Anda di halaman 1dari 14

Nefrotik Sindrom

Gangguan klinis yang ditandai dengan


peningkatan protein urine (proteinuria), edema,
penurunan albumin dalam darah
(hipoalbuminemia), dan kelebihan lipid
(hiperlipidemia).
Etiologi
1. Glomerulonefritis primer :
a. GN lesi minimal (GNLM)
b. Glomerulosklerosis fokal (GSF)
2. Glomerulonefritis sekunder akibat :
a. Infeksi
b. HIV, hepatitis virus B dan C
3. Penyakit jaringan penghubung
c. Lupus eritomatosus sistemik, atritis reumatoid, MCTD
(mixed connective tissue disease)
4. Efek obat dan toksin
a. Obat antiinflamasi non-steroid, preparat emas.
Patofisiologi
Kondisi dari sindrom nefrotik adalah
hilangnya plasma protein, terutama albumin
ke dalam urine. Hati mampu meningkatkan
produksi albumin, namun organ ini tidak
mampu untuk terus mempertahankannya
jika albumin terus-menerus hilang melalu
ginjal  terjadi hipoalbuminemia.
Lnj..
Terjadinya penurunan tekanan onkotik
menyebabkan edema generalisata akibat
cairan yang berpindah dari sistem
vaskular ke dalam ruang cairan
ekstraseluler. Penurunan sirkulasi volume
darah mengaktifkan sistem renin-
angiotensin menyebabkan retensi natrium
dan edema lebih lanjut.
Manifestasi Klinis
1. Kejadian piting edema: berat badan
bertambah.
2. Proteinuris: mengakibatkan kehilangan
protein tubuh.
3. Hiperlipidemia: mengakibatkan
aterosklerosis.
Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang

1. Pemeriksaan elektrolit, kreatinin,


bersihan kreatinin, tes dibstik urin.
2. USG saluran ginjal.
3. Imunoglobulin (elektroforesis protein),
glukosa, ANF, ANCA.
4. Biopsy ginjal (untuk mengetahui
penyebab proteinuria).
Penatalaksanaan
1. Farmakologis
a. Deuritik
deuritik kuat (loop deuritic) misalnya furosemid (dosis awal
20-40 mg/hari) atau golongan tiazid dengan ataun tanpa
kombinasi dengan potassium sparing deuritic
(spironolacton).
b. Terapi antikoagulan
bila di diagnosis adanya peristiwa tromboembolism, terapi
koagulan dengan heparin harus dimulai.
c. Terapi obat
kortikosteroid yaitu prednisone 1-1,5 mg/kgbb/hari dosis
tunggal pagi hari selama 4-6 minggu. Kemudian
dikurangi 5 mg/minggu sampai tercapai dosis
maintenance (5-10 mg) kemudian diberikan 5 mg selang
sehari dan dihentikan dalam 1-2 minggu.
Ljt..
2. Non Farmakologi
Diet: 35 kal/kg/bb./hari, sebgaian besar
terdiri dari karbohidrat. Diet rendah
garam (2-3 gram/hari), rendah lemak
harus diberikan. Pembatasan asupan
protein 0,8-1,0 gr/kgbb/hari dapat
mengurangi proteinuria. Tambahan
vitamin D dapat diberikan apabila pasien
kekurangan vitamin ini.
Prognosis
Kortikosteroid diberikan dalam dosis besar selama 4
minggu. Pada keadaan edema, cairan dan garam
dibatasi: mungkin dibutuhkan diuretik jika edema
menyebabkan gejala. Sebagian besar anak mengalami
remisi dalam 2 minggu setelah memulai terapi steroid.
Diuresis terjadi dan edema serta albuminuria
menghilang dengan cepat. Sebagian besar mengalami
relaps satu tahun kemudian
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian Diagnostik
Urinalisis didapat hematuria secara mikroskopik, proteinuria,
terutama albumin.
b. Pengkajian Penatalaksanaan Medis
Meliputi:
 Tirah baring

 Diuritik
 Andenokortikosteroid, golongan prednison.

 Diet rendah natrium tinggi protein.

 Terapi cairan. Jika klien dirawat di rumah sakit, maka intake dan

output
 diukur secara cermat dan dicatat. Cairan diberikan untuk

mengatasi kehilangan cairan dan berat badan harian.


Diagnosis Keperawatan

1. Aktual/resiko kelebihan volume cairan


berhubungan penurunan volume urine, retensi
cairan, dan natrium.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang tidak
adekuat efek sekunderdari anoreksia, mual, dan
muntah.
3. Gangguan activity daily living (ADL) b.d
edema ekstremitas, kelemahan fisik secara umum.
4. Kecemasan b.d prognosis penyakit,ancaman,
kondisi sakit, dan perubahan kesehatan.
Intervensi Keperawatan
Intervensi Rasional
Kaji adanya edema ekstermitas Kecurigaan gagal kongesif/kelebihan volume cairan
Istirahatkan/tirah baring klien pada saat edema masih Menjaga klien dalam keaadaan tirah baring selama
terjadi. beberapa hari mungkin diperlukan untuk
meningkatkan diuresis guna mengurangiedema
Kaji tekanan darah Penurunan curah jantung, mengakibatkan gangguan
perfusi ginjal, retensi natrium/air, dan penurunan urine
output.
Timbang berat badan Perubahan berat badan tiba-tiba dari berat badan
menunjukan gangguan keseimbanhgan cairan.
Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan
sesuai dengan indikasi. miokard untuk melawan efek hipoksia/iskemia.
Kolaborasi a. Natrium meningkatkan retensi cairan dan
a. Berikan diet tanpa garam meningkatkan volume plasma.
b. Berikan diet tinggi protein tinggi kalori b. Diet rendah protein untuk menurunkan protein
insufesiensi renal dan retensi nitrogen yang akan
meningkatkan BUN. Diet tinggi kalori untuk
cadangan energi dan mengurangi katabolisme protein.
Ljt..
Intervensi Rasional
c. Berikan deuritik, contoh c. Deuritik bertujuan untuk
furosemide, sprinolakton, menurunkan volume plasma dan
hidronolakton. menurunkan retensicairan dijaringan
sehingga menurunkan resiko
terjadinya edema paru.
d. Adenokortikosteroid, golongan
d. Adenokortikosteroid, golongan prednison digunakan untuk
prednison menurunkan proteinuria.
e. Pasien yang mendapat terapi
e. Pantau data laboratorium elektrolit deuritik mempunyai resiko terjadi
kalium hipokalemia sehingga perlu dipantau.
Evaluasi
Setelah mendapat intervensi keperawatan, maka pasien
dengan sindrom nefrotik diharapkan sebagai berikut.
1. Kelebihan volume cairan teratasi
2. Meningkatkan asupan nutrisi
3. Peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari
4. Penurunan kecemasan
 

Anda mungkin juga menyukai