Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN EKOLOGI HEWAN

PREFERENSI TERHADAP SUHU LINGKUNGAN


Dosen Pengampuh : Nani Kurnia, S.Si. M.Si

OLEH :
KELOMPOK 2 (PEND BIOLOGI A)
ANDI HASTIALIHAESAR DWI MURTI / 1714042025
CHRISTIE NOVRI YANTI THUNG / 1714042058
MIR’ATUL GINAYAH / 1714042052
NUZULIA / 1714040019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
ESTIMASI POPULASI HEWAN PERMUKAAN TANAH
METODE PERANGKAP JEBAK (Pit Fall Trap)

A. Dasar teori
Tanah merupakan suatu sistem terbuka, artinya sewaktu-waktu tanah itu
dapat menerima tambahan bahan dari luar atau kehilangan bahan-bahan yang
telah dimiliki tanah. Sebagai sistem terbuka, tanah merupakan bagian dari
ekosistem dimana komponen-komponen ekosistem tanah, vegetasi dan hewan
saling memberi dan menerima bahan-bahan yang diperlukan. Lingkungan
tanah merupakan lingkungan yang terdiri dari gabungan antara lingkungan
abiotik dan lingkungan biotik. Gabungan dari kedua lingkungan ini
menghasilkan suatu wilayah yang dapat dijadikan sebagai tempat tinggal bagi
beberapa jenis makhluk hidup, salah satunya adalah makrofauna tanah
(Hardjowigeno, 2007).
Berdasarkan kehadirannya, hewan tanah terbagi atas kelompok transien
temporer, periodic, dan permanen. Berdasarkan habitanya, hewan tanah ada
yang digolongkan sebagai epigeon, hemiedafon, dan eudafon. Hewan epigeon
hidup pada lapisan tumbuh-tumbuhan di permukaan tanah, hemiedafon pada
lapisan organic tanah, dan yang eudafon hidup pada tanah lapisan mineral(Suin,
1989).
Untuk pengambilan sampel, digunakan pitfall trap atau perangkap jebak.
Perangkap jebak sangat sederhana, yang mana hanya berupa bejana yang
ditanam di tanah. Agar air hujan tidak masuk ke dalam perangkap maka
perangkap diberi atap dan agar air yang mengalir di permukaan tanah tidak
masuk ke dalam perangkap maka perangkap dipasang pada tanah yang datar
dan agak sedikit tinggi. Pada perangkap tanpa umpan, hewan tanah yang
berkeliaran permukaan tanah akan jatuh terjebak, yaitu hewan tanah yang
kebetulan menuju ke perangkap itu. Sedangkan perangkap dengan umpan,
hewan yang terperangkap adalah hewan yang tertarik oleh umpan yang
diletakkan di dalam perangkap, hewan yang jatuh dalam perangkap akan
terawat ole formalin atau zat kimia lainnya yang diletakkan dalam perangkap
tersebut. (Primack dkk, 1998).
B. Tujuan
Untuk melihat estimasi populasi hewan permukaan tanah metode perangkap
jebak (pit fall trap)
C. Alat dan Bahan
1. Alkohol 70%
2. Bejana (botol, selai, gelas, atau ember kecil)
3. Mikroskop binokuler
4. Detergent
D. Metode Praktikum
1. Tentukanlah habitat yang akan ditaksir kepadatan populasi hewannya,
lalu buat ubang tempat meletakkan bejana sebagai perangkap.
2. Tanamkan bejana sampai permukaannya sejajar dengan permukaan
tanah. Jarak antar bejana lebih kurang 10 cm.
3. Masukkan alkohol 70% setinggi 1/3 dari ukuran botol sebagai larutan
pembunuh dan pengawet dalam bejana yang telah ditanam.
4. Jika pemasangan perangkap dilakukan pada musim hujan, maka
perangkap dipayungi setinggi kurang lebih 20 cm dari permukaan tanah.
5. Pasanglah perangkap ini minimal m selama 24 jam (boleh juga 72 jam),
setelah itu ambillah perangkap dan hewan yang terperngkap pindahkan
ke botol koleksi dan selanjutnya dibawa ke laboratorium.
6. Identifikasikan dan kelompokkan hewan tanah tersebut menurut
taksonnya dan hitunglah jumlahnya.
E. Hasil Pengamatan
Pitfall Jenis Jumlah Indeks Gambar
organisme individu keberagaman
1 Oxya sp 1 0,984
Valanga sp 1 0,984

Lithobius sp 1 0,984

Ordo Diptera 1 0,984

Solenopsis 4 0,937
sp

2 Oxya sp 1 1

3 Valanga sp 1
Ordo 1
orthoptera 1

Ordo 1
orthoptera 2

Solenopsis 1
sp

Psocoptera 1
sp

F. Pembahasan
Praktikum estimasi populasi hewan permukaan tanah metode perangkap
jebak (pit fall trap) dilaksanakan pada hari Jumat 13 Maret 2020 pada pukul
09:00, pengamatan dilakukan setelah 24 jam. Metode pitfall trap merupakan
metode penangkapan hewan dengan sistem jebakan, khususnya untuk hewan
yang hidup di permukaan tanah. Tujuan dari metode pitfall trap adalah untuk
menjebak hewan-hewan permukaan tanah agar jatuh kedalamnya sehingga bisa
dilakukan identifikasi jenis hewan permukaan tanah yang berada pada
lingkungan perangkap, serta menghitung jumlah populasi dan distribusi jenis-
jenis serangga perrmukaan tanah di area amatan.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada pitfall 1 ditemukan 5 jenis serangga,
yaitu Oxya sp, Valanga sp, Lithobius sp, Ordo Diptera masing-masing 1
individu dan Solenopsis sp sebanyak 4 individu dengan indeks keanekaragaman
0,984. Pada pitfall 2 hanya ditemukan 1 spesies yaitu Oxya sp dengan indeks
keanekaragaman 0,937. Sedangkan pada pitfall 3 ditemukan 5 spesies yaitu
Valanga sp, Solenopsis sp, Psocoptera sp dengan indeks keanekaragaman 0,96
masing-masing 1 individu dan dua spesies berbeda dari ordo Diptera.
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
keunggulan metode pitfall trap dibanding metode lain adalah murah dalam
harga peralatan yang dibutuhkan, mudah dalam pembuatan larutan, dan mudah
dalam aplikasi metode di lapangan. Jenis serangga yang ditemukan pada
permukaan tanah pada 3 daerah amatan yaitu Oxya sp, Valanga sp, Lithobius
sp, Ordo Diptera, Solenopsis sp, dan Psocoptera sp. Nilai kelimpahan dari hasil
pengamatan adalah 0, hal ini menandakan daerah yang diamati memiliki tingkat
diversitas yang rendah.
H. Daftar Pustaka
Hardjowigeno, Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Primack, R. B., J. Supriatna, M. Indrawan & P. Kramadibrata. 1998. Biologi
Konservasi. Jakarta: Yayas Obor.
Suin, N.M. 2012. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai