I. Pendahuluan
Fauna tanah merupakan organisme yang sebagian besar atau seluruh hidunya dihabiskan
di dalam tanah (anwar dan ginting,2013).Berdasarkan ukuran tubuhnya, fauna tanah dibagi
menjadi mikrofauna, mesofauna, makrofauna, dan megafauna. Mikrofauna adalah hewan yang
mempunyai ukuran tubuhnya berkisar dari 0,2 mm, contohnya Protozoa, Nematoda yang
menjadi mikropredator bagi mikroorganisme lain serta menjadi parasit pada tanaman. Mesofauna
adalah hewan yang mempunyai ukuran tubuh berkisar antara 0,2 –2 mm, contohnya adalah
Mikroarthropoda, Collembola, Acarina, Termintes, Olgochaeta, dan Ecnchytraeidae yang
menjadi pengurai utama seresah atau bahan organik lain. Makrofauna adalah hewan yang
mempunyai ukuran tubuhnya berkisar antara 2 –20 mm, yang terdiri dari hebivora (pemakan
tanaman), dan karnivor (pemakan hewan kecil). Contohnya Arthropoda yaitu Crustacea seperti
kepiting, Chilopoda seperti kelabang, Diplopoda kaki seribu, Arachnida seperti labalaba,
kalajengking, dan serangga (insecta), seperti kelabang, kumbang, rayap, lalat, jangkrik, lebah,
semut, serta hewan-hewan kecil lain yang bersarang dalam tanah. Megafauna adalah hewan yang
mempunyai ukuran tubuhnya berkisar antara 20 –200 mm, contohnya adalah Megascolicidae,
insectivore atau invertebrata besar lainnya yang dapat mengubah struktur tanah akibat
pergerakan dan perilaku makan (Hanafiah, 2007)
Fauna tanah merupakan indikator yang paling sensitif terhadap perubahan dalam
penggunaan lahan, sehingga dapat digunakan untuk menduga kualitas lahan. Dalam menjalankan
aktivitas hidupnya, fauna tanah memerlukan persyaratan tertentu. Keberadaan fauna tanah sangat
dipengaruhi oleh kondisi tanah, salah satunya adalah adanya bahan organik dalam tanah (Putra,
2012). Fauna tanah sebagai perombak bahan organik sangat menentukan ketersediaan hara dalam
menyuburkan tanah. Salah satu fauna tanah yang dapat dijadikan bioindikator adalah makrofauna
tanah. Masing-masing biota tanah mempunyai fungsi yang khusus dan mempunyai fungsi
ekologis yang khusus (Paritika, 2010). Setiap kelompok fauna tanah dapat dijadikan bioindikator
karena keberadaan fauna tanah sangat bergantung dengan faktor biotik dan abiotik tanah
(Sugiyarto, 2005). Keanekaragaman suatu hewan juga dipengaruhi oleh adanya bahan kimia
berbahaya dalam tanah, bahan kimia berdampak negatif pada keseimbangan ekosistem (Untung,
2006). Bahan kimia dapat menimbulkan berbagai permasalahan salah satunya menyebabkan
kepunahan pada jenis-jenis makrofauna tanah tertentu yang berdampak pada kurangnya
keanekaragaman jenis makrofauna tanah yang ada di ekosistem Rahmawati (2012).
Keanekaragaman dapat dikaji melalui indeks keanekaragmn dan indek kesamaan. Untuk
menegetahui tingkat keragaman dan digunakan indeks margalef, shanon, simpson. Sedangakan
untuik menegetahui indeks kesamaan digunakan indeks Sheldon, heip, dan Hill. Perhitungan
tentang indeks keanekaragaman bertujuan untuk mengetahui derajat keanekaragaman suatu
komunitas jenis makrofauna dan untuk mempelajari pengaruh gangguan-gangguan faktor-faktor
lingkunganatau abiotik terhadap komunitas (Fachrul,2012).
Pratikum ini bertujuan untuk mengetahui keanekragaman fauna tanah diekosistem
kampus Universitas Kristen Satya Wacana, serta mengetahui fungsi dari keanekragam fauna
tanah tersebut terhadap keberlangsungan ekosistem sekitar. Selain itu juga untuk melatih
keterampilan dalam mengitung indeks keragaman dan kesamaan berdasarkan data hasil
pengmatan yang dilakukan.
Tabel 5. Indeks keragaman fauna tanah di taman gedung C, bukit teletubis, belakang gedung
FSM, dan depan gedung A &B
LOKASI
Parameter Taman Bukit Belakang Depan
Gedung C Teletubis Gedung FSM Gedung A&B
NO 10 7 6 6
R1 3,075 2,076 1,9 1,895
R2 2,294 1,65 1,6 1,604
Λ 0,129 0,124 0,16 0,319
H' 2,014 1,72 1,57 1,352
N1 7,493 5,58 4,8 3,889
N2 7,752 8,06 6,25 3,138
E1 0,875 0.9 0,87 0,754
E2 0,749 0,8 0,8 0,648
E3 0,721 0,76 0,76 0,578
E4 1,035 1,44 1,3 0,807
E5 1,04 1,54 1,38 0,74
B. Pembahasan
IV. Kesimpulan
V. Daftar Pustaka
Anwar, K.E, R.C.B. Ginting.2013. Mengenal Fauna Tanah Dan Cara Identifikasinya. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta : IAARD Press
Chamberlain, P.M., Mc Namara, N.P., Chaplow, J.,Stott, A.W., dan Black, H.I.J. 2006.Translocation
of Surface Litter Carbon into Soil by Collembola. J.Soil Biology and Biochemistry
Fachrul, M. F. 2012. Metode Sampling Bioekologi. Edisi I Cetakan III. Jakarta: Bumi Aksara.
Hanafiah, K.A. 2013. Dasar-Dasar Imu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nusroh, Zaidatun. 2007. Studi Diversitas Makrofauna Tanah di Bawah Beberapa Tanaman Palawija
yang Berbeda di Lahan Kering pada Saat Musim Penghujan. Jurnal Penelitian UNS: Surakarta.
Peritika, M. Z. 2010. Keanekaragaman Makrofauna Tanah pada Berbagai Pola Agroforestri Lahan
Miring di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Surakarta: Jurusan Biologi. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret.
Putra, Muhammad.. 2012. Makrofauna Tanah Pada Ultisol di Bawah Tegakan Berbagai Umur
Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Jurnal Penelitian UNRI: Riau.
Rahmawati, D. A. 2012. Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Penggunaan Pupuk
Organik (Studi Kasus Pada Petani Jagung di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan). Malang: Program Studi Agribisnis. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas
Pertanian. Universitas Brawijaya.
Sugiyarto, Uteni Wulandari, Wiryanto. 2005. Pengaruh Keanekaragaman Mesofauna dan
Makrofauna Tanah terhadap Dekomposisi Bahan Organik Tanaman di Bawah Tegakan Sengon
(Paraserianthes falcataria). Bioteknologi 4
Sugiyarto. 2000. Keanekaragaman Makrofauna Tanah pada Berbagai Umur Tegakan Sengondi RPH
Jatirejo, Kabupaten Kediri. Biodiversitas. 1
Sugiyarto., Efendi. M., Mahajoeno. E., Sugito. Y., Handayanto. E., Agustina. L. 2007. Preferensi
Berbagai Jenis Makrofauna Tanah terhadap Sisa Bahan Tanaman pada Intensitas
Cahaya Berbeda. Biodiversitas, 7
Suhardjono, Y. R. 2012. Arthropoda Tanah, Artinya Bagi Tanah, Makalah pada Kongres dan
Simposium Entomologi V, Bandung 24-26 Juni 1997. Hal:10.
Untung, K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Lampiran
Identifikasi Spesies-spesies di lokasi sampling
Taman Gedung C
Collembola
Lumbricusterrestris Cheliferconcroides (Isotomaviridis)
Collembola
(Paronellidae) Chromogasterovalis Acarina (Mesostigmata)
Odontoponeradenticulat
Varroajacobsoni Neelipleona a
Oligochaeta
(Wenigborster)
Hymenoptera Lumbricus Terrestris Rinotermitedae
Sumber :Firmansyah et al.
2014
Bukit Teletubis
Rhipicepalus sanguineus