Anda di halaman 1dari 49

dr.

Dian Isti Angraini, MPH


FK UNILA

Lambung
Cairan garam bilirubin
Sel mukosa usus
biokimia, radang,
endokrin
Kelenjar getah bening
Sistem pembuluh darah

Pencernaan tidak adekuat:


Insufisiensi pankreas
Hipersekresi asam
lambung
Reseksi lambung
Obstruksi bilier
Perubahan metabolisme
garam bilier:
Penyakit hepatobilier
Kolestasis intrahepatal
Bakteri
Obat-obatan

Abnormal transport sel


mukosa
Abnormal biokimia atau
genetik
Penyakit inflamasi atau
infiltratif
Kelainan metabolik dan
endokrin
Perubahan kelenjar limfa
dan sistem vasa
Intestinal
lympangiektasis
Insufisiensi vaskuler
mesenterik
Gagal jantung kongestif

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pankreatitis akut
Pankreatitis kronik
Stress-related gastritis
Fistula gastrointestinal
Inflammatory bowel disease
Short bowel syndrome

Penyakit lambung :
Gastritis akut dan menahun
Ulkus peptikum
Ca lambung

Prinsip umum : menghindari makanan yang merangsang dan


menimbulkan gas, makanan yang sulit dicerna dan makanan yang
terlalu panas dan dingin
Diet lambung juga dapat diterapkan pada:
Ulkus duodeni, peny usus halus (malabsorbsopsi, IBS), GE akut

DIET LAMBUNG (DL)

Mengurangi sekresi
asam lambung

Menghilangkan zatzat yang merangsang


(iritan) dalam
makanan dan
minuman

Meningkatkana
kesembuhan

Pasien dianjurkan
makan teratur,
tidak boleh terlalu
kenyang dan tdk
boleh kosong
terlalu lama
sedikit tp sering

Makanan harus
cukup kalori dan
protein, rendah
lemak (khususnya
jenuh)

Mudah dicerna dan


mengandung serat
pangan yg solubel

Hindari mak yg
merangsang,
menimbulakn gas,
asam, minyak/
lemak >>>,
melekat, terlaul
panas atau dingin

Mudah cerna, porsi


kecil, sering

E & P cukup

Lemak rendah : 1015%

Rendah serat terutama


serat tak larut air
ditingkatkan scr
btahap

Cairan cukup, muntah

Tdk mgdg BM atau


bumbu tajam

Rendah laktosa

Makan perlahan dgn


suasana nyaman

Fs akut mak
parenteral 24-48 jam

Beri minuman yg mgdg elektrolit dan KH sederhan untuk mengatasi


dehidrasi dan ggn elektrolit
Air kc hijau dan air sup atau kaldu tdk berminyak elektrolit, protein & vit
Oralit

Hindari pemberian susu mybbkan diare beri susu LLM, susu skim
Bila pasien sudah bisa makan beri bubur ayam tingkatkan
konsistensi
Hindari
Pemakaian cabai, sambal, saus pedas, minyak, cuka,
Mak yg melekat : dodol, ketan,
Mak mhasilkan gas: nangka, durian, kol

Tempe rebut yg dilumatkan dpt mengurangi


diare isoflavon bersifat antivirus dan sumber
protein nabati
Makanan diberikan sediki-sedikit tapi sering
Pemberian supp vit C (yg tdk asam spt jus jambu
dll) bersama protein diperlukan
penyembuhan jaringan lambung yang luka

DL I

DL II

DL III

Utk gastritis
akut, ulkus
peptikum, paska
perdarahan,
tifus abd berat
Bentuk : Mak
saring
Tiap 3 jam
Hy 1-2 hari saja
Rendah E P vit C
dan tiamin

Ulkus peptikum,
gastritis kronis,
tifus abd ringan
Bentuk: mak
lunak, porsi
kecil
3x mak pokok
dan 2-3x mak
selingan
Cukup E P vit C,
rendah tiamin

Px hampir
sembuh
Bentuk: mak
lunak atau biasa
Cukup zat gizi

BM dianjurkan

BM TIDAK dianjurkan

KH : beras dibubur/ tim,


kentang rebus, makaroni rebus,
roti panggang, krekers, biskuit,
mie, bihun, dll
PH : daging sapi empuk, hati,
ikan, ayam giling/ cincang
direbus, semur, tim, panggang;
telur, susu
PN : tahu & tempe rebus, tim,
tumis, kc hiaju rebus. Tim
Sayur: tdk byk serat & tdk
bergas : bayam, bit, labu siam.
Labu kuning, wortel, tomat

KH : beras ketan, jagung, ubi,


singkong, tales, cake, dodol,
kue manis & berlemak
PH : daging & ayam diawetkan,
digoreng, telur goreng
PN: tahu-tempe goreng, kc
tanah, kc merah
Sayur : sayuran mentah,
berserat tinggi & bergas
daun singkong, kc panjang, kol,
lobak, sawi, asparagus

BM dianjurkan

Buah : pepaya, pisang, jeruk


manis
Lemak : margarin, mentega
Minuman : Sirup, teh
Bumbu : gula, garam,
kencur, jahe, kunyit, laos,
salam, sereh

BM TIDAK dianjurkan

Buah : tinggi serat dan


bergas jambu biji, nanas,
apel, kedondong, durian,
nangka, buah yg
dikeringkan
Lemak : lemak hewan,
santan kental
Minuman : mgdg soda dan
alkohol, kopi dan es krim
Bumbu : cabai, bawang,
merica, cuka dll

Stress-related Gastritis
Pada pasien sakit berat
(critically ill) sering
disertai ulkus yang sering
menimbulkan kerusakan
mukosa dan perdarahan

Peningkatan asam
lambung dan pepsin atau
kegagalan pertahanan
mukosa lambung

Pemberian enteral nutrisi


intra gastric lebih baik
dari pada intra duodenum
atau intrajejunal , karena
dapat mempertahankan
pH < 5

Hati-hati saat pemberian


nutrisi enteral risiko
pneumonia aspirasi
posisi tubuh

Inflammatory Bowel Disease


Gangguan absorbsi makanan
malnutrisi/ defisiensi makanan crohns
lokasi lesi duodenum jejunum kekurangan sebagian besar substansi
makanan BB pada crohns > kolitis
lokasi lambung dan ileum terminal defisiensi Vit B12 anamia perniciosa

Gangguan absorbsi air dan mineral kolitis


dehidrasi karena feses cair (diare)

Fase akut Crohns terjadi kehilangan protein lemah, BB ,


imunitas , luka lambat sembuh
Diare >> defisiensi Zn

INFLAMMATORY ACTIVITY OF THE DISEASE

NUTRITION

ABSORPTION

LOSSES

DIGESTION

NUTRITIONAL CONDITION

Hubungan antara aktivitas inflamasi dengan status nutrisi

1. Pemberian inj B12 tiap 2-3 bulan sekali


2. Fase akut kolon diistirahatkan agar jumlah feses sedikit
diberikan parenteral nutrisi (KH, lipid MCT, protein,vit +
mineral)
3. Kasus ringan diberikan diet oral (cair) atau enteral tube
bebas serat (serat tdk diabsorbsi tp dicerna oleh bakteri
usus dg hasil akhir gas kembung dan nyeri perut)
4. Diet kaya akan Zn (daging, jeroan, tiram),Zn organik (Znhistidin) lebih mudah dimetabolisme
5. Diet parenteral atau enteral harus diberikan paling sedikit
2-4 minggu
6. Air putih dan teh dapat diberikan. tapi jus buah, teh dan
kopi kental harus dihindari.
7. Kebutuhan cairan harus cukup selama BAB masih sering
(> 5x/hr)
8. Puasa > 10 hari villi usus atrofi sebaiknya setelah TPN
dilanjutkan dengan kombinasi PN + EN.

Short Bowel Syndrome


Kehilangan 2/3 dari
usus kecil akan
berakibat problem
metabolisme dan
malnutrisin berat

Absorbsi protein masih


efisien, akan tetapi
absorbsi lemak akan
terganggu

Klinis: diare, transit


intertinal cepat,
malabsorbsi, BB turun,
dan kehilangan masa
otot.

Jika ensim intestinal


adekuat maka glukosa
dan KH akan mudah
dicerna

Defisiensi Vit B12 bila


ileum terminal hilang

Becterial overgrowth,
batu oksalat ginjal, batu
empedu,
hiperperistaltik,
hipersekresi asam
lambung

Pemberian diet:

Stage I:
segera setelah operasi
parenteral nutrisi untuk beberapa
minggu.
resiko atrofi villi usus halus pada puasa
lama

Stage II:
perubahan dari parenteral ke enteral
nutrisi. Nutrisi enteral akan
menstimulasi gerakan peristaltik usus.
Sebaiknya diberikan cairan kaya
glutamin.
Alkohol dan kopi harus dihindari hingga
paling sedikit 1 tahun post operasi
Obat narkotik akan menyebabkan
kembung, cramp, muntah defisiensi
asupan makanan

Konsumsi Bahan
Bakar

Sumber Bahan
Bakar

144 gr

PROTEIN
OTOT
75 gr

HATI
Asam
amino

glikogen

glukosa
180 gr

36 gr

JARINGAN
HEMOPOIETIK

Glukoneo
genesis
Gliserol
16 gr

JARINGAN
ADIPOSA
160 gr

OTAK
SARAF

36 gr
Laktat + piruvat

40 gr

Keton
60 gr

As.lemak
160 gr
Asam lemak
120 gr

JANTUNG
GINJAL
OTOT

Otot dan jaringan adiposa merupakan sumber bahan bakar utama dan bahan bakar untuk otak yang akan
diubah menjadi glukosa

Konsumsi Bahan
Bakar

Sumber Bahan
Bakar
47 gr

PROTEIN
OTOT
20 gr

HATI
Asam
amino

44 gr
glikogen

Glukoneo
genesis

glukosa
80 gr

36 gr

JARINGAN
HEMOPOIETIK

Gliserol
15 gr

JARINGAN
ADIPOSA
150 gr

OTAK
SARAF

50 gr
Laktat + piruvat

36 gr

Keton
57 gr

JANTUNG
GINJAL
OTOT

As.lemak
150 gr
Asam lemak
112 gr

Bahan bakar utama utk otak adalah keton. Pasien sudah adaptasi sehingga mengurangi pembakaran
protein otot.

Fungsi Hati:

Metabolisme
makanan (protein,
KH dan lemak)

Metabolisme vitamin
dan mineral.

detoksifikasi

- Gangguan metabolisme:
KH, Lemak, protein, vitamin,
Mineral
- Gangguan detoksifikasi

Problem:
anoreksia
asupan makanan (malnutrisi protein & kalori)
terbatasnya kapasitas regenerasi sel dan perbaikan sel hati
pemberian protein >> ensefalopati
<< hipoalbumin

Tujuan:
hati dapat bekerja sc efektif walau ada kerusakan sel
memberi beban kerja hati minimal
menghindari stres metabolik
mencegah infiltrasi sel lemak dan degenerasi sel

Pengaturan Diet Hati pada SH

Kadar gula darah dipertahankan normal, asupan KH optimal 3540 kkal/kgBB/hr,makan pada malam hari
Lemak pilihan PUFA + MCT, lemak tak boleh <100 g/hr, kecuali
pada pasien malabsorbsi-kuning-steatorrhe dibatasi 20-30 gr
Protein adekuat 1-1,5 gr/kgBB/hr (60-80 gr) (min. 0,5-0,75)

ensefalopati derajat 1-2 = 40gr;


ensefalopati derajat 3-4 = 20-30gr
(bila ensefalopati membaik protein ditingkatkan 10gr/hr)
pada keadaan terminal 40-60gr;
kebutuhan protein 45% adalah AARC (asam amino rantai cabang)

Pembatasan garam 200-500 mg/hr


Pembatasan cairan, bila Na serum <125mmol/L (500-1500
cc per hari tgt klinis & elektrolit)
balance cairan negatif 500 cc 1000 cc
Asupan vitamin ( B complek) dan mineral Fe dan Zn)
bersama-sama pembatasan protein
Pengosongan usus di percepat tetapi tidak diare. Pemberian
serat nabati dan laktulosa mencegah ensefalopati
Sumber protein non amoniogenik yg dianjurkan dari nabati
yakni kacang kedelai. Tempe proteinnya mudah diserap dari
pada kacang kedelai.

peningkatan pemberian kalori hingga 35-40 kkal/ kgBB/hari asupan protein


1-1,5 gr/kgBB/hari (ensefalopati hep & koma hep protein 0,8 gr/ kgBB/hari)
Porsi kecil tapi sering
KH cukup 200-300gr/hari cegah hipoglikemia
Folat 400 ug dan tiamin 50 mg
Hindari mak merangsang dan serat tinggi BILA ada varises esofagus dan
riwayat muntah darah

DH I
Fase akut, prekoma
sdh diatasi, nafsu
makan (+)
Bentuk : lunak/
cincang
Protein dibatasi, lemak
mudah cerna
Bila asites (+) cairan
maks 1 liter/ hari
Rendah E P Ca Fe
Tiamin
1-2 hari pemberian
Beratnya retensi garam
atau air DH I RG
Add: parenteral
glukosa

DH II
Bentuk: lunak atau
biasa
Protein 1 gr/ kgBB
Lemak sedang 20-25%
btk mudah dicerna
Cukup E P Fe vit A &
C, rendah tiamin dan
Ca
Retensi garam atau air
DH II RG

DH III
Hepatitis akut A dan B
Px SH dgn nafsu
makan baik
Bentuk : lunak, biasa
Cukup E P Vit mineral
tp tinggi KH
Retensi garam, air
DH III RG

Dibatasi
Sumber lemak, daging
berlemak, santan, BM
menimbulkan gas ubi, kc
meraah, kol, sawi. Lobak,
timun, durian, nangka dll

TIDAK dianjurkan
BM mengandung
ALKOHOL, TEH, KOPI
KENTAL

Umumnya kolesistitis
dan kolelitiasis

Fc risk: obesitas,
konsumsi lemak
tinggi, Dislipidemi,
penurunan BB cepat

Gejala: sakit perut,


mual muntah, ikterus,
demam, kembung dab
srg flatus

Diet : mengendalikan
BB, membatasi asupan
lemak, membatasi
konsumsi gula murni

RENDAH LEMAK (RL)

Sarapan pagi jgn byk mgdg lemak, hendaknya sereal dan


buah-buahan
Gunakan susu rendah lemak : susu skim, susu kedelai
Gunakan pengganti gula
Camilan rendah lemak : buah, roti bekatul, krekers sayur
Makan sayuran yg tdk menimbulkan gas : wortel, bayam
dll
Olahraga santai : jalan, bersepeda

LEMAK

E sesuai kebutuhan

Protein sedikit tinggi :


1-1,25 g/KgBB/hr

Bila diperlukan supp


vit ADEK

Serat tinggi
mengikat kelebihan
asam empedu dlm sal
cerna

Akut, Lemak TIDAK


DIPERBOLEHKAN sampai
kondisi mereda 20-25%
Steatorhea: MCT/ as lemak
rantai sedang

HINDARI BM gas
rasa kembung dan
tidak nyaman

Keadaan akut : puasa 12-24 jam diet cair diet RL

Diet RL
Lemak 20-40 gr/hr

Diet tanpa lemak TIDAK dianjurkan mengurangi kontraksi batu empedu


penimbunan getah empede >>> meningkatkan batu empedu

Diet RL seimbang menghindari ke(-)an E P dan mikronutrien sblm


pembedahan
TDK boleh mengandung mak merangsang dan gas stimulasi
kontraksi

Supp multivit-min : vit A D E K

Diet RL selama 4-6 mg sesudah fase akut atau sesudah pembedahan

Diet RL I

Diet RL II

Diet RL III

Px kolesistisis dan
kolelitiasis dgn kolik
akut
Berupa: buah dan
minuman manis
Rendah E dan
semua zat gizi kec
vit A & C
Pemberian :1-2 hari
Nilai gizi :
E=996kkal, P=5 g;
KH= 244 g

Keadaan akut sudah


teratasi, mual <<<
atau pasien terlalu
gemuk
Bentuk : mak lunak,
cincang atau baisa
Rendah E Ca B1
Nilai gizi: E=1250
kkal; P=56,2 g; L=34
gr/hr; KH=187 g;
Ca=335 mg

Px tidak gemuk dan


cukup nafsu makan
Bentuk: lunak atau
biasa
Cukup E dan semua
zat gizi
Nilai gizi:
E=2073kkal; P=74
gr; L=34 g; KH=369
g; Ca=700mg

Makanan dan daging


mengandung lemak,
gorengan dan makanan yg
menimbulkan gas spt ubi,
kc merah, kol, sawi, lobak,
timun, durian, angka.

Pankreatitis akut
-

Ringan
Sedang
Berat nekrosis dan hemorragik

Klinis:
muntah, nyeri perut akut, anoreksia pasien
puasa (starvasi) > 72 jam
kenaikan ensim pankreas (darah dan urine)
(lipase/amilase)

Yang sering dilakukan pada pasien


pankreatitis (70% inflamasi) di rawat inap
adalah:
puasa dalam waktu 7 10 hr
tube feeding enteral dan TPN tidak diberikan bahkan
kontra indikasi
Seharusnya secepatnya TPN diberikan pada 72 jam
pertama (komplikasi 58% dan kematian 10% lebih sedikit
dibanding pemberian TPN > 72 jam)
Starvasi malnutrisi, atrofi villi usus, malabsorbsi

Apabila memungkinkan pemberian kombinasi


enteral dan parenteral nutrisi, pemasangan
enteral-jejunal nutrisi sangat dianjurkan

Pakreatitis kronis
Maldigesti disebabkan adanya defisiensi ensim
pankreas malabsorbsi lemak
Klinis: steatorrhea, peningkatan nitrogen tinja.
Penyakit berat: edema perifer, hipoalbumin,
hipovitamin, defisiensi as lemak essensial,
glukosa intoleransi
Pemberian parenteral nutrisi dianjurkan pada
keadaan asites, fistula pankreas, pseudokista,
dan efusi pleura

Diet RL
Diet DM (tergantung gejala/komplikasi)

Akut puasa, pasang NGT (mengeluarkan isi lambung)


Ggn elektrolit koreksi dgn cairan kristaloid

Px malnutrisi berat TPN

Fase akut lewat, kadar amilase serum turun, nyeri berkurang


Diet cair jernih

Diet RL

Diet biasa

Pemberian sedikit tp sering

Pankreatitis kronis kerusakan sel pankreas permanen


Terapu nutrisi mengurangi steatorhea,
nyeri dan serangan akut berulang

Diet RL

Px dgn penurunan insulin diet DM

Diet pada Gastrointestinal fistula


Malnutrisi terjadi karena kehilangan cairan dan elektrolit
High-flow fistula (>500mL/hr) lokasi saluran cerna bg atas
dehidrasi, hipoperfusi dan gagal organ sepsis dan malnutrisi
Koreksi cairan dan elektrolit via TPN
Bila produk fistula berkurang segera berikan enteral nutrisi
kombinasi dg parenteral
Pada fistula gaster, duodenum dan pankreas enteral nutrisi tdk
dpt diberikan TPN
Enteral nutrisi: oligomerik, low residu formula,

Anda mungkin juga menyukai