Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN GIZI

PENYAKIT HATI

Marselina Azalia Mahar, S.Gz, RD


Anatomi Hati

Hati merupakan kelenjar


terbesar dalam tubuh
manusia.
Bertekstur lunak, lentur.
Terletak di rongga perut kanan
atas di bawah kerangka iga
bagian atas cavitas
abdominalis
tepat di bawah diaphragma,
berat 1,2 – 1,8 kg (2-3% berat
badan).
Fisiologi Hati
• Hati mempunyai peran penting karena merupakan
regulator dari semua metabolisme karbohidrat,
protein & lemak.
• Tempat sintesa dari komponen protein, pembekuan
darah, kolesterol, ureum & zat-zat lain yang sangat
vital.
• Mempunyai tempat pembentukan dan penyaluran
asam empedu, pusat detoksifikasi racun dan
penghancuran (degradasi) hormon-hormon thyroid
(misal estrogen)
Fungsi Hati
Metabolis Detoksifikasi dan
Regulasi kadar
eliminasi produk
me zat gizi gula darah sisa metabolisme

Pencernan Aktivasi vitamin Penyimpan


lemak dan mineral zat gizi

Metabolis Metabolis
me enzim me Heme
Tes Fungsi Hati
Sirkulasi Darah Dari dan Ke Hati
Jenis Penyakit Hati
Hepatitis viral akut

Hepatitis fulminan

Hepatitis kronik

Hepatitis alkoholik

Sirosis
HEPATITIS VIRUS AKUT
Virus Hepatitis
Jenis dan Gejala
• Hepatitis virus adalah penyakit
hati yang disebabkan adanya
Inflammasi atau peradangan
hati.
• Penyebab peradangan ersebut
adalah virus, bakteri, toksin,
obstruksi, parasit, dan bahan
kimia.
• Jenis virusnya adalah virus A, B,
C, D, dan E.
Manifestasi Klinis
1. Penderita dapat mengalami jaundice (berwarna
kuning pada kulit, kuku atau sklera mata), urin
berwarna gelap seperti teh, anoreksia, fatigue, sakit
kepala, nausea, muntah dan demam/panas
2. Liver penderita membesar (hepatomegali) dan pada
beberapa kasus limpa penderita juga membesar
(splenomegali).
3. Pemeriksaan biokimia menunjukkan adanya
peningkatan kadar bilirubin darah, enzim alkaline
phosphatase (ALT), dan enzim alanine transferase
(AST).
Fase Manifestasi Klinis
1. Fase Inkubasi, fase dimana terjadi gejala malaise, hilang nafsu
makan, mual dan nyeri perut kanan atas.
2. Fase Pre Ikterik (gejala tidak spesifik), pada fase ini penderita dapat
mengalami gejala panas badan, athralgia (nyeri sendi), arthritis
(nyeri tulang), rash (ruam), dan angioedema (udem pada bibir).
3. Fase Ikterik, pada fase ini penderita mengalami jaundice (kulit,
membran mukosa dan mata tampak kuning).
4. Fase convaslescent /recorvery, fase dimana jaundice dan gejala-
gejala di atas mulai hilang.
Implikasi Gizi
1. Asupan oral inadekuat, hal ini dapat terjadi karena adanya gejala-gejala mual, muntah, hilang nafsu
makan, nyeri abdomen, anoreksia, demam, dll.

2. Penurunan berat badan yang tidak diharapkan, dapat terjadi karena asupan oral yang inadekuat.

3. Defisiensi zat gizi dapat terjadi karena asupan oral yang inadekuat.

4. Interaksi obat dan makanan (treatment HCV).


Asesmen Gizi
Diagnosa Gizi
• Gangguan utilisasi zat gizi (P atau Problem) berkaitan dengan
hepatitis (E atau Etiologi) ditandai/dibuktikan dengan SGOT
dan SGPT abnormal, bilirubin tinggi, tampak kuning (SS atau
Signs dan Symtomps).
• Asupan oral tidak adekuat (P atau Problem) berkaitan dengan
mual, muntah (E atau Etiologi) ditandai/dibuktikan dengan
asupan energi kurang dari kebutuhan, penurunan berat
badan, dan tampak kurus (SS atau Signs dan Symtomps).
Intervensi Gizi
Tujuan Intervensi: mencapai status gizi optimal atau mempertahankan status gizi optimal
tanpa memberatkan fungsi hati, mendukung regenerasi sel; memberikan makanan dan
cairan yang terbaik; memodifikasi frekuensi makan yang sering dengan porsi kecil untuk
mengatasi anoreksia; dan tidak ada pembatasan makanan selain alkohol.
Intervensi Gizi
Preskripsi diet pada penyakit hepatitis (Penuntun Diet, 2004):
1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yaitu 40-45 Kalori/kg berat badan
2. Protein agak tinggi sebagai upaya anabolisme protein, 1.2 – 1.5 gram/kg berat badan
3. Kebutuhan lemak cukup, yaitu 20-25% total energi dengan bentuk mudah cerna atau
emulsi. Bila ada gangguan utilisasi lemak (jaundice atau steatorrhea), maka diberikan :
a. pembatasan lemak < 30%
b. kurangi lemak sumber Long Chain Triglycerides (LCT) atau lemak dengan rantai carbon
panjang dan gunakan lemak sumber Medium Chain Triglycerides (MCT) atau lemak
dengan rantai karbon sedang, karena lemak ini tidak membutuhkan aktivasi enzim lipase
dan empedu dalam metabolismenya. Namun penggunaan harus hati-hati jika ada risiko
diare
4. Kebutuhan karbohidrat, merupakan sisa total energi, dan didistribusikan dalam satu hari
dengan porsi kecil tapi sering untuk menghindari kondisi hipoglikemia dan hiperglikemia.
5. Kebutuhan Vitamin sesuai tingkat defisiensi. Bila perlu dengan suplemen vitamin B
kompleks, vitamin C, dan vitamin K.
Intervensi Gizi
6. Kebutuhan Mineral sesuai kebutuhan, jika perlu diberikan suplemen zat besi
(Fe), seng (Zn), Magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan Fosfor (P). Untuk natrium
(Na) dibatasi bila ada udema atau asites, yaitu 2 gram/hari.
7. Kebutuhan cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi,
seperti edema atau asites.
8. Bentuk makanan lunak (bila ada mual dan muntah) atau bentuk makanan biasa.
9. Rute makanan disesuaikan dengan kondisi pasien.
10. Pemilihan bahan makanan, ada bahan makanan yang dibatas dan tidak
dianjurkan.
Bahan makanan yang dibatasi adalah bahan makanan sumber lemak (daging
berlemak), dan bahan makanan yang mengandung gas, seperti ubi, kacang
merah , kol, sawi, lobak, ketimun, durian, nangka. Sedangkan bahan makanan
yang tidak dianjurkan adalah makanan dan minuman mengandung alkohol,
teh dan kopi kental.
Intervensi Gizi
• Edukasi gizi dengan memberi motivasi dan informasi
serta bekerjasama dalam mencapai tujuan terapi diet.
• Konseling gizi direncanakan dengan merancang
bersama untuk memodifikasi diet (jumlah, jenis, dan
cara pemenuhan kebutuhan zat gizi untuk mencapai
status gizi yang optimal)
• Koordinasi gizi adalah konsultasi, merujuk atau
koordinasi dengan tenaga kesehatan lain dalam
pemberian asuhan gizi bagi pasien hepatitis agar
tercapai.
Monev Gizi

Komponen yang dimonitor dan dievaluasi sesuai dengan tanda dan gejala (Sign dan Symptom
atau SS) dari masalah gizi yang telah ditetapkan, yaitu : toleransi pasien terhadap makanan
yang diberikan, perubahan berat badan pasien, perubahan nilai laboratorium, serta
kenyamanan pasien terutama dalam hal makan.
SIROSIS HEPATIS
SIROSIS HEPATIS

Penyakit hati menahun


yang ditandai dengan
proses peradangan,
nekrosis hati, usaha
regenerasi dan
penambahan jaringan ikat
difus dengan terbentuknya
nodul yang mengganggu
susunan lobulus hati.
Penyebab Sirosis
• Kebiasaan minum alkohol
• Infeksi virus hepatitis B dan C
• Hepatitis autoimun
• Sumbatan saluran empedu
• Obesitas dan perlemakan hati
• Reaksi obat
• Racun dan polusi
• Infeksi bakteri atau parasit
• Gagal jantung
• Hemokromatosis (timbunan abnormal zat besi)
• Penyakit Wilson (penumpukan abnormal zat tembaga)
Sirosis Hati

Manifestasi klinis Gejala


• Kegagalan membuat albumin • Kelelahan
• Kelemahan
• Kegagalan membuat bahan • Cairan yang bocor dari aliran darah
pembekuan darah edema dan ascites
• Penumpukan bilirubin • Kehilangan nafsu makan
• Mual dan muntah
• Penumpukan obat, racun dan
• Mudah berdarah dan memar
bahan kimia • Penyakit kuning
• Gatal-gatal
• Kerusakan otak
Asesmen dan Diagnosa
Asesmen/Monev Diagnosa
• Kebiasaan konsumsi tinggi lemak dan • NI 5.6.2 Kelebihan asupan lemak
alkohol • NI 2.1 Asupan makanan dan minuman per
• Pemeriksaan darah, enzim hati, bilirubin, oral tidak adekuat (kurang dari kebutuhan)
kadar glukosa, HbsAg, Profil Lipid, • NI 4.3 Kelebihan asupan alkohol
Elektrolit • NI 5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi tertentu
• BB, TB, IMT • NC 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait
• KU, ikterus, anemia, spider nevi, eritemia gizi (spesifik)
palmaris, hepatomegali, splenomegali, • NC 3.2 Kehilangan berat badan yang tidak
asites, edema, TD, suhu, nadi, RR diinginkan
• Riwayat penyakit pasien dan keluarga, usia • NB 1.3 Tidak siap terhadap perubahan diet
atau gaya hidup
Intervensi
Tujuan: mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati
• Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, 40-45 kkal/kg BB. Ensefalopati 25-35
kkal/kgBB, Kolestasis/steatorhea/malnutrisi 35-45 kkal/kgBB.
• Lemak cukup 20-25% TE, steatorhea (lemak feses)  MCT, karena tidak membutuhkan lipase
dan asam empedu. 45 gr dapat mempertahankan fungsi imun dan sintesis lemak.
• Protein tinggi 1,25-1,5 g/kgBB anabolisme protein. Hepatitis fulminan dengan nekrosis dan
gejala ensefalopati (amoniak darah) protein dibatasi mencegah koma 0,6-0,8 g/kg BB (30-40
g/hari) dan suplemen asam amino rantai cabang (AARB). Sirosis hati terkompensasi 1,25
g/kgBB. Asupan minimal 0,8-1 g/kgBB. Protein nabati lebih baik karena mengandung serat
untuk mempercepat pengeluaran amoniak melalui feses tetapi kembung.
• Vitamin dan mineral tergantung tingkat defisiensi. Vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin K,
mineral seng dan zat besi bila anemia.
• Na rendah tergantung tingkat edema dan asites. Jika dapat diuretika, Na bebas
• Cairan tinggi kecuali edema/asites
Masa Pra Bedah Transplantasi Hepar
• Status gizi harus baik
• Energi 30 kkal/kg BB (1,2-1,3 x laju metabolik basal)
• Protein 0,8-1,2 g/kg (berat badan kering)  mempertahankan berat
badan
• KH stabil 150-200 g  cegah hipoglikemia
• Malnutrisi: 35-40 kkal/kg berat badan kering (1,5 x laju metabolik
basal) dan 1,3-2 g protein  memulihkan status gizi
• 4-7x pemberian makanan dan selingan
• Puasa tidak boleh lebih dari 6 jam
Masa Pasca Bedah Transplantasi Hepar

• Energi 30-35 kkal/kgBB


• Protein 1,2-1,7 g/kgBB, insufisiensi ginjal 1,2-1,5
g/kgBB
• KH 50-70% TE
• Cairan 30-35 mL/kg
• 1-2x makan pertama diet cair jernih dan tingkatkan
• Pemberian kortikosteroid
APAKAH WANITA HEPATITIS BOLEH
MENYUSUI?
Wanita Hepatitis

• Hepatitis B: Ya. Menyusui tidak boleh ditunda hingga


bayi mendapatkan imunisasi lengkap. Bayi harus
mendapatkan imunoglobulin hepatitis B dan dosis
pertama vaksin hepatitis B dalam 12 jam setelah lahir
diikuti rangkaian lengkap vaksinasi.
• Hepatitis C: Dianjurkan tidak menyusui jika puting
retak dan berdarah

Anda mungkin juga menyukai