PENDAHULUAN
3. Sediaan Cair
a. Sirup
Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan
sebagai Sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagi Sirup, atau
Sirup Simpleks. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk sediaan
cair lain yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral.
b. eliksir
Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,
mengandung bahan obat dan zat tambahan lain seperti pemanis, pewarna dan lain-
lain dengan pelarut utama etanol untuk mempertinggi kelarutan.
c. Suspensi,
Adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi
(tercampur) dalam fase cair.
d. obat tetes
Obat ini berbentuk cair dengan penggunaan meneteskan ke bagian yang terkena
penyakit. Obat ini biasanya digunakan untuk obat dalam, tetes mulut, tetes telinga,
tetes hidung dan tetes mata
e. Injeksi, Sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke
dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir. Memberikan efek
sistemik (langsung melalui peredaran darah)
f. gargle
merupakan obat kumur dangan kandungan Bezydamine HCl dan Alcohol. Obat
kumur ini digunakan untuk meringankan rasa sakit pada mulut dan tenggorokan,
post ekstraksi gigi dan kelainan periodontal.
4. sediaan gas
a. inhaler
Inhaler adalah alat kesehatan yang digunakan untuk mengantarkan obat ke dalam
tubuh melalui paru-paru. Pada umumnya inhaler merupakan produk aerosol.
Aerosol merupakan sistem yang bergantung pada kekuatan dari liquid gas yang
terkompresi untuk mengeluarkan isi dari alatnya.
Obat jenis bebas terbatas juga memiliki simbol tertentu di kemasannya, yaitu
lingkaran biru bergaris tepi hitam. Tidak hanya itu, pada kemasan obat bebas
terbatas juga tertulis peringatan-peringatan seperti:
P1: Awas! Obat Keras! Baca Aturan Pakainya.
P2: Awas! Obat Keras! Baca Aturan Pakainya.
P3: Awas! Obat Keras! Hanya untuk Bagian Luar Tubuh.
P4: Awas! Obat Keras! Hanya untuk Dibakar.
P5: Awas! Obat Keras! Tidak Boleh Ditelan.
P6: Awas! Obat Keras! Obat Wasir, Jangan Ditelan.
Obat bebas terbatas bisa digunakan untuk mengobat penyakit dari yang tergolong
ringan hingga serius. Kalau Kamu belum sembuh juga, meski sudah mengonsumsi
obat dengan golongan bebas terbatas, lebih baik berhenti mengonsumsinya dan
periksakan diri ke dokter.
Obat Keras
Obat keras sudah termasuk obat yang tidak bisa dibeli bebas di apotek tanpa resep
dokter, meski dijual legal di apotek. Tanpa resep dokter dan jika pemakaiannya
tidak sesuai, dikhawatirkan obat ini bisa memperparah penyakit, meracuni tubuh,
bahkan menyebabkan kematian. Simbol obat keras yang ada di kemasan obat
adalah lingkaran merah bergaris tepi hitam dan terdapat huruf K di dalamnya.
Pada umumnya, banyak obat-obat tertentu yang termasuk dalam golongan ini,
seperti:
Obat generik.
Obat Wajib Apotek (OWA).
Psikotropika.
Obat yang mengandung hormon, seperti obat penenang atau obat diabetes.
Antibiotik, seperti tetrasiklin, penisilin, ampisilin, sefalosporin.
Untuk psikotropika, obat-obatan jenis ini memengaruhi susunan sistem saraf
pusat, sehingga bisa menimbulkan perubahan pada mental dan perilaku orang
yang mengonsumsinya. Maka dari itu, obat psikotropika hanya bisa dikonsumsi di
bawah pengawasan dokter.
Bahkan, psikotropika juga dibagi menjadi 4 golongan berdasarkan bahaya
dampaknya pada tubuh manusia. Psikotropika golongan I adalah obat yang tidak
boleh digunakan untuk terapi. Psikotropika golongan I hanya boleh dipakai untuk
keperluan ilmu pengetahuan, karena memiliki potensi yang kuat untuk
menyebabkan ketergantungan pada penggunanya.
Lain dari psikotropika golongan I, psikotropika golongan II bisa digunakan untuk
pengobatan maupun untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Namun, psikotropika
golongan II tetap memiliki potensi kuat untuk menyebabkan ketergantungan.
Psikotropika golongan III lebih banyak digunakan untuk pengobatan, meski obat
jenis ini juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan ilmu pengetahuan. Risiko
ketergantungan pada psikotropika golongan III cenderung rendah. Selain itu, sama
seperti golongan III, risiko ketergantungan psikotropika golongan IV juga rendah.
Psikotripika golongan IV banyak digunakan untuk pengobatan maupun keperluan
ilmu pengetahuan.
Karena bersifat keras, psikotropika dan obat keras berada di dalam kategori yang
sama. Keduanya juga memiliki simbol yang sama. Contoh obat keras adalah
loratadine, pseudoeedrin, bromhexin HCL, alprazolam, clobazam. Sementara itu,
contoh obat psikotropika adalah ekstasi, phenobital, sabu-sabu, diazepam.
Obat Narkotika
Narkotika adalah obat-obatan yang bisa berasal dari tanaman maupun tidak.
Narkotika juga bisa berupa sintesis atau semi sintesis. Sama seperti psikotropika,
narkotika menimbulkan efek ketergantungan, khususnya jenis yang bisa
mengurangi rasa sakit, nyeri, dan tingkat kesadaran. Obat narkotika hanya boleh
dijual di apotek, namun harus di bawah resep dokter. Obat narkotika memiliki
simbol lambang palang merah yang tertera di kemasannya.
A. Kesimpulan
Sediaan padat adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur
yang padat dan kompak. Bentuk ini paling banyak beredar di Indonesia
disebabkan karena bentuk “tablet” adalah bentuk obat yang praktis dan
ekonomis dalam produksi, penyimpanan dan pemakaiannya.
Adalah sediaan setengah padat yang bersifat topical dan
penggunaannya untuk kulit bagian luar. Bentuk sediaan semi padat
memiliki konsistensi dan wujud antara solid dan liquid, dapat mengandung
zat aktif yang larut atau terdispersi dalam pembawa (basis).
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-
bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak dimasukan dalam
golongan produk lainnya. Cara penggunaannya yaitu larutan oral
(diminum) dan larutan topical.
Keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui apakah bobot tiap
sediaan sudah sama atau belum, jika belum maka perlu dicatat.
Keseragaman bobot akan mempengaruhi terhadap kemurnian suatu
sediaan karena dikhawatirkan zat lain yang ikut tercampur.
B. Saran
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://ndezzndezz.wordpress.com/2011/06/29/bentuk-obat-tablet-kapsul-kaplet-
dan-cair/
http://antometa208.blogspot.co.id/2011/08/sediaan-solid.html
http://antometa208.blogspot.co.id/2011/08/sediaan-semisolid.html
http://fil3taufik.blogspot.co.id/2013/05/bentuk-sediaan-obatsediaan.html
http://febriyolabalay.blogspot.co.id/2014/07/teknik-pembuatan-sediaan-obat-
1.html
http://ddesynoviana.blogspot.co.id/2015/11/teknologi-sediaan-liquid-dan-semi-
solid.html