Anda di halaman 1dari 74

PAPER & LAPORAN KASUS

CKD dengan DM Tipe II

DISUSUN OLEH :
Merani Rizdaputri
Yudha

PEMBIMBING
dr. Ira Ramadhani, Sp. PD
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
DIABETES MELITUS
TIPE 2
DEFINISI
Suatu kelompok
penyakit metabolik
dengan karakteristik
hiperglikemia

ETIOLOGI
- Resistensi insulin
- Kelainan sekresi
insulin
PATOGENESIS

FAKTOR RESIKO  genetik, obesitas, pola hidup tidak sehat

Resistensi insulin Kelainan sekresi


insulin

DIABETES MELITUS TIPE 2


GEJALA KLINIS
 Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia,
polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya.
 Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan,
gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta
pruritus vulvae pada wanita.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 KADAR GULA DARAH (SEWAKTU, 2PP, PUASA)


 HbA1c
 Lipid Profile
 Kreatinin Serum
 Urinalisis
 EKG
 Foto Thorax
Diagnosis Banding Diagnosis

 Diabetes Mellitus Tipe 2


 Diabetes Mellitus Tipe 1
 Diabetes Mellitus
Insipidus
 Diabetes Tipe Lainnya
 Diabetes Gestasional
PENALAKSANAAN
 PILAR TATALAKSANA DM TIPE 2

NON FARMAKOLOGI
FARMAKOLOGI
Modifikasi gaya hidup
(diet rendah - OHO
karbohidrat tinggi -INSULIN
serat, olahraga)
OBAT HIPERGLIKEMIA ORAL
 Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 5
golongan:
A. Pemicu sekresi insulin (insulin
secretagogue):sulfonilurea dan glinid
B. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: metformin dan
tiazolidindion
C. Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase
alfa.
E. DPP-IV inhibitor
KOMPLIKASI

- KAD
- HONK
AKUT

HIPOGLIKEMIA

KOMPLIKASI

MIKROVASKULER

KRONIK
MAKROVASKULE
R
PROGNOSIS
Prognosis pada penderita diabetes tipe 2
bervariasi. prognosisnya dapat baik apabila
pasien bisa memodifikasi (meminimalkan)
risiko timbulnya komplikasi dengan baik.
PENCEGAHAN

PRIMER SEKUNDER

TERSIER
CHRONIC KIDNEY
DISEASE
DEFINISI
kelainan struktur atau
fungsional ginjal, yang
berlangsung lebih dari
3 bulan

ETIOLOGI
Hipertensi, DM, Infeksi
ginjal berulang, BSK,
lupus, penyakit ginjal
polikistik dll
PATOFISIOLOGI
Penyakit yang mendasari (hipertensi,DM tipe 2 dll)

Pengurangan massa ginjal akibat


kerusakan ginjal yang terjadi

Hipertrofi nefron yang masih baik

kompensasi hiperfiltrasi Dekompensasi


/ Maladaptasi

Nefron yang tersisa


Gagal ginjal terminal
mengalami skelorik
GEJALA KLINIS
Gejala – gejala fisik yang melibatkan kelainan berbagai
organ seperti :
 Kelainan saluran cerna : nafsu makan menurun, mual,
muntah dan fetor uremik
 Kelainan kulit : urea frost dan gatal di kulit
 Kelainan neuromuskular : tungkai lemah, parastesi, kram
otot, daya konsentrasi menurun, insomnia, gelisah
 Kelainan kardiovaskular : hipertensi, sesak nafas, nyeri
dada, edema
 Gangguan kelamin: libido menurun, nokturia, oligouria .
klasifikasi
 Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Derajat
Penyakit
Derajat Penjelasan GFR (ml/mn/1,73m2)
1 Kerusakan ginjal dengan GFR normal ≥ 90
atau meningkat
2 Kerusakan ginjal dengan GFR 60 – 89
meningkat ringan
3 Kerusakan ginjal dengan GFR 30 – 59
meningkat sedang
4 Kerusakan ginjal dengan meningkat 15 – 29
berat
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
 Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik Atas Dasar Diagnosis
Etiologi
Penyakit Tipe mayor (contoh)

Penyakit ginjal diabetes Diabetes tipe 1 dan 2

Penyakit ginjal non diabetes Penyakit glomerular


(penyakit autoimun, infeksi sistemik,
obat, neoplasia)
Penyakit vascular
(penyakit pembuluh darah besar,
hipertensi, mikroangiopati)
Penyakit tubulointerstisial
(pielonefritis kronik, batu, obstruksi,
keracunan obat)
Penyakit kistik (ginjal polikstik)

Penyakit pada transplantasi Rejeki kronik


Keracunan obat (siklosporin / takrolimus)
Penyakit recurrent (glomerular)
Transplantasi glomerulopathy
DIAGNOSA BANDING
Diagnosa banding dari penyakit ginjal kronik yaitu :
 CKD stage V ec Diabetes Nefropati
 CKD stage V ec Hipertensi Nefropati
 CKD stage V ec Penyakit Ginjal Obstruktif
 CKD stage V ec Glomerulonefritis
 CKD stage V ec Pielonefritis
DIAGNOSA
Kriteria Kesan
Durasi > 3 bulan, Durasi dibutuhkan untuk membedakan CKD dengan AKI.
berdasarkan riwayat Evaluasi secara klinis biasanya dapat menunjukkan adanya
dokumentasi atau dokumentasi dari durasi
tindakan
GFR < 60 ml/min/1.73m2 GFR merupakan indeks terbaik untuk melihat fungsi dan
(GFR categories G3a-G5) kelainan pada ginjal
 GFR normal untuk dewasa muda sekitar 125 ml/min/1.73m2,
GFR < 15 didefinisikan sebagai gagal ginjal
 Penurunan GFR dapat dilihat dari perhitungan Serum Creatinin
atau Cystatin C, namun tidak dengan Serum Creatinin atau
Cystatin C saja
 Penurunan GFR dapat dikonfirmasi dengan mengkur GFR, jika
dibutuhkan
Kerusakan Ginjal Albuminuria merupakan tanda dari kerusakan ginjal (kenaikan
didefinisikan sebagai permeabilitas glomerulus) AER >30mg/24 jam kurang lebih
abnormalitas struktural sama dengan ACR > 30mg/g (>3mg/mmol)
atau fungsional selain  Normal ACR urine orang dewasa sehat adalah < 10mg/g
kelainan pada GFR  
• Sedimen urin dapat menandakan adanya kelainan ginjal
• Kelainan Tubulus Ginjal
• Kelainan Patologis yang dideteksi dengan pemeriksaan histologi
atau pemeriksaan lainnya
• Kelainan structural yang menandakan kerusakan ginjal dengan
pencitraan
• Riwayat Transplantasi Ginjal
 
Rumus Menghitung GFR

(140-50) x 55
GFR = x 0,85
72 x27,64

90 x 55
GFR = x 0,85
1990,08

4207,5
GFR = x 0,85
1990,08

= 17,77 x 0,85 = 2,114 ml/menit/1,73 m2


 
Dikategorikan CKD stage V didapatkan nilai GFR = 2,114
ml/menit/1,73 m2
PENATALAKSANAAN
 Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
 Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid
 Memperlambat perburukan fungsi ginjal, dengan cara :
1. Pembatasan asupan protein
2. Terapi farmakologi, untuk mengurangi hipertensi
intraglomerulus. Pemakaian obat antihipertensi (ACE
inhibitor)  
 Pencegahan dan terapi terhadap penyakit
kardiovaskular
 Pencegahan dan terapi terhadap penyakit komplikasi.
 Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau
transplantasi ginjal
KOMPLIKASI
Gagal ginjal kronik dapat menyebabkan berbagai
komplikasi sebagai berikut :
 - Hiperkalemia
 - Asidosis metabolik
 - Komplikasi kardiovaskuler ( hipertensi dan CHF )
 - Kelainan hematologi (anemia)
 - Osteodistrofi renal
 - Gangguan neurologi ( neuropati perifer dan
ensefalopati)
 - Tanpa pengobatan akan terjadi koma uremik
PROGNOSIS

Tabel yang terarsir dengan warna hijau memiliki kemungkinan yang lebih
rendah untuk jatuh menjadi kegagalan ginjal, sedangkan yang berwarna merah
memiliki resiko lebih tinggi untuk menjadi gagal ginjal
LAPORAN KASUS
Laporan Kasus
Anamnesis Pribadi
 Nama : Juriah
 Umur : 50 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Status Kawin : Menikah
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Alamat : Jln. Dahlia 53 Sidorejo Hilir
 Suku : Jawa

 
Anamnesa Penyakit
Keluhan Utama : Sesak Nafas
Telaah : Pasien datang ke Rumah sakit Haji Medan dengan keluhan
sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu dan memberat dalam 1 minggu ini. Sesak
semakin lama semakin menghebat sehingga pasien tidak bisa melakukan
aktifitas selama 5 bulan ini. Keluhan akan semakin memberat ketika pasien
dalam posisi berbaring dan sedikit membaik bila posisi pasien bersandar atau
setengah duduk. Sesak nafas tidak disertai dengan mengi.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan batuk-batuk. Batuk kering tanpa disertai
dahak dan darah. batuk bersifat hilang timbul. Apabila batuk timbul, pasien
akan merasakan sesak bertambah berat. Keluhan keringat dingin pada malam
hari disangkal.
Pasien juga mengeluh mual sejak 1 minggu yang lalu, mual disertai muntah.
Muntah 1 sampai 3 kali sehari, banyaknya kurang lebih ½ gelas aqua berisi apa
yang dimakan dan diminum, muntah disertai darah disangkal.
Lanjutan Anamnesa

Pasien juga mengeluh badan lemas sejak 1 minggu yang lalu,


lemas dikeluhkan setiap saat, dan keluahan lemas semakin
memberat saat pasien melakukan banyak aktivitas. Pasien
juga mengeluh tidak nafsu makan sejak 2 minggu yang lalu.
BAK : (+) 2-3 kali/ hari, seikit-sedikit, sebanyak ½ gelas aqua
dalam 1 kali kencing, bewarna kuning pekat, tidak disertai
nyeri
BAB : (+) normal, 1 kali hari, konsistensi padat, warna kuning
kecoklatan
RPT : DM dan Hipertensi
RPK : Ibu dan kakak pasien memiliki hipertensi
RPO : pasien lupa nama obatnya.
Anamnesa Umum
- Badan kurang enak : ya Tidur : terganggu
- Merasa Lemas : ya Berat badan : menurun
- Merasa kurang sehat : ya Malas : tidak
- Menggigil : tidak Demam : tidak
- Nafsu makan : menurun Pening : ya
 
Anamnesa organ
1. Cor
- Dyspneu d’effort : tidak - Cyanosis : tidak
- Dyspnea d’repos: tidak - Angina pectoris : tidak
- Oedema : tidak - Palpitasi cordis : tidak
- Nokturia : tidak - Asma Cardiale : tidak
 
2. Sirkulasi perifer
- Claudicatio intermitten :tidak - Gangguan tropis :
tidak
- Sakit waktu istirahat : tidak - Kebas- kebas : tidak
- Rasa mati Ujung jari : tidak
3. Traktus respiratorius
- Batuk : tidak - Stidor : tidak
- Berdahak :tidak - sesak nafas : ya
- Haemoptoe : tidak - Pernafasan cuping hidung : tidak
- Sakit dada waktu bernafas :tidak - Suara parau : tidak
 
4. Traktus digestivus
a. Lambung
- Sakit di epigastrium : tidak - Sendawa : tidak
- Rasa panas di epigastrium : tidak - Anoreksia : ya
- Muntah : ya 1-3x - Mual-mual : ya
- Hematemesis : tidak - Dysphagia : tidak
- Ructus : tidak - Feotor ex ore: tidak
- Pyrosis : tidak
 b. Usus
- Sakit di abdomen : tidak - Melena : tidak
- Borborygmi : tidak - Tenesmi : tidak
- Defekasi : ya, normal 1x/hari - Flatulensi : tidak
- Obstipasi : tidak - Haemorrhoid :
tidak
c. Hati dan Saluran empedu
- Sakit perut kanan : tidak - Gatal dikulit : tidak
- Kolik : tidak - Asites : tidak
- Icterus : tidak - Oedema : tidak
- Berak dempul : tidak
5. Ginjal dan saluran kencing
- Muka sembab :tidak - Sakit pinggang :
tidak, - Kolik : tidak - Oligouria :
iya
- Miksi : ya 2-3x/hari - Anuria : tidak
- Poliuria : tidak - Polakisuria : tidak
6. Sendi
- Sakit : tidak - Sakit digerakan : tidak
- Sendi kaku: tidak - Bangkak : tidak
- Merah : tidak - Stand abnormal : tidak
7. Tulang
- Sakit : tidak - Fraktur spontan: tidak
- Bengkak: tidak - Deformasi : tidak
 
8. Otot
- Sakit : tidak - kejang-kejang : tidak
- Kebas-kebas : tidak - Atrofi : tidak
 
9. Darah
- Sakit dimulut dan lidah : tidak - Muka pucat : Iya
- Mata berkunang-kunang : ya - Bengkak : Iya
- Pembengkakan kelenjar : tidak - Penyakit darah : tidak
- Merah dikulit : tidak - Perdarahan subkutan :
tidak
10. Endokrin
- Polidipsi: tidak - Pruritus : tidak
- Polifagi : tidak - Pyorrhea: tidak
- Poliuri : tidak
11. Fungsi genital
- Menarche : 12 tahun - Ereksi : tidak ditanyakan
- Siklus Haid: 28 hari - Libido sexual: tidak ditanyakan
- Menopause : 50 th - Coitus : tidak ditanyakan
- G/P/Ab : G3/P3/A1
  
12. Susunan syaraf
- Hipoastesia : tidak - Sakit kepala : tidak
- Parastesia : tidak - Gerakan tics : tidak
- Spasme : tidak - Paralisis : tidak
 
13. Panca indra
- Penglihatan : normal - Pengecapan : normal
- Pendengaran : normal - Perasa : normal
- Penciuman : normal
14. Keadaan sosial
- Pekerjaan : ibu rumah tangga
- Hygiene : cukup baik
 
Anamnesa Penyakit terdahulu
DM tipe 2, hipertensi
 
Riwayat pemakaian Obat
  Pasien Lupa nama obatnya
 
Anamnesa penyakit Veneris
Bengkak kelenjar regional : tidak Pyuria : tidak
Luka-luka di kemaluan : tidak Bisul- bisul : tidak
 
Anamnesa Intoksikasi
Tidak ada
 
Anamnesa Makanan
Nasi : frek 3 x/ Hari - Sayur sayuran : tidak
Ikan : ya - Daging : ya
 
Anamnesa Family
Penyakit-penyakit family : kakak dan ibu pasien memiliki
hipertensi
Penyakit seperti orang sakit : tidak ada
Anak-anak: 3, Hidup: 3, Mati: 1
 
Status Present 
Keadaan Umum
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Temperatur : 36,5 C
Pernafasan : 24 x/ menit
Nadi : 84x/ menit
 
Keadaan Penyakit
- Anemi : ya - Eritema : tidak
- Ikterus : tidak - Turgor : baik
- Sianosis : tidak - Gerakan Aktif : ya
- Dispnoe : Ya - Sikap tidur paksa: tidak
- Edem : tidak
 
Keadaan Gizi
BB: 55 Kg, TB: 150 cm
 RBW = BB x 100% = 55 x 100% = 110 % (normoweight)
TB – 100 150 – 100
IMT = BB/ (TB/100)² = 24,4kg/m2 (normoweight)
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
- Pertumbuhan rambut : Normal
- Sakit kalau dipegang : Tidak
- Perubahan lokal : tidak
a. Muka
Sembab: tidak Parese : tidak
Pucat : ya gangguan lokal : tidak
Kuning: tidak
 
b. Mata
Stand Mata : normal Ikterus : tidak
Gerakan : ke segala arah Anemia : ya
Exoftalmos : tidak Reaksi pupil : ya, RC (+/+)
diameter3mm
Ptosis : tidak Gangguan lokal: tidak
 
 c. Telinga
Sekret : tidak Bentuk : Normal
Radang : tidak Atrofi : tidak
 
d. Hidung
Sekret : tidak Benjolan-benjolan : tidak
Bentuk : Normal
e. Bibir
Sianosis : tidak Kering : tidak
Pucat : tidak Radang : tidak
 
f. Gigi
Karies : ya Jumlah : tidak
lengkap
Pertumbuhan : Normal Pyorroe alveolaris : tidak
 
g. Lidah
Kering : tidak Beslag : tidak
Pucat : tidak Tremor : tidak
 
h. Tonsil
Merah : tidak Membran : tidak ada
Bengkak : tidak Angina lacunaris : tidak
Beslag : tidak
2. Leher
Inspeksi :
Struma : tidak Torticolis :tidak
Kelenjar bengkak : tidak Venektasi : tidak
Pulsasi Vena : tidak
 
Palpasi
Posisi trachea : Medial TVJ : R-2cm H2O
Sakit/ nyeri tekan : tidak Kosta servikalis : tidak
 
3. Torax depan
Inspeksi
Bentuk : Fusiformis Venektasi : tidak
Simetris/asimetris : simetris Pembengkakan: tidak
Bendungan Vena : tidak Pulsasi verbal : tidak
Ketinggalan bernafas : tidak Mammae :
Normal
Palpasi
Nyeri tekan : tidak Iktus : tidak teraba
Fremitus suara : kanan = kiri
Kesan : Normal a. Lokasi : -
Fremissemen : tidak b. Kuat angkat : -
Perkusi
Suara perkusi paru : Sonor - Gerakan bebas : 2 cm
Batas Jantung : - Batas paru hati :
a. Atas: ICS II linea parasternal sinistra a. Relatif : ICS V
b. Kanan : ICS IV linea sternalis dextra b. Absolut : ICS VI
c. Kiri : ICS V 1 cm medial dari linea
Midclavicula sinistra
Auskultasi
Paru –paru
Suara pernafasan : Vesikuler
Suara Tambahan : Tidak ada
Cor :
Heart Rate : 84 x/i reguler intensitas sedang
Suara katup : (M1 > M2), (A2>A1), (P2 > P1), (A2>P2)
Suara tambahan : Tidak ada
4. Thorax belakang
Inspeksi
Bentuk : Fusiformis Scapulae alta : tidak
Simetris/tidak : simetris` Ketinggalan bernafas : tidak
Benjolan : tidak Venektasi : tidak
Terdapat makula hipopigmentasi di scapula
 Palpasi
Nyeri tekan : tidak Penonjolan : tidak
Fremitus suara : kanan = kiri, kesan: normal
 Perkusi
Suara perkusi paru : sonor kedua lapang paru Gerakan bebas : 2 cm
Batas bawah paru :
A. Kanan : Proc. Spinosus Vertebra VIII
B. Kiri : Proc. Spinosus Vertebra IX
Aukultasi
Pernafasan :Vesikuler di kedua lapangan paru
Suara tambahan : Tidak ada
5. Abdomen
Palpasi
Inspeksi Defens muskular : tidak
Bengkak : tidak Nyeri tekan :tidak
Venektasi : tidak Lien : tidak teraba
Ren : nyeri ketok sudak
Gembung : tidak
costovertebrae
Sirkulasi Collateral : tidak kanan (+)
Pulsasi : tidak Hepar : tidak teraba
Perkusi
Pekak hati: ya
Pekak beralih : tidak
 
Auskultasi
Peristaltik usus : 6 x/menit

6. Extremitas
a. Atas Kanan Kiri
Bengkak : tidak tidak
Merah: tidak tidak
Stand abnormal : tidak tidak
Gangguan fungsi : tidak tidak
Tes Rumpelit : - -
Refleks :
Bisep : ++ ++
Trisep : ++ ++
Radio periost : ++ ++
b. Bawah
Kanan Kiri
Bengkak : ya ya
Merah : ya ya
Eodema : ya ya
Pucat : tidak tidak
Gangguan fungsi : ya ya
Luka/gangren : ya ya, pada malleous lateral
Varises : tidak tidak
Refleks :
KP : ++ ++
APR : ++ ++
Struple :+ +
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Henatologi
Darah Rutin
Haemoglobin 7 g/dl 13-18
Hitung Eritrosit 3,3 106/ul 4.5-6.5
Hitung Leukosit 17.800 /ul 4000-11.000
hematokrit 21,3 % 40-54
Hitung trombosit 124.000 /ul 150.000-450.000
Index Eritrosit
MCV 65,7 Fl 80-96
MCH 21,5 Pg 27-31
MCHC 32,8 % 30-34
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 1 % 1-3
Basofil 0 % 0-1
N. Stab 0 % 2-6
N. Seg 88 % 53-75
Limfosit 6 % 20-45
Monosit 4 % 4-8
LED 76

KIMIA KLINIK
Glukosa Darah
184 mg/dL < 140
Glukosa Darah sewaktu
Fungsi Hati
mg/dL 0,3-1
Bilirubin Total
mg/dL < 0,25
Bilirubin Direk
U/I < 40
AST
U/I < 40
ALT
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Fungsi Ginjal
Ureum 310 mg/dL 20-140
Kreatinin 27,64 mg/dL 0,6-1,1

Elektrolit
Natrium mEq/L 135-155
Kalium mEq/L 3,5-5,5
Chlorida mEq/L 98-106
RESUME
Keluhan utama : Dispnoe
Telaah : Pasien datang ke Rumah sakit Haji Medan dengan
keluhan :
 Dispnoe, sejak kurang lebih 5 bulan ini dan semakin memberat dalam 1 minggu ini
 Dispnoe akan memberat dalam posisi berbaring dan akan sedikit membaik dalam
posisi bersandar atau setengah duduk
 Nausea, sejak 1 minggu ini
 Vomiting, 1-3 kali/hari, 12 gelas aqua, berisi apa yang dimakn dan minum
 Batuk keringsejak 1 minggu ini
 Letargi, sejak 5 bulan ini
 Anoreksia
 BAK : (+) 2-3 kali/ hari, seikit-sedikit, sebanyak ½ gelas aqua dalam 1 kali kencing,
bewarna kuning pekat, tidak disertai nyeri
 BAB : (+) normal, 1 kali hari, konsistensi padat, warna kuning kecoklatan
 RPT : DM dan Hipertensi
 RPK : Ibu dan kakak pasien memiliki hipertensi
 RPO : pasien lupa nama obatnya.
Status Present
Keadaan umum Keadaan penyakit Keadaan gizi
Sensoriun: Compos Anemia : ya TB : 150 cm
Mentis Ikterus : tidak BB : 55 kg
Tekanan Darah: Sianosis : tidak  
140/90mmHg Dyspnea : ya RBW= BB x 100%
Nadi: 84x / menit Edema : tidak TB - 100
Nafas: 24 x/ menit Eritema : tidak = 110 %
Suhu: 36,50 C Turgor : Baik Kesan : Normoweight
Gerakan aktif : ya  
Sikap tidur paksa : IMT = BB/ (TB/100)2
tidak = 55/1,52 = 24,4 kg/m2
Kesan :
Normoweight
 
Pemeriksaan Fisik
 Kepala : Konjuntiva anemis dextra dan sinistra
 Leher : Dalam Batas Normal
 Thorax : Dalam Batas Normal
 Abdomen : Dalam Batas Normal
 Extremitas : Dalam Batas Normal
 
 Pemeriksaan laboratorium
 Darah :
Hemoglobin menurun, eritrosit menurun, hematokrit
menurun, leukosit meningkat, MCV menurun, MCH menurun,
N. Stab menurun, N. Seg meningkat, limfosit menurun, LED
meningkat, ureum meningkat, kreatinin meningkat.
Diagnosa Banding
 Chronic Kidney Disease stage V e.c diabetikum nefropati + Diabetes Melitus tipe 2 +
Hipertensi Stage 2+ anemia e.c penyakit kronik
 Chronic Kidney Disease stage V e.c hipertensi nefropati + Diabetes Melitus tipe 2 +
Hipertensi Stage 2+ anemia defisiensi besi
 Chronic Kidney Disease stage V e.c penyakit ginjal obstruksi infeksi + Diabetes
Melitus tipe 2 + Hipertensi Stage 2+ anemia e.c hemolitik

Diagnosis Sementara
 Chronic Kidney Disease stage V e.c diabetikum nefropati + Diabetes Melitus tipe 2 +
Hipertensi Stage 2 + anemia e.c penyakit kronik
Terapi
 Aktivitas tirah baring
 Diet MB
 Medikamentosa
IVFD RL 20 gtt/menit
Inj. Ranitidin 50 mg /12 jam
Inj. Ondansetron 1 ampul / 8 jam
Amplodipin tablet 1 x 10
Valsartan tablet 1 x 80 mg
Metformin tablet 3 x 500 mg
Hemodialisa
Pemeriksaan Anjuran/ Usul
 Darah rutin
 Elektrolit
 Fungsi ginjal
 Fungsi hati
 KGD ad random
 USG Abdomen
 Urinalisis
DISKUSI KASUS DM

Teori Kasus
Anamnesis Anamnesis

•Polifagi •Tidak ditemukan polifagi


•polidipsi •Tidak ditemukan polidipsi
•poliuri •Tidak ditemukan poliuri
•penurunan berat badan tanpa sebab •Penurunan berat badan
•pruritus vulva •Tidak ditemukan pruritus vulva
•kebas pada ektremitas  •Tidak kebas pada kedua tangan
 
Teori Kasus
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Keadaan umum
Sensoriun : Sensoriun : Compos Mentis
Tekanan Darah : Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Hate rate : Hate rate : 84x / menit
Respirasi : Respirasi : 24 x/ menit
Temperature : Temperature : 36,50 C
Keadaan penyakit Keadaan penyakit
Anemia : Anemia : ya
Ikterus : Ikterus : tidak
Sianosis : Sianosis : tidak
Dyspnea : Dyspnea : ya
Edema : Edema : tidak
Eritema : Eritema : tidak
Turgor : Turgor : baik
Gerakan aktif: Gerakan aktif: ya
Sikap tidur paksa : Sikap tidur paksa : tidak
Keadaan gizi Keadaan gizi
TB : cm TB : 150 cm
BB : kg BB : 55 kg
 
 
Teori Kasus
RBW= BB x 100% IMT = BB/ (TB/100)2 = 64/1,22 = 24,4
TB – 100 kg/m2
= Kesan : Normoweight
Kesan :  
  Kepala : konjuntiva anemis dextra
IMT = BB/ (TB/100)2 = dan sinistra
Kesan : Leher : Dalam Batas Normal
  Thorax : Dalam Batas Normal
  Abdomen: Dalam Batas Normal
Kepala : Dalam Batas Normal Extremitas: Dalam Batas Normal
 
Leher : Dalam Batas Normal
Thorax : Dalam Batas Normal
Abdomen: Dalam Batas Normal
Extremitas: Dalam Batas Normal
Pemeriksaan Laboratorium: Pemeriksaan Laboratorium

• Peningkatan kadar gula darah puasa ≥


• Tidak ada peningkatan kadar gula
126 mg/ dl
puasa
• Peningkatan kadar gula post prandial ≥
• Tidak ada peningkatan kadar gula post
200 mg/ dl
prandial
• Peningkatan kadar gula darah sewaktu
• Didapatkan kadar gula darah sewaktu
≥ 200 mg/dl.
185 mg/dl.
• Peningkatan kadar HbA1c ≥ 6,5
• Tidak dilakukan pemeriksaan
• Pada pemeriksaan urin rutin di
• Tidak dilakukan pemeriksaan
dapatkan adanya glukosuria
• Didapatkan kadar hemoglobin menurun
• Kadar hemoglobin menurun < 12
7,0 g/dl 
Diagnosa Banding Diagnosa Banding

•Diabetes Mellitus Tipe 2 • Diabetes Mellitus Tipe 2


•Diabetes Mellitus Tipe 1 • Diabetes Mellitus Tipe 1
•Diabetes Mellitus Insipidus • Diabetes Mellitus Insipidus
•Diabetes Tipe Lainnya • Diabetes Tipe Lainnya
•Diabetes Gestasional • Diabetes Gestasional

Diagnosa Diagnosa
 Diabetes Mellitus Tipe 2 Diabetes Mellitus Tipe 2
Teori Kasus

Penatalaksanaan Penatalaksanaan

• Edukasi tentang pola gaya hidup •Edukasi tentang pola gaya hidup dan
dan olahraga rutin olahraga rutin
• Terapi nutrisi medis •Terapi nutrisi medis
• Pemberian Obat hiperglikemi Oral •Pemberian Obat hiperglikemi Oral
• Pemicu sekresi insulin ( golongan •Pemicu sekresi insulin ( golongan
sulfonylurea) sulfonylurea)
• Penambah sensitivitas terhadap •Penambah sensitivitas terhadap
insulin (metformin) insulin : Metformin 3 x 500 mg
• Penghambat gluconeogenesis •Penghambat gluconeogenesis
• Penghambat glukosidasealfa •Penghambat glukosidasealfa
Komplikasi
Komplikasi
• Ulkus kaki diabetik •Tidak ditemukan ulkus kaki
• Hipoglikemia diabetik
• Ketoasidosis diabetik •Tidak ditemukan hipoglikemia
• Neuropati diabetik •Tidak ditemukan ketoasidosis
diabetik
•Tidak ditemukan neuropati
diabetik
Pencegahan Pencegahan
• Pencegahan primer
• (penyuluhan untuk menurunkan berat • Pencegahan primer
badan, diet sehat, latihan jasmani, dan • (penyuluhan untuk menurunkan
menghentikan merokok) berat badan, diet sehat, latihan
• Pencegahan sekunder jasmani, dan menghentikan
• (upaya mencegah atau menghambat merokok)
timbulnya penyulit pada pasien yang • Pencegahan sekunder
telah menderita DM) • (upaya mencegah atau
• Pencegahan tersier menghambat timbulnya penyulit
• ( ditujukan untuk pasien yang telah pada pasien yang telah menderita
mengalami penyulit dalam upaya DM)
mencegah terjadinya kecacatan lebih • Pencegahan tersier
lanjut) • (ditujukan untuk pasien yang telah
mengalami penyulit dalam upaya
mencegah terjadinya kecacatan
lebih lanjut)
Prognosis Prognosis
• Dubia adbonam (Baik) Dubia admalam (Buruk) 
• Jika Diabetes mellitus tipe 2 mendapat
insulin dapat bertahan hidup seperti
orang normal.
• Dubia admalam (buruk)
• Jika pasien diabetes mellitus tipe 2
sudah mengalami komplikasi
EDUKASI EDUKASI
   
• Diabetes tipe 2 umumnya terjadi • Diabetes tipe 2 bisa dihindari dengan
pada saat pola gaya hidup dan menerapkan pola gaya hidup sehat
perilaku telah terbentuk dengan dan prilaku yang baik.
mapan. • Penyandang diabetes perlu perhatian
• Pemberdayaan penyandang diabetes aktif dari diri sendiri pasien, keluarga
memerlukan partisipasi aktif pasien, dan masyarakat.
keluarga dan masyarakat. • Pasien harus didampingi oleh tim
• Tim kesehatan mendampingi pasien kesehatan dalam menuju perubahan
dalam menuju perubahan perilaku perilaku sehat agar tercapai
sehat. Untuk mencapai keberhasilan keberhasilan perubahan perilaku serta
perubahan perilaku, dibutuhkan mengedukasi pasien dalam upaya
edukasi yang komprehensif dan meningkatkan motivasi.
upaya peningkatan motivasi. • Pasien diharapkan mengetahui dan
• Pengetahuan tentang pemantauan memantau glukosa darah mandiri,
glukosa darah mandiri, tanda dan tanda dan gejala hipoglikemia serta
gejala hipoglikemia serta cara cara mengatasinya agar terhindar dari
mengatasinya harus diberikan komplikasi tersebut.
kepada pasien. • Pasien diharapkan bisa memantau
• Pemantauan kadar glukosa darah kadar glukosa secara mandiri, setelah
dapat dilakukan secara mandiri, diberikan pelatihan khusus.
setelah mendapat pelatihan khusus.
DISKUSI KASUS CKD

Teori Kasus
Anamnesis Anamnesis
Mual Mual (+)
Muntah Muntah (+)
Sesak nafas Sesak Nafas (+)
Oedem pada periorbita dan tungkai Oedem pada periorbita dan tungkai (-)
Anemia / pucat Anemia/pucat (+)
Teori Kasus
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Keadaan Umum
Sensoriun : Sensoriun : Compos Mentis
Tekanan Darah : Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Hate rate : Hate rate : 84x / menit
Respirasi : Respirasi : 24 x/ menit
Temperature : Temperature : 36,50 C
Keadaan penyakit Keadaan penyakit
Anemia : Anemia : ya
Ikterus : Ikterus :tidak
Sianosis : Sianosis : tidak
Dyspnea : Dyspnea : ya
Edema : Edema : tidak
Eritema : Eritema : tidak
Turgor : Turgor : baik
Gerakan aktif: Gerakan aktif: ya
Sikap tidur paksa : Sikap tidur paksa : tidak
Teori Kasus
Keadaan gizi Keadaan gizi
TB : cm TB : 150 cm
BB : kg BB : 55 kg
RBW= BB x 100% RBW= BB x 100%
TB - 100 TB - 100
= = 110%
Kesan : Kesan : normoweight
   
IMT = BB/ (TB/100)2 = IMT = BB/ (TB/100)2 = 55/1,52 = 24,4
Kesan : kg/m2
  Kesan : Normoweight
   
Kepala : Dalam Batas Normal Kepala : konjuntiva anemis dextra
  dan sinistra
Leher : Dalam Batas Normal Leher : Dalam Batas Normal
   
Thorax : Dalam Batas Normal Thorax : Dalam Batas Normal
Abdomen: Dalam Batas Normal Abdomen: Dalam Batas Normal
Extremitas: Dalam Batas Normal Extremitas: Dalam Batas Normal
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin : Darah Rutin :
Hemoglobin = 12-16 g/dL, Hemoglobin = 7,0 g/dL,
Hitung Eritrosit = 4,5-6,5 x 106/ul Hitung Eritrosit = 3,3 x 106/ul
Hitung Leukosit = 4.000- Hitung Leukosit = 17.800/ul,
11.000/ul, Hematokrit = 21,3%,
Hematokrit = 36-47%, MCV = 65,7 fL
N.stab = 2-6 %, N.Seg = 53-75%, MCH = 21,5 Pg
Limfosit = 20-45%, N.Stab = 0%, N.Seg = 88%,
  Limfosit = 6%,
  LED = 76 mm/jam
   
  Fungsi Ginjal :
Fungsi Ginjal : Kreatinin = 27,64 mg/dl
Kreatinin = 0,6-1,1mg/dl Ureum = 310 mg/dl
  Elektrolit :
Elektrolit : Natrium =
Natrium = 135-155mEq/L Chlorida =
Chlorida = 98-106mEq/L
Diagnosa Banding Diagnosa Banding
•CKD Stage V ec Diabetikum •CKD Stage V ec Diabetikum
Nefropati Nefropati
•CKD Stage V ec Hipertensi •CKD Stage V ec Hipertensi
Nefropati Nefropati
•CKD Stage V ec Penyakit Gagal •CKD Stage V ec Penyakit Gagal
Ginjal Obstruktif Ginjal Obstruktif

Diagnosa Diagnosa
•CKD Stage V ec Diabetikum •CKD Stage V ec Diabetikum
Nefropati Nefropati
Teori Kasus
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Terapi Nonmedikamentosa Terapi Nonmedikamentosa
Aktivitas tirah baring Aktivitas tirah baring
Diet diet ginjal Diet diet ginjal
   
Terapi Medikamentosa Terapi Medikamentosa
IVFD Nacl 20 gtt/menit IVFD RLl 20 gtt/menit
Penghambat ACE atau antagonis Inj. Ranitidin 50 mg /12 jam
reseptor angiotensin II (Valsartan Inj. Ondansetron 1 ampul / 8 jam
80mg) evaluasi kreatinin dan Amplodipin tablet 1 x 10 mg
kalium serum, bila terdapat Valsartan tablet 1 x 80 mg
peningkatan kreatinin > 35% atau Metformin tablet 3 x 500 mg
timbul hiperkalemi harus Hemodialisa
dihentikan.
Penghambat kalsium (Amplodipin 10
mg)
Diuretik
Komplkasi CKD Komplikasi CKD
•Hiperkalemi akibat penurunan sekresi •Tidak ditemukan adanya hiperkalemi,
asidosis metabolik, katabolisme, dan sekresi asidosis metabolik, katabolisme,
masukan diet berlebih. dan masukan diet berlebih.

•Prikarditis, efusi perikardinal, dan •Tidak ditemukan prikarditis, efusi


tamponade jantung akibat retensi produk perikardinal, dan tamponade jantung
sampah uremik dan dialisis yang tidak akibat retensi produk sampah uremik dan
adekuat. dialisis yang tidak adekuat.

•Hipertensi akibat retensi cairan dan •Ditemukan hipertensi akibat retensi


natrium serta malfungsi sistem renin cairan dan natrium serta malfungsi sistem
angiotensin aldosteron. renin angiotensin aldosteron.

•Anemia akibat penurunan eritropoitin. •Ditemukan anemia akibat penurunan


eritropoitin.

•Penyakit tulang serta klasifikasi •Tidak ditemukan penyakit tulang serta


metabolik akibat retensi fosfat, kadar klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat,
kalsium serum yang rendah, metabolisme kadar kalsium serum yang rendah,
vitamin D yang abnormal dan peningkatan metabolisme vitamin D yang abnormal dan
kadar alumunium akibat peningkatan peningkatan kadar alumunium akibat
nitrogen dan ion anorganik. peningkatan nitrogen dan ion anorganik.
•Uremia akibat peningkatan kadar •Ditemukan uremia akibat peningkatan
ureum dalam tubuh. kadar ureum dalam tubuh.

•Gagal jantung akibat peningkatan kerja •Tidak ditemukan Gagal jantung akibat
jantung yang berlebihan. peningkatan kerja jantung yang
berlebihan.

•Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan •Tidak ditemukan malnutrisi karena


muntah. anoreksia, mual, dan muntah

•Hiperparatiroid, hiperkalemia, dan •Tidak ditemukan hiperparatiroid,


hiperfosfatemia. hiperkalemia, dan hiperfosfatemia.
Pencegahan Pencegahan

•Pengobatan hipertensi yaitu makin rendah •Pasien dapat melakukan pengobatan


tekanan darah makin kecil risiko hipertensi agar makin rendah tekanan
penurunan fungsi ginjal. darah makin kecil risiko penurunan fungsi
•  ginjal.
•Pengendalian gula darah, lemak darah, •Pasien dapat mengendalikan gula darah,
dan anemia. lemak darah, dan anemia.
•Penghentian merokok. •Tidak ada merokok.
•Peningkatan aktivitas fisik. •Pasien bisa berolahraga agar peningkatan
•  aktivitas fisiknya baik.
•Pengendalian berat badan. •Pasien bisa mengontrol berat badan.
•Obat penghambat sistem renin Obat •Pasien dapat meminum obat penghambat
penghambat sistem renin angiotensin sistem renin angiotensin seperti
seperti penghambat ACE (angiotensin penghambat ACE (angiotensin converting
converting enzyme) dan penyekat reseptor enzyme) dan penyekat reseptor
angiotensin telah terbukti dapat mencegah angiotensin telah terbukti dapat mencegah
dan menghambat proteinuria dan dan menghambat proteinuria dan
penurunan fungsi ginjal. penurunan fungsi ginjal.)
Prognosis Prognosis
•Dubia et bonam (Baik) •Dubia et malam (Buruk)
•Prognosis gagal ginjal kronik pada usia •Pada pasien kasus ini prognosis gagal
lanjut kurang begitu baik jika ginjal kronik pada usia lanjut kurang
dibandingkan dengan prognosis gagal begitu baik jika dibandingkan dengan
ginjal kronik pada usia muda prognosis gagal ginjal kronik pada usia
muda

Edukasi
Edukasi
•Banyak istirahat •Banyak istirahat
•Banyak minum air putih •Banyak minum air putih
•Hindari makan daging •Hindari makan daging
•Hindari makan banyak garam •Hindari makan banyak garam
THANK YOU
FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai