Anda di halaman 1dari 40

DIET SALURAN CERNA ATAS

WIDYA ASIH ESTARI, S.Gz., MKM


Widya_asihlestari@uhamka.ac.id
085328500454
ASUHAN GIZI PENYAKIT
GASTRITIS
PENGERTIAN
• Gastritis merupakan penyakit pada lambung yang terjadi akibat peradangan
dinding lambung. Pada dinding lambung atau lapisan mukosa lambung ini
terdapat kelenjar yang menghasilkan asam lambung dan enzim pencernaan
yang bernama pepsin.
• Untuk melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan yang diakibatkan
asam lambung, dinding lambung dilapisi oleh lendir (mukus) yang tebal.
Apabila mukus tersebut rusak, dinding lambung rentan mengalami
peradangan.

Gastritis berbeda dengan maag.


Maag sendiri sebenarnya bukan penyakit,
melainkan sebagai gejala yang menandakan adanya gangguan pada lambung
PENGERTIAN
Gastritis adalah suatu
proses inflamasi pada
lapisan mukosa dan
submucosa lambung

Peradangan terjadi
akibat :

Porsi makan Konsumsi alkohol,


Pola makan
terlalu banyak makanan yang refluks empedu,
tidak teratur
dan cepat merangsang radiasi
KLASIFIKASI GASTRITIS

• Peradangan pada mukosa lambung


Akut • Terjadi akibat respons mukosa lambung
terhadap iritasi

• Terjadi akibat inflitrasi sel-sel radang


pada lamina propia dan intra-epitel yang

Kronis terdiri dari limfosit sel dan plasma sel


• G.Tipe A : gastritis autoimun
• G. Tipe B : infeksi bakteri Helicobacter
pylori
Lambung Normal

Lambung tidak normal


KASUS GASTRITIS

WHO, 2010 • 40,8% kejadian di dunia

KEMENKES, • Laki – laki 12.758


2009 • Perempuan 17.396

• 30% Kasus Gastritis di


GUSTIN, Indonesia dikarenakan
2011 kebiasaan makan yang buruk
TANDA DAN GEJALA
• Nyeri yang terasa panas dan perih di perut bagian uluhati.
• Perut kembung.
• Cegukan.
• Mual.
• Muntah.
• Hilang nafsu makan.
• Cepat merasa kenyang saat makan.
• Buang air besar dengan tinja berwarna hitam
• Muntah darah
ETIOLOGI

Pola makan

Kopi dan teh yang berlebihan

Rokok

Obat-obatan

Alkohol

Infeksi bakteri
• Pola Makan
– Pola makan yang tidak baik

– Pola makan yang tidak teratur

– Frekuensi makan terlalu sering

– Sering konsumsi makan yang merangsang (cabe, merica, dll)

• Kopi dan Teh


– Kopi mengandung chlorogenic  meningkatkan sekresi asam lambung
 iritasi dan inflamasi
– Teh : Tannin  iritasi pada mukosa lambung. Tannin bila terkena udara
dan air panas dapat membentuk asam tanat yang dapat menyebabkan
terjadinya atrofi pada lambung.
• Rokok
– Meningkatkan sekresi asam lambung

• Obat - obatan
– Obat anti – inflamasi nonstreroid (OAINS) memiliki efek analgesic,
antipiretik, dan anti-inflamasi  terus menerus dapat menyebabkan
gangguan pada system gastrointenstinal/dyspepsia
• Alkohol
– Etanol  merusak mukosa lambung

• Infeksi bakteri
– Helicobacter pylori  dapat tumbuh di saluran pencernaan dibagian
mukosa lambung.
PATOFISIOLOGI GASTRITIS
PATOFISIOLOGI GASTRITIS AKUT

• Obat-obatan/alcohol/makanan pedas/asam/panas/stress 
Erosi/iritasi mukosa lambung  Peradangan
• Stress  rangsangan syaraf simpatis  meningkatkan produksi
asam lambung.
• Makanan merangsang (pedas/asam)  fungsi sel epitel kolumner ↓
 produksi mucus ↓ --> terjadi pengelupasan/luka pada mukosa
lambung
– Mukus berperan dalam melindungi mukosa lambung dari iritasi
PATOFISIOLOGI GASTRITIS AKUT

Regenerasi sel lambung terbentuk jika terpenuhinya kebutuhan zat gizi


PATOFISIOLOGI GASTRITIS KRONIS

• Peradangan yang diakibatkan oleh karena ulkus benigna/maligna


lambung terinfeksi oleh bakteri Helicobactery pylory
• Bakteri menyerang sel permukaan gester  deskuamasi sel
lambung  destruksi kelenjar dan metaplasia
• Pada saat mencerna makanan  lambung melakukan Gerakan
peristaltic  sel lambung sedang metaplasia  sel mukosa
lambung tidak elastis  rasa nyeri pada lambung
• Proses metaplasia yang berlanjut  kerusakan pada pembuluh
darah lapisan mukosa  pendarahan
PATOFISIOLOGI GASTRITIS KRONIS
FAKTOR RESIKO
• Sering mengonsumsi makanan pedas atau yang kadar lemaknya tinggi
seperti gorengan
• Gaya hidup tidak sehat seperti merokok atau alkohol
• Kelebihan berat badan atau obesitas
• Sedang menjalani pengobatan tertentu seperti antibiotik, aspirin, steroid,
dan pil KB
• Stres atau kelelahan
• Pola makan berantakan dan tidak teratur
• Sering mengonsumsi obat penghilang rasa sakit
• Penyakit lain yang disebabkan oleh infeksi: HIV/AIDS, penyakit Crohn, dan
penyakit infeksi bakteri lainnya
• Alergi makanan, khususnya bagi orang yang memiliki esophagitis
eosinophilic (EoE, gangguan pencernaan). Kondisi ini bisa menjadi pemicu
gastritis.
PENATALAKSANAAN
• Tujuan : Mencegah terjadinya komplikasi pada gastritis
• Penatalaksanaan :
– Medis
– Diet
• Terapi Obat : Timbul keluhan rasa mual, muntah, dan nyeri.
– Tujuan : mengatur pengeluaran asam lambung
• Terapi diet : diet lambung secara bertahap dengan porsi kecil dan
sering
MANIFESTASI KLINIS

Gejala

Nyeri Perut terasa Cepat merasa Sering


Mual Kembung Muntah
epigastrium penuh kenyang sendawa

Gastritis dengan Tukak Lambung  hematemesis dan melena 


berkurangnya penyerapan vitamin B12  anemia perniosa
ASUHAN GIZI
• ASUHAN GIZI  SOAP
– SUBJECTIF ‒ ASSESSMENT
• Data identitas
Diagnosa gizi
• Riwayat penyakit
• Riwayat gizi ‒ PLANNING
• Gaya hidup/motivasi Intervensi gizi
– OBJECTIF Monev
• Data fisik klinis
• Data A [BMI], Data B, Data
C,dan Data D
• Pemeriksaan penunjang :
Foto Rontgen
PENATALAKSANAAN DIET

• Nama Diet : Diet Lambung


• Tujuan :
– Mudah cerna, porsi kecil, dan sering
– Meringankan beban kerja saluran pencernaan
– Membantu menetralisir kelebihan asam lambung
– Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
– Memberikan makanan dengan zat gizi cukup dan tidak
merangsang
• Prinsip :
– Energi dan Protein Cukup sesuai kebutuhan, Rendah Serat
PENATALAKSANAAN DIET

• Syarat Diet :
– Energi sesuai dengan kebutuhan
– Protein 15 - 20%
– Lemak rendah 10 – 15%
– Vitamin dan mineral cukup [Fe, C, E, dan Asam Folat]
– Rendah serat
– Cairan dan elektrolit cukup
– Tidak mengandung bumbu yang merangsang
– Makanan bertahap : Cair  bubur halus  lunak  makanan biasa
JENIS DIET
• Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus peptikum,
tifus abdomenalis dan pasca bedah saluran cerna atas
– Diet Lambung I = Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut,
ulkus peptikum, pasca pendarahan dan tifus abdomenalis berat.
– Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan
dari diet pasca-hematemesis-melena atau setelah fase akut teratasi.
– Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena
membosankan serta kurang energi, zat gizi, tiamin dan vitamin C.
JENIS DIET
• Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus peptikum,
tifus abdomenalis dan pasca bedah saluran cerna atas
– Diet lambung II = Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari
diet lambung I, kepada pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis
kronis dan tifus abdominalis ringan.
– Makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali
makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan.
JENIS DIET
• Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus peptikum,
tifus abdomenalis dan pasca bedah saluran cerna atas
– Diet Lambung III = Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan
dari Diet Lambung II pada pasien dengan ulkus peptikulum, gastritis
kronik atau tifus abdominalis yang hampir sembuh.
– Makanan berbentuk lunak atau biasa tergantung pada toleransi
pasien.
PENGATURAN MAKAN
• BAHAN MAKANAN YANG DIPERBOLEHKAN
– Sumber KH
• Beras dibuat bubur dan nasi tim
• Kentang rebus
• Makaroni
• Bihun
• Roti/biscuit/kreaker
• Tepung-tepungan yang dibuat bubur atau Puding
– Sumber Protein Hewani
• Daging sapi
• Ayam rendah lemak
• Hati sapi, OLAHAN BM :
• Ikan TUMIS, CINCANG, REBUS,
• Telur rebus/ceplok air/dadar SEMUR, PANGGANG
• Susu segar rendah lemak
PENGATURAN MAKAN
• BAHAN MAKANAN YANG DIPERBOLEHKAN
– Sumber Protein Nabati
• Kacang hijau
• Tahu/tempe kukus/tumis/cincang
– Sumber lemak
• Lemak tidak jenuh : minyak sayur, biji matahari
• Batasi santan, minyak, margarin
– Sayuran
• Sayuran muda yang tidak berserat
• Sayuran yang tidak bergas : bayam, buncis, labu siam, wortel, dll
– buah
• Sari buah
• Pepaya, pisang, jambu biji, jeruk manis, dll
– Minuman
• Teh encer, sirup
PENGATURAN MAKAN
• BAHAN MAKANAN YANG DIHINDARI
– Sumber KH
• Ketan
• Jagung
• Ubi/singkong/talas
– Sumber Protein Hewani
• Protein hewani berlemak tinggi : daging kambing, ikan yang diawetkan
(ikan asap, dendeng, ikan asin, pindang, sosis, dll)
– Sumber Protein Nabati
• Kacang tanah, Kacang tolo, Kacang merah, Kacang kedelai
– Sumber lemak
• Minyak jenuh : minyak kelapa sawit, santal kental, kelapa, makanan
yang digoreng
PENGATURAN MAKAN
• BAHAN MAKANAN YANG DIHINDARI
– Sayuran
• Sayuran mentah, Nangka muda, lol. Kembang kol, sawi, daun
singkong, lobak
– buah
• Buah yang masih mentah, buah yang mengandung serat tinggi dan
bergas (Nangka, kedondong, apel,nanas,durian, dll)
– Lain - lain
• Bahan makanan atau minuman yang diawetkan
• Bahan makanan yang mengandung garam tinggi
IMPLEMENTASI DIET

Sesuai jadwal Jumlah Frekuensi


Bertahap
makan sedikit (lebih) sering
RENCANA MONEV

Asupan makan

Perkembangan berat
badan
Perkembangan hasil
pemeriksaan lab
Perkembangan fisik dan
klinis

Pengetahuan dan perilaku


pasien dalam menjalankan diet
PENILAIAN PADA GANGGUAN SALURAN
CERNA ATAS

• Ketidakseimbangan cairan
– Bisa diakibatkan karena muntah atau diare
• Defisiensi vitamin A, E, K, B12,
• Defisiensi mineral Fe dan Zn
PENCEGAHAN
• Tidak merokok
– Nikotin dalam rokok memiliki efek relaksasi otot, sehingga otot saluran
pencernaan yang seharusnya mempertahankan agar isi lambung tidak naik
ke atas menjadi lemah. Hal ini menyebabkan refluks asam lambung,
serangkaian gejala gangguan pencernaan yang ditandai dengan rasa
terbakar pada dada akibat asam lambung yang naik.
• Kurangi berat badan
– kegemukan memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi lambung yang
meradang. Ini disebabkan  karena cenderung makan dalam porsi besar,
yang meningkatkan tekanan dalam lambung sehingga isi lambung mudah
naik keluar.
PENCEGAHAN

• Perubahan pola makan


– Biasakan makan lebih sering dengan porsi yang lebih sedikit

– Hindari makan hingga terlalu kenyang karena jika isi lambung terlalu
penuh maka isi lambung bisa naik ke tenggorokan.
– Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam
seperti makanan pedas, jeruk, dan kopi. Makanan atau minuman
bersifat asam memicu rasa nyeri pada ulu hati.
– Hindari makan sebelum tidur karena meningkatkan risiko naiknya isi
lambung.
PENCEGAHAN

• Protein dan lemak tidak jenuh


– Lemak  bersifat antiradang pada lapisan saluran pencernaan
dan protein dapat membantu pencernaan. Asam klorida
mengaktifkan enzim yang membantu pencernaan protein,
seperti Pepsin.
– Protein  kelebihan asam lambung dalam perut Anda dapat
digunakan untuk mencerna protein, bukannya malah naik ke
kerongkongan Anda.
KOMPLIKASI

• GERD (tukak lambung)


• Gastritis atrofi (hilangnya lapisan dan
kelenjar pada lapisan dinding lambung)
• Anemia (pendarahan kronis di lambung,
dan kehilangan darah dalam jumlah
banyak)
• Kekurangan vitamin B12
• Kanker
KASUS
• Ny Wy seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun masuk rumah sakit
karena sakit dada, mual, muntah dan nyeri ulu hati selama dua hari. Selain
itu Ny Wy juga mengeluhkan naiknya asam lambung ke esofagus (reflux).
Ny Wy pernah dirawat di rumah sakit karena gastritis, dan memiliki riwayat
hipertensi. Berat badan Ny Wy saat ini 48 kg dan tinggi badan 155 cm. Dua
bulan yang lalu berat badan Ny Wy 50 kg. Hasil pemeriksaan lab
menunjukkan kadar Hb 11.1 gr/dl. Pemeriksaan lain menunjukkan nadi 90
kali/menit, suhu 36.8 ºC dan tekanan darah 160/90 mmHg. Dokter
mendiagnosa Ny Wy ulkus peptikum
KASUS
• Sebelum merasakan keluhan di atas Ny Wy memiliki kebiasaan makan 2
kali makanan utama dan 1 kali makanan selingan. Hampir setiap hari
makan mie (instant) sebanyak 2 kali. Sangat menyukai makanan yang
pedas dan jarang mengonsumsi buah dan sayur. Contoh menu sehari
pasien sebelum masuk RS : Pagi : Mie kuah Teh manis Siang : Jajanan
gorengan Malam : Nasi Mie goreng
• Sejak merasakan keluhan Ny Wy sulit makan dan hanya menghabiskan
setengah porsi dari biasanya. Hasil anamnesa menunjukkan asupan energi
pasien sebelum masuk RS 54.6%, protein 52,3%, lemak 70,5% dan
karbohidrat 71,4%. Data lain yang didapat adalah pekerjaan suami sebagai
buruh di pabrik mainan dan ny Wy jarang sekali berolah raga.
KASUS
• Kerjakan proses asuhan gizi berdasarkan SOAP
• Pada tahapan Planning Lakukan implementasi intervensi gizi
(perencanaan terapi diet secara lengkap)
– Distribusi menu hingga Penyusunan menu
– Pemilihan bahan makanan
– Bentuk makanan
– dst
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai