Anda di halaman 1dari 8

PRATIKUM VI

A. Judul
Teknik trapping serangga hama
B. Tujuan
1. Mengenal berbagai teknik trapping beserta alatnya.
2. Mampu membuat alat trapping serangga.
3. Mampu mengidentifikasi serangga hama hasil trapping.
4. Mampu menganalisis indeksi keragaman dan kesamaannya.
5. Mampu menganalisis perbedaan indeks keanekaragaman.
6. Mampu menganalisis indeksi kesamaan ordo serangga.
C. Dasar teori
Serangga dapat ditemukan di mana-mana. Adapun cara
mengumpulkan serangga pun dapat dilakukan beberapa macam,
tergantung pada maksudnya. Jika akan dibuat daur hidupnya, maka kita
harus mengumpulkan mulai dari telur, nympha, larva, pupa hingga
serangga dewasa (Imago). Sedangkan jika hendak mengumpulkan
serangga terbang, maka kita harus membawa alat jaring yang disautkan
atau dijala dan kalau hendak mengumpulkan serangga air, maka kita harus
membawa jaring yang ditenggelamkan di air (tentu saja menjadi basah) dan
kemudian dikeringkan. Jika hendak menangkap serangga seperti kupu-
kupu atau mengumpulkan ulat, pupa dan nympha, maka kita hanya perlu
membawa pinset atau penjepit serta tempat yang tertutup rapat
(Simanjuntak dan Hadikastowo, 1996).
Kadang-kadang dapat juga menjebak dengan menggunakan lem untuk
menangkap lalat cicada di pohon tinggi. Dengan getah nangka, juga bisa
dengan tabung pengisap yang diberi batas kapas. Lampu yang digunakan
pada waktu menangkap serangga pada malam hari sangat memegang
peranan. Kita hanya menunggu sampai keesokan harinya, ternyata tempat
kantung di bawah alat sudah terisi banyak serangga (light trap)
(Simanjuntak Dan Hadikastowo, 1996).
1. Direct Sweeping
Teknik ini merupakan yang paling umum dan sering dilakukan oleh para
kolektor untuk mencari dan mengumpulkan serangga. Peralatan yang
digunakan sederhana. Selain peralatan dasar, peralatan tambahan yang
digunakan cukup dengan menggunakan jaring serangga. Pengumpulan
serangga dilakukan dengan cara menangkap langsung serangga-serangga
dengan bantuan jaring. Metode pengamatan yang dilakukan mencakup
metode transek baik
mengikuti jalur maupun transek garis. Namun lebih sering digunakan
metode transek jalur karena menyesuaikan dengan serangga yang memiliki
mobilitas tinggi.
2. Teknik Jebakan (Trapping)
Jebakan merupakan sebuah metode yang mampu menghalangi dan
menghentikan pergerakan organisme. Metode jebakan sangat sering
digunakan secara intensif dalam entomologi dengan menggunakan
perangkat peralatan tertentu baik dengan umpan ataupun tidak maupun
dengan atraktan. Bentuk maupun mekanisme jebakan bergantung dari
pengetahuan kita tentang perilaku, makanan, maupun habitat serangga.
Beberapa modifikasi banyak dilakukan oleh kolektor mengacu pada
pertimbangan dasar ini. Hanya sedikit metode jebakan yang akan
dijelaskan disini antara lain yaitu:.
a. Pittfall Trap
Jenis perangkat yang cukup sederhana namun efektif dan sangat
berguna untuk menjerat serangga. Terdiri dari piring atau baskom kecil,
kaleng atau bak kecil. Perangkat jebakan dibenamkan di dalam tanah
dimana permukaan tanah sejajar dengan ujung atas bibir kaleng/bak yang
berisi cairan alkohol atau etilen glikol sebagai agen pembunuh. Etilon glikol
lebih banyak digunakan oleh kolektor karena tidak menguap seperti alkohol.
bagian atas perangkat jebakan harusditutup dengan sebuah cover atau
pelindung lainnya untuk mencegah masuknya air hujan maupun vertebrata
kecil jatuh ke sumur jebakan.
b. Light Traps
Light Trap atau perangkap cahaya pada dasarnya digunakan
berdasarkan perilaku kebanyakan serangga yang tertarik akan sumber
cahaya. Dapat digunakan pada berbagai panjang gelombang cahaya
sebagai agen atraktan. Jenis-jenis variasi perangkat jebakan ini dapat
dilengkapi dengan menggunakan corong yang mengarahkan pada bak
pengumpulan koleksi. Corong atau bak penampung dapat dibuat dari metal,
plastik, kayu atau Hard paper. Perangkat jebakan dapat dipasang dengan
atau tanpa pelindung. Namun, jika digunakan untuk beberapa hari
pelindung diperlukan untuk mencegah air hujan masuk. Pelindung bisa
menggunakan bahan apa saja yang kuat dan kedap air.
c. Sticky trap
Bentuk dari sticky trap ini yaitu silindir atau segiempat. Warna dari sticky
trap disesuaikan dengan warna yang akan diamati. Dengan adanya trap ini
kita akan mengetahui warna apa yang disukai oleh hama serangga dan
apakah serangga membedakan warna-warna pada trap ini.
D. Alat dan Bahan
1. Peralatan light trap
2. Peralatan pit fall trap
3. Peralatan Sticky trap
4. Alkohol 70 %, air sabun
5. Oli,lem tikus
6. Kantung plastik
7. Mikroskop
E. Prosedur Kerja
1. Light trap

Light trap

Menyiapkan empat lampu fluorescent yang satu lampu


ditutup dan sebagian ditutup dengan plastik berwarna
kuning, merah atau ungu, untuk menghasilkan warna
yang bervariasi.

Mengisi wadah penampung serangga dengan alkohol


70 %

Meletakkan lampu perangkap ditempat yang gelap


kemudian menyalakan lampu dan membiarkan selama
semalam.

Mematikan lampu pada keesokan harinya dan


mengambil perangkap serta serta mengamati serangga
yang terperangkap.

Mengidentifikasi serangga hama tersebut sampai tingkat


ordo.
2. Pit fall trap

Light trap

Menyiapkan gelas plastik.

Membuat lubang didalam tanah seukuran dengan gelas


plastik, kemudian masukkan gelas plastik kedalam
lubang sedemikian rupa sehingga permukaan gelas
rata dengan tanah dan tidak ada celah antara lubang
tanah dengan gelas plastik.

Memotong styrofoam berukuran 20x20 cm, kemudian


pasang tusuk santai pada ke empat sudutnya.

Memasang styrofoam tersebut diatas lubang perangkap


sehingga dapat melindungi perangkap tersebut dari
kotoran maupun hujan.

Mengisi gelas plastik dengan sedikit air yang sudah


dicampur sabun air.

Mengambil gelas perangkap pada keesokan hari dan


mengamati serangga yang terperangkap.

Mengidentifikasi serangga hama sampai tingkat ordo.


3. Sticky trap

Sticky trap

Menyiapkan plastik tebal berwarna kuning, pink dan


bening.

Memotong dengan ukuran 7,5x12,5 cm kemudian olesi


dengan petrouleum jelly atau lem tikus bening.

Memasang Sticky trap dekat dengan pertanaman


menggunakan bila bambu.

Membiarkan perangkap selama semalam..

Mengambil perangkap pada keesokan hari dan


mengamati serangga yang terperangkap.

Mengidentifikasi serangga hama sampai tingkat ordo.


Daftar Pustaka

Booth, R.G, dan Madge, R.B. 1979. 3. Coleoptera. International Institute of


Entomology
Tobing, M.C., D. Bakti, A. Sutanto dan H. Saragih. 2006. Uji
penggunaan perangkap feromon dan jala untuk pengendalian
Oryctes rhinoceros(Coleoptera: Scarabaeidae) pada tanaman
kelapa sawit. Kerjasama Dept. HPTFakultas Pertanian USU dengan
Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat.
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta: PT. Renika Cipta.
Simanjuntak, R. H dan Hadikastowo. 1996. Mengumpulkan dan
Mengawetkan
Serangga.Jakarta: Penerbit Bhratara.

Anda mungkin juga menyukai