Anda di halaman 1dari 6

MODUL EKOLOGI HEWAN

OLEH :
KELOMPOK 6

Nurul Azma 1714041010


Zakia Asrifah Ramly 1714042007
Rifka Annisa 1714042028
Rifka Almunawarah 1714042013

“ JUJUR, AKURAT, TELITI DAN RAPI”

PENDIDIKAN BIOLOGI A
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2020
ESTIMASI POPULASI HEWAN DI BAWAH TANAH DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PERANGKAP CORONG BARLESE
TULLGREN

A. Dasar Teori

Hewan tanah adalah semua organisme yang hidup di tanah, baik di


permukaan tanah maupun di dalam tanah. Sebagian atau seluruh siklus hidup
hewan tanah berlangsung di dalam tanah serta dapat berasosiasi dan
beradaptasi dengan lingkungan tanah. Kelompok hewan tanah ini sangat
banyak dan beranekaragam, mulai dari Protozoa, Rotifera, Nematoda,
Annelida, Mollusca, Arthropoda, hingga Vertebrata kecil. Hewan tanah
bertanggung jawab terhadap penghancuran dan sintesis organik. Endogeic
yaitu hewan yang hidup di dalam tanah, pemakan akar tumbuhan yang mati
serta liat (gephagus). Tipe ini disebut juga “ecosystem engineer”.
Cacing tanah yang tergolong tipe ini berkembang dan berinteraksi dengan
mikroorganisme tanah untuk melepaskan enzim yang berguna dalam
dekomposisi bahan organik yang berkualitas rendah. Collembola tanah sebagai
satu contoh komunitas organisme yang sebagian besar siklus kehidupannya
dihabiskan di tanah (baik dibagian atas/permukaan maupun bagian lebih
dalam) mempunyai fungsi vital sebagai subsistem konsumen dan subsistem
dekomposisi.

B.Tujuan
Untuk mengetahui estimasi populasi hewan di bawah tanah dengan
menggunakan metode perangkap Corong Barlese Tullgren.

C. Alat dan Bahan


1. Umpan/larutan pengawet
2. Kaleng-kaleng logam
3. Kertas/kardus
4. Kawat
5. Kertas kimograf
6. Perlengakapan Jerat corong Berlessse tull-gren
7. Larutan perekat
B. Cara Kerja
1. Tentukanlah habitat yang akan ditaksir kepadatan populasi hewannya, lalu
buat ubang tempat meletakkan bejana sebagai perangkap.
2. Tanamkan bejana sampai permukaannya sejajar dengan permukaan tanah.
Jarak antar bejana lebih kurang lima meter.
3. Masukkan kurang lebih 200 ml alkohol 70% atau formalin 4% sebagai
larutan pembunuh dan pengawet dalam bejana yang telah ditanam.
4. Jika pemasangan perangkap dilakukan pada musim hujan, maka perangkap
dipayungi dengan seng setinggi kurang lebih 20 cm dari permukaan tanah.
5. Pasanglah perangkap ini selama 24 jam (boleh juga 72 jam), setelah itu
ambillah perangkap dan hewan yang terperngkap pindahkan ke botol koleksi
dan selanjutnya dibawa ke laboratorium.
6. Identifikasikan dan kelompokkan hewan tanah tersebut menurut taksanya
dan hitunglah jumlahnya.
7. Catatlah suhu tanah, pH tanah, kadar air tanah dan keadaan vegetasi di
sekitar lokasi tempat pemasangan dan perangkap.
8. Dari hasil identifikasi dan perhitungan jumlah individu, hitunglah kepadatan
dan frekuensi kehadiran.
C. Hasil Pengamatan

Pit Fall Jumlah Indeks


Jenis
Trap ke- Individu Keberagaman

Katak (Rana cancarifora) 2 0.75

Kumbang 1 0.9375
1
Semut Hitam (Paederus
1 0.9375
littoralis)
Nyamuk 1 0.9375
2 Katak (Rana cancarifora) 1 0.91
Semut merah (Soelonapsis
1 0.91
sp)
Kelabang 1 0.91

Katak (Rana cancarifora) 2 0.64


3
Kumbang (Lasioderma
1 0.091
serricorne)

D. Pembahasan
Gambar pengamatan pada Pit Fall I

Gambar pengamatan pada Pit Fall II

Gambar pengamatan pada Fit Fall III


Berdasarkan hasil pengamatan tentang estimasi populasi hewan
permukaan tanah dengan metode perangkap jebak (pit fall trap), berlokasi di
Daeng Tata 3. Pengamatan ini menggunakan tiga toples dengan tinggi 15 cm
sebagai media perangkap. Masing-masing toples diisi dengan alcohol 70% dan
sedikit detergen kemudian dibiarkan selama 24-72 jam.
Pada toples pertama, ditemukan beberapa hewan yang masuk kedalam
perangkap yaitu katak sebanyak 2 ekor, kumbang 1 ekor, semut hitam
sebanyak 1 ekor dan nyamuk 1 ekor. Jadi, dapat ditentukan indeks
keanekaragaman pada toples 1, yaitu 0,75 untuk katak, dan 0,9375 untuk
kumbang, semut hitam dan nyamuk. Pada toples kedua, diperoleh hewan
berupa katak 1 ekor, semut merah 1 ekor dan kelabang 1 ekor, sehingga indeks
keanekaragaman dari toples kedua untuk katak yaitu 0.91 untuk semua jenis
hewan. Sedangkan pada toples ketiga ditemukan hewan berupa katak sebanyak
2 ekor dan kumbang sebanyak 1 ekor. Sehingga, indeks keberagaman dari
toples ketiga untuk katak yaitu 0.64 dan 0.091 untuk kumbang.
Menurut teori yang dikemukakan Nusroh dalam Nurrohman (2007)
mengatakan bahwa biodiversitas fauna tanah adalah hewan-hewan yang hidup
di atas tanah maupun dibawah permukaan tanah. Yang dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu kelompok mikrofauna, mesofauna dan makrofauna.
Pengelompokkan ini ditwntukan berdasaarkan ukuran dan fungsi atau
peranannya dalam ekosistem.
E. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan:
1. Berdasarkan keanekaragaman organisme yang terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi yaitu faktor- faktor berupa udara, tanah, organisme,
dan beberapa faktor stabil yaitu ketinggian, lintang, letak pH.
2. Pada hasil pengamatan dengan penggunaan alat untuk menjerat spesies dari
permukaan tanah diperoleh organisme yang memiliki perbedaan dari
jumlah spesies dan ukurannya.
F. Daftar Pustaka

Erniwati. 2008. Hewan Tanah pada Stratifikasi Lapisan Tanah Bekas


Penambangan Emas Jampang, Sukabumi Selatan. Zoo Indonesia,
17(2), 83-91.

Suin, N. M. 2012. Ekologi Hewan Tanah. Cetakan IV. Jakarta: Bumi Aksara
& Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati ITB.

Https://en.wikipedia.org/wiki/Tullgren_funnel

Anda mungkin juga menyukai