Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Pembangunan kesehatan dilaksanakan untuk meningkatkan kemauan,
kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri dan
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan
kesehatan ini tidak dapat dilepaskan dari pembangunan sektor kefarmasian.
Peran aktif masyarakat membutuhkan ketersediaan informasi yang
berkaitan dengan ilmu kefarmasian. Informasi yang disampaikan harus
menjaga nilai-nilai ilmiah yang berlaku dengan tetap memperhatikan
kemudahan dipahami oleh masyarakat. Mengingat akan pentingnya suatu
kesehatan bagi masyarakat maka diperlukan pengetahuan yang lebih luas lagi
tentang kesehatan itu sendiri terutama bagi kalangan mahasiswa dalam
mempelajari dunia kefarmasian.
Obat merupakan suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk
obat tradisional. Bahan aktif obat agar digunakan nyaman, aman, efisien dan
optimal dikemas dalam bentuk sediaan obat (BSO) atau disebut sediaan
farmasi. Bentuk sediaan obat (BSO) dapat mengandung satu atau lebih
komponen bahan aktif. Formulasi BSO memerlukan bahan tambahan
contohnya antara lain bahan pelarut atau bahan pelicin. Macam bahan
tambahan tergantung macam Bentuk Sedian Obat. Bahan tambahan bersifat
netral. Sehingga didapat Definisi BSO adalah sediaan obat yang mengandung
satu atau lebih bahan berkhasiat dan biasanya ditambah vehikulum(bahan
pengisi atau bahan pelarut).
Dalam era globlalisasi sekarang ini, industri farmasi dituntut untuk dapat
bersaing dengan industri farmasi baik dalam maupun luar negeri agar dapat
memperebutkan pangsa pasar dan memenuhi kebutuhan obat bagi masyarakat.
Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan pemenuhan kebutuhan obat
yang bermutu bagi masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pedoman
bagi industri farmasi untuk dapat menghasilkan produk yang bermutu yaitu
dengan CPOB (cara pembuatan obat yang baik). Pada tahun 2006, pemerintah
telah memperbarui cpob ini, yang kemudian lebih dikenal dengan cpob terkini
atau cgmp (current gmp).
Produksi obat di apotik jauh lebih mudah bandingakan dengan
produksi industri, tidak perlu mengadakan kajian preformulasi secara khusus
tetapi cukup dengan menerapkan dan memahi dasar – dasar preformulasi,
sehingga di dapatkan sebuah produk obat yang sesuai. Preduksi obat di apotik
dapat meliputi peracikan obat atas permintaan tertulis dokter dalam sebuah
resep atau melakukan pengemasan ulang sediaan obat dalam skala kecil untuk
memenuhi kebutuhan pasar yang tersedia.
Sedian farmasi yang beraneka ragam jenisnya tentulah harus
dipertibangkan dan di perhatikan dalam mendesainnya sehingga di dapat suatu
sediaan yang stabil, efektif dan aman. Tahapan yang tidak kalah pentingnya
dari proses sediaan farmasi adalah preformulasi sediaan farmasi.
Pengkajian preformulasi ini berpusat pada sifat – sifat fisika kimia
zat aktif serta bahan tambahan obat yang dapat mempengaruhi penampilan obat
dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.

I.II Rumusan Masalah


1. Pengertian obat
2. Apa yang dimaksud dengan sediaan padat, semi padat, cair dan gas?
3. Macam-macam obat sediaan padat, semi padat, cair dan gas?
4. Manfaat bentuk sediaan obat
5. Penggolongan obat menurut undang-undang
I.III Tujuan
1. Untuk mengetahui sediaan padat, semi padat, cair dan gas
2. Untuk mengetahui contoh dari sediaan padat, semi padat, cair dan gas
3. Untuk mengetahui keseragaman bobot sediaan padat, semi padat, cair dan
gas
BAB II
PEMBAHASAN
II.I Pengertian Obat
Obat merupakan suatu bahan, yang dapat merupakan bahan alam
ataupun sintesis, yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sistem biologis
pada tubuh manusia ataupun hewan, dengan tujuan untuk menyembuhkan,
mengurangi/menghilangkan gejala, mencegah, menegakkan diagnosis,
meningkatkan stamina maupun memperelok badan. Dalam hal ini obat
didesain sebagai suatu sistem yang terintegrasi untuk mencapai tujuan terapi
secara aman, efektif dan efisien.
Pengertian Obat secara khusus :
1) Obat baru Adalah obat yang berisi zat (berkhasiat/tidak berkhasiat)
seperti pembantu pelarut pengisi lapisan atau komponen lain yang belum
dikenal sehigga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.
2) Obat essensial Adalah obat yang paling banyak dibutuhkan untuk
pelayanan kesehatan masyarakat dan tercantum dalam daftar Obat
essensial nasional (DEON) yang ditetapkan oleh Mentri Kesehatan.
3) Obat jadi Adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk
salep, cairan, suppositoria, kapsul, pil, tablet, serbuk, atau bentuk lainnya
yang setara teknis sesuai dengan Famakope indonesia atau buku resmi
lain yang ditetapkan pemerintah.
4) Obat Paten Adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas
nama pembuat yang telah diberi kuasa dan obat itu dijual dalam kemasan
asli dari perusahaan yang memproduksinya.
5) Obat Asli Adalah obat yang diperoleh langsung dari bahan bahan alamiah,
diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam
pengobatan tradisional.
6) Obat Tradisional Adalah obat yang didapat dari bahan alam diolah secara
sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan
tradisional.
7) Obat Generik Adalah obat yang nama resminya tercantum dalam
Farmakope indonesia dengan zat khasiat yang dikandungnya.
II.II Pengertian Sediaan Padat, Semi Padat, Cair dan Gas
1. Sediaan Padat
Sediaan padat adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur yang
padat dan kompak.
Bentuk ini paling banyak beredar di Indonesia disebabkan karena
bentuk “tablet” adalah bentuk obat yang praktis dan ekonomis dalam
produksi, penyimpanan dan pemakaiannya. Pembuatan tablet ini selain
diperlukan bahan obat juga diperlukan zat tambahan, yaitu :
a) Zat pengisi untuk memperbesar volume tablet.
Misalnya : saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii Phoshas, Calcii
Carbonas dan zat lain yang cocok.
b) Zat pengikat ; dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat
merekat.
Biasanya digunakan mucilage Gummi Arabici 10-20 % (panas), Solution
Methylcelloeum 5 %.
c) Zat penghancur, dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.
Biasanya digunakan : Amylum Manihot kering, Gelatinum, Agar- agar,
Natrium Alginat. Zat pelicin, Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada
cetakan. Biasanya digunakan Talcum 5 %, Magnesii Streras, Acidum
Strearicum
Pengertian lainnya yaitu merupakan sediaan padat kompak dibuat
secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua
permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa bahan tambahan.
2. Sediaan Semi Padat
Adalah sediaan setengah padat yang bersifat topical dan penggunaannya
untuk kulit bagian luar.
Bentuk sediaan semi padat memiliki konsistensi dan wujud antara solid
dan liquid, dapat mengandung zat aktif yang larut atau terdispersi dalam
pembawa (basis). Bentuk sediaan semi padat biasanya digunakan secara
topical, yaitu diaplikasikan pada permukaan kulit atau sleput mukosa.
Namun demikian sediaan topical tidak harus semi padat. Bentuk sediaan
semi padat jika dibandingkan dengan bentuk sediaan solid dan liquid, dalam
pemakaian topical, memiliki keunggulan dalam hal adhesivitas sediaan
sehingga memberikan waktu tinggal yang relative lebih lama.Selain itu
fungsi perlindungan terhadap kulit lebih nampak pada penggunaan sediaan
semi padat. Namun, sediaan semi padat tidak umum diaplikasikan dalam
area permukaan kulit yang luas, sebagaimana halnya sediaan solid maupun
liquid. Kemudahan pengeluaran dari kemasan primer juga menjadi
pertimbangan yang harus diantisipasi dalam desain sediaan semi padat,
terutama semi padat steril (contoh: salep mata), terkait dengan viskositas
yang dimiliki oleh sediaan tersebut.
3. Sediaan Cair
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara
peracikan, atau penggunaannya,tidak dimasukan dalam golongan produk
lainnya. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan
topical.
Formula obat berbentuk cair tidak hanya mudah ditelan tapi juga bisa
diberi tambahan rasa. Kebanyakan formula obat untuk anak dibuat dalam
bentuk ini. Beberapa jenis suplemen (seperti vitamin E) juga dibuat dalam
bentuk cair agar lebih mudah dipakai di kulit. Tetes mata atau obat batuk
merupakan jenis lain dari obat bentuk cair.
4. Sediaan Gas
Sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah
yang diberitekanan, berisi propelan yang cukup untuk memancarkan isinya
hingga habis,sedangkan cara penggunaanya dengan ditekan pada tutup botol
sehinggamemancarkan cairan dan atau bahan padat dalam media gas.
Produk aerosol dapatdirancang untuk mendorong keluar isinya dalam
bentuk kabut halus, kasar, semprotanbasah atau kering atau busa.
II.III Macam-macam obat sediaan padat, semi padat, cair dan gas
Sediaan Padat
Sediaan solid adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur yang
padat dan kompak. Macam-macam sediaan solid pada obat antara lain: serbuk,
tablet, kapsul, pil, suppositoria, ovula, dll.
a. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Harus merupakan produk menarik yang mempunyai identitas
sendiri serta bebas dari serpihan, keretakan, pemucatan, kontaminasi. Harus
mempunyai permukaan yang halus, baik dalam penampilan dan harus kompak
sehingga tidak akan mengalami friabilitas, pengelupasan dalam wadah dan
sanggup menahan guncangan mekanik selama produksi dan pengepakan. Harus
mempunyai stabilitas kimia dan fisika untuk mempertahankan sediaan dari
pengaruh lingkungan dan penurunan mutu zat berkhasiat.
b. Kapsul
adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut. Kapsul harus mudah ditelan dan tidak memiliki rasa dan bau yang
tidak enak. Sifat penting dari bahan aktif adalah ukuran partikel dan kelarutan,
formulasi kandungan kapsul lunak, baik cairan, larutan dan suspensi yang diisikan
ke dalam kapsul harus homogen.
c. kaplet
Jenis obat kaplet ini merupakan jenis obat yang bentuknya penggabungan dari
bentuk tablet dan kapsul. Kaplet ini tidak memakai pembungkus sebagaimana
halnya obat berbentuk tablet pada umumnya, namun bentuk fisiknya menyerupai
kapsul.
Selain bentuknya yang lebih menarik, bentuk ini juga berfungsi untuk melindungi
obat dari pengaruh kelembapan udara atau untuk melindungi obat dari keasaman
lambung. Kaplet pun merupakan obat padat yang dibuat secara kempa cetak
sehingga bentuknya menjadi oval seperti kapsul.
d. Pil
Jenis obat berbentuk pil ini adalah bentuk obat yang berbentuk bundar (bulat)
padat kecil yang mengandung bahan atau zat obat. Pemakaian obat ini dilakukan
dengan cara dimakan atau diminum. Bobot pil idealnya adalah berkisar antara 100
– 150 mg, biasanya sih bobot rata – ratanya adalah 120 mg, namun karena suatu
hal, bobot tersebut sering tidak terpenuhi.
e. Supositoria
adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui
rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu
tubuh. Supositoria tidak toksik dan tidak merangsang, dapat tercampur
(kompatibel) dengan bahan obat, dapat melepas obat dengan segera, mudah
dituang ke dalam cetakan dan dapat dengan mudah dilepas dari cetakan, stabil
terhadap pemanasan di atas suhu lebur, stabil selama penyimpanan.
f. Serbuk
adalah campuran keringbahan obat atau zat kimia yang dihaluskan. Sediaan
serbuk diharapkan tidak higroskopis sehingga tidak mudah mencair ataupun
menguap sehingga penyimpanan serbuk obat harus terlindung dari lembab, udara,
panas dan oksigen serta memperhatikan homogenitas dalam pencampuran.

2. Sediaan Semi Padat


Sediaan semi solid meliputi satu kelompok produk yang diaplikasikan pada kulit
atau pada membran mukosa. Termasuk sediaan semisolid yaitu salep, krim, gel
dan pasta.
a. Salep (ungueta) adalah sediaan semi solid yang ditujukan untuk pemakaian
topikal pada kulit atau selaput lendir (menurut Farmakope Indonesia edisi IV).
Tujuan Pembuatan Salep Pengobatan lokal pada kulit, Melindungi kulit (pada
luka agar tidak terinfeksi), Melembabkan kulit.
b. Krim (cream) adalah sediaan semi solid yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau
minyak dalam air. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat, melalui vaginal.
(Farmakope Indonesia edisi IV). Krim berupa emulsi kental mengandung tidak
kurang dari 60% air, yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim ada 2
yaitu: krim tipe air/minyak (w/o) dan krim minyak/air (o/w) umumnya disebut
vanishing cream, mengandung air dalam persentase yang besar dan asam stearat.
Rata-rata jenis krim o/w lebih mudah dibersihkan daripada kebanyakan salep.\
c. Gel atau jelly merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat
dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi
oleh suatu cairan (Farmakope Indonesia edisi IV). Gel dapat digolongkan baik
dalam sistem 2 fase atau dalam sistem satu fase. Sistem 2 fase sering disebut juga
magma atau susu. Massa gel dapat terdiri dari gumpalan partikel-partikel kecil
dan bukan molekul-molekul besar seperti ditemukan pada gel aluminium
hidroksida, magma bentonit dan magma magnesium.

3. Sediaan Cair
a. Sirup
Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan
sebagai Sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagi Sirup, atau
Sirup Simpleks. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk sediaan
cair lain yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral.
b. eliksir
Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,
mengandung bahan obat dan zat tambahan lain seperti pemanis, pewarna dan lain-
lain dengan pelarut utama etanol untuk mempertinggi kelarutan.
c. Suspensi,
Adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi
(tercampur) dalam fase cair.
d. obat tetes
Obat ini berbentuk cair dengan penggunaan meneteskan ke bagian yang terkena
penyakit. Obat ini biasanya digunakan untuk obat dalam, tetes mulut, tetes telinga,
tetes hidung dan tetes mata
e. Injeksi, Sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke
dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir. Memberikan efek
sistemik (langsung melalui peredaran darah)
f. gargle
merupakan obat kumur dangan kandungan Bezydamine HCl dan Alcohol. Obat
kumur ini digunakan untuk meringankan rasa sakit pada mulut dan tenggorokan,
post ekstraksi gigi dan kelainan periodontal.

4. sediaan gas
a. inhaler
Inhaler adalah alat kesehatan yang digunakan untuk mengantarkan obat ke dalam
tubuh melalui paru-paru. Pada umumnya inhaler merupakan produk aerosol.
Aerosol merupakan sistem yang bergantung pada kekuatan dari liquid gas yang
terkompresi untuk mengeluarkan isi dari alatnya.

D. MANFAAT BENTUK SEDIAAN OBAT


 Melindungi kerusakan bahan aktif
 Menutupi rasa pahit atau tidak enak bahan obat
 Menjaga stabilitas bahan obat
 Meningkatkan ketaatan penggunaan obat
 Memberikan kerja obat optimal dan aman
E. Penggolongan obat menurut undang-undang
Obat Bebas
Obat bebas adalah obat OTC (over the counter) atau obat yang dijual secara bebas
di pasaran. Artinya, Kamu bisa sangat mudah dan bebas menemukan dan membeli
obat ini, tanpa harus menggunakan resep dokter. Obat yang tergolong dalam
kategori bebas adalah obat yang memiliki efek samping rendah serta kandungan
bahan-bahan yang relatif aman. Namun meski tidak memerlukan pengawasan
dokter, Kamu tetap harus memenuhi petunjuk dan dosis yang tertera di kemasan
ketika mengonsumsinya
Obat bebas biasanya memiliki gambar lingkaran berwarna hijau dan bergaris tepi
hitam. Simbol tersebut tertera di kemasan obat. Kebanyakan obat bebas adalah
obat-obat untuk mengobati penyakit ringan, seperti batuk, flu, atau demam. Obat
bebas juga bisa berupa vitamin atau suplemen nutrisi. Contoh obat bebas adalah
parasetamol.
Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas memiliki kesamaan dengan obat bebas, yaitu keduanya dijual
bebas di pasaran. Namun, obat bebas terbatas termasuk obat yang lebih keras
ketimbang obat bebas, meski obat dalam golongan ini juga bisa dikonsumsi tanpa
resep dari dokter. Dalam jumlah tertentu, obat ini masih bisa dijual di apotek
mana saja.

Obat jenis bebas terbatas juga memiliki simbol tertentu di kemasannya, yaitu
lingkaran biru bergaris tepi hitam. Tidak hanya itu, pada kemasan obat bebas
terbatas juga tertulis peringatan-peringatan seperti:
 P1: Awas! Obat Keras! Baca Aturan Pakainya.
 P2: Awas! Obat Keras! Baca Aturan Pakainya.
 P3: Awas! Obat Keras! Hanya untuk Bagian Luar Tubuh.
 P4: Awas! Obat Keras! Hanya untuk Dibakar.
 P5: Awas! Obat Keras! Tidak Boleh Ditelan.
 P6: Awas! Obat Keras! Obat Wasir, Jangan Ditelan.
Obat bebas terbatas bisa digunakan untuk mengobat penyakit dari yang tergolong
ringan hingga serius. Kalau Kamu belum sembuh juga, meski sudah mengonsumsi
obat dengan golongan bebas terbatas, lebih baik berhenti mengonsumsinya dan
periksakan diri ke dokter.
Obat Keras
Obat keras sudah termasuk obat yang tidak bisa dibeli bebas di apotek tanpa resep
dokter, meski dijual legal di apotek. Tanpa resep dokter dan jika pemakaiannya
tidak sesuai, dikhawatirkan obat ini bisa memperparah penyakit, meracuni tubuh,
bahkan menyebabkan kematian. Simbol obat keras yang ada di kemasan obat
adalah lingkaran merah bergaris tepi hitam dan terdapat huruf K di dalamnya.

Pada umumnya, banyak obat-obat tertentu yang termasuk dalam golongan ini,
seperti:
 Obat generik.
 Obat Wajib Apotek (OWA).
 Psikotropika.
 Obat yang mengandung hormon, seperti obat penenang atau obat diabetes.
 Antibiotik, seperti tetrasiklin, penisilin, ampisilin, sefalosporin.
Untuk psikotropika, obat-obatan jenis ini memengaruhi susunan sistem saraf
pusat, sehingga bisa menimbulkan perubahan pada mental dan perilaku orang
yang mengonsumsinya. Maka dari itu, obat psikotropika hanya bisa dikonsumsi di
bawah pengawasan dokter.
Bahkan, psikotropika juga dibagi menjadi 4 golongan berdasarkan bahaya
dampaknya pada tubuh manusia. Psikotropika golongan I adalah obat yang tidak
boleh digunakan untuk terapi. Psikotropika golongan I hanya boleh dipakai untuk
keperluan ilmu pengetahuan, karena memiliki potensi yang kuat untuk
menyebabkan ketergantungan pada penggunanya.
Lain dari psikotropika golongan I, psikotropika golongan II bisa digunakan untuk
pengobatan maupun untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Namun, psikotropika
golongan II tetap memiliki potensi kuat untuk menyebabkan ketergantungan.
Psikotropika golongan III lebih banyak digunakan untuk pengobatan, meski obat
jenis ini juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan ilmu pengetahuan. Risiko
ketergantungan pada psikotropika golongan III cenderung rendah. Selain itu, sama
seperti golongan III, risiko ketergantungan psikotropika golongan IV juga rendah.
Psikotripika golongan IV banyak digunakan untuk pengobatan maupun keperluan
ilmu pengetahuan.
Karena bersifat keras, psikotropika dan obat keras berada di dalam kategori yang
sama. Keduanya juga memiliki simbol yang sama. Contoh obat keras adalah
loratadine, pseudoeedrin, bromhexin HCL, alprazolam, clobazam. Sementara itu,
contoh obat psikotropika adalah ekstasi, phenobital, sabu-sabu, diazepam.
Obat Narkotika
Narkotika adalah obat-obatan yang bisa berasal dari tanaman maupun tidak.
Narkotika juga bisa berupa sintesis atau semi sintesis. Sama seperti psikotropika,
narkotika menimbulkan efek ketergantungan, khususnya jenis yang bisa
mengurangi rasa sakit, nyeri, dan tingkat kesadaran. Obat narkotika hanya boleh
dijual di apotek, namun harus di bawah resep dokter. Obat narkotika memiliki
simbol lambang palang merah yang tertera di kemasannya.

Mirip dengan psikotropika, narkotika juga memiliki golongan-golongan tertentu.


Narkotika golongan I hanya digunakan untuk ilmu pengetahuan, namun tidak bisa
digunakan untuk pengobatan. Pasalnya, golongan I memiliki risiko
ketergantungan yang tinggi.
Untuk narkotika golongan II, bisa digunakan untuk pengobatan dan kepentingan
ilmu pengetahuan. Namun, biasanya dokter hanya memberi resep narkotika
golongan II sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan. Pasalnya, golongan II juga
bisa menyebabkan kertegantungan yang kuat.
Sementara itu, narkotika golongan III bisa digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan pengobatan karena memiliki risiko yang ringan untuk
menyebabkan ketergantungan. Contoh obat narkotika adalah opium, ganja, dan
heroin. Untuk golongan II, contohnya tebakon, morfina, dan peptidina. Sementara
untuk golongan III, contohnya adalah kodeina, nikokodina, dan nikodikodina.
BAB III
PEMBAHASAN
SEDIAAN PADAT
PARACETAMOL
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sediaan padat adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur
yang padat dan kompak. Bentuk ini paling banyak beredar di Indonesia
disebabkan karena bentuk “tablet” adalah bentuk obat yang praktis dan
ekonomis dalam produksi, penyimpanan dan pemakaiannya.
Adalah sediaan setengah padat yang bersifat topical dan
penggunaannya untuk kulit bagian luar. Bentuk sediaan semi padat
memiliki konsistensi dan wujud antara solid dan liquid, dapat mengandung
zat aktif yang larut atau terdispersi dalam pembawa (basis).
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-
bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak dimasukan dalam
golongan produk lainnya. Cara penggunaannya yaitu larutan oral
(diminum) dan larutan topical.
Keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui apakah bobot tiap
sediaan sudah sama atau belum, jika belum maka perlu dicatat.
Keseragaman bobot akan mempengaruhi terhadap kemurnian suatu
sediaan karena dikhawatirkan zat lain yang ikut tercampur.

B.     Saran
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://ndezzndezz.wordpress.com/2011/06/29/bentuk-obat-tablet-kapsul-kaplet-
dan-cair/
http://antometa208.blogspot.co.id/2011/08/sediaan-solid.html
http://antometa208.blogspot.co.id/2011/08/sediaan-semisolid.html
http://fil3taufik.blogspot.co.id/2013/05/bentuk-sediaan-obatsediaan.html
http://febriyolabalay.blogspot.co.id/2014/07/teknik-pembuatan-sediaan-obat-
1.html
http://ddesynoviana.blogspot.co.id/2015/11/teknologi-sediaan-liquid-dan-semi-
solid.html

Anda mungkin juga menyukai