Penanganan hiperkalemia
Karena ekskresi kalium menurun pada pasien gagal ginjal oligurik, kalium
tertimbun dan berakibat hiperkalemia. Hiperkalemia merupakan kondisi yang
paling mengancam jiwa pada gangguan ini (dapat berakibat aritmia dan henti
jantung). Oleh karena itu, pasien dipantau akan adanya hiperkalemia melalui
serangkaian pemeriksaan kadar elektrolit serum (nilai kalium >5,5 mEq/L; SI :
5,5 mmol/L), perubahan EKG (tinggi puncak gelombang T rendah atau sangat
tinggi), dan perubahan status klinis.
1.
Natrium Bikarbonat
Indikasi
PO : antacid.
Kerja obat
Farmakokinetik
KV : edema.
Neuro : tetani.
Interaksi
Obat-obat:
Alkalinisasi urine
Antacid
o PO (dewasa) : 325 mg-2 g 1-4 kali sehari atau sendok teh tiap 2 jam sesuai
kebutuhan.
Asidosis metabolic
Bubuk oral
AWITAN
PUNCAK
DURASI
PO
segera
30 menit
1-3 jam
IV
segera
cepat
tidak diketahui
Implikasi keperawatan
Pengkajian
o Kaji keseimbangan cairan (asupan dan haluaran, berat badan harian, edema,
bunyi paru) selama terapi. Beritahu dokter bila terjadi gejala kelebihan cairan
(hipertensi, edema, dispnea, ronkhi/krekels, sputum berbusa).
Antacid : kaji pasien untuk adanya nyeri abdomen atau epigastrik dan darah
nyata atau darah samar dalam feses, emesis, atau aspirat lambung.
2.
Glukosa + Insulin
Resin Polistiren
Peningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin
(Natrium polistiren sulfonat [Kayexalate]), secara oral atau melalui retensi
enema. Kayexalate bekerja dengan merubah ion kalium menjadi natrium di
saluran intestinal. Sorbitol sering diberikan bersama dengan Kayexalate untuk
Kalsium
Klasifikasi
Diuretic (loop)
Indikasi
Kerja obat
Menghambat reabsorpsi natrium dan klorida dari ansa Henle dan tubulus
ginjal diatal.
Farmakokinetik
KV : hipertensi
GU : sering berkemih
Endo : hiperglikemia
MS : kram otot
Interaksi
Obat-obat :
Hipotensi akan bertambah pada pengguna bersama antihipertensi lain atau
nitrat
Hipokalemia akan bertambah bila digunakan bersama diuretic, mezlosilin,
piperasilin, amfoterisin B dan glukokortikoid hipokalemia dapat meningkatkan
toksisitas glikosida jantung
-
Sediaan
Injeksi : 10 mg/ml
PUNCAK
DURASI
PO
30-60 menit
1-2 jam
IM
10-30 menit
tidak diketahui
IV
5 menit
6-8 jam
4-8 jam
30 menit
2 jam
Implikasi Keperawatan
Pengkajian
o kaji status cairan selama terapi. Pantau berat badan harian, perbandingan
asupan dan haluaran, jumlah, dan lokasi edema, bunyi paru, turgor kulit, dan
membrane mukosa. Beritahu dokter bila terjadi kehausan, mulut kering, letargi,
kelemahan, hipotensi atau oliguria.
o Pantau tekanan darah dan nadi sebelum dan selama pemberian.
o Kaji pasien yang mendapat glikosida jantung untuk adanya anoreksia, mual,
muntah, kram otot, parestesia, konfusi. Pasien yang mendapat glikosida jantung
berisiko tinggi mengalami toksisitas digitalis karena adanya efek deplesi kalium
dari diuretic.