Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pengendalian Hama Hayati, Bologi FMIPA, Universitas Mulawarman

17 April 2022, Samarinda, Indonesia

Identifikasi Jenis Serangga Yang Didapat Dengan Menggunakan Metode Pitfall Trap, Yellow
Trap Dan Pengamatan Langsung
 
Eli Karyani1, Fella Anggraini1, Mutiara Desma Auliya Ramadhanty1, Muhammad Farel Hidayat1,
Rabi’atul Adawiyah1,  Vida Gavrila Hutauruk1 , Wafif Azizah2.

 
1
Laboratorium Ekologi dan Sistematika Hewan Program Studi Biologi
2
Program Studi Biologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman

ABSTRAK
Serangga merupakan salah satu jenih hewan yang dapat hidup di berbagai habitat, salah satunya di
atas permukaan tanah. Sebagian besar serangga menghabiskan siklus hidupnya di atas permukaan
tanah. Serangga memiliki beragam peram dalam ekosistem tanah, seperti dekomposer, herbivor atau
yang bersifat hama, detritivor, dan predator. Beberapa jenis serangga tanah juga dapat berperan
sebagai bioindikator karena sensitif terhadap perubahan pada kondisi lingkungan tanah. Alat
percobaan ini alat yang digunakan adalah sweeping net, dissecting set, penggaris, toolbox, jarum,
buku identifikasi, kamera, botol bekas, dan alat tulis. Bahan bahan yang digunakan adalah
styrofoam, Capung Sambar Karmizi (Orthetrum testaceum) dan kertas segitiga, Alkohol 70%, air,
dan air gula.

Kata kunci: Capung, Hama Semut, Odonata, Hama, Insecta, Predator

1. Pendahuluan
Serangga merupakan salah satu jenih lain di aiw tawar, tanah, lumpur, sisa-
hewan yang dapat hidup di berbagai habitat, sisa organisme serta parasit pada
salah satunya di atas permukaan tanah. berbagai macam tumbuhan dan hewan
Sebagian besar serangga menghabiskan siklus (Rosniar, 2019).
hidupnya di atas permukaan tanah. Serangga Metode sampling merupakan
memiliki beragam peram dalam ekosistem sebuah cara yang dilakukan untuk
tanah, seperti dekomposer, herbivor atau yang mendapatkan sampel. Sampel yang
bersifat hama, detritivor, dan predator. didapatkan dengan metode sampling
Beberapa jenis serangga tanah juga dapat dapat berupa hewan. Salah satu
berperan sebagai bioindikator karena sensitif metode sampling yang dilakukan
terhadap perubahan pada kondisi lingkungan untuk pengangkapan hewan dengan
tanah (Larasati, 2016). menggunakan perangkap yaitu metode
Kehidupan serangga dapat sampling pitfall trap. Pitfall trap
dipengaruhi oleh habitat dan sumber merupakan perangkap sederhana yang
makanannya. Serangga dapat hidup digunakan untuk menjerat organisme
pada hampir seluruh habitat, antara yang memiliki habitat di permukaan

Korespondensi: fellaanggraini5579@gmail.com
bioprospek@fmipa .unmul.ac.id
tanah atau pada bagian serasah. Prinsip diperoleh dengan menggunakan pitfall
dari perangkap ini yaitu hewan yang trap dan untuk mengetahui peran
berkeliaran pada permukaan tanah atau serangga yang diperoleh di
secara kebetulan melalui perangkap lingkungan.
akan terjatuh ke dalam pernagkap 2. Metode Penelitian
yang telah dipasang (Yusron, 2015). Waktu dan tempat
Pitfall trap umumnya terdiri dari Pengambilan sampel serangga
piring atau gelas kecil yang predator dilaksanakan pada hari
dibenamkan d dalam tanah dengan Selasa, 11 Mei 2022 di halaman
permukaan tanah yang sejajar dengan Rumah bertepat di Sungai Kapih,
ujung atas dari bibir gelas. Media yang Samarinda, Kalimantan Timur.
digunakan kemudian diisi dengan Alat dan Bahan
cairan pembunuh seperti alkohol atau Alat  
etilen alkohol. Pada bagian atas gelas Pada percobaan ini alat yang
sebaiknya diletakkan penutup atau digunakan adalah sweeping net,
cover untuk mencegah masukknya air dissecting set, penggaris, toolbox,
hujan atau vertebrata kecil yang dapat jarum, buku identifikasi, kamera, botol
masuk ke dalam perangkap. Metode bekas, dan alat tulis.
sampling menggunakan pitfall trap Bahan
umum digunakan untuk menjebak Pada praktikum ini bahan yang
serangga yang aktif hidup di digunakan adalah styrofoam, Capung
permukaan tanah, baik bagi serangga Sambar Karmizi (Orthetrum
diurnal maupun serangga nokturnal testaceum) dan kertas segitiga,
(Yusron, 2015). Alkohol 70%, air, dan air gula.
Oleh karena itu, dilakukan
praktikum ini dengan tujuan untuk 3. Hasil dan Pembahasan
mengetahui jenis serangga tanah yang

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Pengambilan Sampel Menggunakan Perangkap Jebakan (Pitfall)

Gambar Keterangan

1. Abdomen
2. Kepala
Capung 3. Sayap depan
Sambar 4. Sayap belakang
Karmizi 5. Mata
(Orthetru
m
testaceum)

Korespondensi: fellaanggraini5579@gmail.com
bioprospek@fmipa .unmul.ac.id
1. Abdomen
2. Kepala
3. Sayap depan
4. Sayap belakang
Kumbang 5. Mata
Tanah
(Calosoma
sp)

1. Abdomen
2. Kepala
3. Sayap depan
4. Sayap belakang
5. Mata
Semut
(Salenopsis
invicta)

1. Abdomen
2. Kepala
3. Sayap depan
4. Sayap belakang
5. Mata
Semut
(Delichoderu
s thoracicus)

3.2 Perhitungan
rumus Shannon-Weiner sebagai berikut:
H` = -Σ i=1 Pi ln Pi
s

Diketahui :
1
1. Dolichoderus thoracicus =1=
12
10
2. Salenopsis invicta = 10 =
12
1
3. Calosoma sp. = 1 =
12

Korespondensi: fellaanggraini5579@gmail.com
bioprospek@fmipa .unmul.ac.id
Perhitungan:
H` = -Σsi=1 Pi ln Pi
1 1 10 10 1 1
H` = -Σ ln + ln + ln
12 12 12 12 12 12
H` = -Σ (0,83) ln (0,83) + (0,77) ln (0,77) + (0,83) ln (0,83)
H` = -Σ(-0,37) + (-0,53)+(-0,37)
H` = 1,26
H`>1 = Indeks keragaman tinggi.

Selanjutnya, di analisis kelimpahan jenis serangga menggunakan rumus sebagai berikut:


N= eH`
N = eH`
N = (2,484907)(1,26)
N = 3,130982
Semut merupakan serangga yang memiliki peranan sebagai predator alami, secara tidak
keanekaragaman cukup tinggi,dengan semua langsung peranan ini sangat menguntungkan
anggota semut masuk dalam family petani, sebab serangga berperan sebagai
formicidae, keberadaan serangga ini sangat predator merupakan musuh alami pada hama.
melimpah serta memiliki peranan penting Pengendalian hama dapat dilakukan dengan
dalam ekosistem, baik secara langsung memanfaatkan serangga yang berperan
maupun tidak langsung (khoo,1990). sebagai predator dan musuh alami (Rosniar,
Dengan klasifikasi sebagai berikut 2019). Adapun klasifikasi dari Kumbang
Kingdom : Animalia Tanah sebagai berikut :
Filum : Arthropoda Kingdom : Animalia
Kelas : Hexapoda Filum : Arthropoda
Ordo : Hymenopter Kelas : Insekta
Famili : Formicidae Ordo : Coleoptera
Genus : Dolichoderus Famili : Carabidae
Spesies : Dolichoderus thoracicus Genus : Calosoma
(Kalshoven,1981). Spesies : Calosoma sp
Karakteristik dari serangga ini adalah (Latreille, 1802)
kepala berbentuk oval, memiliki satu segmen Capung termasuk kedalam kelas insecta
petiol yang terletak antara alitrunk dang aster, yang memiliki ciri-ciri utama kepala (chepal),
permukaan gaster licin,tana memiliki sting dan dada (thorax) dan perut (abdomen) capung
ujung gaster, memiliki celah dan membulat, memiliki kepala yang relatif lebih besar jika
memiliki abdomen yang berwarna hitam, dibandingkan dengan lebar tubuhnya, bentuk
memiliki 3 pasang kaki, tidak memiliki kepala membulat ke samping dengan bagian
antennal scrobe, dan propodeum tidak belakang berlekuk ke dalam. Bagian yang
memiliki duri (Hashimotyo, Y, 2003). paling mencolok pada kepala adalah kedua
Serangga mempunyai peranan penting mata majemuk yang besar dan terdiri dari
dalam hubungan dengan tanaman yang berupa mata yang kecil. Terdapat antena yang halus
hubungan mutualisme ataupun parasifik pada seperti benang di bagian kepala, bagian perut
mutualisme serangga ataupun tanaman masih terdiri atas 3 bagian yaitu ptotoraks,
akan memperoleh keuntungan. Sebagian besar metatoraks dan mesotoraks. Kaki pada capung
serangga juga dapat merugikan petani dalam berfungsi untuk berdiri dan menangkap
memangsa tumbuhan khususnya tumbuhan mangsa, sayap capung memiliki bentuk
yang dibudidayakan. Serangga memiliki melonjong atau memanjang, transparan

Korespondensi: fellaanggraini5579@gmail.com
bioprospek@fmipa .unmul.ac.id
(Mubrak,2021). Tubuh capung tidak berbeda 4. Kesimpulan
dari tubuh serangga lainnya. tubuh capung Berdasarkan pengamatan yang telah
terdiri atas tiga bagian utama yaitu kepala, dilakukan didapatkan hasil dengan
dada, dan perut. Kepala terdapat sepasang menggunakan metode Pitfall trap, yellow trap,
mata majemuk yang berukuran besar dan dan juga pengamatan langsung didapatkan
tampak menonjol. Tubuh dilengkapi dengan hasil berupa semut (Dolichoderus thoracicus
dua pasang sayap transparan yang berfungsi dan Salenopsis invicta), kumbang tanah
untuk terbang (Triana, 2016). Calosoma sp., dan capung merah Orthetrum
Capung memiliki siklus hidup pruinosum.
bermetamorfosis tidak sempurna tahapan pada
perkembangannya adalah telur, larva (nimfa),
dan dewasa. telur akan berada di dalam dasar Daftar Pustaka
perairan atau diletakkan pada tanaman air Hashimoto, Y. 2003. Identification Guide To
selama 5-40 hari, kemudian nimfa capung The Ant Subfamili of Borneo. Tools
memiliki insang yang berfungsi untuk organ for Monitoring Soil Biodiversity in
pernafasan, dengan masa perkembangan 35- The ASEAN Region.
108 hari. kemudian nimfa yang tumbuh Khoo. Y. H. 1990. A note on the Formicidae
merayap keluar air, dan berada di daerah (Hymenoptera) from Pitfall traps at
bebatuan atau batang tumbuhan, ketika nimfa Ulu Kinchin, Pahang, Malaysia.
siap dewasa maka nimfa tersebut akan Malayan Nature Journal 43: 290-293.
berganti kulit dan keluar menjadi dewasa Larasati, Wiatri. 2016. Struktur Komunitas
dengan ukuran sepenuhnya dalam waktu Mikroarthropoda Tanah di Lahan
setengah jam (Pamungkas, dan Ridwan, Penambangan Galian Rowosari
2015). Nimfa pada capung menjadi predator Kecamatan Tembalang Semarang.
bagi protozoa, larva nyamuk, ikan kecil, Jurnal Biologi. Vol 5 (1) : 15-23.
crustacea yang berukuran kecil dan hewan- Pamungkas, D.W. dan Ridwan, M. 2015.
hewan kecil lainnya sedangkan imago capung Keragaman jenis capung dan capung jarum
akan memangsa jenis serangga kutu daun, (Odonata) di beberapa sumber air di
wereng, walang sangit, nyamuk dan lalat Magetan, Jawa Timur. PROS. Seminar
(Setyo, 2014). Adapun klasifikasi dari capung Nasional Masyarakat Biodiversiti
merah sebagai berikut : Indonesia.1:6.
Kingdom : Animalia Rosniar, Nani., Perdana, Ilham., Farissi,
Filum : Arthropoda Hamama, S. 2019. Klasifikasi Jenis
Kelas : Insekta Serangga dan Peranannya Pada
Ordo : Odonata Tanaman Kopi di Kampung Kenawat-
Famili : Libellulidae Bener Meriah. Semdi Unaya. Vol 3 (1)
Genus : Calosoma : 264-272.
Spesies : Orthetrum pruinosum Triana., Satriyo, Gumilang, R. 2016. Warta
(Burmeister, 1839) Konservasi Lahan Basah. Wetlands
Berdasarkan pengamatan yang telah internasional. Vol. 24 (1).
dilakukan didapatkan hasil dengan Yusron, A. N. 2015. Keanekaragaman
menggunakan metode Pitfall trap, yellow trap, Mikrofauna Tanah Daerah Pertanian
dan juga pengamatan langsung didapatkan Apel Semi Organik Dan Pertanian
hasil berupa semut (Dolichoderus thoracicus Apel Semi Non Organik Kecamatan
dan Salenopsis invicta), kumbang tanah Kota Bumi Aji Batu Sebagai Bahan
Calosoma sp., dan capung merah Orthetrum Ajar Biologi. Jurnal Pendidikan
pruinosum. Biologi Indoesia, Vol.1 (2) hal: 178-
187.

Korespondensi: fellaanggraini5579@gmail.com
bioprospek@fmipa .unmul.ac.id

Anda mungkin juga menyukai