1
Fadillah Raihan S Harahap,dkk,”Keanekaragaman Serangga Malam (Nocturnal,Diurnal) di
kebun kelapa Sawit PT Cinta Raja”, Jurnal Pertanian Brkelanjutan. Vol.8, No.3, (2020), h.123.
Serangga mempunyai arti yang penting bagi manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Serangga yang menguntungkan misalnya sebagai penyerbukan tanaman, penghasil
madu, dan juga sebagai musuh alami dari serangga-serangga hama, sedangkan
serangga yang merugikan manusia seperti serangga hama, parasit, penular penyakit
dan sebagainya.2
2
Tutiliana,”Keanekaragaman Serangga Nocturnal di Kawasan Penyangga Ekosistem Hutan
Lindung Lueng Angen Iboih”,Jurnal Jesbio, Vol.5,No.2,(2016),h.40.
3
M.alvin Kautsar, “Jenis Serangga Nocturnal Di kebun Botani Kampus FKIP Universitas
Sriwijaya Pembelajaran Biologi”, Jurnal Pembelajaran Biologi, Vol.2, No.2, (2019), h.125.
sampel. Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu serangga yang aktif pada pagi
sampai sore (serangga diurnal).4
b. Bahan
1. Larutan gula
2. Formalin/deterjen
4
Endik Deni Nugroho,dkk, “Keanekaragaman Serangga Diurnal Dan Nocturnal pada Hutan
Tanam Kehati Sapen Nusantara”, Jurnal Biology Education, Vol.3, No.2, (2021), h.79.
6. Diamati maka pisahkan serangga dengan cairan gula, lalu lakukan
identifikasi.
7. Dicatat di dalam tabel pengamatan.
Gambar : Kecoa
Pembesaran : 40X10 keterangan
Gambar : Jangkrik
keterangan
Pembesaran : 40X10
Gambar : Pinjal
keterangan
Pembesaran : 40X10
Gambar : Semut
keterangan
Pembesaran : 40X10
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di desa waq toweren
kabupaten aceh tengah dapat diketahui bahwa, nocturnal hewan yang beraktivitas
pada malam hari sedangkan diurnal hewan yang beraktivitas siang hari. Hewan
nocturnal umumunya memiliki kemampuan pendengaran dan penciuman serta
penglihatan yang tajam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis-
jenis serangga nocturnal. Pengamatan ini dilakukan mulai jam 12.00 WIB hingga
06.00 WIB pagi.
Dalam penangkapan serangga nocturnal dan diurnal digunakan sebanyak 13
plot, pada plot pertama terdapat 1 spesies Aphaenogaster sardoa ,plot dua terdapat
dua spesies yang terdiri dari Periplaneta dan Pheidole pallidula. Plot ke 4 terdapat
dua spesies yang terdiri dari Lymantria dispar dan Solenopsis, plot ke 6 terdapat
spesies Gyllus mitratu, plot ke 7 terdapat spesies Blatella asahinai. Plot ke 8 terdapat
spesies Pila ampulacea, plot ke 9 terdapat spesies Ctenocephalides canis, plot ke 10
terdapat dua spesies yang terdiri dari Blattella germanica dan Coleopetra. Plot ke 13
terdapat spesies Dytiscus marginalis.
ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya populasi serangga
antara lain: Faktor dalam, Kemampuan berkembang biak, dipengaruhi oleh fekunditas
atau kemampuan bertelur imago betina dan juga siklus hidupnya (dari telur menetas
sampai imago meletakkan telur pertama) kedua hal tersebut akan mempengaruhi
kecepatan berkembang biak serangga. Sifat mempertahankan diri, seperti hewan-
hewan lain serangga dapat diserang oleh berbagai musuh.
Faktor luar, dapat mempengaruhi keberadaan dan distribusi serangga meliputi
faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi faktor intraspesifik dan interspesifik.
Faktor intraspesifik muncul karena kepadatan populasi bertambah cepat sehingga
kebutuhan akan makanan, tempat tinggal dan kebutuhan hidup lainnya tidak
mencukupi lagi. Faktor interspesifik dapat disebabkan oleh pemangsaan, parasitisme
dan pathogen. Faktor interspesifik ini hidup yang ada dilingkungan dapat berupa
serangga, binatang lainnya, bakteri, jamur, virus dan lain-lain. Faktor abiotik meliputi
suhu, kelembapan, cahaya matahri, angin dan curah hujan. Umumnya kisaran suhu
yang efektif adalah 150 C, suhu optimum 250 C dan suhu maksimum 450 C.
IX. Kesimpulan :
1. Nocturnal hewan yang beraktivitas pada malam hari sedangkan diurnal hewan
yang beraktivitas siang hari.
2. Hewan nocturnal umumunya memiliki kemampuan pendengaran dan
penciuman serta penglihatan yang tajam.
3. Dalam penangkapan serangga nocturnal dan diurnal digunakan sebanyak 13
plot, pada plot pertama terdapat 1 spesies Aphaenogaster sardoa ,plot dua
terdapat dua spesies yang terdiri dari Periplaneta dan Pheidole pallidula.
4. Plot ke 4 terdapat dua spesies yang terdiri dari Lymantria dispar dan
Solenopsis, plot ke 6 terdapat spesies Gyllus mitratu, plot ke 7 terdapat spesies
Blatella asahinai
5. Faktor luar, dapat mempengaruhi keberadaan dan distribusi serangga meliputi
faktor biotik dan abiotik.
X. Daftar Pustaka
Fadillah Raihan S Harahap,dkk. 2020. ”Keanekaragaman Serangga Malam
(Nocturnal,Diurnal) di kebun kelapa Sawit PT Cinta Raja”.Jurnal
Pertanian Brkelanjutan. Vol.8.No.3.
Tutiliana.2016.”Keanekaragaman Serangga Nocturnal di Kawasan Penyangga
Ekosistem Hutan Lindung Lueng Angen Iboih”.Jurnal Jesbio,
Vol.5.No.2.
M.alvin Kautsar.2019. “Jenis Serangga Nocturnal Di kebun Botani Kampus
FKIP Universitas Sriwijaya Pembelajaran Biologi”.Jurnal
Pembelajaran Biologi, Vol.2.No.2.
Endik Deni Nugroho,dkk.2021. “Keanekaragaman Serangga Diurnal Dan
Nocturnal pada Hutan Tanam Kehati Sapen Nusantara”. Jurnal
Biology Education, Vol.3.No..