1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana baik bencana alam maupun
ulah manusia. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kondisi bencana ini adalah
kondisi geografis, iklim, geologis dan faktor-faktor lain.
Bencana alam dan musibah massal ialah kejadian mendadak yang disebabkan oleh suatu
kekerasan yang menimpa kelompok manusia atau masyarakatdan lingkungan yang cukup
besar menimbulkan kerugian jiwa dan material. Karena sifatnya yang mendadak maka selalu
menimbulkan kerugian jiwa dan material yang besar. Bencana pasti menimbulkan korban baik
yang meninggal maupun yang mengalami luka ringan sampai dengan luka berat disertai
dengan rusaknya infrastruktur seperti jalan, saluran air, telepon, rumah sakit yang
membutuhkan pertolongan melebihi sumber daya yang tersedia saat itu.
Karena sifatnya yang mendadak dan menimbulkan korban yang banyak dalam waktu yang
singkat maka diperlukan penanganan yang cepat dan tepat. Setiap rumah sakit
diharapkan mampu dan siap menghadapi segala kondisi gawat darurat sehari-hari dan
kondisi darurat saat bencana.
Bencana sendiri dapat dibedakan menjadi bencana alam atau akibat perbuatan manusia.
Bencana alam antara lain gempa bumi, gunung meletus atau banjir. Sedangkan bencana akibat
ulah manusia dapat berupa kebakaran, keracunan massal.
Kejadian seperti ini sangat perlu penanganan yang bersifat khusus karena biasanya terjadi
secara mendadak dan dengan jumlah korban yang banyak. Mengingat hal tersebut maka
sangat penting setiap rumah sakit punya disaster plan yang langsug aktif apabila ada bencana.
Rumah Sakit Bhayangkara mempunyai misi sebagai rumah sakit kepolisian terbaik, oleh karena
itu harus selalu siap siaga dan memimpin bila terjadi situasi tertentu terutama berhubungan
dengan bencana.
Bencana bisa menimpa siapa saja, datang kapan saja dan dimana saja. Bencana bisa
terjadi didalam ataupun diluar rumah sakit.
Lumajang terletak diantara pegunungan Kelud disebelah timur yang masih aktif yang rawan
gempa dan letusan gunung dan diwilayah barat terdapat pegunungan wilis yang rawan
sekali terjadi longsor karena kondisi tanah dan banyak hutan yang rusak.
Kondisi gawat darurat dan jumlah korban yang banyak perlu tindakan yang cepat demi
penyelamatan, pencegahan kecacatan dan mencegah terjadinya korban yang lebih banyak
lagi juga sangat penting sekali. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan disaster plan.
Disaster plan adalah sebuah program yang dijadikan sebuah acuan apabila terjadi bencana
yang berisi pokok rencana terpadu bagi semua personil untuk melakukan tindakan dan
cara-cara menghadapi bencana baik sebelum, saat terjadi atau sesudah bencana.
Diharapkan dengan adanya disaster plan ini setiap petugas selalu sudah siap siaga
melakukan tugas masing-masing tanpa koordinasi yang bertele-tele.
3. DASAR
a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5/MEN/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja.
b. Peraturan Menteri Kesehatan No.159b/Menkes/per/X/1988 Tentang Akreditasi Rumah Sakit.
c. Surat Perintah Karumkit Bhayangkara Lumajang Nomor:Kep/516/VIII/2015/Rumkit, Tentang
pembentukan Tim Kewaspadaan Bencana
4. RUANG LINGKUP
Simulasi penanganan bencana keracunan massal ini dilaksanakan di dalam rumah sakit
bhayangkara Lumajang yang melibatkan Tim Disaster Rumah Sakit Bhayangkara, karyawan dan
masyarakat lain yang berada di lingkungan rumah sakit. Pelatihan ini dilaksanakan oleh tim K3RS.
5. PELAKSANAAN
PelaksanaanSimulasi Penanganan Bencana Keracunan Massal dilaksanakan selama 1 ( satu )
hari yaitu pada :
- Tanggal : Januari 2017
- Jam : 08.00 wib s/d selesai
- Peserta : Terlampir
- Jumlah : Absensi Terlampir
8. PENUTUP
Demikian laporan simulasi penanganan bencana keracunan massal di Rumah Sakit
Bhayangkara Lumajang tahun 2017. Hal ini disusun untuk dapat dijadikan pedoman atau bahan
informasi dalampengembangan selanjutnya.