Peradangan terjadi
akibat :
Pola makan
Rokok
Obat-obatan
Alkohol
Infeksi bakteri
• Pola Makan
– Pola makan yang tidak baik
• Obat - obatan
– Obat anti – inflamasi nonstreroid (OAINS) memiliki efek analgesic,
antipiretik, dan anti-inflamasi terus menerus dapat menyebabkan
gangguan pada system gastrointenstinal/dyspepsia
• Alkohol
– Etanol merusak mukosa lambung
• Infeksi bakteri
– Helicobacter pylori dapat tumbuh di saluran pencernaan dibagian
mukosa lambung.
PATOFISIOLOGI GASTRITIS
PATOFISIOLOGI GASTRITIS AKUT
• Obat-obatan/alcohol/makanan pedas/asam/panas/stress
Erosi/iritasi mukosa lambung Peradangan
• Stress rangsangan syaraf simpatis meningkatkan produksi
asam lambung.
• Makanan merangsang (pedas/asam) fungsi sel epitel kolumner ↓
produksi mucus ↓ --> terjadi pengelupasan/luka pada mukosa
lambung
– Mukus berperan dalam melindungi mukosa lambung dari iritasi
PATOFISIOLOGI GASTRITIS AKUT
Gejala
• Syarat Diet :
– Energi sesuai dengan kebutuhan
– Protein 15 - 20%
– Lemak rendah 10 – 15%
– Vitamin dan mineral cukup [Fe, C, E, dan Asam Folat]
– Rendah serat
– Cairan dan elektrolit cukup
– Tidak mengandung bumbu yang merangsang
– Makanan bertahap : Cair bubur halus lunak makanan biasa
JENIS DIET
• Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus peptikum,
tifus abdomenalis dan pasca bedah saluran cerna atas
– Diet Lambung I = Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut,
ulkus peptikum, pasca pendarahan dan tifus abdomenalis berat.
– Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan
dari diet pasca-hematemesis-melena atau setelah fase akut teratasi.
– Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena
membosankan serta kurang energi, zat gizi, tiamin dan vitamin C.
JENIS DIET
• Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus peptikum,
tifus abdomenalis dan pasca bedah saluran cerna atas
– Diet lambung II = Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari
diet lambung I, kepada pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis
kronis dan tifus abdominalis ringan.
– Makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali
makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan.
JENIS DIET
• Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus peptikum,
tifus abdomenalis dan pasca bedah saluran cerna atas
– Diet Lambung III = Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan
dari Diet Lambung II pada pasien dengan ulkus peptikulum, gastritis
kronik atau tifus abdominalis yang hampir sembuh.
– Makanan berbentuk lunak atau biasa tergantung pada toleransi
pasien.
PENGATURAN MAKAN
• BAHAN MAKANAN YANG DIPERBOLEHKAN
– Sumber KH
• Beras dibuat bubur dan nasi tim
• Kentang rebus
• Makaroni
• Bihun
• Roti/biscuit/kreaker
• Tepung-tepungan yang dibuat bubur atau Puding
– Sumber Protein Hewani
• Daging sapi
• Ayam rendah lemak
• Hati sapi, OLAHAN BM :
• Ikan TUMIS, CINCANG, REBUS,
• Telur rebus/ceplok air/dadar SEMUR, PANGGANG
• Susu segar rendah lemak
PENGATURAN MAKAN
• BAHAN MAKANAN YANG DIPERBOLEHKAN
– Sumber Protein Nabati
• Kacang hijau
• Tahu/tempe kukus/tumis/cincang
– Sumber lemak
• Lemak tidak jenuh : minyak sayur, biji matahari
• Batasi santan, minyak, margarin
– Sayuran
• Sayuran muda yang tidak berserat
• Sayuran yang tidak bergas : bayam, buncis, labu siam, wortel, dll
– buah
• Sari buah
• Pepaya, pisang, jambu biji, jeruk manis, dll
– Minuman
• Teh encer, sirup
PENGATURAN MAKAN
• BAHAN MAKANAN YANG DIHINDARI
– Sumber KH
• Ketan
• Jagung
• Ubi/singkong/talas
– Sumber Protein Hewani
• Protein hewani berlemak tinggi : daging kambing, ikan yang diawetkan
(ikan asap, dendeng, ikan asin, pindang, sosis, dll)
– Sumber Protein Nabati
• Kacang tanah, Kacang tolo, Kacang merah, Kacang kedelai
– Sumber lemak
• Minyak jenuh : minyak kelapa sawit, santal kental, kelapa, makanan
yang digoreng
PENGATURAN MAKAN
• BAHAN MAKANAN YANG DIHINDARI
– Sayuran
• Sayuran mentah, Nangka muda, lol. Kembang kol, sawi, daun
singkong, lobak
– buah
• Buah yang masih mentah, buah yang mengandung serat tinggi dan
bergas (Nangka, kedondong, apel,nanas,durian, dll)
– Lain - lain
• Bahan makanan atau minuman yang diawetkan
• Bahan makanan yang mengandung garam tinggi
IMPLEMENTASI DIET
Asupan makan
Perkembangan berat
badan
Perkembangan hasil
pemeriksaan lab
Perkembangan fisik dan
klinis
• Ketidakseimbangan cairan
– Bisa diakibatkan karena muntah atau diare
• Defisiensi vitamin A, E, K, B12,
• Defisiensi mineral Fe dan Zn
PENCEGAHAN
• Tidak merokok
– Nikotin dalam rokok memiliki efek relaksasi otot, sehingga otot saluran
pencernaan yang seharusnya mempertahankan agar isi lambung tidak naik
ke atas menjadi lemah. Hal ini menyebabkan refluks asam lambung,
serangkaian gejala gangguan pencernaan yang ditandai dengan rasa
terbakar pada dada akibat asam lambung yang naik.
• Kurangi berat badan
– kegemukan memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi lambung yang
meradang. Ini disebabkan karena cenderung makan dalam porsi besar,
yang meningkatkan tekanan dalam lambung sehingga isi lambung mudah
naik keluar.
PENCEGAHAN
– Hindari makan hingga terlalu kenyang karena jika isi lambung terlalu
penuh maka isi lambung bisa naik ke tenggorokan.
– Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam
seperti makanan pedas, jeruk, dan kopi. Makanan atau minuman
bersifat asam memicu rasa nyeri pada ulu hati.
– Hindari makan sebelum tidur karena meningkatkan risiko naiknya isi
lambung.
PENCEGAHAN