25
disfungsi ereksi, hipertensi, perdarahan, kejang, nyeri
sendi, tulang dan fraktur, gangguan mental.
3. Pemeriksaan Fisik 1. KU : dapat terjadi penurunan kesadaran sampai
koma, pucat, sesak nafas.
2. Mata : penurunan visus, red eye, nistagmus, pupil
asimetri.
3. Leher : pembesaran kelenjar tiroid.
4. Paru : Gerakan nafas tertinggal, retraksi (+), SN
melemah, pekak rhonki (+).
5. KV : pembesaran jantung (didapatkan pergeseran dari
batas jantung, khususnya pergeseran batas jantung
kiri ke arah lateral.), gangguan irama jantung
(aritmia), peningkatan tekanan darah.
6. Abdomen : nyeri epigastrium, asites.
7. Muskuloskeletal : nyeri sendi, tulang dan fraktur.
8. Ekstremitas : neuropati perifer, pitting oedem.
9. Kulit : kering, bersisik, scratch mark, urea frost
4. Kriteria Diagnosis 1. Kerusakan ginjal selama ≥ 3 bulan dengan atau tanpa
disertai penurunan GFR
2. GFR ≤ 60 ml/men/1,73m2 ≥ 3 bulan dengan atau
tanpa kerusakan ginjal.
5. Diagnosis Kerja CKD (Chronik Kidney Disease)
6. Diagnosis Banding 1. AKI (Acute Kidney Injury)
2. Sindroma Nefrotik
7. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium :
1. Faal ginjal
2. Darah lengkap ( termasuk kimia darah)
3. Urinalisa
4. GFR
26
3. Pielografi antergrad / retrograd
4. USG
5. Renogram
6. Biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal
8. Terapi Prinsip terapi
1. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
Terapi Konservatif
27
• Retriksi fosfor, diatasi dengan membatasi diet fosfat,
yaitu sebanyak 600-800 mg/hari. Memberi pengikat
fosfat. Yang banyak dipakai adalah CaCO3 dan
Calcium asetat.
• Mengurangi proteinuria. Dalam hal ini ACE
inhibitor atau ARB biasanya digunakan. Dapat juga
kombinasi dari ACE Inhibitor dan ARB. Jika
ditemukan peningkatan efek samping maka obat bisa
diganti dengan lini kedua seperti CCB, diltiazem,
verapamil.
• Mengendalikan hiperlipidemia. Diet yang diberikan
sebaiknya mengandung kurang dari 7% kalori lemak
jenuh/satured fat (SAFA), polyunsatured fat (PUFA)
hingga 10%, monounsatured fat (MUFA) hingga 20%
dan total lemak 25-35% dari kalori total. Diet juga
harus mengandung karbohidrat kompleks(50-60%
dari kalori total) dan serat (20-30 g/hari). Kolesterol
diet harus kurang dari 200 mg/hari. Terapi
28
farmakologis dapat diberikan obat golongan Statin
dan fibrat.
• Pembatasan cairan (balance cairan) dan elektrolit,
Jumlah air yang keluar dari tubuh yaitu dari
insensible water loss adalah sekitar 500-800 ml/hari,
sehingga jumlah air yang masuk adalah 500-800
ml/hari ditambah jumlah urin. Asupan cairan 1-2 L
per hari dapat menjaga keseimbangan cairan.
Pembatasan elektrolit, yaitu dengan mengawasi
asupan kalium dan natrium. Kalium dibatasi karena
hyperkalemia dapat menyebabkan aritmia jantung,
sehingga obat-obatan dan makanan yang tinggi
kalium harus dibatasi.(2)Jika GFR menurun <10-20
ml/menit maka asupan harus kurang dari 50-60
meq/dl.
• Anemia, EPO biasanya diberikan sebagai injeksi
subkutan (25 hingga 125 U/kgBB) tiga kali seminggu.
Indikasi terapi dengan eritropoetin adalah kadar Hb <
10 gr % dengan penyebab lain sudah diatasi.
• Asidosis, Penurunan asupan protein dapat
memperbaiki keadaan asidosis, tetapi bila kadar
bikarbonat serum kurang dari 15 mEq/l, dapat
diberikan natrium bikarbonat maupun sitrat pada
dosis 1 mEq/kg/hari secara oral. Asidosis berat
dikoreksi dengan NaHCO3 parenteral.
• Hiperkalemia, dapat diberikan :Kalsium glukonas
10% 10 ml dalam 10 menit IV, Bikarbonas natrikus
50-150 IV dalam 15-30 menit, Insulin dan glukosa
6U insulin dan glukosa 50g dalam waktu 1 jam,
Kayexalate (resin pengikat kalium) 25-50 gr oral atau
rektal.
29
• Hiperurisemia, Alopurinol sebaiknya diberikan 100-
300 mg, apabila kadar asam urat > 10 mg/dl atau
apabila terdapat riwayat gout.
• Infeksi, Penderita gagal ginjal kronik memiliki
kerentanan yang lebih tinggi terhadap infeksi,
terutama infeksi saluran kemih. Dapat diberikan
antibiotik cefalosporin generasi ke -3, seperti
ceftriaxon, dan cefoperazon, yang memerlukan
penyesuaian dosis.
30
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi C
31
5. Price S, Wilson L. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit,Vol.2. ECG. Jakarta; 2011.
32