Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAMATAN HAMA DAN MUSUH ALAMI

OLEH
SITI RIKAYANTI
201853002

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2021
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Terdapat banyak serangga yang menghuni permukaan bumi termasuk filum


Arthropoda. Serangga ada yang merugikan dan ada juga yang menguntungkan manusia.
Serangga yang merugikan disebut dengan hama, dan yang menguntungkan sebagai serangga
penyerbuk dan musuh alami hama itu sendiri (Asikin, 2012). Musuh alami itu sendiri bukan
hanya serangga, tetapi juga hewan yang dapat mengganggu atau bahkan membunuh hama.
Pada praktikum ini akan mengamati beberapa hama dan musuh alami yang terdapat pada
suatu lahan.

Serangga dapat menjadi hama sebenarnya akibat persepsi manusia. Manusialah yang
menempatkan suatu jenis serangga dalam kategori hama, baik secara permanen maupun
secara temporal. Manusia menyebut sebagian jenis serangga sebagai hama karena manusia
berkompetisi dengan serangga. Namun tidak semua serangga adalah hama. Dalam pertanian
serangga juga sangat bermanfaat sebagai musuh alami. Musuh alami adalah organisme yang
ditemukan di alam yang dapat membunuh serangga sekaligus, melemahkan serangga,
sehingga dapat mengakibatkan kematian pada serangga, dan mengurangi fase reproduktif dari
serangga. Musuh alami biasanya mengurangi jumlah populasi serangga, inang atau
pemangsa, dengan memakan individu serangga.

Sebuah buku menyatakan bahwa musuh alami adalah cara yang tepat untuk
menurunkan atau mengendalikan populasi hama. Hal ini dikarekan sifatnya yang bergantung
pada jumlah populasi hama itu sendiri (Maysaroh, 2014). Oleh karena itu praktikum ini
dilakukan guna mengetahui hama dan musuh alami.

Tujuan

Tujuan dati praktikum ini yaitu:


1. Melakukan pengamatan populasi hama sesuai teknik/metode pengamatan OPT.

2. Membedakan antara organisme bukan hama atau yang berperan sebagai musuh alami
dan organisme yang berperan sebagai hama atau yang berpotensi menjadi hama.

3. Meramalkan tingkat kerusakannya serta membuat pelaporan hama dalam pengambilan


keputusan tindakan pengendalian.

1|Laporan Praktikum PHT


METODE PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu

Praktikum dilaksanakan di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Hendrison Inti Persada,


Distrik Klamono, Kabupaten Sorong, Papua Barat. Dan dilaksanakan pada hari Rabu, 03
Maret 2021.

Prosedur Kerja

A. Alat dan Bahan


1. Lahan pertanian,
2. Alat tulis menulis,
3. Botol penyimpan,
4. Alat-alat pengumpul serangga,
5. Alkohol 70%,
6. Patok kayu,
7. Tali rafia,
8. Jala ayun
B. Cara Kerja
1. Pilihlah lahan yang akan diamati, dan tetapkan 20 – 25 sampel tanaman secara acak
2. Amati jenis hama dengan metode mutlak, yaitu amati secara langsung pada individu-
individu serangga (telur, larva, imago) yang ditemukan pada setiap unit sampel
(tanaman) pada saat itu juga, dan hitung jumlahnya.
3. Amati hama dengan metode nisbi, yaitu dengan menggunakan jala ayun. Ayunkan
jala di bagian pucuk tanaman sebanyak 10 kali (lima kali ke kiri dan lima kali ke
kanan), kumpulkan organisme yang tertangkap dan pindahkan ke dalam kantung
plastik untuk pengamatan selanjutnya.
4. Dari masing-masing sampel yang dikumpulkan pada langkah 2 dan langkah 3,
pisahkan organisme yang berstatus Hama, Musuh Alami, dan organisme lain. Catat
jumlah masing-masing dalam lembar pengamatan (Tabel 1 dan Tabel 2).

2|Laporan Praktikum PHT


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berikut adalah hasil pengamatan terhadap kelompok organisme yang dilakukan di


lahan perkebunan kelapa sawit Distrik Klamono Kabupaten Sorong:
Tabel 1. Hasil pengamatan kelompok organisme
Kelompok Organisme Nama Organisme Jumlah (Rata-rata)
1. Semut api (Soleonopsisi) 12
2. Semut kebun hitam (Lasius
20
niger)
3. Semut api kecil (Wasmannia
46
auropunctata)
4. Kupu-kupu (Rhopalocera) 5
5. Kepik coklat (Riptortus
Kelompok Serangga (Insekta) 15
linearis)
6. Capung merah (Crocothemis
4
servilia)
7. Belalang Menara
18
(Pyrgomorphidae)
8. Belalang kayu (Valanga
35
nigricornis)
1. Laba-laba merah 13
Kelompok Laba-Laba
2. Laba-laba kuning hitam
(Arachnida) 14
kecil
Reptilia :
Kelompok Organisme Lainnya 1. Kadal coklat (Euthropis 5
rudis)

Jumlah Total 187

Tabel 2. Status organisme


Status Organisme Nama Organisme Jumlah Persentase (%)
1. Semut api (Soleonopsisi) 12 14,1%
2. Kupu-kupu (Rhopalocera) 5 5,9%
3. Kepik coklat (Riptortus
linearis) 15 17,6%

Hama 4. Belalang menara


(Pyrgomorphidae) 18 21,2%

5. Belalang kayu (Valanga


nigricornis) 35 41,2%

Total 85 45%
1. Semut kebun hitam (Lasius
Musuh Alami niger) 20 19,6%

3|Laporan Praktikum PHT


2. Semut api kecil (Wasmannia
auropunctata) 46 45,1%

3. Capung merah (Crocothemis


servilia) 4 3,9%

4. Laba-laba merah 13 12,7%


5. Laba-laba kuning hitam kecil
14 13,7%

6. Kadal coklat (Euthropis rudis)


5 4,9%

Total 102 54%


Jumlah Total 187

Tabel 3. Intensitas serangan hama


Jumlah Tanaman, Rumpun atau Bagian Tanaman Keterangan
No.
Sampel Rusak atau Terserang Sehat atau Tidak Terserang

1. √
2. √
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
8. √
9. √
10. √
11. √
12. √
13. √
14. √
15. √
16. √
17. √
18. √
19. √
20. √
Total 5 15

4|Laporan Praktikum PHT


Intensitas serangan hama:
N = Jumlah sampel tanaman atau bagian tanaman yang diamati = 20
n = Jumlah sampal tanaman atau bagian tanaman yang rusak =5
n
Perhitungan : IS = ------- x 100%
N
Intensitas serangan hama pada tanaman kelapa sawit:
n
IS = ------- x 100%
N

5
IS = ------- x 100%
20
= 0,25 x 100% = 25%
Jadi, intensitas serangan hama pada tanaman kelapa sawit yaitu 25%.
Sehingga, kategori kerusakan hama adalah kerusakan ringan dengan nilai IS yaitu 25%.

Pembahasan

Musuh alami adalah organisme yang ditemukan di alam yang dapat membunuh
serangga sekaligus, melemahkan serangga, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada
serangga, dan mengurangi fase reproduktif dari serangga. Musuh alami biasanya mengurangi
jumlah populasi serangga, inang atau pemangsa, dengan memakan individu serangga. Musuh
alami sebagai faktor pengendali secara alami terhadap OPT (hama) sangat diperlukan
keberadaanya di dalam ekosistem atau agroekosistem. Disini jelas bahwa musuh alami
berpotensi dalam mengendalikan hama.

Dari hasil pengamatan, diperoleh bahwa hama yang telah menyerang tanaman kelapa
sawit di Distrik Klamono Kabupaten sorong memiliki intensitas serangan 25%. Dengan
kategori kerusakan ringan. Persentase kehadiran hama di lapangan lebih rendah bila
dibandingkan dengan persentase kehadiran musuh alami. Maka, kehadiran musuh alamilah
yang lebih tinggi. Sehingga hama dapat dikendalikan oleh kehadiran musuh alami tersebut.
Menurut O’Neil, et al. dalam Maredia, et al. (2003), apabila musuh alami mampu berperan

5|Laporan Praktikum PHT


sebagai pemangsa secara optimal sejak awal, maka populasi hama dapat berada pada
tingkatan equilibrium position atau fluktuasi populasi hama dan musuh alami menjadi
seimbang sehingga tidak terjadi peledakan hama.

Kemampuan musuh-musuh alami sebenarnya mampu mengendalikan lebih dari 99%


serangga agar tetap berada pada jumlah yang tidak merugikan, sehingga Pengendalian Hama
Terpadu (PHT) secara sengaja mendayagunakan dan memperkuat peranan musuh alami
sebagai pengendali ledakan populasi serangga (Marwoto, et al. 1991).

KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah terdapat beberapa hama diantaranya yaitu semut
api (Soleonopsisi), kupu-kupu (Rhopalocera), kepik coklat (Riptortus linearis), belalang
menara (Acrida turrida), dan belalang kayu (Valanga nigricornis). Sedangkan, musuh alami
yaitu semut kebun hitam (Lasius niger), semut api kecil (Wasmannia auropunctata), capung
merah (Crocothemis servilia), laba-laba merah, laba-laba kuning hitam kecil, dan kadal
coklat (Euthropis rudis).

Persentase hama lebih rendah bila dibandingkan dengan persentase musuh alami.
Sehingga, Musuh alami dapat menurunkan atau mengendalikan populasi hama.karena musuh
alami bersifat sebagai predator.

DAFTAR PUSTAKA

Asikin, S. (2012). SERANGGA DAN SERANGGA MUSUH ALAMI YANG


BERASOSIASI PADA TUMBUHAN LIAR DOMINAN DI LAHAN RAWA
PASANG SURUT. Jurnal Entamol Indon, Vol. 1, No. 2, Hlm. 24 - 30.
Maysaroh, W. (2014). Pemanfaatan Tumbuhan Liar Dalam Pengendalian Hayati. Malang:
UB Press.
Maredia, K.M., Dakouo, D., and MotaSanchez, D. 2003. Integrated pest management in the
global area. USA: CABI Publishing.
Marwoto, Wahyuni, E., dan Neering, K.E. 1991. Pengelolaan pestisida dalam pengendalian
hama kedelai secara terpadu. Malang: Departeman Pertanian.

6|Laporan Praktikum PHT


LAMPIRAN

Gambar 1. Lokasi perkebunan kelapa sawit

Gambar 2. Beberapa organisme

Gambar 3. Pengamatan

7|Laporan Praktikum PHT

Anda mungkin juga menyukai