis, obat2an, bahan kimia, sindroma
neprotik,atau obstruksi
• Ada 2 fase :
1. Fase Oliguria
Kreatinin dan Nitrogen Urea Darah (BUN) meningkat
dengan urin yang keluar kurang dari 400 ml/hr ( < 0,5 – 1
ml/kg/jam pada anak2 ). Fase ini berlangsung sekitar 8 –
15 hari
2. Fase Diuretik
Peningkatan volume urin. Kadar kreatinin dan BUN
menurun perlahan – lahan, fase ini berlangsung 2 – 3 mgg
• Gagal Ginjal Kronis / GGK terjadi bila
– Kerusakan nefron selama ≥ 3 bulan, dgn atau tanpa
adanya penurunan GFR
– GFR < 60 ml/men/1,73 m2 ≥ 3 bulan dengan atau tanpa
kerusakan ginjal, krn pada nilai GFR tsb ginjal akan
kehilangan fungsinya ≥ 50% dan komplikasi
– Kerusakan ginjal ditandai oleh proteinemia, BUN dan
kretinin tinggi, retensi cairan, kalium, natrium, fosfor,
hematuria,kelainan darah yg patogenomonik untuk
kelainan ginjal , hidronefrosis (hasil radiologis)
– Penyebabnya adalah glomerulonefritis, DM, hipertensi,
penyakit ginjal polikistik, batu saluran kemih, infeksi
saluran kemih
• Pedoman perhitungan GFR untuk orang dewasa
(rekomendasi dari The National Kidney Foundation (NKF) Kidney Disease Outcome
Quality Initiative (K/DOQI )

( 140-umur ) x BB

Klirens kreatinin (ml/men) = --------------------------------- x (0,85 jika wanita)


72 x kreatinin serum
Faktor Risiko
• Diabetes Mellitus
• Hipertensi
• Penyakit Autoimun
• Infeksi sistemik
• Batu Saluran Kemih
• Obstruksi Saluran kemih bawah
• Keganasan
• Riwayat keluarga
• Penurunan massa ginjal
• Terpapar obat tertentu
• BBLR
• Usia Lanjut
Evaluasi dan tatalaksana
• Apabila seseorang sudah ditetapkan ada
peningkatan faktor risiko mengalami penyakit
ginjal, tetapi belum mengalami sakit, perlu
evaluasi :
– Pengukuran Tekanan Darah, pemeriksaan kreatinin serum untuk
mengukur GFR, rasio protein – kreatinin atau rasio albumin – kreatinin
pada pagi hari, pemeriksaan sedimen urin untuk memeriksa adanya
hematuri
– Pemeriksaan USG, untuk pasien dgn gejala obstruksi, infeksi, batu,
riwayat keluarga, pemeriksaan elektrolit serum (Na, K, Cl),
• Tatalaksana ( sangat diperlukan krn tidak dapat pulih kembali )
 Pengobatan penyakit dasar
 Pengendalian keseimbangan air dan garam
 Diet Rendah Protein Tinggi Kalori
 Pengendalian Tekanan Darah
 Pengendalian Keseimbangan elektrolit dan asam-basa
 Pencegahan dan pengobatan osteodistrofi renal ( ODR)
 Pengobatan gejala uremi spesifik
 Deteksi dini dan pengobatan infeksi
 Penyesuaian pemberian obat
 Deteksi dan pengobatan komplikasi
 Persiapan dialisis dan transplantasi
Pengendalian Keseimbangan air dan garam

• Cairan disesuaikan dengan produksi urin


( Produksi urin 24 jam + 500 ml )
• Asupan garam tergantung evaluasi elektrolit,
umumnya dibatasi
• Penimbangan BB, pemantauan produksi urin,
pencatatan keseimbangan cairan membantu
pengelolaan cairan dan garam
Diet Rendah Protein Tinggi Kalori
• Asupan protein dibatasi 0,6 – 0,8 gr/kg
BB/hari, rata – rata kebutuhan protein sehari
pada penderita adalah 20 – 40 gr.
• Kebutuhan kalori minimal 35 Kal/kg BB/hari
• Diit Rendah proein tinggi kalori akan
memperbaiki keluhan mual, menurunkan
BUN, memperbaiki gejala, serta menghambat
progresivitas penurunan faal ginjal
Pengelolaan Hipertensi
• Pembatasan cairan mutlak dilakukan
• Target tekanan darah 125/75 diperlukan untuk
menghambat laju progresivitas penurunan faal
ginjal
Pengendalian Gangguan Keseimbangan Elektrolit
dan Asam - Basa

• Gangguan keseimbangan elektrolit utama


adalah terjadinya hiperkalemia dan asidosis,
dapat dicegah dengan :
– Diet Rendah Kalium, hindari buah yg mengandung
Kalium tinggi (pisang, jeruk, tomat, anggur) atau
sayur yg berlebihan
Pencegahan dan pengobatan ODR

• Pengendalian Hiperphosphatemia
• Diet rendah Phosphat saja tidak cukup, perlu
diberikan obat pengikat Phosphat
• Makanan yang mengandung phosphor tinggi
harus dihindari : susu, keju, yoghurt, es
krim,ikan, dan kacang – kacangan
PENATALAKSANAAN GIZI
Sasaran
Menurunkan produksi sampah yang harus
diekskresikan oleh ginjal dan menghindari
ketidak seimbangan cairan dan elektrolit.
Pada pasien yang tidak didialisis, langkah
pengaturan makanan bertujuan untuk menunda
dialisis.
Tujuan Diit
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
dg memperhitungkan sisa fungsi ginjal agar tidak
memberatkan kerja ginjal.
2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yg
tinggi (uremia)
3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Mencegah atau mengurangi progesivitas gagal
ginjal
Syarat Diit
1. Energi 35 kkal/kg BBI/hr
2. Protein rendah 0,6 gr/kg BBA sebagian harus bernilai
biologik tinggi
3. Lemak cukup 20-30% dr kebutuhan energi total terutama
lemak tak jenuh ganda
4. Na dibatasi 1-3 gr bila ada odema,asites,oliguria,anuria dan
hipertensi.
5. Kalium dibatasi (40-70 mEq) bila ada hiperkalemia (kalium
darah >5,5 mEq), oliguria dan anuria.
6. Cairan dibatasi sebanyak jumlah urin ditambah 500 ml
cairan keringat dan nafas.
7. Vitamin cukup bila perlu berikan suplemen
Jenis dan Indikasi Diit
Rekomendasi European SPEN, 2000 nilai GFR 25 – 75 ml/menit
Rekomendasi K/DOQI,2000 nilai GFR < 25 ml/menit
 diberikan Diit Rendah Protein

1. Rendah Protein I (30 gr protein ) diberikan


pada pasien dg BB 50 kg
2. Rendah protein II (35 gr protein) diberikan
pada pasien dengan BB 60 kg
3. Rendah Protein III (40 gr protein ) diberikan
pada pasien dg BB 65 kg
MAKANAN YANG TIDAK DIANJURKAN
1. Protein : kacang2an dan hasil olahannya
seperti tempe dan tahu
2. Lemak : santan, kelapa,margarine, mentega
3. Vitamin dan mineral : sayuran dan buah
tinggi kalium seperti pisang, daun pepaya,
bayam, peterseli (pada pasien dg
hiperkalemia )
MAKANAN YANG DIANJURKAN
1. KH : nasi, bihun, jagung , kentang, selai, madu,
permen dll.
2. Protein : telur, daging, susu, ayam, ikan
3. Lemak: minyak jagung,minyak kacang tanah,
margarine dan mentega rendah garam, minyak
kelapa sawit, minyak kedelai.
4. Vit dan mineral : semua buah dan sayur kecuali
pasien dg hiperkalemia dianjurkan memilih yg
rendah kalium
GAGAL GINJAL TERMINAL ( GGT )
• Bila ginjal tidak dapat menopang kehidupan tanpa diikuti
tindakan dialisis atau transplantasi
• Dialisis dilakukan pada pasien dg penurunan fungsi ginjal
berat.
• Dialisis diperlukan bila koreksi penyebab gagal ginjal yang
dikombinasikan dengan pembatasan diit tidak cukup untuk
mencegah atau mengontrol hiperkalemia, kejenuhan cairan,
uremia simtomatik (mual, muntah, tremor, mengantuk),
kenaikan BUN dan kreatinin yang cepat
• Dialisis dilakukan bila kreatinin klirens/GFR <15 ml/menit
TEHNIK DIALISA ADA 2 :
1. Hemodialisa ( cara ini paling banyak
digunakan ).
2. Dialisis peritoneal / CAPD (Continuous
Ambulatory Peritoneal Dialysis )
TUJUAN DIET :
1. Mencegah defisiensi zat gizi serta
mempertahankan dan memperbaiki status
gizi agar pasien dapat melakukan aktivitas
normal.
2. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Memjaga agar akumulasi produk sisa
metabolisme tidak berlebihan
SYARAT DIET :
1. Energi 35 kkal/kg BBI/hr , bila BB perlu diturunkan harus
dengan cara berangsur.
2. Protein 1-1,2 gr/kg BBA, untuk mempertahankan
keseimbangan nitrogen dan mengganti asam amino yg
hilang ( 10 -12 gr ) selama proses dialisis dengan 50 %
protein bernilai biologis tinggi
3. Lemak 20-30 % total kalori
4. KH cukup
5. Natrium : dibatasi, makanan yang diawetkan dihindari,
dianjurkan untuk tidak menambah garam pada makanan
untuk menghindari asidosis
6. Kalium :
Dibatasi, bila pasien dalam kondisi hiperkalemia. Saat proses
HD biasanya menurun, o.k tidak perlu pembatasan Kalium krn
dapat menyebabkan hipokalemia.
Bila dibatasi, untuk setiap 1 ltr urine ditambahkan 1 gr Kalium.
Bila HD : 2 gr Kalium + 1 gr Kalium/liter urine
Bila CAPD : 3 gr Kalium + 1 gr Kalium / liter urine

7. Fosfor dibatasi <17 mg/kg BBI / hari

8. Cairan dibatasi yaitu jumlah urine + 500-750 ml /hari


Tujuan pembatasan cairan adalahuntuk menjaga kenaikan BB 1 – 1,5
kg antara terapi HD berikutnya. Retensi cairan dapat disebabkan oleh
asupan natrium yg berlebihan, shg menyebabkan rasa haus, edema,
peningkatan tekanan darah dan gagal jantung
9. Kalsium tinggi
Krn penyerapan Kalsium oleh usus menurun dan defisiensi
vitamin D. Kebutuhan 1000mg/hr kalau perlu tambah
suplemen krn sulit didapat dari makanan saja, bila
diberikan tambahan vitamin D perlu monitoring kadar
Kalsium untuk menghindari hiperkalsemia
10.Suplemen vitamin seperti B, asam folat dan
vitamin C, karena pada proses HD vitamin
larut Air keluar bersama dialisat
11. Bila nafsu makan kurang berikan enteral
tinggi energi dan tinggi protein
INDIKASI PEMBERIAN DIET :
1. Diit Dialisis I 60 gr protein pada pasien dg BB
50 kg.
2. Diit Dialisis II 65 gr protein diberikan pada
pasien dg BB 60 kg.
3. Diit Dialisis III 70 gr protein diberikan pada
pasien dg BB 65 kg.
SAMPAI JUMPA

Anda mungkin juga menyukai