Anda di halaman 1dari 62

Nausea and Vomiting

MUAL & MUNTAH


MUAL DAN MUNTAH
Tahoma Siregar, MSi., Apt
DEFINISI
• Mual biasanya diartikan sebagai keinginan
seseorang untuk muntah atau sebagai
perasaan pada kerongkongan atau daerah
epigastrik yang merupakan tanda bahwa
seseorang akan mengalami muntah sebentar
lagi.
• Sedangkan muntah didefinisikan sebagai
pengeluaran isi lambung melalui mulut,
seringkali kejadiannya terjadi tiba-tiba,
berulang kali.
PATOFISIOLOGI
• Hubungan etiologis yang spesifik antara mual &
muntah.
• Potensi emetogenik pada kemoterapi Cytotoxic.
• Etiologi Non kemoterapi dari mual & muntah dari
pasien kanker.
Patofisiologi
• Muntah pada umumnya didahului oleh rasa mual,
yang bercirikan muka pucat, berkeringat liur
berlebihan, tachycardia, dan pernapasan tidak
teratur.
• Penyebab muntah ialah penyakit pada lambung,
pada kantung empedu, pankreatitis kronis, uremia,
koma hepatika, peningkatan tekanan di otak serta
infeksi akut.
• Di samping itu muntah sering terjadi pada keadaan
hamil muda dalam bentuk vomitus matutinus
(muntah pada pagi hari) atau hiperemesis
gravidarum (muntah pada saat hamil yang tidak
dapat dihindari).
Patofisiologi
• Akibat yang timbul setelah muntah bergantung
kepada berapa seringnya terjadi muntah dan
berapa lama keadaan tersebut berlangsung.
• Pada muntah tunggal atau sesekali saja,
pengaruhnya praktis tidak ada. Akan tetapi pada
muntah terus-menerus yang hebat, dapat terjadi
gangguan metabolisme air dan elektrolit, naiknya
suhu dan kemungkinan juga terjadi koma.
Specific Etiologies of Nausea and Vomiting
GI mechanisms
Mechanical obstruction Metabolic disorders
Gastric outlet obstruction Diabetes mellitus (diabetic ketoacidosis)
Small bowel obstruction Addison’s disease
Renal disease (uremia)
Functional GI disorders Psychiatric causes
Gastroparesis Psychogenic vomiting
Nonulcer dyspepsia Anxiety disorders
Chronic intestinal pseudo-obstruction Anorexia nervosa
Irritable bowel syndrome
Organic GI disorders Drug withdrawal
Peptic ulcer disease Opiates
Pancreatitis Benzodiazepines
Pyelonephritis
Cholecystitis
Cholangitis
Hepatitis
Acute gastroenteritis
Viral
Bacterial
Specific Etiologies of Nausea and Vomiting
Cardiovascular diseases Therapy-induced causes
Acute myocardial infarction Cytotoxic chemotherapy
Congestive heart failure Radiation therapy
Radiofrequency ablation Theophylline preparations
Anticonvulsant preparations
Digitalis preparations
Opiates
Antibiotics
Volatile general anesthetics
Neurologic processes Miscellaneous causes
Increased intracranial pressure Pregnancy
Migraine headache Noxious odors
Vestibular disorders Operative procedures
Faktor risiko emesis penggunan obat kanker
Tinggi > 90%
Combination of either doxorubicin or
epirubicin + cyclophosphamide
Carmustine
Cisplatin (>50 mg/m2)
Cyclophosphamide (≥1,500 mg/m2)
Dacarbazine
Ifosfamide (>10 g/m2)
Mechlorethamine
Streptozotocin
Faktor risiko emesis penggunan obat kanker
Moderat 30-90%
Aldesleukin (>12–15 million units/m2) Amifostine (>300
mg/m2)
Arsenic trioxide
Azacitidine
Bendamustine
Busulfan
Carboplatin
Cisplatin (<50 mg/m2)
Clofarabine
Cytarabine (>200 mg/m2) Cyclophosphamide (<1,500
mg/m2)
Daunorubicin Dactinomycin Doxorubicin Epirubicin
Idarubicin Ifosfamide
Interferon alfa (10 million units/m2)
Irinotecan
Melphalan
Methotrexate (>250 mg/m2)
Oxaliplatin
Procarbazine
Temozolomide
Faktor risiko emesis penggunan obat kanker
Rendah 10-30%
Cabazitaxel
Capecitabine
Cetuximab
Cytarabine (≤200
mg/m2)
Docetaxel
Eribulin
Erlotinib
Etoposide
Floxuridine
Faktor Resiko
• Mual muntah dapat diklasifikasikan secara
sederhana atau komplek.
– Mual muntah secara sederhana antara lain:
kadang-kadang terjadi dari dalam tubuh atau
karena kurangnya penggunaan obat antiemetik
dan tidak seimbangnya cairan elektrolit
– Mual muntah secara komplek digunakan untuk
pasien yang mempunyai gejala-gejala yang sulit
diobati dengan pengobatan atau pemberian obat
antiemetik tunggal.
LANJUTAN
• Faktor resiko lainnya yaitu seperti gejala-gejala
yang timbul setelah pembedahan pada pasien-
pasien dengan obesitas, usia lanjut, seseorang
yang mempunyai sejarah penyakit mabuk
perjalanan atau perasaan mual sesudah operasi
yang sebelumnya pernah terjadi pada orang
tersebut, juga terapi obat seperti pemilihan obat-
obat anastetik umum atau obat-obat pramedikasi.
lanjutan
• Berdasarkan penelitian perempuan mengalami
mual dan muntah 3 kali lebih tinggi dibandingkan
pria, terlepas dari operasi atau anestesi. Anak-anak
2 kali lebih rentan dibandingkan orang dewasa.
• Resiko lainnya yaitu meningkatnya gejala setelah
proses pembedahan.
• Kondisi pasien yang berbeda seperti obesitas,
meningkatnya usia.
Tampilan klinis
Presentation of Nausea and Vomiting
General
Depending on severity of symptoms, patients may present in mild to severe distress.
Symptoms
Simple: Self-limiting, resolves spontaneously and requires only symptomatic therapy
Complex: Not relieved after administration of antiemetics; progressive deterioration of patient
secondary to fluid–electrolyte imbalances; usually associated with noxious agents or
psychogenic events

Signs
Simple: Patient complaint of queasiness or discomfort
Complex: Weight loss, fever, and abdominal pain

Laboratory tests
Simple: None
Complex: Serum electrolyte concentrations; upper/lower GI evaluation

Other information
Fluid input and output
Medication history
Recent history of behavioral or visual changes, headache, pain, or stress
Family history positive for psychogenic vomiting
TAMPILAN KLINIK
 Banyak wanita mengalami mual dan muntah selama
kehamilan dan etiologinya adalah cenderung
mengalami hiperemesis.
HASIL YANG DIINGINKAN
Terapi antiemetik bertujuan untuk mencegah
mual dan muntah, seharusnya terapi antiemetik
tanpa efek samping yang merugikan atau dengan
efek samping seminimal mungkin sehingga dapat
diterima secara klinik.
Prinsip Umum Pengobatan
• Pada umumnya mual dan muntah berasal dari dalam
tubuh, batas kemampuan tubuh berubah secara
spontan dan memerlukan terapi/pengobatan
simptomatik/gejala diperlukan.
• Terapi antiemetik merupakan pilihan kedua yang
diberikan pada pasien dengan gangguan elektrolit,
anorexia hebat atau kekurangan berat badan atau
sederet penyakit yang menolak untuk melanjutkan
terapi atau status kekurangan nutrisi.
TERAPI NON FARMAKOLOGI

• Untuk pasien dengan sedikit keluhan, yang


berhubungan dengan konsumsi makanan atau
minuman mungkin lebih baik mengatasi
jumlah makanan dengan cara diet.
• Gejala-gejala yang berhubungan dengan
perubahan posisi yang tidak beraturan dapat
terjadi dari interverensi psikologi.
TERAPI FARMAKOLOGI
 Obat Antimetik (OTC dan resep) untuk pasien
dengan pemakaian dosis oral, dan ada juga
pemberian obat melalui rektal atau injeksi
sesuai dengan kondisi pasien.
 Untuk keadaan tertentu, antimetik dengan bahan
tunggal lebih disarankan/disukai, tetapi untuk
pasien yang tidak dapat merespon terapi dan
menerima efek emetogenik yang tinggi dari
kemoterapi, sediaan dengan bahan campuran atau
kombinasi biasanya diperlukan.
TERAPI FARMAKOLOGI
 Untuk pasien dengan gejala kompleks,
menggunakan dua jenis obat dari daftar obat
berikut : Benzoquinamid, chlorpromazine,
dimenhydrinat, domperidol, Hidroxyzine,
Procloperazin, Promethazin, Dietilperazin, atau
Trimetobenzamid.
 Untuk efek emetogenik yang tinggi/berat dari
kemoterapi, obat yang sering digunakan diantaranya
: Metoclopramid, antagonis reseptor 5-HT₃
(Ondansetron, Granisetron, Dolasetron ),
Dexametason atau lorazepam.
INFORMASI Obat - KELAS OBAT
Antasid
• Produk-produk OTC antasida tunggal atau
kombinasi, khususnya yang mengandung
magnesium hidroksida, aluminium hidroksida,
dan atau kalsium karbonat dapat meringankan
penyakit mual dan muntah yang sederhana
terutama dengan netralisasi asam lambung.
• Dosis besar antasida yang umum untuk
meringankan mual dan muntah termasuk satu
atau lebih dosis kecil dari produk obat tunggal
atau campuran.
Antasid
• Antacids Antacids (various) 15–30 mL every 2–4
hours prn Liquid/oral OTC
– ADR : Produk Mengandung
• Magnesium : diarrhea
• Aluminum or calcium products: constipation
– Monitoring : Assess for symptom relief
– Indikasi : Useful with simple nausea/ vomiting
Benzodiazepines
 Golongan obat penenang atau sedatif untuk kecemasan, kaku
otot, insomia, kejang, status epileptikus, insomnia.
 Benzodiazepines (Antara lain ; Alprazolam, lorazepam)
sebagai alternatif terapeutic yang baik dalam pengobatan
sebelum terjadi mual dan muntah. Dosis pengobatan
mempengaruhi dalam dosis tunggal dan sesudah dosis ganda.
Pemberian pada pencegahan mual muntah dengan
kemoterapi sitotoksik.
• Alprazolam (Xanax) 0.5–2 mg tab, three times daily, prior to
chemotherapy, ADR : Dizziness, sedation, appetite changes,
memory impairment
• Lorazepam (Ativan) 0.5–2 mg tab on night before and
morning of chemotherapy
 ES ; Alergi (mual, muntah, berkeringat, gatal, kesulitan
bernapas, bengkak dibibir, wajah atau tenggorokan)
BUTIROPHENON / HALOPERIDOL dan PROPERIDOL
Properidol
 Dosis untuk Properidol individual, mempertimbangkan
usia, BB, status fisik, kondisi patologis, obat lain yang
digunakan, tipe anestesi digunakan, termasuk prosedur
bedah.
 Tanda vital dan ECG dimonitor pada pemakian obat ini.
 Dosis Dewasa :2.5 mg IM, IV lambat 1.25 mg; Anak : 2-
12 tahun dosis maks 0.1 mg/kg bbmemiliki range dari
2,5 sampai 10 mg.
 Dosis berlebih : Perpanjangan QT dan aritmia serius.
 Indikasi : menurunkan insiden mual dan muntah terkait
bedah dan presedur diagnostic.
BUTIROPHENON dan PROPERIDOL
 Reaksi yang tidak diinginkan dari pemakaian campuran
butyerophenon terutama peningkatan sedasi dan adanya
kemungkinan reaksi kehilangan cairan tubuh.
Haloperidol :
 Haloperidol adalah antipsikotik yang digunakan
untuk terapi schizophrenia dan psikosis lain serta
gejala agtasi, irritability/lekas marah dan delirium.
 Haloperidol (Haldol) 1–5 mg tab, every 12 hours prn
, liquid, IM, IV; Rx
 ADR : Sedation, constipation, hypotension
Butyrophenones
• Droperidol (Inapsine)a 2.5 mg;
 Derivat butyropheneondan antagonis dopamine,
digunakan untuk mencegah dan mengobati nausea
dan vomiting postoperative.
 Dosis untuk Droperidol memiliki range dari 2,5
sampai 10 mg. Aturan dosis yang digunakan pada
waktu efek samping dari kemoterapi terasa sama
kecilnya antara 0,5 – 2,5 mg dari penyuntikan
berkali – kali yang sama baiknya dengan 1,0 – 1,5
mg/L penggunaan infus inrtavena.
Cannabinoids
• Dronabinol (Marinol) 5–15 mg Cap/m2 every 2–4
hours prn, Rx (C-III)
– ADR : Euphoria, somnolence, xerostomia.
– Monitoring : Assess for symptom relief May be
useful with refractory CINV
• Nabilone (Cesamet)
Corticosteroids
• Dexamethasone
– ADR : Insomnia, GI symptoms, agitation, appetite
stimulation.
– Monitoring : Assess for efficacy as prophylactic agent:
episodes of nausea/ vomiting and hydration status
– Catatan : Useful as single-agent or combination therapy for
prophylaxis of CINV and PONV
 Kortikosteroid dapat digunakan dengan baik dalam
mengatur kemoterapi mual dan muntah dengan masalah
kecil.
 Efek merugikan diantaranya keadaan gelisah untuk
euphoria seperti sakit kepala, rasa kesat di mulut,
gangguan pencernaan, hiperglikemia, tenggorokan
gatal.
ANTIHISTAMIN dan ANTIKOLINERGIK
• Dimenhydrinate (antihistamin), mengatasi mual,
muntah dan pusing akibat mabuk perjalanan. Juga
untuk mengatasi vertigo oleh penyakit Meniere.
– ADR : Drowsiness, confusion, blurred vision, dry mouth,
urinary retention
– Hindari pada ibu menyusui, dapat ekskresi ke ASI.
• Diphenhydramin, digunakan utama untuk anti alergi,
dapat juga untuk nausea, Parkinson, tremor, symptom
common cold ; ADR Spt di atas
• Hydroxyzine. Kelompok Antihistmanin, 25–100 mg
every 4–6 hours prn, IM (unlabeled use), Rx. Utama
anti alregi.
• Meclizine , antihistamin, mencegah mual muntah, dan
dizziness/pusing disebabkan mabuk perjalanan,
menguangi vertigo oleh masalah teling bagaian dalam.
ANTIHISTAMIN dan ANTIKOLINERGIK
• Scopolamine (Transderm Scop) 1.5 mg every 72
hours Transdermal patch Rx. Untuk meredakan
gejala penyakit irritable bowel syndrome/IBS.
Kerja mengurangi kontraksi organ di GI.
• Trimethobenzamide (Tigan)300 mg three to four
times daily Cap. Untuk mual, muntah yang dapat
terjadi setelah pembedahan. Dapat juga untuk
mengendalikan mual muntah karena gastro
entetritis. Kelompok antagonis reseptor D2,
bekerja mempengaruhi chemoreseptor trigger
cone (CTZ) di medulla oblongata, menekan mual
muntah.
• Ketepatan golongan obat antiemetik dari antikolinergik-
antihistamin bila digunakan pada simptomatologi
ringan/simple. Bagaimanapun, ketika diberikan tunggal,
tiap pasien melaporkan adanya sedikit kesembuhan
seperti dikarenakan terapi cytotoxic.
 Obat Antimetik dari golongan antihistaminic-
anticholinergic mungkin tepat bagi perlakuan
gejala yang mudah diatasi dan untuk pasien yang
mempunyai penyakit komplek yang disebabkan
oleh efek kemoterapi.
 Efek samping untuk antihistamin-anticholinergic
dapat terjadi mengantuk atau gelisah, penglihatan
kabur (burem), mulut kering, susah buang air kecil,
dan mungkin tachycardia, mungkin ciri khas bagi
pasien yang lebih tua menggunakan obat ini.
Antihistamin (simetidin, famotidin, nizatidin, ranitidin) biasa
digunakan pada dosis rendah untuk mengatur mual dan
muntah yang dihubungkan dengan rasa panas pada perut.
• Cimetidine (Tagamet HB) 200 mg twice daily prn Tab, OTC,
– ADR; Headache,
– Monitor; Assess for symptom relief,
– Indikasi : Useful when nausea due to heartburn or GERD
• Famotidine (Pepcid AC) 10 mg twice daily prn Tab OTC.
– ADR: Constipation, diarrhea
– Indikasi : spt cimetidine
• Nizatidine (Axid AR) 75 mg twice daily prn Tab OTC
– ADR : Diarrhea, headache
– Indikasi : sama spt di atas
• Ranitidine (Zantac 75) 75 mg twice daily prn Tab OTC
– ADR ; Constipation, diarrhea
– Indikasi : sama spt di atas
Miscellaneous Agents
• Metoclopramide (Reglan) 10 mg four times daily Tab Rx
– Untuk masalah stomach dan esophagus, untuk mencegah
nausea and vomiting. Untuk membantu pengosongan
lambung pada orang yang mengalami masalah penundaan
pengosongan lambung dan membantu GERD.
– ADR : Asthenia, headache, somnolence
– Parameter monitoring : Assess for symptom relief
– Catatan : Prokinetic activity useful in diabetic gastroparesis
– Metoclopramid meningkatkan esophageal spincter bawah,
membantu pengosongan lambung dan mempercepat
pengangkutan pada small bowel/isi perut, juga
memungkinka mengeluarkan acetil kolin.
– Karena adanya reaksi metoclopramide yang mempunyai efek
extrapiramidal. Diphenhydramin IV, 25-50 mg, diberikan
untuk mencegah atau penyediaan on-call untuk antisipasi
apabila dibutuhkan.
Phenothiazines
• Chlorpromazine (Thorazine) 10–25 mg every 4–6
hours prn Tab, liquid Rx
– Obat untuk menangani gejala psikosis, meredakan mual,
muntah atau cegukan.
– ADR : Constipation, dizziness, tachycardia, tardive
dyskinesia
– Monitoring : Assess for decrease in episodes of nausea/
vomiting
– Catatan : Useful with simple nausea/vomiting
Phenothiazines
• Prochlorperazine (Compazine) 5–10 mg 3–4 times
daily prn Tab, liquid Rx
– Utama untuk atasi gejala skizofrenia dan gangguan
kecemasan. Juga dapat digunakan untuk mengatasi
mual muntah yang berat.
– Kerja menghambat dopamine di otak.
– ADR : Prolonged QT interval, sedation, tardive
dyskinesia
– Monitoring : Assess for decrease in episodes of nausea/
vomiting
– Catatan : Useful with simple nausea/vomiting
Phenothiazines
• Promethazine (Phenergan) 12.5–25 mg every 4–6
hours prn Tab, liquid, IM, IV, supp Rx
– Untuk meredakan reaksi alergi, mabuk perjalanan,
mual, muntah serta insomnia
– ADR : Drowsiness, sedation Assess for decreased
nausea/vomiting episodes and improvement in
hydration status
– Catatan ; Useful with simple nausea/vomiting
PHENOTIAZINE
 Phenothiazines paling banyak bermanfaat untuk
pasien yang mudah pening, mabuk, mual dan
muntah.
 Pemberian rektal paling banyak dipilih.
 Pada banyak pasien, dosis rendah dari fenotiazin
mungkin tidak efektif, sedangkan dosis yang lebih
besar mungkin memberikan reaksi ketidak cocokan.
 Masalah yang berhubungan dengan pemakaian obat
yang berbahaya, menyebabkan reaksi
ekstrapyramidal, reaksi hipersensitif dengan
kemungkinan disfungsi liver, sumsum aplasia dan
sedasi berlebih.
Neurokinin 1 Receptor Antagonist

• Aprepitant, Cap, IV Rx
– Antagonis reseptor neurokinin (NK-1) ada;ah kelas
baruobat antiemetic. Berguna untuk penvegahan
muntah oleh obat kanker.
– Pemberian IV, Oral.
– ADR : Constipation, diarrhea, headache, hiccups
– Monitoring : Assess for efficacy as prophylactic
agent: episodes of nausea/ vomiting and hydration
status
– Catatan : Useful in combination therapy for
prophylaxis of CINV and PONV
Catatan
ANV, anticipatory nausea and vomiting;
C-II, C-III, and C-IV, controlled substance schedule 2, 3,
and 4, respectively; cap, capsule; chew tab, chewable
tablet;
CINV, chemotherapy-induced nausea and vomiting;
GERD, gastroesophageal reflux disease;
liquid, oral syrup, concentrate, or suspension;
OTC, nonprescription;
PONV, postoperative nausea and vomiting;
Rx, prescription;
supp, rectal suppository; tab, tablet.
aSee text for current warnings.
Dosage Recommendations for CINV for Adult Patients

• Risiko Muntah High (including the AC regimena)


diberikan :
– 5-HT3 receptor antagonists (5-HT3-RA):
• Palonosetron 0.25 mg IV (preferred)
• Dolasetron 100 mg orally
• Granisetron 2 mg orally or 1 mg IV or 0.01 mg/kg IV or 34.3 mg
transdermal patch
• Ondansetron 16–24 mg orally or 8–12 mg IV (maximum 32 mg)
– And dexamethasone 12 mg orally or IV ; Dexamethasone 8
mg orally twice daily on days 2–4
– And Aprepitant 125 mg orally, Aprepitant 80 mg orally on
days 2 and 3 after chemotherapy
– Or Fosaprepitant 115 mg IV ± Lorazepam 0.5–2 mg po or IV
or SL every 4–6 hours on days 1–4 ± H2 blocker or proton
pump inhibitor
Prophylaxis of Acute Phase of CINV (One
Dose Administered Prior to Chemotherapy)
Emetic Risk Ringan
– Dexamethasone 8–12 mg orally or IV
Tanpa ada risiko Muntah/minimal
– Tanpa obat
Recommended Prophylactic Doses of Selected Antiemetics
for Postoperative Nausea and Vomiting in Adults and
Postoperative Vomiting in Children
• Aprepitant 40 mg orally, Not labeled for use in pediatrics; Timing of Dose,
Within 3 h prior to induction
• Dexamethasone 4–5 mg IV ; pediatric 150 mcg/kg up to 5 mg
• Dimenhydrinate 1 mg/kg IV 0.5 mg/kg up to 25 mg
• Dolasetron 12.5 mg IV, pediatric 350 mcg/kg up to 12.5 mg; At end of
surgery
• Droperidol 0.625–1.25 mg IV, pediatric 10–15 mcg/kg up to 1.25 mg At
end of surgery
• Granisetron 0.35–1.5 mg IV ; 40 mcg/kg up to 0.6 mg At end of surgery
• Haloperidol 0.5–2 mg (IM or IV) c
• Ondansetron 4 mg IV ; 50–100 mcg/kg up to 4 mg At end of surgery
• Palonosetronb 0.075 mg IV Not labeled for patients <18 y; At induction
• Prochlorperazine 5–10 mg IM or IV c ;At end of surgery
• Promethazineb 6.25–25 mg IV c; At induction
• Scopolamine Transdermal patch c Prior evening or 4 hours before surgery
• Tropisetron 2 mg IV , pediatric 0.1 mg/kg up to 2 mg ;At end of surgery
Domperiodone
• Obat yang digunakan untuk menghilangkan mual dan
muntah yang disebabkan oleh sitotoksik.
• Digunakan 30 menit sebelum makan. Makanan
menurunkan absorbsi.
• Kerja : Mempercepat gerakan saluran pencernaan/GI.
• Prokinetik dan antiemetic bekerja pada system
gastrointestinal, sehingga makanan di lambung cepat
menuju usus.
• Bermanfaat dalam meningkatkan produksi
ASI/Galactogogue/Prolactin releaser. Kategori obat
Pregnancy : B2
• ES : gangguan irama jantung, terutama pada lansia.
5-HYDROXYTRIPTAMINE-3 RECEPTOR ANTAGONISTS /
Serotonin Antagonis selectif (Ondansetron,
Granisetron, Dolasetron dan palonosetron)

 Menghambat kerja serotonin pada reseptor 5-


hydroxytrytamine 3 (5-HT3) di small bowel/usus halus,
saraf vagus, dan zona pemicu kemoreseptor. Kerja ini
menyebabkan menurunnya stimulasi zona pemicu
visceral dan kemoreseptor aferen dari pusat muntah
medular.
 5-HT3-Ras (dolasetron, granisetron, ondansetron, and
palonosetron) are the standard of care in the management
of CINV, PONV, and radiation –induced nausea and
vomiting. The most common side effects associated with
these agents are constipation, headache, and asthenia
Serotonin Antagonis selectif (Ondansetron,
Granisetron, Dolasetron)

 Ondansentron : Pelajari
 Granisetron : Pelajari
 Dolasetron : Pelajari
Bahan lain
 Larutan Carbohidrat Phospos ( Campuran
fruktose, dextrose dan asam phospat) tersedia
dalam bentuk OTC dan dan diberikan dalam
dosis 15-30 ml.
Kemoterapi yang mempengaruhi mual dan
muntah
• Banyak pasien yang membutuhkan 2 atau lebih
antimuntah, terutama ketika pengobatan sitotoksik
dengan cisplatin dosis tinggi.
• Droperidol selalu diberikan secara IV, yang telah
dibuktikan aman dan efektif. Bahkan pada pasien
kanker yang berobat jalan.
• Walaupun dosis antiemetik yang optimal dari
droperidol untuk pasien yang sedang kemoterapi itu
tidak baik, banyak pasien yang menggunakan dalam
dosis kecil, terutama ketika dikombinasi dengan
obat antiemetik lain.
Mual dan muntah setelah pembedahan
• Droperidol adalah antidopaminergik, obat yang
sering digunakan untuk antiemetik dan
antipsikotik.
• Terapi mual muntah untuk Pregnancy (kategori
C).
• Droperidol digunakan pada Pasien untuk
menurunkan mual muntah yang disebabkan
surgery (prosedur gynecologic atau
kandungan).
Kombinasi antiemetika
• Keutamaan dari kombinasi antiemetik adalah
pemilihan agent bermanfaat yang mempunyai
mekanisme farmakologi yang berbeda seperti
halnya efek racun yang tidak dipertimbangkan
aditif atau sinergis. Kombinasinya meliputi
metoclopramid, diphenhydramine, dan
dexamethasone.
• Dapat juga ditambahkan zat lain yang meliputi
droperidol, diazepam, secobarbital, phenobarbital,
chlorpromazine, atau prochlorperazine.
Hiperemesis Gravidarum
Mual Muntah Dalam Kehamilan
• Belum diketahui penyebabnya, mual muntah dalam
masa kehamilan berhubungan dengan perubahan
kadar hormonal dalam tubuh wanita hamil. Ketika
wanita hamil maka akan terjadi peningkatan kadar
Hormon human chorionic gonadotropin (HCG)
yang berasal dari embrio manuasia kemudian
dilanjutkan oleh synctiotrophoblast, bagian dari
plasenta (ari -ari). Hormon ini berfungsi untuk
menjaga kecukupan produksi hormon estrogen dan
progesteron dari indung telur, yang berdampak
pada kehamilan agar sehat dan lancer (kestabilan
kandungan).
LANJUTAN
• Namun selain itu, hormon ini diduga berefek
menimbulkan mual dan muntah terlebih pada tiga
bulan kehamilan (trimester pertama) dan akan
turun kembali setelah bulan keempat. Oleh karena
itu mual muntah ini biasanya akan hilang dengan
sendirinya setelah memasuki bulan keempat.
Hiperemesis Gravidarum
Mual muntah dalam masa kehamilan adalah suatu hal
yang normal dan berlangsung hanya pada trimester
pertama, namun terkadang timbul mual muntah yang
sangat parah yang disebut Hiperemesis Gravidarum .
Tanda - tandanya adalah sebagai berikut :
• Berat badan turun 2,5 s/d 5 kg atau lebih selama
trimester pertama.
• Tidak dapat menelan makanan atau minuman apapun
selama 24 jam terakhir.
• Air kencing berwarna kuning sangat gelap atau tidak
kencing selama 8 jam terakhir.
• Muntah sangat sering kadang bisa setiap jam atau
lebih.
• Mual sangat hebat sehingga selalu muntah saat makan
ANTIEMETIC USE DURING PREGNANCY
• Dietary changes and/or lifestyle modifications.
• Pyridoxine (10–25 mg one to four times daily) is
recommended as first-line therapy with or without
doxylamine (12.5–20 mg one to four times daily).
• Patients with persistent NVP or who show signs of
dehydration should receive IV fluid replacement
with thiamine. Ondansetron 2 to 8 mg orally/IV
every 8 hours as needed may alleviate NVP.
ANTIEMETIC USE DURING PREGNANCY
Pertimbangan terapi untuk hyperemesis
gravidarum ;
• Antagonis Dopamin D2 : Prometazin,
klorpromazin, metoklopramid
• Antagonis serotonin : Ondansentron,
granisetron yang sering digunakan.
LANJUTAN

• Antihistamin yang meliputi dimenhydrinate,


diphenhydramine, cyclizine, dan meclizine,
memperlihatkan keefektifan dan keamanan
untuk pengobatan terhadap mual dan muntah
selama kehamilan.
Tips untuk mencegah mual muntah
• Menghindari makanan berbau tajam, asap rokok
atau parfum yang berbau menyengat yang dapat
menjadi pemicu mual muntah.
• Beberapa suplemen makanan dapat membantu
mengurangi mual muntah seperti minuman jahe
atau vitamin B6.
• Makanlah makanan yang diinginkan ketika tubuh
mampu menerimanya.
• Jangan segera berbaring setelah makan, sebaiknya
duduk tegak selama beberapa saat agar tidak
kembung atau mual.
• Hindari banyak minum saat makan, tunggulah 30
menit setelah makan baru minum air. Di luar waktu
makan Anda diharapkan untuk minum lebih banyak.
• Makanlah dalam porsi yang sedikit namun sering
(tiap 2-3 jam) untuk menghindari mual tanpa
beresiko kekurangan gizi.
• Pola makan yang lengkap dan seimbang.
• Istirahat yang cukup.
• Konsultasi ke dokter kandungan Anda jika mual
muntah masih berlanjut.
EVALUASI HASIL TERAPEUTIK
Standar pemeriksaan untuk pengobatan, dengan parameter
yang obyektif seperti ;
 frekuensi muntah setiap hari,
 volume yang dimuntahkan dan evaluasi cairan
muntah,
 keseimbangan asam-basa dan tingkat elektrolit,
dengan perhatian khusus terhadap konsentrasi
natrium, kalium dan klorida.
 evaluasi terhadap fungsi ginjal menjadi penting,
khususnya untuk pasien dengan penyusutan volume
dan gangguan elektrolit yang progresif. Parameter
yang spesifik diantaranya volume urine harian, berat
jenis urine dan konsentrasi elektrolit pada urine.
EVALUASI HASIL TERAPEUTIK
 Pemeriksaan tubuh pasien, termasuk evaluasi selaput
lendir dan skin turgor, kekeringan pada jaringan ini
menjadi petunjuk yang berarti dari kehilangan
cairan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai