Anda di halaman 1dari 76

BAB I

POPULASI CACING TANAH

A. PENDAHULUAN
Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang
hidup di tempat atau lingkungan yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi
di antara sesamanya. Sebagai salah satu sifat populasi, densitas merupakan cerminan
ukuran populasi (jumlah total individu) yang hidup dalam kawasan tertentu. Sifat-
sifat populasi dapat dijadikan sebagai parameter untuk mengetahui atau memahami
kondisi suatu populasi secara alami maupun perubahan kondisi populasi karena
adanya pengaruh perubahan lingkungan.

Populasi cacing tanah sangat erat hubungannya dengan keadaan lingkungan


dimana cacing tanah itu berada.Lingkungan yang dimaksud disini adalah kondisi-
kondisi fisik, kimia, biotik dan makanan yang secara bersama-sama dapat
mempengaruhi populasi cacing tanah. Faktor-faktor ekologis yang memengaruhi
cacing tanah meliputi keasaman (pH), temperatur, aerasi dan CO2, bahan organik,
jenis, dan suplai nutrisi. Cacing tanah umumnya memakan serasah daun dan juga
materi tumbuhan lainnya yang telah mati, kemudian dicerna dan dikeluarkan berupa
kotoran.

Tempat hidup cacing tanah adalah tanah yang gembur, tempat yang lembap dan
gelap, terhindar dari sinar matahari.Oleh karena itucacing tanah banyak dijumpai di
kebun-kebun yang penuh dengan daun-daun sekitar kandang ternak, dibawah pohon
pisang, dibawah tumpukan sampah dan sebagainya.Untuk pertumbuhan yang baik
bagi cacing tanah diperlukan keasaman atau pH tanah antara 6,0-7,2, dimana cacing
tanah lebih aktif di malam hari dan berkeliaran dari satu tempat ke tempat-tempat
yang lain. Kelembaban sangat diperlukan untuk menjaga agar kulit cacing tanah
berfungsi dengan normal, bila udara terlalu kering akan merusak kulit cacing tanah.
Tetapi bila kelembaban terlalu tinggi atau terlalu banyak air, cacing tanahakan segera
lari mencari tempat pertukaran udaranya lebih baik, karena cacing tanah mengambil
oksigen dari udara bebas bukan dari oksigen yang ada dalam air.

Penelitian di kawasan hutan lindung desa iboih kecamatan sukakarya kota


sabang mengenai populasi cacing tanah sudah pernah dilakukan sebelumnya,
sehingga pengamatan populasi dari kepadatan cacing tanah perlu diamati lagi
kepadatan populasinya sehingga dapat melengkapi data sebelumnya. Berdasarkan hal
tersebut maka dilakukan penelitian mengenai kepadatan populasi cacing tanah di
hutan lueng angen iboih Sabang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan
populasi cacing tanah yang berguna dalam kesuburan tanah dihutan Lueng Angen
Iboih Sabang.

B. KAJIAN TEORI
Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor (tanah, suhu,
kelembaban, dan pH) dan ketersediaan bahan organik untuk makanan yang mungkin
berasal dari sisa-sisa tanaman dan hewan ataupun kotoran manusia diterapkan di
tanah, kelimpahan cacing tanag dalam tanah merupakan kesehatan tanah ekosistem
dan tingkat keamanan lingkungan.1

Penyebaran cacing tanah didalam tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi bahan
organik.Bahan organik ini sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan
cacing tanah.Tanah yang miskin bahan organik biasanya tidak dijumpai cacing
tanah.Jika pun ada jumlahnya pasti sangat sedikit, karena cacing tanah memerlukan
bahan organik dalam jumlah banyak.2

Tubuh cacing tanah tersusun atas segmen-segmen yang berbentuk cincin, dan
setiap segmen memiliki seta kecuali pada 2 segmen pertama. Seta adalah struktur

Rony Palungkun, Usaha Ternak Cacing Tanah, (Jakarta: Penebar Swadaya, 2010), h.20-21
2
Kemas Hanafiah, Biologi Tanah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 215.
seperti rambut yang berfungsi untuk menggali tanah atau subtract dan memegang
pasangan pada saat kopulasi serta sebagai alat gerak cacing tanah, dan cacing tanah
termasuk hewan hemafrodit.3

Cacing tanah mempunyai peranan penting dalam kesuburan tanah, antara lain
yaitu cacing tanah dapat menghancurkan partikel tanah, memperbaiki aerasi tanah
melalui pembuatan lubang dan juga memperbaiki porositas tanah. Selain itu cacing
tanah juga mempunyai peranan yang penting dalam pengolahan limbah organik,
karena cacing tanah mengurai bahan organik.4

C. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di kawasan hutan lindung Desa Iboih
Kecamatan Sukakarya Kota Sabang.Dilaksanakan pada hari minggu pada
tanggal 6 Mei 2018.Dimulai pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul hingga
pukul 15.00 WIB.

2. Alat dan Bahan


a. Alat :
1. Petak kuadrat
2. Cangkul
3. Kertas koran
4. Meteran
5. Alat tulis
b. Bahan :
1. Cuka

Dewi Roslim, “Karakter Morfologi dan Pertumbuhan Tiga Jenis Cacing Tanah Lokal
Pekanbaru pada Dua Macam Media”, Jurnal Biosaintifika, Vo.5, No.1, 2013, h.1-9
4
Sipayung, “Pengaruh Lingkungan Biologi dan Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap
Kejahatan Filariasis di Kabupaten Sarmi”, Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 2, No. 2 (2014), h. 263.
3. Metode
Metode yang digunakan dalam pengamatan populasi cacing tanah di
kawasan hutan lindung Desa Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang dengan
menggunakan metode sortir tangan (Hand sortir) dan metode kimia.

4. Prosedur Kerja
Cara I (Metode Hand Sortir)
Dibuat plot sampling berukuran 1x1 m pada kawasan yang ingin dilakukan
pengamatan. Diletakkan kertas koran atau lainnya pada salah satu sisi plot.
Digali semua tanah didalam plot pada bagian yang terdapat koran sedalam ± 30
cm dan tanah ditampung didalam koran. Dilakukan pengamatan hewan tanah
dengan menghanurkan bongkahan tanah dengan cara pelan-pelan dari semua
tanah yang terdapat di atas koran. Dicatat semua hewan yang diperoleh baik
hewannya, maupun telur dan larvanya, kemudian diakukan identifikasi dan
catat di dalam tabel.

Cara II (Metode Kimia)


Dibuat plot sampling berukuran 1x1 m pada kawasan yang ingin dilakukan
pengamatan. Dituangkan formalin pada permukaan tanah di sisi tertentu di
dalam plot sampling. Diamati apa yang terjadi dan dikumpulkan semua hewan
yang ada. Dilakukan penggalian tanah yang ada di dalam plot dengan mengikuti
cara kerja 1.

5. Analisis Data
a. Metode Hands Sortir
1) Lumbricus sp.
jumlah individu suatu jenis
K=
luas area
4
=
1
= 4 ekor/m2
K Jenis A
KR= x 100%
Jumlah K semua jenis

4
= x 100 %
4

= 100%

2) Pheretimasp.
jumlah individu suatu jenis
K=
luasarea
4
=
1
= 4 ekor/m2
K Jenis A
KR= x 100%
Jumlah K semua jenis
4
= x 100 %
4
= 100%

b. Metode kimia
1) Pheretima sp.
jumlahindividu suatu jenis
K=
luasarea
3
=
1
= 3 ekor/m2

K Jenis A
KR=
Jumlah K semua jenis
3
= X 100 %
3
= 100%
Keterangan :

K = Kepadatan populasi

KR = Kepadatan relatif
D. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Populasi cacing tanah

Pl Jumlah
Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
ot Individu

Annelida Oligochaeta Ophistopora Megascolecidae Pheretima Pheretima sp. 2


1
Annelida Clitellata Haplotaxida Lumbricidae Lumbricus Lumbricus sp. 1

2 Annelida Clitellata Haplotaxida Lumbricidae Lumbricus Lumbricus sp. 1

Annelida Oligochaeta Ophistopora Megascolecidae Pheretima Pheretima sp. 2


3
Annelida Clitellata Haplotaxida Lumbricidae Lumbricus Lumbricus sp. 2

Jumlah 8

Hand sortir

Plot Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Jumlah


Individu

1 Annelida Oligochaeta Ophistopora Megascolecidae Pheretima Pheretima sp. 1

2 Annelida Oligochaeta Ophistopora Megascolecidae Pheretima Pheretima sp. 2

Jumlah 3

Kimia

Tabel 2. Pengukuran Faktor Bio Fisika-Kimia

Lokasi
No. Parameter yang Diamati
1 2 3
1.
Suhu Udara 30,5◦C 30,5◦C 30,5◦C
2.
Kelembaban Udara 79% 79% 79%
3.
Kelembaban Tanah 95 95 95
4.
Suhu Tanah 2,4 cm 1 cm 0 cm
5.
pH Tanah 5,1 5,1 5,1
a. Lumbricus sp

Klasifikasi Lumbricus sp
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Oligochaeta
Ordo : Haplotaxida
Sub Ordo : Lumbricina
Famili : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Spesies : Lumbricus sp.

Gambar: Lumbricus sp.


Bentuk tubuh Lumbricus sp. Panjang silindris dan pada ±2/3 bagian
posteriornya memipih secara dorsoventral, Tubuh bersegmen-segmen.Secara
morfologis, hewan ini berwarna merah.Pada sisi ventral berwarna lebih pucat,
umumnya merah jambu atau atau kadang-kadang putih.Mulut terletak pada
bagian ujung anterior.Pada segmen 32 sampai 37 terdapat penebalan kulit
yang dikenal sebagai klitellum. Clitellum adalah batas bagian depan dengan
bagian belakang tubuh cacing. Fungsi dari clitellum adalah untuk
memperbesar lubang tanah.Selain itu, clitellum juga berkaitan dengan
pembentukan telur cacing.Bagian belakang cacingyang dekat dengan anus
disebut periproct.Periproct berfungsi sebagai organ pembuangan kotoran.
Cacing juga memiliki serta atau bulu-bulu kecil yang membantu
pergerakan cacing dalam tanah. Pada setiap segmen terdapat 4 pasang setae,
kecuali pada segmen pertama dan terakhir. Pada permukaan tubuh cacing
tanah terdapat lubang-lubang muara yang keluar dari berbagai organ tubuh,
yakni mulut, anus, lubang dari duktus spermatikus, lubang muara dari oviduk,
lubang muara dari reseptakulum seminis, pori dorsales, dan sepasang
nefridiofor pada tiap segmen.
Pada studi tentang cacing, misalnya pengukuran pH tanah dapat
memberikan gambaran penyebaran suatu jenis cacing tanah. Cacing tanah
yang tidak toleran terhadap asam misalnya, tidak akan ditemui atau sangat
rendah kepadatan populasinya pada tanah yang asam.

b. Pheretima sp.

Klasifikasi Pheretima sp.


Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Oligochaeta
Ordo : Ophistopora
Famili : Megascolecidae
Genus : Pheretima
Species : Pheretima sp.
Gambar: Pheretima sp.
Cacing tanah jenis Pheretima sp. segmennya mencapai 95-150
segmen.Klitelumnya terletak pada segmen 14-16.Tubuhnya berbentuk gilik
panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah jenis ini hidup
di dalam liang tanah bersuhu lembab, subur dan suhunya tidak terlalu dingin.

E. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan populasi cacing tanah yang dilakukan


dengan dua cara, pertama menggunakan metode sortir tangan (Hand sortir)
dengan melakukan peleburan tanah atau penghancuran tanah, dimana lokasi
pengambilan sampel dilakukan secara purposive random sampling, yang
kedua menggunakan bahan kimia berupa cuka. Pengambilan sampel diambil
pada enam titik dan tiap titik dibuat plotnya 1x1 m persegi dilokasi Hutan
Lindung desa Iboih, Sabang.Pengamatan ini dilakukan pagi hari dikarenakan
pertimbangan cuaca serta keadaan tanah yang masih lembab, sehingga cacing
mudah ditemukan.

Hasil pengamatan populasi cacing tanah di Hutan Lindungdesa Iboih,


Sabangdidapatkan 2 jenis cacing pada lima titik pengamatan, Pheretima
sp.dan Lumbricus sp. dikarenakan satu titik pengamatan lainnya tidak didapati
cacing tanah, sehingga jumlah populasi Pheretima sp.metode hand sortir
didapatkan sebanyak 4 dan metode yang menggunakan bahan kimia
didapatkan sebanyak 3. Jumlah populasi Lumbricus sp. metode hand sortir
didapatkan sebanyak 4 dan metode yang menggunakan bahan kimia
didapatkan sebanyak 0.
Cacing tanah dapat membantu dalam penguraian serasah sehingga
menggemburkan tanah dan juga sebagai rantai makanan di hutan.Indikasi
adanya populasi cacing tanah ditandai dengan adanya sisa metabolisme cacing
di permukaan tanah. Faktor fisika dan kimia yang diukur pada saat penelitian
antara lain suhu udara, kelembaban udara, kelembaban tanah, suhu tanah, dan
pH tanah. Factor-faktor ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan cacing
tanah.
Pertumbuhan cacing yang baik dan optimal diperlukan pH tanah antara
6,0-7,2. pH tanah yang didapatkan hasil pengukuran di lapangan adalah 5,1 ini
menunjukkan bahwa pH yang ada di tanah tersebut sudah optimal dan baik
untuk pertumbuhan cacing. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan
dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-30%. Hasil pengukuran
kelembaban udara pada saat penelitian adalah 79%, ini menunjukkan bahwa
kelembaban udara tersebut terlalu tinggi atau terlalu banyak air, menyebabkan
cacing tanah lari mencari tempat pertukaran udaranya lebih baik, sehingga
populasi cacing tanah di daerah tersebut sedikit ditemukan pada saat
penelitian berlangsung.

F. KESIMPULAN
1. Pengambilan sampel diambil pada enam titik pengamatan dengan luas tiap
titik pengamatan 1x1 meter.
2. Pengamatan menggunakan metode hands sortir dan metode kimia ditemukan
dua jenis cacing yaitu spesies Lumbricus sp. dan Pheretima sp.
3. Pengamatan keseluruhan didapati spesies Lumbricus sp. berjumlah 4 ekor
dan Pheretima sp. berjumlah 7 ekor.
4. Kelembaban udara di Kawasan Hutan Lindung Desa Iboih kecamatan
Sukakarya Kota Sabang tersebut terlalu tinggi atau terlalu banyak air,
menyebabkan cacing tanah lari mencari tempat pertukaran udaranya lebih
baik, sehingga populasi cacing tanah di daerah tersebut sedikit ditemukan.
5. Cacing dapat membantu dalam penguraian serasah sehingga
menggemburkan tanah dan sebagai rantai makanan di hutan.

G. DAFTAR PUSTAKA

Rony Palungkun. 2010. Usaha Ternak Cacing Tanah. Jakarta: Penebar Swadaya
Kemas Hanafiah. 2005. Biologi Tanah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Dewi Roslim. 2013. “Karakter Morfologi dan Pertumbuhan Tiga Jenis Cacing
Tanah Lokal Pekanbaru pada Dua Macam Media”. Jurnal Biosaintifika.
Vo,5. No,1
Sipayung. 2014. “Pengaruh Lingkungan Biologi dan Upaya Pelayanan Kesehatan
Terhadap Kejahatan Filariasis di Kabupaten Sarmi”. Jurnal Berkala
Epidemiologi.Vol, 2.No, 2.

H. LAMPIRAN
Foto Kegiatan Penelitian
Gambar Keterangan
Penggalian tanah
Pengambilan
sampel pada
metode handsortir

Penyiraman cuka
pada metode
kimia
Pengambilan
sampel metode
kimia

BAB II
SERANGGA PERMUKAAN TANAH DIURNAL

A. PENDAHULUAN

Serangga permukaan tanah merupakan kelompok serangga yang


melakukan sebagian aktivitasnya banyak dipermukaan tanah.Serangga
permukaan tanah ada yang besifat nokturnal dan ada yang besifat
diurnal.Serangga permukaan tanah diurnal yaitu serangga yang aktif pada
siang hari umumnya melakukan beberapa aktivitas seperti mengunjungi
bunga, meletakkan telur atau makan pada bagian-bagian tanaman dan lain-
lain.

Serangga permukaan tanah memakan tumbuh-tumbuhan yang hidup dan


juga tumbuh-tumbuhan yang sudah mati. Proses dekomposisi dalam tanah
tidak akan mampu berjalan cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan serangga
permukaan tanah. Keberadaan serangga permukaan tanah dalam tanah sangat
tergantung pada ketersediaan energi dan sumber makanan untuk
melangsungkan hidupnya, seperti bahan organik dan biomassa hidup yang
semuanya berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam tanah. Dengan
ketersediaan energi dan hara bagi serangga permukaan tanah tersebut, maka
perkembangan dan aktivitas serangga permukaan tanah akan berlangsung
baik.

Desa Iboih adalah salah satu daerah kepulauan bagian dari kecamatan
sukakarya kota Sabang Provinsi Aceh (Indonesia). Daerah ini masih sangat
alami akan keaneka ragaman hayati flora dan fauna karena sebagian besar
pulau dikelilingi oleh hutan luas. Tidak hanya hutan, berbagai jenis hewan
juga dapat hidup didaerah tersebut, salah satunya adalah kelompok serangga
permukaan tanah.Tiap-tiap hewan memerlukan alam sekitar untuk
kehidupannya yang berbeda-beda. Hal ini ditentukan oleh struktur dan
keperluannya, makanan, perkembangan,dan lain-lain. Kondisi-kondisi itu
menimbulkan jenis-jenis hewan yang berbeda-beda.Penelitian ini bertujuan
untuk melihat keanekaragaman jenis serangga permukaan tanah diurnal dan
dominansi serangga permukaan tanah diurnal yang terdapat di Desa Iboih
Kota Sabang.

B. KAJIAN TEORI

Serangga termasuk ke dalam salah satu Filum Arthropoda yang


tubuhnya terbagi atas kepala, dada dan perut (Abdomen).Kepala mempunyai
satu pasang antena dan pada bagian dadanya itu terdapat tiga pasang kaki,
selain itu memiliki satu atau dua pasang sayap pada tingkat dewasa.Insekta
merupakan hewan yang paling banyak jumlahnya dbandingkan dengan
hewan-hewan yang lainnya, dikarenakan mereka dapat hidup hampir disemua
tempat baik itu di darat maupun di air.5

Serangga permukaan tanah adalah salah satu kelompok hewan yang


penting dari organisme-organisme di ekosistem tanah. Peranan hewan ini
sangat menonjol pada proses dekomposisi material di tanah, sehingga
nantinya sangat menentukan siklus material yang berlangsung di dalam tanah.
Sebaliknya, kehidupan serangga permukaan tanah juga tergantung pada
tumbuh-tumbuhan dan faktor fisik kimia tanah di tempat hewan itu tinggal
(habitatnya), sehingga perubahan yang terjadi terhadap vegetasi tumbuhan dan
faktor fisik kimia tanah akan berpengaruh terhadap keberadaan dan kepadatan
serangga permukaan tanah.6

Adun, Rusyana, Zoologi Invertebrata, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 152


6
Nurdin, Muhammad Suin, “Serangga permukaan tanah di Ladang serta Belukar dan Hutan
Didekatnya Di Bukit Pinang-Pinang Padang Sumatera Barat”, Jurnal Matematika dan Pengetahuan
Alam; Vol. 2, No. 1, 1992, h.16.
Serangga nocturnal adalah serangga yang melakukan aktifitas pada
malam harii dan siang harinya digunakan untuk istirahat.Aktivitas yang
serangga nocturnal lakukan yaitu dalam mencari makanan, melakukan
reproduksi dan lain sebagainya.spesies nocturnal memiliki indra khusus yang
aktif di malam hari. Perilaku serangga dalam merusak tanaman dapat
dibedakan atas serangga yang memakan daun, merusak batang dan ranting
dengan cara melubangi dan mematahkannya, menghisap cairan yang terdapat
pada kuncup daun serta menghisap semua cairan yang terdapat pada daun.7

Serangga-serangga tanah biasanya itu ditemukan di tempat-tempat


teduh, tanah yang lembab, sampah, padang rumput, di bawah kayu lapuk, dan
ditempat-tempat lembab yang serupa. Keberadaan serangga tanah di suatu
lingkungan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, baik itu faktor
biotik maupun factor abiotik.Faktor abiotik meliputi tanah, air, suhu, cahaya,
dan atmosfir.Sedangkan faktor biotik meliputi tumbuhan dan hewan yang ada
di lingkungan, sehingga nantinya faktor-faktor tersebut dapat memperbanyak
Jumlah jenis serangga tanah yang ada di suatu lingkungan tertentu.8

C. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di kawasan Desa Iboih Kecamatan Sukakarya
Kota Sabang, Aceh.Waktu Penelitian dilakukan pada tannggal 06 April
sampai 07 April 2018pada pukul 06.00 - 18.00 WIB.

2. Alat dan Bahan


a. Alat :
6. Pelubang tanah
7

Partosoejono, Pengenalan Pelajaran Serangga, (Yogyakarta:UGM Press, 2006), h. 19.


8
Martala, Sari., “Identifikasi Serangga Dekomposer Di Permukaan Tanah Hutan Tropis
Datarn Rendah (Studi Kasus Di Arboretum dan Kompleks Kampus UNILAK Dengan Luas 9,2 Ha)”,
Jurnal Bio Lutura; Vol. 2, No. 1, (2014) h. 64.
7. Seperangkat alat pitfal trap

b. Bahan :
1. Larutan gula
2. Formalin/Deterjen
3. Metode
Metode yang digunakan dalam pengamatan serangg permukaan tanah
noktnalur adalah metode perangkap jebak atau Pitfall Trap.

4. Prosedur Kejra
1. Dipilih tempat pengamatan serangga misalnya dipekarangan, kebun
atau sawah.
2. Dibagikan tempat pengamatan ini kedalam beberapa lokasi dan
disetiap lokasi ditetapkan 2 atau 3 stasium pengamatan pada masing-
masing stasium di lubangi tanah dengan pelubang tanah sesuai dengan
ukuran tabung/botol perangkat pada masing-masing lubang tadi
dengan mengusahakan mulut perangkat rata dengan permukaan tanah,
dan di dalam botol perangkap diberikan larutan-larutan gula yang
dicampur dengan formalin 4%, setinggi 5-6 cm dari dasar lubang, dan
diberikan naungan sehingga terlindungi dari hujan.
3. Diamati selama 12 jam bagi serangga permukaan tanah siang hari atau
malam hari, dan 24 jam bagi serangga dan tingginya pitfal trap.
4. Diletakkakn permukaan tanah siang dan malam hari. Setelah diamati
maka dipisahkan serangga permukaan dengan cairan gula, lalu
dilakukan identifikasi, dicatat didalam tabel pengamatan.
5. Dihitung nilai indeks keanekaragaman (H) hasil pengamatan
denganmempergunakan rumus H = - Σ pi ln pi. Dihitung indeks
dominansi dengan menggunakan rumus D = (ni/n)2.
6. Dibuat laporan hasil pengamatan.
5. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus indeks keanekaragaman terhadap komunitas:

H = - Σ pi in pi

Keterangan :

H = Indeks keanekaragaman

Pi = nilai penting

Dengan kriteria:

H’< 1 = Keanekaragaman rendah

1< H’< 3 = Keanekaragaman sedang

H’>3 = Keanekaragaman tinggi

Rumus indeks domina nsi terhadap komunitas:

D = (ni/N)2

Keterangan :

D = Indeks dominansi

Ni = Jumlah per spesies

N = Jumlah keseluruhan spesies

Dengan Kriteria:

0,00< D ≤ 0,50 = Dominansi rendah


0,50< D ≤ 0,75 = Dominansi sedang

0,75< D ≤ 1,00 = Dominansi tinggi


D. Hasil Pengamatan :

Tabel 1. Jenis-Jenis Serangga Permukaan Tanah Terdedah

Stasiu Nama
Famili Ordo ∑ pi Ln-pi pi.Ln-pi H́
n Daerah Ilmiah

- -
Hypogastrura Hypogastrurida
Kutu pegas Collembola 7 0.08974359 2.41079867 0.21635372 0.216353727
sonapani e
8 7

- -
Semut merah Camponotus
Formicidae Hymenoptera 4 0.05128205 2.97041446 0.15232894 0.152328947
besar arrogans
6 7
1
- -
Pseudachorutes
Kutu pegas Neanuridae Collembola 2 0.02564103 3.66356164 0.09393747 0.093937478
sp.
6 8

- -
Semut merah Anplolepis
Formicidae Hymenoptera 1 0.01282051 4.35670882 0.05585524 0.055855241
kecil gracilipes
7 1

2 Kutu pegas Hypogastrura Hypogastrurida Collembola 2 0.02564103 - - 0.093937478


3.66356164 0.09393747
sonapani e
6 8

- -
Pseudachorutes
Kutu pegas Neanuridae Collembola 2 0.02564103 3.66356164 0.09393747 0.093937478
sp.
6 8

- -
Semut merah Camponotus
Formicidae Hymenoptera 3 0.03846154 3.25809653 0.12531140 0.125311405
besar arrogans
8 5

- -
Hypogastrura Hypogastrurida
Kutu pegas Collembola 3 0.03846154 3.25809653 0.12531140 0.125311405
sonapani e
8 5

- -
Rainiera
3 kutu pegas Micropezidae Diptera 1 0.01282051 4.35670882 0.05585524 0.055855241
antennaepes
7 1

-
Semut merah Anplolepis
Formicidae Hymenoptera 5 0.06410256 2.74727091 -0.17610711 0.17610711
kecil gracilipes
4

4 Kutu pegas Pseudachorutes Neanuridae Collembola 3 0.03846154 - - 0.125311405


sp. 3.25809653 0.12531140
8 5

Orthoptera - -
Jangkrik Gryllus sp Gryllidae 1 0.01282051 4.35670882 0.05585524 0.055855241
7 1

- -
Kutu pegas Sphyrotheca sp. Sminthurididae Collembola 3 0.03846154 3.25809653 0.12531140 0.125311405
8 5

0.02564102 - -
Hypogastrura Hypogastrurida 6
Kutu pegas Collembola 2 3.66356164 0.09393747 0.093937478
sonapani e
6 8

5 - -
Pseudachorutes 0.02564102
Kutu pegas Neanuridae Collembola 2 3.66356164 0.09393747 0.093937478
sp. 6
6 8

- -
0.03846153
Kutu pegas Sphyrotheca sp. Sminthurididae Collembola 3 3.66356164 0.12531140 0.125311405
8
6 5

Kutu pegas Hypogastrura Hypogastrurida Collembola 1 0.01282051 - - 0.055855241


sonapani e 3 3.25809653 0.05585524
8 1

- -
Semut merah Anplolepis 0.01282051
Formicidae Hymenoptera 1 4.35670882 0.05585524 0.055855241
kecil gracilipes 3
7 1

Entomobryomorph - -
0.01282051
Kutu pegas Heteromorus sp. Cyhoderidae 1 4.35670882 0.05585524 0.055855241
a 3
7 1

- -
0.02564102
Kutu pegas Sphyrotheca sp. Sminthurididae Collembola 2 4.35670882 0.09393747 0.093937478
6
7 8
6
- -
Pseudachorutes 0.03846153
Kutu pegas Neanuridae Collembola 3 3.66356164 0.12531140 0.125311405
sp. 8
6 5

- -
Semut merah Anplolepis 0.05128205
Formicidae Hymenoptera 4 3.25809653 0.15232894 0.152328947
kecil gracilipes 1
8 7

7 Kutu pegas Hypogastrura Hypogastrurida Collembola 2 0.02564102 - - 0.093937478


sonapani e 6 2.97041446 0.09393747
6 8

- -
0.01282051
Kutu pegas Sphyrotheca sp. Sminthurididae Collembola 1 3.66356164 0.05585524 0.055855241
3
6 1

- -
Pseudachorutes 0.01282051
Kutu pegas Neanuridae Collembola 1 4.35670882 0.05585524 0.055855241
sp. 3
7 1

- -
Lepidocyrtus 0.02564102
Kutu pegas Entomobrydae Collembola 2 4.35670882 0.09393747 0.093937478
cyaneus 6
7 8

8 - -
Lepidocyrtus 0.02564102
Kutu pegas Entomobrydae Collembola 2 3.66356164 0.09393747 0.093937478
cyaneus 6
6 8

- -
Lepidocyrtus 0.02564102
Kutu pegas Entomobrydae Collembola 2 3.66356164 0.09393747 0.093937478
fimetarius 6
6 8

Kutu pegas Sphyrotheca sp. Sminthurididae Collembola 2 0.02564102 - - 0.093937478


6 3.66356164 0.09393747
6 8

- -
Semut hitam Diacamma 0.03846153
Formicidae Hymnoptera 3 3.66356164 0.12531140 0.125311405
besar rugosum 8
6 5

-
2.41079867 -
Semut merah Camponotus
Formicidae Hymnoptera 7 0.08974359 8 0.21635372 0.216353727
besar arrogans
7

- -

7 111.469221 3.27080648 3.270806486


Jumlah 1 7 6
8

Indeks Keanekaragaman (H')= -∑ Pi Ln Pi = -(-3.270806486) = 3.270806486

Tabel 2. Jenis-Jenis Serangga Permukaan Tanah Ternaung


Stasiu Nama
Famili Ordo ∑ pi Ln-pi pi.Ln-pi H́
n Daerah Ilmiah

1 - -
kutu Phodomorph
Friesea sp. Neanuridae 1 0.00105042 6.85856503 0.00720437 0.007204375
pegas a
5 5

- -
Kutu Sphyrotheca
Sminthurididae Collembola 1 0.00105042 6.85856503 0.00720437 0.007204375
pegas sp.
5 5

- -
Kutu Lepidocyrtus
Entomobrydae Collembola 1 0.00105042 6.85856503 0.00720437 0.007204375
pegas cyaneus
5 5

- -
Kutu
Sphaeridia sp. Entomobrydae Collembola 1 0.00105042 6.85856503 0.00720437 0.007204375
pegas
5 5

- -
Kutu Hypogastrura
Hypogastruridae Collembola 1 0.00105042 6.85856503 0.00720437 0.007204375
pegas sonapani
5 5

Semut Anplolepis Formicidae Hymenoptera 5 0.00525210 - - 0.027568945


merah 5.24912712 0.02756894
kecil gracilipes 1 2 5

- -
Lalat Drosophila
Drosophilidae Diptera 2 0.00210084 6.16541785 0.01295255 0.012952559
buah melanogaster
4 9

Semut - -
Anplolepis
merah Formicidae Hymnoptera 2 0.00210084 6.16541785 0.01295255 0.012952559
gracilipes
kecil 4 9

Semut -
Camponotus 0.08403361
merah Formicidae Hymnoptera 80 -2.4765384 0.20811247 0.208112471
arrogans 3
besar 1

2 -
6.16541785 -
Kutu Lepidocyrtus
Entomobrydae Collembola 2 0.00210084 4 0.01295255 0.012952559
pegas cyaneus
9

- -
Laba-
Cyclosa conica Araneidae Araneae 1 0.00105042 6.85856503 0.00720437 0.007204375
laba
5 5

Lalat Drosophila Drosophilidae Diptera 2 0.00210084 - - 0.012952559


6.16541785 0.01295255
buah melanogaster
4 9

- -
Lalat Muscina
Muscidae Diptera 1 0.00105042 6.85856503 0.00720437 0.007204375
rumah pascuorum
5 5

Semut - -
Camponotus 0.00315126
merah Formicidae Hymnoptera 3 5.75995274 0.01815111 0.018151112
arrogans 1
besar 6 2

Semut - -
Anplolepis 0.10399159
merah Formicidae Hymnoptera 99 2.26344518 0.23537927 0.235379279
gracilipes 7
kecil 5 9

3 Semut 0.00630252 - -
Diacamma 1
hitam Formicidae Hymenoptera 6 5.06680556 0.03193364 0.031933649
rugosum
besar 6 9

- -
Kutu Hypogastrura Hypogastrurida
Collembola 2 6.16541785 0.01295255 0.012952559
pegas sonapani e
0.00210084 4 9

Kutu Lepidocyrtus Entomobrydae Collembola 1 0.00105042 - - 0.007204375


6.85856503 0.00720437
pegas cyaneus
5 5

Semut -
Crematogaster
merah Formicidae Hymnoptera 35 0.03676470 3.30321697 -0.1214418 0.1214418
ashemeday
kecil 6 3

Semut - -
Camponotus
merah Formicidae Hymnoptera 66 0.06932773 2.66891029 0.18502949 0.185029495
arrogans
besar 1 3 5

-
5.75995274 -
Kumban Calosoma 0.00315126
Carabidae Coleoptera 3 6 0.01815111 0.018151112
g scrutator 1
2

- -
Eurobellia
Cocopet Anisolabididae Dermaptera 1 0.00105042 6.85856503 0.00720437 0.007204375
annulipes
5 5

- -
Kutu Hypogastrura Hypogastrurida
Collembola 2 0.00210084 6.16541785 0.01295255 0.012952559
pegas sonapani e
4 9
- -
Kutu Pseudachorute
Neanuridae Collembola 1 0.00105042 6.85856503 0.00720437 0.007204375
pegas s sp.
5 5

Semut -
Camponotus 0.10504201
merah Formicidae Hymnoptera 100 2.25339484 -0.23670114 0.23670114
arrogans 7
besar 9

Semut - -
Anplolepis 0.00630252
merah Formicidae Hymenoptera 6 5.06680556 0.03193364 0.031933649
gracilipes 1
kecil 6 9
4
Semut - -
Diacamma 0.00630252
hitam Formicidae Hymenoptera 6 5.06680556 0.03193364 0.031933649
rugosum 1
besar 6 9

- -
Laba-
Cyclosa conica Araneidae Araneae 1 0.00105042 6.85856503 0.00720437 0.007204375
laba
5 5

- -
Lalat Drosophila
Drosophilidae Diptera 1 0.00105042 6.85856503 0.00720437 0.007204375
buah melanogaster
5 5

5 Semut Solenopsis Formicidae Hymenoptera 5 0.00525210 - - 0.027568945


5.24912712 0.02756894
api invicta 1
2 5

Semut - -
Anplolepis 0.10189075
merah Formicidae Hymenoptera 97 2.28385405 0.23270361 0.232703617
gracilipes 6
kecil 6 7

- -
Kumban Calosoma
Carabidae Coleoptera 2 0.00210084 6.16541785 0.01295255 0.012952559
g scrutator
4 9

6 Semut - -
Crematogaster
merah Formicidae Hymnoptera 120 0.12605042 2.07107329 0.26105965 0.261059659
ashemeday
kecil 2 9

- -
Semut Solenopsis 0.01260504
Formicidae Hymenoptera 12 4.37365838 0.05513014 0.055130148
api invicta 2
5 8

Semut - -
Camponotus 0.00630252
merah Formicidae Hymnoptera 6 5.06680556 0.03193364 0.031933649
arrogans 1
besar 6 9

Kutu Lepidocyrtus Entomobrydae Collembola 2 0.00210084 - - 0.012952559


pegas cyaneus 6.16541785 0.01295255
4 9

- -
Nyamuk Culex sp. Culicidae Diptera 2 0.00210084 6.16541785 0.01295255 0.012952559
4 9

- -
Kecoak
7 Blatella sp. Blatellidae Blattodea 1 0.00105042 6.85856503 0.00720437 0.007204375
jerman
5 5

Semut - -
Crematogaster 0.13760504
merah Formicidae Hymnoptera 131 1.98336771 0.27292139 0.272921397
ashemeday 2
kecil 2 7

8 - -
Nyamuk Anopheles sp. Culicidae Diptera 1 0.00105042 6.85856503 0.00720437
5 5 0.007204375

Semut Camponotus Formicidae Hymnoptera 138 0.14495798 -1.93131135 - 0.279958998


merah arrogans 3 0.27995899
besar 8
Indeks Similaritas:
Keterangan :
IS : Indeks similaritas
A : Jumlah individu pada stasiun A - -
B : Jumblah
Jangkrik individu
Gryllus sp pada stasiun B
Gryllidae Orthoptera 2 0.00210084 6.16541785 0.01295255
C : Jumlah individu pada stasiun C 4 9 0.012952559

- -
IS diurnal terdedah dan diurnal ternaung
Lokasi 95 Ket 225.568241 2.53799954 2.537999546
Jumlah No. Nama spesies 1
A B C 2 5 6
1 Hypogastrura sonapani 17 5 5  
2 Pseudachorutes sp. 13 1 1  
3 Rainiera antennaepes 1 0 0  
Indeks Keanekaragaman (H')= -∑ Pi Ln Pi = -(-2.537999546) = 2.537999546
4 Sphyrotheca sp. 11 1 1  
5 Heteromorus sp. 1 0 0  
6 Lepidocyrtus cyaneus 4 6 4  
7 Lepidocyrtus fimetarius 2 0 0  
8. Friesea sp. 0 1 0
9. Sphaeridia sp. 0 1 0
10. Camponotus arrogans 14 393 14
11. Anplolepis gracilipes 11 209 11
12. Diacamma rugosum 3 12 3 IS = 2 C x 100 %
13. Crematogaster ashemeday 0 286 0
14. Solenopsis invicta 0 17 0 A+ B
15. Gryllus sp. 1 2 1
16. Anopheles sp. 0 1 0 = 2(40) x 100 %
17. Culex sp. 0 2 0
78 + 952
18. Blatella sp. 0 1 0
19. Drosophila melanogaster 0 5 0 = 80 x 100 %
20. Muscina pascuorum 0 1 0
21. Cyclosa conica 0 2 0 1.030
22. Eurobellia annulipes 0 1 0
23. Calosoma scrutator 0 5 0 = 7.766 %
Jumlah 78 952 40
Tabel 3. Pengamatan Faktor Fisika-Kimia Malam Pertama

Parameter ∑/Perangkap Jebak


No
yang
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Diamati
1. Suhu Udara 30◦C 30◦C 30◦C 30◦C 30◦C 30◦C 30◦C 30◦C 30◦C 30◦C 30◦C 30◦C 30◦C 30◦C 30◦C 30◦C
Kelembaban
2. 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84%
Udara
3. Suhu Tanah - - - - - - - - - - - - - - - -
Kelembaban
4. 7,5% 7,5% 7,5% 7,5% 7,5% 7,5% 7,5% 7,5% 7,5% 7,5% 7,5% 7,5% 7,5% 7,5% 7,5% 7,5%
Tanah
5. Ph Tanah 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
E. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pegamatan yang telah di lakukan dapat diketahui bahwa


serangga nokturnal dikenal sebagai hewan yang melakukan sebagian aktifitasnya
dilakukan pada malam hari, karena hewan ini banyak terperangkap di dalam fitfall
trap yang di amati dari mulai pukul 18.00-06.00WIB dengan 8 perangkap.
Pemasangan fitfall trapberguna dalam menjebak serangga permukaan tanah untuk
masuk ke dalam perangkap tersebut, maka di butuhkan gula untuk menarik
sernagga-serangga tersebut karena baunya yang memikat serangga tanah dan
deterjen untuk mematikan serangga yang terperangkap. Jumlah serangga
nocturnal yang terperangkap oleh alat jebak pitfall trap sebanyak 1.030 individu,
kebanyakan terdiri dari kelompok semut. Kebanyakan serangga tanah yang
terperangkap dalam fitfall trap yaitu semut merah besar (Camponotus arrogans)
dan semut merah kecil (Anoplolepisgracilipes).

Collembola juga termasuk serangga permukaan tanah yang terperangkap


pemasangan fitfall trap.Collembolamerupakan jenis insekta yang tidak memiliki
sayap dengan ukuran mereka sangat kecil, tetapi Collembola penting dalam proses
membusuknya sampah. Collembola memiliki tiga ruas badan yang berbeda, yaitu
kepala, perut, dan dibagi menjadi torr.Keberadaan kutu pegas berperan sebagai
indikator, karena jika semakin banyak kutu pegas yang didapati dalam satu
ekosistem maka ekosistem tersebut semakin bagus karena kutu pegas tidak tahan
dengan suhu yang tinggi, jadi harus dalam keadaan yang lembab. Samakin tinggi
kelembaban maka peran ekologi dalam ekosistem akan semakin baik, kemudian
akan menumbuhkan populasi baru.

Indeks keanekaragaman pada serangga permukaan tanah nokturnal


terdedah yaitu 3,270 yang artinya keanekaragamannya tinggi, sedangkan indeks
keanekaragaman pada serangga permukaan nokturnal ternaung yaitu 2,537 yang
artinya keanekaragamannya juga dikatakan sedang.Keberadaan serangga
permukaan tanah di suatu tempat dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik,
dimana banyaknya serangga permukaan tanah di suatu tempat disebabkan karena
ketersedian makanan seperti adanya serasah daun yang banyak.

F. KESIMPULAN
1. Serangga nocturnal yang terperangkap oleh alat jebak pitfall trap
sebanyak 1.030 individu.
2. Serangga yang banyak tertangkap yaitu semut.
3. Indeks keanekaragaman pada serangga permukaan nokturnal terdedah
yaitu 3,270.
4. Indeks keanekaragaman pada serangga permukaan serangga
permukaan nokturnal ternaung yaitu 2,537.
5. Serangga tanah yang terperangkap dalam fitfall trap adalahsemut
merah besar (Camponotus arrogans) dan semut merah kecil
(Anoplolepisgracilipes).
G. DAFTAR PUSTAKA

Adun, Rusyana. 2011. Zoologi Invertebrata. Bandung : Alfabeta

Nurdin, Muhammad Suin. 1992. “Serangga permukaan tanah di Ladang serta


Belukar
dan Hutan Didekatnya Di Bukit Pinang-Pinang Padang Sumatera Barat”.
Jurnal Matematika dan Pengetahuan Alam.Vol, 2.No, 1.

Partosoejono. 2006. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta : UGM Press

Martala, Sari. 2014. “Identifikasi Serangga Dekomposer Di Permukaan Tanah


Hutan
Tropis Datarn Rendah (Studi Kasus Di Arboretum dan Kompleks Kampus
UNILAK Dengan Luas 9,2 Ha)”. Jurnal Bio Lutura.Vol, 2.No, 1.

F. LAMPIRAN
Foto Jenis-Jenis Serangga Permukaan Tanah

No. Nama Spesies Gambar

Hypogastrura
1
sonapani

Pseudachorutes
2
sp.

3 Rainiera
antennaepes
4 Sphyrotheca sp.

5 Heteromorus sp.
Lepidocyrtus
6
cyaneus

7 Lepidocyrtus
fimetarius
8. Friesea sp.

9. Sphaeridia sp.
Camponotus
10.
arrogans

11. Anplolepis
gracilipes
Diacamma
12.
rugosum

13. Crematogaster
ashemeday
14. Solenopsis invicta

15. Gryllus sp.


16. Anopheles sp.

17. Culex sp.


18. Blatella sp.

19. Drosophila
melanogaster
Muscina
20.
pascuorum

21. Cyclosa conica


Eurobellia
22.
annulipes

23. Calosoma
scrutator
BAB III
INSEKTA PERMUKAAN TANAH DIURNAL

A. PENDAHULUAN
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara hewan
dengan lingkunganya. Ekologi hewan juga mempelajari tentang kehidupan
serangga dengan lingkungannya baik dari proses pertahanan maupunkebiasaan
dan adaptasinya terhadap lingkungannya. Hutan merupakan sumber daya alam
yang sangat potensial dalam mendukung keanekaragaman flora dan fauna.Salah
satu sumber daya hutan adalah serangga tanah.Serangga tanah adalah serangga
yang hidup di tanah, baik yang hidup dipermukaan tanah maupun yang terdapat di
dalam tanah.
Insekta permukaan tanah merupakan kelompok serangga yang melakukan
sebagian aktifitasnya banyak dipermukaan tanah. Serangga permukaan tanah ada
yang besifatnokturnal dan ada yangbesifat diurnal.Serangga permukaan tanah
diurnal yaitu serangga yang aktif pada siang hari umumnya melakukan beberapa
aktifitas seperti, mengunjungi bunga, meletakkan telur atau makan pada bagian-
bagian tanaman dan lain-lain.
Serangga permukaan tanah sangat beragam jenisnya dari yang ukuran besar
hingga terkecil dan sebenarnya memakan tumbuh-tumbuhan yang hidup, tetapi
juga memakan tumbuh tumbuhan yang sudah mati. Serangga permukaan tanah
berperan dalam proses dekomposisi. Proses dekomposisi dalam tanah tidak akan
mampu berjalan cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan serangga permukaan
tanah. Keberadaan serannga permukaan tanah dalam tanah sangat tergantung pada
ketersediaan energi dan sumber makanan untuk melangsungkan hidupnya, seperti
bahan organik dan biomassa hidup yang semuanya berkaitan dengan aliran siklus
karbon dalam tanah. Dengan ketersediaan energi dan hara bagi serangga
permukaan tanah tersebut, maka perkembangan dan aktivitas serangga permukaan
tanah akan berlangsung baik.
Praktikum ini dilakukan di Kawasan Desa Iboih, Kecamatan suka karya,
kota Sabang, yang terletak di daerah yang terdapat habitat pegunungan, lautan,
dan hutan, lokasi ini sangat tepat dijadikan sebagai tempat untuk mengamati
berbagai jenis serangga.

B. KAJIAN TEORI
Serangga adalah hewan artropoda yang memilki 6 kaki dan tubuhnya terdiri
dari 3 bagian, yaitu kepala, toraks (dada), dan abdomen (perut). Terdapat lebih
dari 1 juta spesies serangga yang telah diketahui.Serangga hidup diberbagai
habitat.Salah satu contoh serangga adalah semut, semut berkomunikasi dengan
menggunakan sinyal-sinyalkimiawi.Dengan saling menyentuhkan antena, mereka
dapat saling menyampaikan pesan-pesan kimiawi.9
Serangga diurnal adalah serangga yang melakukan aktifitas pada siang hari
dan malam harinya digunakan untuk istirahat.Prilaku serangga dalam merusak
tanaman dapat dibedakan atas serangga yang memakan daun, merusak batang dan
ranting dengan cara melubangi dan mematahkannya, menghisap cairan yang
terdapat pada kuncup daun serta menghisap semua cairan yang terdapat pada
daun.10
Serangga permukaan tanah adalah salah satu kelompok hewan yang penting
dari organisme-organisme di ekosistem tanah. Peranan hewan ini sangat menonjol
pada proses dekomposisi material di tanah, sehingga nantinya sangat menentukan
siklus material yang berlangsung di dalam tanah. Sebaliknya, kehidupan serangga
permukaan tanah juga tergantung pada tumbuh-tumbuhan dan faktor fisik kimia
tanah di tempat hewan itu tinggal (habitatnya), sehingga perubahan yang terjadi
terhadap vegetasi tumbuhan dan faktor fisik kimia tanah akan berpengaruh
terhadap keberadaan dan kepadatan serangga permukaan tanah.11
Serangga permukaan tanah, sebenarnya memakan tumbuh-tumbuhan yang
hidup, tetapi juga memakan tumbuh-tumbuhan yang sudah mati. Serangga
permukaan tanah berperan dalam proses dekomposisi. Proses dekomposisi dalam
tanah tidak akan mampu berjalan cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan serangga
permukaan tanah. Keberadaan serangga permukaan tanah dalam tanah sangat
tergantung pada ketersediaan energi dan sumber makanan untuk melangsungkan
hidupnya, seperti bahan organik dan biomassa hidup yang semuanya berkaitan
dengan aliran siklus karbon dalam tanah. Dengan ketersediaan energi dan hara
9

Steve Setford, Intisari Ilmu Hewan Merayap, (Jakarta: Erlangga, 2005), hal. 14.
10
Partosoejono, Pengenalan Pelajaran Serangga, (Yogyakarta:UGM Press, 2006), hal. 19.
11
Cecep Kusama,”Keanekaragaman Serangga Tanah di Rawa Aopa”, Jurnal Of Biologi,
Vol.1, No.2, (2001), hal 21-22.
bagi serangga permukaan tanah tersebut, maka perkembangan dan aktivitas
serangga permukaan tanah akan berlangsung baik.12

C. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan diKawasan Desa Iboih, Kecamatan suka karya,
kota Sabang. Penelitian dilakukan pada tanggal 5 sampai 6 Mei 2018 pada
pukul 06.00-18.00 WIB.
2. Alat dan Bahan
a. Alat :
1) Pelubang tanah
2) Seperangkat pitfal trap

b. Bahan :
1. Formalin atau Detergen
2. Larutan gula

3. Metode Penelitian
Penelitian serangga permukaan tanah telah dilaksanakan pada bulan Mei
2018 bertempat di Kawasan Desa Iboih, Kecamatan suka karya, kota
Sabang. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen dan
menggunakan metode Pitfall Trap (perangkap barber).
4. Prosedur Penelitian
1) Dipilih tempat pengamatan serangga misalnya perkarangan, kebun
atau sawah.
2) Dibagikan tempat pengamatan ini ke dalam beberapa lokasi dan setiap
lokasi ditetapkan 2 atau 3 stasiun pengamatan.

12

Hasni Ruslan., “Komposisi dan Keanekaragaman Serangga Permukaan Tanah pada


Habitat Hutan Homogen dan Heterogen di Pusat Pendidikan Konservasi Alam (PPKA) Bodogol,
Sukabumi, Jawa Barat”,juranlVis Vitalis, Vol. 02 No. 1, (2009), hal. 43.
3) Dilubangi tanah pada masing-masing statiun dengan pelubang tanah
sesuai dengan ukuran dan tingginya pitfal trap.
4) Diletakkan tabung/botol perangkap pada masing-masing lubang
dengan mengusahakan mulut perangkat rata dengan permukaan tanah.
Di dalam botol perangkap berikan larutan gula yang dicampur dengan
formalin 4% setinggi 5-6 cm dari dasar tabung. Diberikan naungan
sehingga terlindung dari hujan.
5) Diamati selama 12 jam bagi serangga permukaan tanah siang hari atau
malamhari dan 24 jam bagi serangga permukaan tanah siang malam
hari.
6) Dipisahkan serangga dengan cairan gula setelah diamati, lalu
dilakukan identifikasi.
7) Dicatatdidalam tabel pengamatan.
8) Dihitung keragaman spesies dari komunitas tersebut dengan
menggunakan rumus: keanekaragaman spesies

jumlah spesies
¿
√ jumlah total individu
9) Dihitung nilai indeks keanekaragaman (H) dan harga indeks kesamaan
(IS) hasil pengamatan dengan mempergunakan rumus H=- ∑ pi In pi.

5. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
a. Indeks keanekaragaman
H’ = - ∑ (Pi) (ln Pi)

Keterangan:

H’ = Indeks keanekaragaman
P i = ni/N, perbandingan antara jumlah individu spesies ke-i dengan jumlah total
Ni = Jumlah individu jenis ke-i
N = Jumlah total individu
Dengan kriteria:
H’< 1 = Keanekaragaman rendah
1< H’<3 = Keanekaragaman sedang
H’>3 = Keanekaragaman tinggi

D. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan di desa Iboih, Kecamatan Suka Karya,
Kota Sabang setelah dilakukan identifikasi sampel dilaboratorium didapatkan
insekta permukaan tanah diurnal pada stasiun ternaung (tertutup) yang tertangkap
dalam perangkap jebak Pitfall trap yaitu sebanyak 179 individu serangga.
Sedangkan pada stasiun terdedah (terbuka) sebanyak 232 individu serangga.

Keseluruhan jumlah individu serangga yang didapat mencapai 411 individu


serangga yang diperoleh dari seluruh stasiun dengan serangga diurnal diperoleh
sebanyak 411 serangga yang terdapat di desa Iboih, Kecamatan Suka Karya, Kota
Sabang tersebut sangat bervariasi antara spesies yang satu dengan spesies yang
lain. Spesies yang paling banyak ditemukan pada stasiun diurnal adalah
Colembolla.Sedangkan spesies yang paling sedikit ditemukan juga sangat
bervariasi hanya terdiri dari satu individu saja, yaitu seperti salah satunya
Sphaeridia sp.

1. Indeks keanekaragaman
Nilai indeks keanekaragaman dapat menunjukkan kriteria:

H’<1=Keanekaragaman rendah,
1< H’<3 = Keanekaragaman sedang, dan
H’> 3 = Keanekaragaman tinggi.

a) Nilai indeks keanekaragaman serangga permukaan tanah diurnal


pada stasiun terdedah (terbuka) hari pertama di Kawasan desa iboih,
kecamatan suka karya, kota sabang, adalah:
H’ = -∑ (Pi) (ln Pi)

= -(-3,09521)

= 3,9521

b) Nilai indeks keanekaragaman serangga permukaan tanah diurnal


pada stasiun terdedah (terbuka) hari kedua di Kawasan desa iboih,
kecamatan suka karya, kota sabang, adalah:
H’ = -∑ (Pi) (ln Pi
= -(-2,5876)

= 2,5876

c) Nilai indeks keanekaragaman serangga permukaan tanah diurnal


pada stasiun ternaung (tertutup) hari pertama di Kawasan desa
iboih, kecamatan suka karya, kota sabang, adalah:
H’= -∑ (Pi) (ln Pi)

=-(-2,9397)

= 2,9397

d) Nilai indeks keanekaragaman serangga permukaan tanah diurnal


pada stasiun ternaung (tertutup) hari kedua di Kawasan desa iboih,
kecamatan suka karya, kota sabang, adalah:
H’= -∑ (Pi) (ln Pi)

= -(-2,45181)

= 2,45181

Jika dicocokkan dengan kriteria indeks keanekaragaman, maka


keanekaragaman serangga permukaan tanah diurnal pada stasiun terdedah
(terbuka), tergolong keanekaragaman tinggi yaitu keanekaragamannya pada
kisara 3,9521.Begitu juga dengan serangga permukaan tanah diurnal pada stasiun
ternaung (tertutup) di Kawasan desa iboih, kecamatan suka karya, kota sabang
tergolong keanekaragaman sedang yaitu keanekaragamannya pada kisaran2,9397.
Tabel 1. Tabel hasil penelitian
Tabe l Se rangga Pe rmukaan Tanah Diurnal Te rnaung hari pe rtama
Nama
Stasiun Famili Ordo Σ Pi Ln-Pi Pi.Ln-Pi H'
Daerah Ilmiah
1 Kutu Pegas Tomerecus elongates Tomoceridae collembola 6 0,06742 -2,6969 -0,1818 0,18181
Kutu Pegas Entomobbrya comparataEntomobrydae collembola 20 0,22472 -1,4929 -0,3355 0,33548
Laba - Laba Loxosceles reclusa Sicariidae araneae 1 0,01124 -4,4886 -0,0504 0,05043
ulat bulu Macrothylacia sp. Lasiocampidae lepidoptera 2 0,02247 -3,7955 -0,0853 0,08529
semut rangrang Oecophylla smaragdina Formicidae hymenoptera 3 0,03371 -3,39 -0,1143 0,11427
2 Kutu Pegas Homidia sp. Entomobrydae collembola 2 0,02247 -3,7955 -0,0853 0,08529
semut api Solenopsis invicta Formicidae hymenoptera 5 0,05618 -2,8792 -0,1618 0,16175
semut rangrang Oecophylla smaragdina Formicidae hymenoptera 3 0,03371 -3,39 -0,1143 0,11427
3 Kutu Pegas Tomerecus elongates Tomoceridae collembola 12 0,13483 -2,0037 -0,2702 0,27017
Kutu Pegas Entomobbrya comparataEntomobrydae collembola 2 0,02247 -3,7955 -0,0853 0,08529
jangkrik Gryllus sp. Gryllidae orthoptera 2 0,02247 -3,7955 -0,0853 0,08529
4 Kutu Pegas Tomerecus elongates Tomoceridae collembola 2 0,02247 -3,7955 -0,0853 0,08529
Kutu Pegas Entomobbrya comparataEntomobrydae collembola 2 0,02247 -3,7955 -0,0853 0,08529
semut api Solenopsis invicta Formicidae hymenoptera 1 0,01124 -4,4886 -0,0504 0,05043
5 Kutu Pegas Tomerecus elongates Tomoceridae collembola 5 0,05618 -2,8792 -0,1618 0,16175
Kutu Pegas Entomobbrya comparataEntomobrydae collembola 1 0,01124 -4,4886 -0,0504 0,05043
semut api Solenopsis invicta Formicidae hymenoptera 2 0,02247 -3,7955 -0,0853 0,08529
6 semut rangrang Oecophylla smaragdina Formicidae hymenoptera 2 0,02247 -3,7955 -0,0853 0,08529
jangkrik Gryllus sp. Gryllidae orthoptera 1 0,01124 -4,4886 -0,0504 0,05043
7 Kutu Pegas Cephalochorutes sp. Neanuridae collembola 2 0,02247 -3,7955 -0,0853 0,08529
Laba - Laba Loxosceles reclusa Sicariidae araneae 1 0,01124 -4,4886 -0,0504 0,05043
8 Serannga Idotea metallica Idoteidae isopoda 1 0,01124 -4,4886 -0,0504 0,05043
semut rangrang Oecophylla smaragdina Formicidae hymenoptera 10 0,11236 -2,1861 -0,2456 0,24562
jangkrik Gryllus sp. Gryllidae orthoptera 1 0,01124 -4,4886 -0,0504 0,05043
jumlah : 89 1 -86,498 -2,7058 2,7058
Indeks Keanekaragaman H'= -Σ(Pi)(InPi)= -(-2,9397) = 2,9397
E. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa


serangga permukaan tanah merupakan serangga yang melakukan aktifitasnya di
tanah. Serangga – serangga permukaan tanah biasanya itu ditemukan di tempat-
tempat teduh, tanah yang lembab, sampah, padang rumput, di bawah kayu lapuk,
dan di tempat-tempat lembab yang serupa. Keberadaan serangga tanah di suatu
lingkungan dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor lingkungan, baik itu faktor
biotik maupun faktor abiotik.Faktor abiotik meliputi tanah, air, suhu, cahaya, dan
atmosfir.Sedangkan faktor biotik meliputi tumbuhan dan hewan yang ada di
lingkungan, sehingga nantinya faktor-faktor tersebut dapat memperbanyak Jumlah
jenis serangga tanah yang ada di suatu lingkungan tertentu, dan serangga ini
disebut serangga diurnal karena beraktivitas pada siang hari.
Penelitian yang dilakukan di Kawasan Desa Iboih, Kecamatan Suka Karya,
Kota Sabang menunjukkan adanya keanekaragaman serangga permukaan
tanah.Hal ini dikarenakan Desa Iboih merupakan salah satu kawasan yang
menyediakan sumber energi dan makanan bagi satwa yang terdapat di dalamnya,
termasuk serangga permukaan tanah.Kondisi desa yang memiliki kelembaban
tinggi merupakan salah satu habitat yang disukai oleh serangga permukaan tanah.
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada serangga permukaan tanah
tertangkap dalam perangkap jebak Pitfall trap yaitu sebanyak 179 individu
serangga pada stasiun ternaung(tertutup). Sedangkan pada stasiun terdedah
(terbuka) sebanyak 232 individu serangga.Keseluruhan jumlah individu serangga
yang didapat mencapai 411 individu serannga dan serangga permukaan tanah
diurnal diperoleh sebanyak 411 individu yang diperoleh dari seluruh stasiun di
desa Iboih, Kecamatan Suka Karya, Kota Sabang, tersebut sangat bervariasi
antara spesies yang satu dengan spesies yang lain. Spesies yang paling banyak
ditemukan pada stasiun diurnal adalah Paratrechina longicormisyang terdiri dari
164 individu serangga.Sedangkan spesies yang paling sedikit ditemukan juga
sangat bervariasi hanya terdiri dari satu individu saja, yaitu seperti salah satunya
saphaeridia sp.
Berdasarkan data nilai indeks keanekaragaman, nilai indeks
keanekaragaman serangga permukaan tanah diurnal terdedah (terbuka) diperoleh
3,9521dan nilai indeks keanekaragaman serangga permukaan tanah diurnal
ternaung (tertutup) diperoleh2,9397. Jika dicocokkan dengan kriteria indeks
keanekaragaman, maka keanekaragaman serangga permukaan tanah diurnal pada
stasiun terdedah (terbuka) di desa iboih, kecamatan suka karya, kota sabang
tergolong keanekaragaman sedang yaitu keanekaragamannya pada kisaran H’>3.
Begitu juga dengan serangga permukaan tanah diurnal pada stasiun ternaung
(tertutup), tergolong keanekaragaman sedang yaitu keanekaragamannya pada
kisaran 1< H’< 3.
Pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan keragaman spesies
Collembola yang melimpah.Hal ini didukung faktor fisik dan biologis yang ada
pada daerah. Selain itu, faktor penempatan Pitfall trap serta posisi Pitfall trap pada
permukaan tanah juga mempengaruhi banyaknya jenis Collembola yang terjebak.
Spesies Colembolla yang didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan antara
lain :Isotomurus nebulosus, Entomobrya sicia, Friesea mirabilis, Acanthomurus
alpinus, dan Entamobuya nivalis.

F. KESIMPULAN
1. Serangga permukaan tanah merupakan serangga yang melakukan
aktifitasnya banyak dipermukaan tanah contohnya Collembola.
2. Collembollayang terdapat di kecamatan Iboih Suka Karya Sabang
memiliki keanekaragaman yang sedang
3. Jenis Collembola terbanyak ditemukan di daerah ternaung pada serangga
nocturnal derdedah yaitu 5 jenis spesies dan 61 individu.
4. Faktor penempatan Pitfall trap serta posisi Pitfall trap pada permukaan
tanah juga mempengaruhi banyaknya jenis Collembola yang terjebak.
5. Terdapat 5 jenis spesies Colembolla yang didapatkan dari hasil penelitian
yang dilakukan antara lain :Isotomurus nebulosus, Entomobrya sicia,
Friesea mirabilis, Acanthomurus alpinus, dan Entamobuya nivalis.
DAFTAR PUSTAKA

Cecep Kusama.2001.”Keanekaragaman Serangga Tanah di Rawa Aopa”, Jurnal


Of
Biologi, Vol.1, No.2.

Hasni Ruslan.2009. “Komposisi dan Keanekaragaman Serangga Permukaan


Tanah
pada Habitat Hutan Homogen dan Heterogen di Pusat Pendidikan
Konservasi
Alam (PPKA) Bodogol, Sukabumi, Jawa Barat”,juranl Vis Vitalis, Vol. 02
No. 1.

Partosoejono.2006. Pengenalan Pelajaran Serangga.Yogyakarta:UGM Press.

Steve Setford.2005. Intisari Ilmu Hewan Merayap. Jakarta: Erlangga.


G. LAMPIRAN

No Nama Gambar

Colembolla
1. (Isotomurustricolor)

Colembolla
2.
(Etomobrya sicia)
BAB VI
SERANGGA PADA RUMPUN TANAMAN

A. PENDAHULUAN
Ekologi hewan merupakan salah satu disiplin ilmu dalam Biologi yang
mempelajari tentang hubungan timbal balik antara hewan dengan
lingkungannya.13 Mata kuliah Ekologi hewan merupakan mata kuliah yang
dipelajari oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Ar-Raniry pada semester VI (genap) dan termasuk salah satu
mata kuliah praktikum.
Praktikum merupakan kegiatan yang dilakukan mahasiswa di laboratorium
maupun di lapangan untuk membuktikan atau memahami lebih lanjut teori yang
telah dipelajari sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta
untuk memperoleh pengalaman rill di lapangan.Kelas insecta pada umumnya
terdapat dua pasang sayap, sepasang sayap terdapat pada meso thoraks dan
sepasang sayap nya lagi terdapat pada metathoraks.
Serangga umumnya adalah hewan endotermik dan mempunyai laju
metabolisme paling tinggi pada siang hari. Beberapa serangga di antaranya
menyesuaikan suhu tubuh melalui mekanisme perilaku dan fisiologi, banyak
spesies serangga yang menggunakan mekanisme mirip menggigil (shiveringline
mechanism) untuk memanaskan otot terbang dada (toraks) nya sebelum terbang
setelah lepas landas, aktivitas metabolisme otot terbang mempertahankan suhu
toraks yang tinggi dan berbagai adaptasi endotermik termasuk suatu penukar
panas lawan–arus dalam thorak mempertahankan otot terbang serangga yang aktif
pada musim dingin sehingga tetap hangat sampai suhu 30° C.14

B. KAJIAN TEORI
Serangga dapat ditemukan dimana-mana cara mengumpulkan serangga pun
dapat bermacam-macam. Tergantung pada maksud dan tujuannya. Banyak
serangga mempunyai sayap bagian belakang yang pada waktu istirahat umumnya

13

Burnie, David.,Ekologi, (Jakarta : Erlangga, 2005), hal. 6.


14
Campbell, N. A., BiologiEdisi Kelima, (Jakarta : Erlangga, 1999), hal.155.
tersembunyi dibawah sayap depan, berwarna terang atau berwarna menakjubkan.
Kadang-kadang mata seekor hewan yang lebih besar.15

Kira-kira tiga perempat hewan-hewan darat adalah serangga. Mereka hidup


hampir setia jenis habitat fleksibilitas ini tidak hanya menambah kesempatan
mereka untuk menjadi perasit, tetapi juga membuat diri mereka tersedia bagi
parasit lain yang mencari tempat.32

Keberadaan berbagai jenis serangga pada tanaman baik secara langsung atau
pun tidak langsung akan berperanan dalam pembentukan komunitas serangga,
baik herbivora ataupun parastoid pada tanaman ini yang nantinya akan
menentukan kemampuan tanaman ini untuk dapat tumbuh dan berkembang.33

Tingkat keanekaragaman semak yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat


beragam sumber makanan yang tersedia bagi serangga. Hal ini akan menopang
pertumbuhan dan perkembangbiakan serangga sehingga dapat meningkatkan
populasi dan keanekaragamannya.34

C. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21 Mei 2015, lokasi di Rinon Pulo
Breuh kecamatan Aceh Besar. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari jam
14.00-15.45 WIB.

2. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Alat bedah
2. Botol sampel
3. Kantong plastik
4. Plastik besar
b. Bahan
1. Berbagai macam serangga

3. Metode penelitian

15
Jumar.,Entomologi Pertanian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 91.
Metode yang digunakan dalam pratikum ini adalah metode
observasi.Pengambilan sampel yang diambil, yaitu tanaman biduri dan
tanaman serapoh. Pengambilan data diperoleh dengan menggunakan alat dan
bahan yang terdiri dari:alat bedah (pinset), kantong plastik, plastik besar,
botol sampel dan serangga.

4. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut : ditentukan nama dan


tanaman yang akan diamati. Dipilih bagian akar, batang dan cabang sebagai
tempat pengamatan dan diambil hewan yang ada di bagian
tersebut.Dimasukkan hewan yang ditemukan ke dalam tempat yang telah
disediakan.Dilakukan pencatatan hewan yang ditemukan dan kemudian
diidentifikasi.

5. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
b. Indeks keanekaragaman
H’ = - ∑ (Pi) (ln Pi)

Keterangan:

H’ = Indeks keanekaragaman
P i = ni/N, perbandingan antara jumlah individu spesies ke-i dengan jumlah total
Ni = Jumlah individu jenis ke-i
N = Jumlah total individu
Dengan kriteria:
H’< 1 = Keanekaragaman rendah
1< H’<3 = Keanekaragaman sedang
H’>3 = Keanekaragaman tinggi
D. HASIL PENELITIAN

Bagian Nama spesies Family kelas jumlah individu Pi LnPi Pi.LnPi H'
Akar Componotus sp Formicidae Insecta 4 0.222222222 -1.50408 -0.33424 0.334239
Lasius fuliginosus Formicidae Insecta 2 0.111111111 -2.19722 -0.24414 0.244136
Lasius fuliginosus Formicidae Insecta 4 0.222222222 -1.50408 -0.33424 0.334239
Diorhabda carinulata Chrysomelidae 1 0.055555556 -2.89037 -0.16058 0.160576
Batang Tribollium casteneum Tenebrionidae 1 0.055555556 -2.89037 -0.16058 0.160576
Donacia aquatic Chrysomelidae 1 0.055555556 -2.89037 -0.16058 0.160576
Gryllus assimilis Gryllidae 1 0.055555556 -2.89037 -0.16058 0.160576
Oryctes rhinoceros Scarabaeidae 1 0.055555556 -2.89037 -0.16058 0.160576
Daun Componotus sp Formicidae Insecta 1 0.055555556 -2.89037 -0.16058 0.160576
Lasius fuliginosus Formicidae Insecta 2 0.111111111 -2.19722 -0.24414 0.244136
jumlah 18 1 -24.7448 -2.12021 2.120208
Berdasarkan tabel di atas, ditemukan bahwa serangga pada rumpun tanaman
yang terdapat di Iboih, Sabang, Pulau Weh terdapat 5 famili, 3 ordo dan 7 spesies
dari 18 individu. Spesies yang paling banyak ditemukan adalah Lasius fuliginosus
dan Componotus sp. Sedangkan spesies yang paling sedikit ditemukan adalah
Diorhabda carinulata, Tribollium casteneum, Donacia aquatic, Gryllus assimilis dan
Oryctes rhinoceros.
Adapun jumlah jumlah individu dan spesies dari tiap-tiap bagian adalah
berbeda antara bagian akar, batang dan daun.Bagian akar terdapat 6 individu dari 2
spesies.Bagian batang terdapat 9 individu dari 6 spesies.Bagian daun terdapat 3
individu dari 2 spesies. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar .1

10
9
9
8
7
6 6
6
5 Jumlah Individu
4 Jumlah Spesies
3
3
2 2
2
1
0
Akar Batang Daun

Gambar.1. Jumlah individu dan spesies serangga pada rumpun tanaman di Iboih,
Sabang, Pulau Weh.

Berdasarkan gambar di atas, spesies yang paling banyak dijumpai adalah terdapat
pada bagian batang rumpun tanaman, yaitu 6 spesies.Sedangkan spesies yang paling
sedikit terdapat pada bagian akar dan daun rumpun tanaman, yaitu 2 spesies. Adapun
jumlah individu yang paling banyak di jumpai terdapat pada bagian batang rumpun
tanaman, yaitu 9 individu, sedangkan individu yang paling sedikit dijumpai
terdapat pada bagian daun rumpun tanaman, yaitu 3 individu.
E. KESIMPULAN
1. Tingkat Keanekaragaman serangga pada rumpun tanaman berkisar antara
2.1202
2. Nilai indeks dominansi serangga pohon berkisar antara 0.1420. Jika di
cocokkan dengan kriteria indeks dominansi Simpson, maka indeks dominansi
yang terdapat di Rinon Pulo Breuh Kecamatan Aceh Besar adalah dominansi
rendah yang berkisar antara 0,00< D ≤ 0,50.
3. serangga di kawasan Iboih, Sabang, Pulau Weh terdapat 5 famili, 3 ordo dan
7 spesies dari 18 individu.
4. Spesies yang ditemukan antara lainLasius fuliginosus dan Componotus sp.
Sedangkan spesies yang paling sedikit ditemukan adalah Diorhabda
carinulata, Tribollium casteneum, Donacia aquatic, Gryllus assimilis dan
Oryctes rhinoceros.
5. Jumlah individu yang paling banyak di jumpai terdapat pada bagian batang
rumpun tanaman, yaitu 9 individu, sedangkan individu yang paling sedikit
dijumpai terdapat pada bagian daun rumpun tanaman, yaitu 3 individu.
F. DAFTAR PUSTAKA

Burnie, David., 2005. Ekologi, Jakarta : Erlangga.

Campbell, N. A., 1999. BiologiEdisi Kelima, Jakarta : Erlangga.

Fachrul M.F., 2007. Metode Sampling Bioteknologi, Jakarta : PT Bumi Aksara.

Fredy, Lala., 2013. Keanekaragaman Serangga dan Struktur Vegetasi Pada habitat
Burung Insektivora Lanius schach Linn. Di Tanjungsari, Yogyakarta, “Jurnal
Entomologi Indonesia”, Vol. 10, No. 2.

Hasmiandy, Hamid., 2007. Komunitas Serangga Pada Tanaman Orok-orok


(Crotalaria striata) di Berbagai Habitat, “Jurnal Entomologi Indonesia”, Vol.
4, No. 2.

Jumar., 2000. Entomologi Pertanian, Jakarta: Rineka Cipta.

Muhammad, Nurdin., 1989. Ekologi Hewan Tanah, Jakarta: Bumi Aksara.


LAMPIRAN
No Nama Gambar

Semut hitam besar


1 (Componotus sp)

Semut hitam kecil


2 (Lasius fuliginosus)

3 Kumbang Tepung (Tribollium


casteneum)

Kumbang badak
4
(Oryctes rhinoceros)

Jangkrik (Gryllus assimilis)


5

Anda mungkin juga menyukai