Anda di halaman 1dari 2

TUJUAN DIIT Tujuan diet penyakit lambung adalah untukmemberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan

lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambungg yang berlebihan. SYARAT DIIT

Buah : pisang, melon, apel tanpa kulit. Untuk pasien tifus yang disertai dengan obstipasi /susah BAB boleh diberikan papaya Minuman : teh, sirup MAKANAN APA SAJA YANG TIDAK DIANJURKAN Ketan, jagung, ubi, singkong, talas Daging/ ikan yang diawetkan, kacang merah, kacang ndul, kacang kedelai, lauk pauk digoreng Sayuran mentah seperti lalap, salad, karedok, toge, kangkung, kol, lobak, sawi, caesim Makanan yang berlemak tidak dianjurkan (santan kental) Susu dan produk olahannya sebaiknya dihindari Sumber : Tuti Sunardi, Susirah Soetardjo. Terapi Makanan dengan Gangguan Autisme. PT Penerbit Sarana Bobo. 2007 1. Pengertian Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster (Sujono,1999) Gastritis adalah suatu peradangan pada lambung ditandai dengan anoreksia, rasa penuh di perut, rasa tidak enak dan nyeri epigastrium, mual dan muntah (Long,1996) gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan sub mukosa lambung (Hirlan,2007). Patofisiologi Gastritis Akut dan Kronik 1. Gastritis Akut Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi : a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3. Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit. b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik. 2. Gastritis Kronik Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser 1. D. Tanda dan Gejala Keluhan biasanya berupa nyeri ulu hati Anoreksia mual kadang disertai muntah dan nyeri tekan ringan di epigastrium. 1. E. Penatalaksanaan Memberi penjelasan pada penderita untuk menghindari alkohol dan makanan pedas sampai gejala berkurang/hilang. Dilakukan terapi simtomatik dengan diberikan obat yang menetralkan/mengurangi asam lambung (antacid,antikolinergik).

Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan Energi dan protein cukup,sesuai dengan kemampuan pasien unutuk menerimanya. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara bertahaphingga sesuai dengan kebutuhan. Rendah serat, terutama serat yang tadak larut air yang ditingkatkan secara bertahap. Cairan cukup, terutama bila ada muntah Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, ,maupun kimia (dusesuaikan dengan daya terima perorangan) Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak. Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung.

MACAM DIIT dan INDIKASI PEMBERIAN Diit Lambung I

Diet lambung ini diberikan kepada pasien gastritis akut, ulkus peptikum, paska perdarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari Diet pasca hematemesismelena, atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.

Diet Lambung II

Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan berbebtuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan.

Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C, tetapi kurang toamin. Diet Lambung III
Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien dengan ulkus peptikum, gastritis kronik, atau tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada toleransi pasien

Makanan inii cukup energi dan zat gizi lainnya. MAKANAN APA SAJA YANG DIANJURKAN Beras, kentang, macaroni, roti toast, biscuit, crackers, bihun Lauk hewani yang tidak diawetkan, lunak, rendah lemak Lauk nabati tahu, tempe, lunak dan tidak digoreng Sayuran rendah serat : wortel, labu siam, labu air, ketimun tanpa kulit dan biji, oyong tanpa kulit, zucchini

Bila terjadi peradangan disertai erosi mukosa lambung dapat diberikan obat antagonis golongan reseptor H2 (cimetidin,ranitidine,atau famotidin) Pembedahan darurat mungkin dilakukan untuk mengangkat gangrene/jaringan perforasi. Dapat dilakukan gastrojejunostomi (reseksi lambung) untuk mengatasi obstruksi pylori. Mengurangi stress Diberikan vitamin B12 bila terjadi anemia pernisiosa Penatalaksaan Medik Gastritis 1. Gastritis Akut Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan ulkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung. 2. Gastritis Kronik Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton. 1. F. KOMPLIKASI Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. E. Manifestasi Klinis 1. Gastritis Akuat Adanya keluhan abdomen tidak jelas, seperti anoreksia dan mual Sakit kepala Mengalami ketidaknyamanan, malaise Nyeri epigastrium Muntah dan cegukan Pendarahan 1. 2. Gastritis Kronik Adanya perasaan penuh Anoreksia Nyeri hulu hati setelah makan Kembung Rasa asam dimulut Mual dan muntah F. Mendiagnosis Gastritis Gastritis didiagnosis melalui satu atau lebih tes-tes medis: v Endoskopi saluran pencernaan bagian atas. Dokter mendorong dengan pelan-pelan suatu endoscope, suatu tabung kecil yang berisi sebuah kamera kecil, melalui mulut anda (atau adakalanya melalui hidung) dan turun kedalam lambung anda untuk melihat pada lapisan perut/lambung. Dokter akan memeriksa peradangan dan mungkin mengeluarkan suatu contoh kecil jaringan untuk pemeriksaan. Prosedur untuk mengangkat suatu contoh jaringan disebut sebuah biopsi. v Tes Darah. Dokter mungkin memeriksa jumlah sel darah merah anda untuk melihat apakah anda mempunyai anemia, yang berarti bahwa anda tidak mempunyai cukup sel-sel darah merah. Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan dari lambung. v Tes Tinja/Feces. Tes ini memeriksa kehadiran darah dalam feces anda, suatu tanda perdarahan. Tes feces mungkin juga digunakan untuk mendeteksi kehadiran H. pylori dalam saluran pencernaan. 1. 3. G. Terapi

Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang, pembedahan untuk mengobatinya. v Terapi terhadap asam lambung Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau menetralkan asam lambung seperti :

Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat. Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi. Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup pompa asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari pompa -pompa ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori. Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. pylori.

Anda mungkin juga menyukai