Anda di halaman 1dari 11

Laporan Pra Praktikum Ekologi dan Lingkungan

Program Studi Pendidikan Biologi


Fakultas Biologi
Universitas Kristen Satya Wacana 2020

Analisis Keanekaragaman Fauna Tanah melalui Perhitungan Indeks


Keanekaragamn dan Indeks Kesamaan di Sekitar Lingkungan UKSW
Oleh :

Devana Ayu Pradikna Nalasari


432019014

I. Pendahuluan

Fauna tanah merupakan organisme yang sebagian besar atau seluruh hidunya dihabiskan
di dalam tanah (anwar dan ginting,2013).Berdasarkan ukuran tubuhnya, fauna tanah dibagi
menjadi mikrofauna, mesofauna, makrofauna, dan megafauna. Mikrofauna adalah hewan yang
mempunyai ukuran tubuhnya berkisar dari 0,2 mm, contohnya Protozoa, Nematoda yang
menjadi mikropredator bagi mikroorganisme lain serta menjadi parasit pada tanaman. Mesofauna
adalah hewan yang mempunyai ukuran tubuh berkisar antara 0,2 –2 mm, contohnya adalah
Mikroarthropoda, Collembola, Acarina, Termintes, Olgochaeta, dan Ecnchytraeidae yang
menjadi pengurai utama seresah atau bahan organik lain. Makrofauna adalah hewan yang
mempunyai ukuran tubuhnya berkisar antara 2 –20 mm, yang terdiri dari hebivora (pemakan
tanaman), dan karnivor (pemakan hewan kecil). Contohnya Arthropoda yaitu Crustacea seperti
kepiting, Chilopoda seperti kelabang, Diplopoda kaki seribu, Arachnida seperti labalaba,
kalajengking, dan serangga (insecta), seperti kelabang, kumbang, rayap, lalat, jangkrik, lebah,
semut, serta hewan-hewan kecil lain yang bersarang dalam tanah. Megafauna adalah hewan yang
mempunyai ukuran tubuhnya berkisar antara 20 –200 mm, contohnya adalah Megascolicidae,
insectivore atau invertebrata besar lainnya yang dapat mengubah struktur tanah akibat
pergerakan dan perilaku makan (Hanafiah, 2007)
Fauna tanah merupakan indikator yang paling sensitif terhadap perubahan dalam
penggunaan lahan, sehingga dapat digunakan untuk menduga kualitas lahan. Dalam menjalankan
aktivitas hidupnya, fauna tanah memerlukan persyaratan tertentu. Keberadaan fauna tanah sangat
dipengaruhi oleh kondisi tanah, salah satunya adalah adanya bahan organik dalam tanah (Putra,
2012). Fauna tanah sebagai perombak bahan organik sangat menentukan ketersediaan hara dalam
menyuburkan tanah. Salah satu fauna tanah yang dapat dijadikan bioindikator adalah makrofauna
tanah. Masing-masing biota tanah mempunyai fungsi yang khusus dan mempunyai fungsi
ekologis yang khusus (Paritika, 2010). Setiap kelompok fauna tanah dapat dijadikan bioindikator
karena keberadaan fauna tanah sangat bergantung dengan faktor biotik dan abiotik tanah
(Sugiyarto, 2005). Keanekaragaman suatu hewan juga dipengaruhi oleh adanya bahan kimia
berbahaya dalam tanah, bahan kimia berdampak negatif pada keseimbangan ekosistem (Untung,
2006). Bahan kimia dapat menimbulkan berbagai permasalahan salah satunya menyebabkan
kepunahan pada jenis-jenis makrofauna tanah tertentu yang berdampak pada kurangnya
keanekaragaman jenis makrofauna tanah yang ada di ekosistem Rahmawati (2012).
Keanekaragaman dapat dikaji melalui indeks keanekaragmn dan indek kesamaan. Untuk
menegetahui tingkat keragaman dan digunakan indeks margalef, shanon, simpson. Sedangakan
untuik menegetahui indeks kesamaan digunakan indeks Sheldon, heip, dan Hill. Perhitungan
tentang indeks keanekaragaman bertujuan untuk mengetahui derajat keanekaragaman suatu
komunitas jenis makrofauna dan untuk mempelajari pengaruh gangguan-gangguan faktor-faktor
lingkunganatau abiotik terhadap komunitas (Fachrul,2012).
Pratikum ini bertujuan untuk mengetahui keanekragaman fauna tanah diekosistem
kampus Universitas Kristen Satya Wacana, serta mengetahui fungsi dari keanekragam fauna
tanah tersebut terhadap keberlangsungan ekosistem sekitar. Selain itu juga untuk melatih
keterampilan dalam mengitung indeks keragaman dan kesamaan berdasarkan data hasil
pengmatan yang dilakukan.

II. Bahan dan Metode


Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, 24 Februari 2020 pukul 11.00 – 13.00.
Bertempat di Laboratorium Ekologi, Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana,
Salatiga. Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sampel fauna tanah yang diambil
dari ekosistem disekitar UKSW dan FAA (formalin acid alcohol). Sedangkan alat yang
digunakan dalam praktikum kali ini antara lain adalah bor tanah, cawan petri, saringan tanah,
plastik, botol specimen, barlese tullgren, kaca pembesar, buku kunci determinasi spesies fauna
tanah.
Metode yang digunakan yaitu sampel tanah atau seresah diambil di lokasi sampling yang
telah ditentukan di ekosistem sekitar kampus UKSW salatiga menggunakan bor tanah, lalu
dimasukkan ke dalam Barlese Tullgren yang berada di laboratorium. pada bagian bawah Barlese
Tullgren tersebut dipasang botol spesiemen yang telah diisi dengan larutan faa (formalin acid
alcohol). Kemudian sampel tanah atau seresah tersebut didiamkan selama 1 minggu dan diamati
perubahan yang terjadi setiap harinya. Setelah satu minggu, dalam botol yang berisi FAA
diharapakan akan terisi oleh fauna tanah yang ada disampel tanah yang telah diambil, lalu
diamati dan diindetifikasi apa saja yang yang terdapat pada setiap sampel tanah yang diambil
(dengan bantuan buku determinasi fauna tanah). Kemudian indeks keragaman dan kesamaan
dihitung pada setiap sampel tanah tersebut.
III. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Berdasakan hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai indeks keragaman dan kesamaan
fauna tanah di lingkungan UKSW, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Spesies yang ada di Taman Gedung C


Hasil Pengamatan
Lokasi
Spesies Jumlah Individu
Taman Lumbricus terrestris 1
Gedung C Chelifer cancroides 1
Collembola (Isotoma viridis) 4
Collembola (Paronellidae) 1
Chromogaster ovalis 1
Acarina (Mesostigmata) 6
Varroa jacobsoni 2
Neelipleona 1
Odontoponera denticulata 1
  Olighochaeta (Wenig borster) 1
NO = 10 n = 19

Tabel 2. Spesies yang ada di Bukit Teletubis


Hasil Pengamatan
Lokasi Jumlah
Spesies
Individu
Bukit Tetramorium caespitum 4
Teletubis Isotoma viridis 3
Ephemerellidae 4
Euxoa auxiliaris grate 1
Termites (young worker) 2
Liacaridae 3
Rhipicepalus sanguineus 1
No = 7 n = 18
Tabel 3. Spesies yang ada di Belakang Gedung FSM
Hasil Pengamatan
Lokasi Jumlah
Spesies
Individu
Belakang Hymenoptera 1
Gedung FSM Lumbricus terrestris 3
Rino termitidae 5
Serritermitidae 1
Larva rititermitidae 2
  Reticulitermes 2
NO = 6 n = 14

Tabel 4. Spesies yang ada di Depan Gedung A dan B


Hasil Pengamatan
Lokasi Jumlah
Spesies
Individu
Taman Oecophylla 1
Gedung A dan B Collembola 8
Acarinna 1
Folsomia 2
Ascaris lumbricoides 1
  Strongylida 1
NO = 6 n = 14

Tabel 5. Indeks keragaman fauna tanah di taman gedung C, bukit teletubis, belakang gedung
FSM, dan depan gedung A &B
LOKASI
Parameter Taman Bukit Belakang Depan
Gedung C Teletubis Gedung FSM Gedung A&B
NO 10 7 6 6
R1 3,075 2,076 1,9 1,895
R2 2,294 1,65 1,6 1,604
Λ 0,129 0,124 0,16 0,319
H' 2,014 1,72 1,57 1,352
N1 7,493 5,58 4,8 3,889
N2 7,752 8,06 6,25 3,138
E1 0,875 0.9 0,87 0,754
E2 0,749 0,8 0,8 0,648
E3 0,721 0,76 0,76 0,578
E4 1,035 1,44 1,3 0,807
E5 1,04 1,54 1,38 0,74
B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan,dapat diketahui tempat sampling


ditiap tiap lokasi memeliliki tingkat keanekaragaman yang berbeda seperti yang terlihat pada
tabel 1. Tingkat keanekaragaman yang paling tinggi yaitu 10 jenis spesies dengan total 19
individu. Tingkat keanekaragam yang tertinggi tersebut berada pada lokasi sampling taman
gedung C. Dari observasi secara langsung pun, ditaman gedung c terdapat banyak berbagai
tanaman dan pohon yang dapat menjadi indikator bahwa tanah yang berada dilokasi tersebut
subur. Tanah dilokasi taman gedung c memiliki tekstur yang gembur.Tanah yang subur
mengindikasikan kenaekaragamn fauna tanah, didukung teori yang meyatakan bahwa
kondisi lingkungan merupakan faktor utama yang menentukan kelangsungan hidupnya,
yaitu: iklim (curah hujan, suhu), tanah (kemasaman, kelembaban, suhu tanah, hara), dan
vegetasi (hutan, padang rumput) serta cahaya matahari (Sugiyarto et al 2007). Makrofauna
tanah lebih banyak ditemukan pada daerah dengan keadaan lembab dan kondisi tanah yang
memiliki tingkat kemasaman lemah sampai netral. Oleh karena itu, keberadaan fauna tanah
dapat menjadi penduga kualitas lingkungan, terutama kondisi tanah (Nusroh, 2007).
Fauna tanah merupakan pendekatan dalam menilai kualitas tanah, hal ini diperkuat
dengan teori Sugiyarto (2000) keanekaragaman fauna tanah menunjukkan korelasi tinggi
dengan kandungan bahan organik tanah. Semakin tinggi keanekaragaman dalam tanah maka
kesuburan tanah semakin tinggi. Di lokasi sampling belakang gedung FSM dan depan
gedung A & B memiliki tekstur tanah dan kondisi tanahnya tingkat kesuburannya lebih
rendah dibanding dengan lokasi sampling yang berada di taman gedung C dan bukit teletubis,
sehingga keaneragaman yang berada dilokasi tersebut tidak cukup banyak hal ini dipengaruhi
dengan perbedaan jenis vegetasi dan penggunaan tanah didukung dengan teori menurut
Nusroh (2007) Keberadaan fauna tanah sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu
faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor lingkungan abiotik yang mempengaruhi adalah faktor
fisika antara lain tekstur tanah, struktur tanah, dan faktor kimia antara lain pH, salinitas,kadar
bahan organik dan unsur mineral tanah. Sedangkan faktor biotik yang mempengaruhi antara
lain mikroflora dan tanaman. Tanaman dapat meningkatkan kelembaban tanah dan sebagai
penghasil serasah yang disukai fauna tanah dan. Dari hasil sampling 4 lokasi speies Fauna
tanah yang banyak ditemukan yaitu Acarina sp, Collembola sp dan Olighochaeta sp. Pada
lokasi taman gedung C diperoleh jenis collembolan lebih banyak dari 4 lokasi yang ada. Jenis
fauna tanah yang ditemukan di lokasi sampling yang berbeda dapat disebabkan karena fauna
tanah tersebut bersifat mobile (bergerak), sehingga bila kondisi lingkungan tidak baik maka
fauna tanah tersebut akan berpindah tempat. Hal ini sejalan dengan Suhardjono (2012) yang
menyebutkan bahwa fauna tanah Acarina (tungau tanah) dan Collembola (springtail)
seringkali merupakan bentuk-bentuk yang paling banyak tetap tinggal dalam tanah.
Collembola merupakan Artropoda penghuni tanah dan serasah terbanyak. Collembola tanah
sebagai satu contoh komunitas organisme yang sebagian besar siklus kehidupannya
dihabiskan di tanah (baik dibagian atas/permukaan maupun bagian lebih dalam) mempunyai
fungsi vital sebagai subsistem konsumen dan subsistem dekomposisi (Suhardjono et al,
2012).
. Hal tersebut diperkuat oleh Suhardjono (2012) bahwa sebagian besar Collembola hidup
pada habitat yang berkaitan dengan tanah seperti di dalam tanah,permukaan tanah, dan
serasah yang membusukserta berperan sebagai pengendali penyakit tanamanakibat jamur,
hama tanaman, perombak bahanorganik, penyumbang ekosistem, indikator hayatidan
pengurai bahan beracun.Peran Collembola yang paling terkenal adalah sebagai perombak
bahan organik, walaupun perannya tidak langsung di dalam ekosistem tanah namun dengan
meningkatnya aktivitas Collembola maka akan terjadi peningkatan bahan organik yang
dirombak dan pelepasan ammonium serta peningkatan mineralisasi N dan hara . Hasil
penelitian Chamberlain (2006) menunjukkan bahwa Collembola berperan terhadap
translokasi C dari serasah ke dalam tanah dan merubah komposisi bahan organik tanah serta
meningkatkan transfer C ke komunitas mikrobatanah.
Kemudian dapat terlihat dari tabel 1.mengenai indeks keragaman dan indeks kesamaan
yang dihitung. Indeks kesamaan di bukit teletubis relatif cukup tinggi dibanding dengan
lokasi sampling lainnya, yaitu 0.9 , 0.8, 0.76 dan 1,44, dengan rasio 1,54, hal ini menunjukan
tingkat kesamaaan antara beberapa komunitas yang dipelajari dan dibandingkan komposisi
dan struktur komunitasnya realtif sama.

IV. Kesimpulan

Dari pratikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa tingkat


kenekaragaman fauna tanah dibeberapa tempat sekitar kampus Universitas Kristen Satya
Wacana berbeda-beda, yang dapat dilihat melalui indeks keragaman Margalef, Shannon dan
Simpson.Tingkat keanekaragaman fauna tanah tertinggi berada diLokasi sampling taman
gedung C,dengan jumlah speises 10 spesies dan yang paling banyak ditemukan ialah
Collembola. Keberadaan speisies tersebut menjadi faktor kesuburan tanah, dimana perannya
sebagai perombak bahan organik. Tingkat keanekaragaman fauna tanah dipengaruhi oleh
penggunaan tanah, kondisi tanah, jenis vegetasi dan faktor lingkungan (abiotik dan biotik).
Sedangankan tingkat kesamaan fauna tanah dari keempat lokasi sampling, indeks
tertingginya berada di bukit teletubis dengan rasio 1,54.

V. Daftar Pustaka

Anwar, K.E, R.C.B. Ginting.2013. Mengenal Fauna Tanah Dan Cara Identifikasinya. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta : IAARD Press
Chamberlain, P.M., Mc Namara, N.P., Chaplow, J.,Stott, A.W., dan Black, H.I.J. 2006.Translocation
of Surface Litter Carbon into Soil by Collembola. J.Soil Biology and Biochemistry
Fachrul, M. F. 2012. Metode Sampling Bioekologi. Edisi I Cetakan III. Jakarta: Bumi Aksara.
Hanafiah, K.A. 2013. Dasar-Dasar Imu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nusroh, Zaidatun. 2007. Studi Diversitas Makrofauna Tanah di Bawah Beberapa Tanaman Palawija
yang Berbeda di Lahan Kering pada Saat Musim Penghujan. Jurnal Penelitian UNS: Surakarta.
Peritika, M. Z. 2010. Keanekaragaman Makrofauna Tanah pada Berbagai Pola Agroforestri Lahan
Miring di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Surakarta: Jurusan Biologi. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret.
Putra, Muhammad.. 2012. Makrofauna Tanah Pada Ultisol di Bawah Tegakan Berbagai Umur
Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Jurnal Penelitian UNRI: Riau.
Rahmawati, D. A. 2012. Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Penggunaan Pupuk
Organik (Studi Kasus Pada Petani Jagung di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan). Malang: Program Studi Agribisnis. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas
Pertanian. Universitas Brawijaya.
Sugiyarto, Uteni Wulandari, Wiryanto. 2005. Pengaruh Keanekaragaman Mesofauna dan
Makrofauna Tanah terhadap Dekomposisi Bahan Organik Tanaman di Bawah Tegakan Sengon
(Paraserianthes falcataria). Bioteknologi 4
Sugiyarto. 2000. Keanekaragaman Makrofauna Tanah pada Berbagai Umur Tegakan Sengondi RPH
Jatirejo, Kabupaten Kediri. Biodiversitas. 1
Sugiyarto., Efendi. M., Mahajoeno. E., Sugito. Y., Handayanto. E., Agustina. L. 2007. Preferensi
Berbagai Jenis Makrofauna Tanah terhadap Sisa Bahan Tanaman pada Intensitas
Cahaya Berbeda. Biodiversitas, 7
Suhardjono, Y. R. 2012. Arthropoda Tanah, Artinya Bagi Tanah, Makalah pada Kongres dan
Simposium Entomologi V, Bandung 24-26 Juni 1997. Hal:10.
Untung, K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Lampiran
Identifikasi Spesies-spesies di lokasi sampling
Taman Gedung C

Collembola
Lumbricusterrestris Cheliferconcroides (Isotomaviridis)

Collembola
(Paronellidae) Chromogasterovalis Acarina (Mesostigmata)

Odontoponeradenticulat
Varroajacobsoni Neelipleona a

Oligochaeta
(Wenigborster)
Hymenoptera Lumbricus Terrestris Rinotermitedae
Sumber :Firmansyah et al.
2014

Serritermitidae Larva Ritotermitidae Reticulitermes

Belakang Gedung FSM


Daftar Pustaka :
Firmansyah et al. 2014. Karakterisasi Populasi dan Potensi cacing Tanah Untuk Pakan
Ternak Dri Tepi Sungai Kahayan dan Barito. BPTP Kalimantan Tengah : Balai Penelitian
Tanah.

Taman Depan Gedung A-B

Oechophylla Colembolla Acar


Folsomina Ascaris lumbricoides Strongylida

Bukit Teletubis

Tetramorium caespitum Isotoma viridis Ephemerellidae

Euxoa auxiliaris grate Termites (young worker) Liacaridae

Rhipicepalus sanguineus

Anda mungkin juga menyukai