Anda di halaman 1dari 5

Tatalaksana AKI

Tujuan utama dari pengelolaan GGA adalah mencegah terjadinya kerusakan ginjal,
mempertahankan hemostasis, melakukan resusitasi, mencegah komplikasi metabolik dan
infeksi, serta mempertahankan pasien tetap hidup sampai faal ginjalnya sembuh secara

spontan , sangat penting membedakan GGA prerenal dan pascarenal .(1).

Prioritas Tatalaksana pasien dengan GGA


 Cari dan perbaiki faktor pre dan pasca renal
 Evaluasi obat – obatan yang telah diberikan
 Optimalkan curah jantung dan aliran darah ke ginjal
 Perbaiki dan atau tingkatkan aliran urine
 Monitor asupan cairan dan pengeluaran cairan, timbang BB tiap hari
 Cari dan obati komplikasi akut ( hiperkalemi, hipernatremi, asidosis,
hiperfosfatemia, edema paru )
 Asupan nutrisi adekuat sejak dini
 Cari focus infeksi dan atasi infeksi sejak dini
 Perawatan menyeluruh yang baik ( kateter, kulit, psikologis )
 Segera memulai terapi dialysis sebelum timbul komplikasi
 Berikan obat dengan dosis tepat sesuai kapasitas bersihan ginjal.

Status volume pasien harus ditentukan dan dioptimalkan dengan pemantauan berat badan
pasien serta asupan dan keluaran cairan setiap hari. Pada pasien dengan kelebihan volume,
keseimbangan cairan dapat dipertahankan dengan menggunakan diuretika Furosemid sampai
dengan 400 mg/hari. Dosis obat harus disesuaikan dengan tingkat fungsi ginjal, obat-obat yang

mengandung magnesium (laksatif dan anatasida) harus dihentikan.(2) Antibiotik bisa diberikan

untuk mencegah atau mengobati infeksi.(3) Untuk dukungan gizi yang optimal pada GGA,

penderita dianjurkan menjalani diet kaya karbohidrat serta rendah protein,natrium dan kalium.(3)
Cairan dan Elektrolit
Penggunaan cairan kristaloid disarankan pada pasien dengan AKI dibandingkan dengan
penggunaan cairan koloid.4 Pemberian NaCl 0.9% merupakan pilihan pada pasien dengan peningkatan
volume intravaskuler, 4 persen albumin dan NaCl 0.9% aman digunakan untuk resusitasi.5

Pemberian kebutuhan cairan maintenance pada anak


Pada anak usia kurang dari 1 tahun diberikan cairan sebanyak 120 ml/kg/hari
Pada anak usia lebih dari 1 tahun diberikan cairan:
 100ml/kg/hari untuk 10 kg pertama
 50ml/kg/hari untuk 10 kg kedua
 20ml/kg/hari untuk seterusnya
a. Terapi vasopresor dan vasodilator
Pemberian norepinefrin meningkatkan tekanan vena central, meningkatkan pengeluaran urin dan
mengurangi level laktat darah, mengurangi risiko kematian dan aritmia jantung. Pemberian
dopamin tidak direkomendasikan pada pasien AKI.5
b. Diuretik dan terapi lain
Penggunaan diuretik pada pasien dengan kelebihan volume dan AKI tidak mencegah
perkembangan penyakit dan tidak menghambat terjadinya gagal ginjal. Pemberian obat nefrotoksik
termasuk antibiotik, media kontras, dan lainnya harus dihindari. Pemantauan terhadap penggunaan
obat-obat terapeutik yang bersifat nefrotoksik perlu untuk dilakukan.5
c. Nutrisi
Penggunaan nutrisi enteral disarankan pada pasien dengan AKI. Rekomendasi pemberian energi
20-30kkal/kg/hari dan protein 0,8-1,7 g/kg/hari. Glukosa darah perlu dipertahankan antara 6,1
mmol/l dan 8,3mmol/l.

Dalam penatalaksanaa GGA harus disingkirkan kemugkinan GGA prarenal dan pasca renal 6

GGA pascarenal
Disingkirkan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan USG ginjal, ditemukan obstruksi pada
bagian pelviokalikes, dilakukan pemasangan nefrostomi segera untuk menghilangkan bendungan urin
dan memperbaiki keadaan umum.
GGA prarenal
Dicari dengan anamnesis yang sistematik mengenai kemungkinan etiologi. Central Venous Pressure
CVP dapat menentukan adanya hypovolemia, dan memantau hasil pengobatan terapi cairan. Terapi
disesuaikan berdasarkan etiologinya,
GGA renal
Bila pasien telah sampai fase renal, bila masih awal disebut GGA atau nekrosis tubular akut insipient,
diberikan diuretika dengan cara diuresis paksa dengan syarat pasien tidak dehidrasi lagi dan obstrukso
saluran renal (GGA pascarenal) telah disingkirkan
Obat yang digunakan unuk diuresis paksa:
1. Mannitol 20% 0,5 gr/ 2ml/kgBB di infus dalam10-20 menit
2. Furosemid 1mg/kgBB dinaikkan setiap 6-8 jam sampai dosis max 10mg/kgBB/kali

Tindakan diuresis paksa dianggap berhasil bila dapat meningkatkan diuresis 6-10ml/kgBB/jam dalam
1-2 jam.
Terapi khusus GGA6
1.Terapi Konservatif

Tujuan dari pemberian terapi konservatif adalah mencegah progresivitas overload cairan,
kelainan elektrolit dan asam basa, uremia, hipertensi, dan sepsis.

Terapi Cairan dan Kalori

Dalam hal ini perlu dilakukan balans cairan secara cermat. Balans cairan yang baik yaitu
bila berat badan tiap hari turun 0,1-0,2 %. Pemberian carian diperhitungkan berdasarkan insensible
water loss (IWL) + Jumlah urin 1 hari sebelumnya ditambah dengan cairan yang keluar dengan
muntah, feses, slang nasogastrik, dll. Dan dikoreksi dengan kenaikan suhu tubuh setiap 1oC
sebanyak 12%. Perhitungan IWL dapat dilakukan berdasarkan caloric expenditure yaitu sebagai
berikut:

Berat badan 0-10 kg :100 kal/kgbb/hari

11-20kg :1000 kal +50 kal/kgbb/hari diatas 10 kgbb

>20 kg :1500 kal + 20 kal/kgbb/hari diatas 20kgbb

Jumlah IWL = 25 ml per 100 kal

Secara praktis dapat dipakai perkiraan perhitungan sebagai berikut:

Neonatus : 50 ml/kgbb/hari

Bayi < 1 tahun : 40 ml/kgbb/hari

Anak < 5 tahun : 30 ml/kgbb/hari

Anak > 5 tahun : 20 ml/kgbb/hari

Cairan sebaiknya diberikan oral kecuali bila pasien sering muntah diberikan per infus. Pada pasien
dengan overload cairan pemberian jumlah cairan perlu dikurangi sesuai dengan beratnya overhidrasi. Jenis
cairan yang dipakai ialah pada pasien dengan anuria diberikan glukosa 10-20% dan pada pasien oliguri
glukosa (10%)-NaCL = 3:1. Bila dipakai vena sentral dapat diberikan larutan glukosa 30-40%. Jumlah
kalori minimal yang harus diberikan untuk mencegah katabolisme adalah 50-60 kal/kgbb/hari. Bila terapi
konservatif berlangsung lebih dari 3 hari harus dipertimbangkan pemberian emulsi lemak dan protein 0,5-
1 g/kgbb/hari. Pemberian protein kemudian dinaikan sesuai dengan jumlah diuresis. Pemberian larutan
asam amino esensial bersama glukosa yang sebelumnya dinyatakan dapat menurunkan angka kematian dan
memberpendek lamanya GGA saat ini diragukan
2. Terapi Dialisis

Dialisis diindikasikan pada GGA untuk mengobati gejala uremia, kelebihan volume,
asidemia, hiperkalemia, perikarditis uremia, dan hipoinatremia.(2)
 Kadar ureum darah > 200mg%

 Hiperkalemia >7,5 mEq/l

 Bikarbonas serum < 12mEq/l

 Adanya gejala-gejala overhidrasi : edema paru, dekompresi jantung, dan hipertensi yang tidak

dapat diatasi dengan obat-obatan.

 Perburukan keadaan umum dengan gejala uremia berat: perdarahan, kesadaran menurun sampai

koma.

Dialisis dapat dilakukan dengan dialisis peritoneal atau hemodialisis. Dialisis peritorial mudah

dilakukan pada anak terutama bayi kecil, tidak memerlukan alat yang canggih dan dapat dilakukan didaerah

terpencil. Karena itu dialisis peritoneal lebih banyak dipakai pada anak.

Hemodialisis mempunyai keuntungan dapat lebih cepat mengkoreksi kelainan biokimia darah.

Pada pasien yang baru saja mengalami operasi intra abdomen, hemodialisis dapat dipakai dengankan

peritoneal dialisis tidak dapat digunakan. Akhir-akhir ini banyak dipakai hemofiltrasi pada penanggulangan

gagal ginjal akut dengan cara continous arteriovenous hemofiltration(CAVH) atau continouous veno-

venous hemofiltration(CVVH).

Keuntungan hemofiltasi pada GGA adalah:

1. Cepat menanggulangi pasien dengan overload cairan berat

2. pada pasien Gga dengan multiple organ failure atau karena trauma berat, kalori dapat diberikan

secara adekuat karena cairan yang masuk perinfus, mudah dikeluarkan denga hemofiltrasi. Akan

tetapi sampai saat ini belum ada bukti menunjukkan bahwa CAVH dapat meningkatkan angka

kehidupan pada pasien GGA dengan kondisi berat.

GGA post-renal memerlukan tindakan cepat bersama dengan ahli urologi misalnya
tindakan nefrostomi, mengatasi infeksi saluran kemih dan menghilangkan sumbatan yang
dapat disebabkan oleh batu, striktur uretra atau pembesaran prostate.
Pengobatan suportif pada gagal ginjal akut

Komplikasi Pengobatan
Kelebihan volume intravaskuler Batasi garam (1-2 g/hari) dan air (< 1L/hari)
Furosemid, ultrafiltrasi atau dialysis
Hiponatremia Batasi asupan air (< 1 L/hari), hindari infuse larutan
hipotonik.
Hiperkalemia Batasi asupan diit K (<40 mmol/hari), hindari diuretic
hemat kalium
Asidosis metabolic Natrium bikarbonat ( upayakan bikarbonat serum > 15
mmol/L, pH >7.2 )
Hiperfosfatemia Batasi asupan diit fosfat (<800 mg/hari)
Obat pengikat fosfat (kalsium asetat, kalsium karbonat)
Hipokalsemia Kalsium karbonat; kalsium glukonat ( 10-20 ml larutan
10% )
Nutrisi Batasi asupan protein (0,8-1 g/kgBB/hari) jika tidak dalam
kondisi katabolic
Karbohidrat 100 g/hari
Nutrisi enteral atau parenteral, jika perjalanan klinik lama
atau katabolic

Sumber:

1. Stein,Jay H. Kelainan Ginjal dan Elektrolit. Panduan Klinik Ilmu Penyakit


Dalam.Edisi ke-3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001. p:174-180
2. Markum,M.H.S. Gagal Ginjal Akut. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, editors. BukuAjar:
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi ke-4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006. p:285-289.
3. Rahardjo, J.Pudji. Kegawatan pada Gagal Ginjal. Penatalaksanaan Kedaruratan di bidang
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat infomasi dan Penerbitan FKUI; 2000. p:67-69
4. Ding X Ronco C.Fluid management in acute kidney injury.Kargel.2016;187(1):84-93
5. Choopa MS, Biljon GV. Acute kidney injury in children-not just for nephrologist. S Afr Fam
Pract.2015;57(6):30-3
6. Alatas. H Gagal Ginjal Akut . Buku Ajar Nefrologi Anak Edisi ke-2 Jakarta: IDAI.Balai Penerbit
Buku FKUI:2002. P:499-508

Anda mungkin juga menyukai