Lambung
Cairan garam bilirubin
Sel mukosa usus
biokimia, radang,
endokrin
Kelenjar getah bening
Sistem pembuluh darah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pankreatitis akut
Pankreatitis kronik
Stress-related gastritis
Fistula gastrointestinal
Inflammatory bowel disease
Short bowel syndrome
Penyakit lambung :
Gastritis akut dan menahun
Ulkus peptikum
Ca lambung
Mengurangi sekresi
asam lambung
Meningkatkana
kesembuhan
Pasien dianjurkan
makan teratur,
tidak boleh terlalu
kenyang dan tdk
boleh kosong
terlalu lama
sedikit tp sering
Makanan harus
cukup kalori dan
protein, rendah
lemak (khususnya
jenuh)
Hindari mak yg
merangsang,
menimbulakn gas,
asam, minyak/
lemak >>>,
melekat, terlaul
panas atau dingin
E & P cukup
Rendah laktosa
Fs akut mak
parenteral 24-48 jam
Hindari pemberian susu mybbkan diare beri susu LLM, susu skim
Bila pasien sudah bisa makan beri bubur ayam tingkatkan
konsistensi
Hindari
Pemakaian cabai, sambal, saus pedas, minyak, cuka,
Mak yg melekat : dodol, ketan,
Mak mhasilkan gas: nangka, durian, kol
DL I
DL II
DL III
Utk gastritis
akut, ulkus
peptikum, paska
perdarahan,
tifus abd berat
Bentuk : Mak
saring
Tiap 3 jam
Hy 1-2 hari saja
Rendah E P vit C
dan tiamin
Ulkus peptikum,
gastritis kronis,
tifus abd ringan
Bentuk: mak
lunak, porsi
kecil
3x mak pokok
dan 2-3x mak
selingan
Cukup E P vit C,
rendah tiamin
Px hampir
sembuh
Bentuk: mak
lunak atau biasa
Cukup zat gizi
BM dianjurkan
BM TIDAK dianjurkan
BM dianjurkan
BM TIDAK dianjurkan
Stress-related Gastritis
Pada pasien sakit berat
(critically ill) sering
disertai ulkus yang sering
menimbulkan kerusakan
mukosa dan perdarahan
Peningkatan asam
lambung dan pepsin atau
kegagalan pertahanan
mukosa lambung
NUTRITION
ABSORPTION
LOSSES
DIGESTION
NUTRITIONAL CONDITION
Becterial overgrowth,
batu oksalat ginjal, batu
empedu,
hiperperistaltik,
hipersekresi asam
lambung
Pemberian diet:
Stage I:
segera setelah operasi
parenteral nutrisi untuk beberapa
minggu.
resiko atrofi villi usus halus pada puasa
lama
Stage II:
perubahan dari parenteral ke enteral
nutrisi. Nutrisi enteral akan
menstimulasi gerakan peristaltik usus.
Sebaiknya diberikan cairan kaya
glutamin.
Alkohol dan kopi harus dihindari hingga
paling sedikit 1 tahun post operasi
Obat narkotik akan menyebabkan
kembung, cramp, muntah defisiensi
asupan makanan
Konsumsi Bahan
Bakar
Sumber Bahan
Bakar
144 gr
PROTEIN
OTOT
75 gr
HATI
Asam
amino
glikogen
glukosa
180 gr
36 gr
JARINGAN
HEMOPOIETIK
Glukoneo
genesis
Gliserol
16 gr
JARINGAN
ADIPOSA
160 gr
OTAK
SARAF
36 gr
Laktat + piruvat
40 gr
Keton
60 gr
As.lemak
160 gr
Asam lemak
120 gr
JANTUNG
GINJAL
OTOT
Otot dan jaringan adiposa merupakan sumber bahan bakar utama dan bahan bakar untuk otak yang akan
diubah menjadi glukosa
Konsumsi Bahan
Bakar
Sumber Bahan
Bakar
47 gr
PROTEIN
OTOT
20 gr
HATI
Asam
amino
44 gr
glikogen
Glukoneo
genesis
glukosa
80 gr
36 gr
JARINGAN
HEMOPOIETIK
Gliserol
15 gr
JARINGAN
ADIPOSA
150 gr
OTAK
SARAF
50 gr
Laktat + piruvat
36 gr
Keton
57 gr
JANTUNG
GINJAL
OTOT
As.lemak
150 gr
Asam lemak
112 gr
Bahan bakar utama utk otak adalah keton. Pasien sudah adaptasi sehingga mengurangi pembakaran
protein otot.
Fungsi Hati:
Metabolisme
makanan (protein,
KH dan lemak)
Metabolisme vitamin
dan mineral.
detoksifikasi
- Gangguan metabolisme:
KH, Lemak, protein, vitamin,
Mineral
- Gangguan detoksifikasi
Problem:
anoreksia
asupan makanan (malnutrisi protein & kalori)
terbatasnya kapasitas regenerasi sel dan perbaikan sel hati
pemberian protein >> ensefalopati
<< hipoalbumin
Tujuan:
hati dapat bekerja sc efektif walau ada kerusakan sel
memberi beban kerja hati minimal
menghindari stres metabolik
mencegah infiltrasi sel lemak dan degenerasi sel
Kadar gula darah dipertahankan normal, asupan KH optimal 3540 kkal/kgBB/hr,makan pada malam hari
Lemak pilihan PUFA + MCT, lemak tak boleh <100 g/hr, kecuali
pada pasien malabsorbsi-kuning-steatorrhe dibatasi 20-30 gr
Protein adekuat 1-1,5 gr/kgBB/hr (60-80 gr) (min. 0,5-0,75)
DH I
Fase akut, prekoma
sdh diatasi, nafsu
makan (+)
Bentuk : lunak/
cincang
Protein dibatasi, lemak
mudah cerna
Bila asites (+) cairan
maks 1 liter/ hari
Rendah E P Ca Fe
Tiamin
1-2 hari pemberian
Beratnya retensi garam
atau air DH I RG
Add: parenteral
glukosa
DH II
Bentuk: lunak atau
biasa
Protein 1 gr/ kgBB
Lemak sedang 20-25%
btk mudah dicerna
Cukup E P Fe vit A &
C, rendah tiamin dan
Ca
Retensi garam atau air
DH II RG
DH III
Hepatitis akut A dan B
Px SH dgn nafsu
makan baik
Bentuk : lunak, biasa
Cukup E P Vit mineral
tp tinggi KH
Retensi garam, air
DH III RG
Dibatasi
Sumber lemak, daging
berlemak, santan, BM
menimbulkan gas ubi, kc
meraah, kol, sawi. Lobak,
timun, durian, nangka dll
TIDAK dianjurkan
BM mengandung
ALKOHOL, TEH, KOPI
KENTAL
Umumnya kolesistitis
dan kolelitiasis
Fc risk: obesitas,
konsumsi lemak
tinggi, Dislipidemi,
penurunan BB cepat
Diet : mengendalikan
BB, membatasi asupan
lemak, membatasi
konsumsi gula murni
LEMAK
E sesuai kebutuhan
Serat tinggi
mengikat kelebihan
asam empedu dlm sal
cerna
HINDARI BM gas
rasa kembung dan
tidak nyaman
Diet RL
Lemak 20-40 gr/hr
Diet RL I
Diet RL II
Diet RL III
Px kolesistisis dan
kolelitiasis dgn kolik
akut
Berupa: buah dan
minuman manis
Rendah E dan
semua zat gizi kec
vit A & C
Pemberian :1-2 hari
Nilai gizi :
E=996kkal, P=5 g;
KH= 244 g
Pankreatitis akut
-
Ringan
Sedang
Berat nekrosis dan hemorragik
Klinis:
muntah, nyeri perut akut, anoreksia pasien
puasa (starvasi) > 72 jam
kenaikan ensim pankreas (darah dan urine)
(lipase/amilase)
Pakreatitis kronis
Maldigesti disebabkan adanya defisiensi ensim
pankreas malabsorbsi lemak
Klinis: steatorrhea, peningkatan nitrogen tinja.
Penyakit berat: edema perifer, hipoalbumin,
hipovitamin, defisiensi as lemak essensial,
glukosa intoleransi
Pemberian parenteral nutrisi dianjurkan pada
keadaan asites, fistula pankreas, pseudokista,
dan efusi pleura
Diet RL
Diet DM (tergantung gejala/komplikasi)
Diet RL
Diet biasa
Diet RL