Anda di halaman 1dari 38

Metodologi Aspek Hama Penyakit

A. Biodiversitas Arthropoda
1. Alat dan Bahan
a. Alat
 Yellow trap : Sebagai perangkap bagi serangga
 Pit fall : Sebagai perangkap bagi serangga
 Sweep net : Untuk menangkap serangga
 Kapas : Untuk meletakkan arthropoda yang didapatkan
 Plastik klip : Untuk menyimpam arthropoda yang didapatkan
 Kertas label : Untuk memberikan tanda pada sampel
 Alat tulis : Untuk mencatat hasil pengamatan
 Kamera : Untuk dokumentasi
b. Bahan
 Air & detergen : Sebagai bahan untuk perangkap dalam pitfall
 Alkohol 70% : Untuk membius serangga
2. Cara Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Menangkap serangga menggunakan sweep net


pada lokasi yang telah ditentukan

Semua serangga yang tertangkap pada sweep net dikumpulkan dan ke plastik
yang sebelum dimasukkan serangga terlebih dahulu diberi kapas dan diberi
alkohol 70% serta beri kertas label untuk memberi keterangan

Mengambil serangga yang telah terperangkap pada yellow trap dan pitfall

Mengumpulkan semua serangga yang terperangkap pada yellow trap dan


pitfall serta ke plastik yang sebelum dimasukkan serangga terlebih dahulu
diberi kapas dan diberi alkohol 70% serta beri kertas label untuk memberi
keterangan

Mendokumentasikam serangga – seramgga yang didapat

Mengidentifikasi serangga
B. Biodiversitas Penyakit
1. Alat dan Bahan
 Gunting : Untuk memotong bagian tanaman yang terkena penyakit
 Tissue : Untuk menutup bagian tanaman yang terkena penyakit
 Plastik klip : Untuk menyimpan bagian tanaman yang terkena penyakit
 Kertas label : Untuk memberikan keterangan pada sampel
 Kamera : Untuk dokumentasi
 Alat tulis : Untuk mencatat hasil pengamatan
2. Cara Kerja

Menyiapkan alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu

Mengamati gejala dan tanda pada tanaman di lokasi pengamatan

Mendokumentasikan gejala dan tanda penyakit yang ditemukan

Mengambil dan membungkus bagian tanaman yang memiliki gejala dan tanda
indikasi terserang penyakit

Memasukkan kedalam plastik klip dan memberi label untuk keterangannya

Mengidentifikasi penyakit
C. Pengamatan Peran Gulma
1. Alat dan Bahan
 Alat tulis : Untuk mencatat hasil pengamatan
 Kamera : Untuk dokumentasi
2. Cara Kerja

Mengamati gulma yang terdapat pada lokasi pengamatan

Mendokumentasikan gulma yang terdapat pada lahan serta


mendokumentasikan serangga yang ada pada gulma tersebut (apabila ada)

Mengidentifikasi dan menganalisis hubungan interaksi antara gulma dengan


serangga yang ditemukan
Tabel 1.Pengamatan Biodiversitas Arthropoda Pada Masing
Masing Plot

Lokasi
Fungsi
pengambilan Nama lokal Nama ilmiah Jumlah
(H, MA,SL)
sampel
Wereng hijau Nephotetix virescens 2 Serangga Lain
Belalang coklat Phlaeoba fumosa 4 Serangga Lain
Kumbang Spot O Epilachna sparsa 1 Serangga Lain
Kutu kebul Bemisia tabaciGenn 4 Serangga Lain
Plot 1 Lalat buah Bactocera sp H. 4 Serangga Lain
Hutan Wereng coklat Nilaparvata lugens 2 Serangga Lain
Belalang hijau Atractomorpha crenulata 1 Serangga Lain
Semut rang – rang Oecophylla smaragdina 2 Serangga Lain
Lalat rumah Muscadomestica 1 Serangga Lain
Semut merah Formica rufa 1 Serangga Lain
Laba – laba Lycosa sp. 4 Musuh alami
Laba – laba loncat Phiale sp. 2 Musuh alami
Nyamuk Culex annulirostris 7 Serangga lain
Plot 2 Ngengat Lymantria dispar 6 Hama
Agroforestri Lalat rumah MuscadomesticaL 2 Serangga lain
Lalat sambar mata Culicoides utahensis 4 Serangga lain
Semut terbang Yavnella argamani 2 Serangga lain
Semut merah Solenopsissp. 3 Musuh Alami
Ngengat Plutella xylostella 10 Hama
Kupu putih Pieris rapae 1 Serangga lain
Oteng-Oteng Aulocophora similis Oliver 1 Hama
Ulat jengkal Chrysodeixis chalcites 1 Hama
Plot 3
Kutu kebul Bemisia tabaci Genn 40 Hama
Semusim
Dolichoderus thoracicus
Semut Hitam 9 Serangga lain
Smith
Lalat buah Bactocera sp H. 2 Hama
Lebah Apis mellifera 1 Serangga lain
Kutu kebul Bemisia tabaci Gennadius 102 Hama
Lalat buah Bactrocera sp.H 37 Hama
Plot 4 Lalat Rumah Musca domestica L. 1 Serangga lain
Pemukiman Kumbang rove Paederus sp. 3 Musuh alami
dan Semusim Nyamuk Culex annulirostris 3 Serangga lain
Crane Fly Tipulidae sp. 1 Serangga lain
Semut Dolichoderus thoracicus 12 Musuh alami
Interpretasi
Berdasarkan hasil fieldtrip yang telah dilakukan pada plot 1 merupakan
lahan hutan dimana terdapat tanaman pinus dan rumput gajah dan semua
serangga yang ditemukan dengan jumlah keseluruahan 22 ekor diklasifikasikan
sebagai serangga lain, pada plot 2 merupakan lahan agroforestri dimana
terdapat tanaman kelapa dan kopi, pada lahan tersebut ditemukan 6 ekor
hama, 9 ekor musuh alami dan 17 ekor serangga lain. Pada plot 3 meupakan
lahan semusim yang mana ditanami dengan tanaman kubis, pada lahan tersebut
ditemukan 54 ekor hama dan 11 ekor serangga lain. Pada plot 4 merupakan
lahan pemungkiman dan ditanami dengan tanaman semusim cabai, pada lahan
tersebut ditemukan 139 ekor hama, 15 ekor musuh alami dan 5 ekor serangga
lain.

Tabel 2. Manfaat Peranan Layanan Lingkungan Dalam Lanskap Agroekosistem

Plot Jenis serangga yang ditemukan Peranan (Polinator/Musuh alami) Jumlah

Semut rang-rang Musuh alami 2


Lalat Polinator 1
1
Semut merah Polinator 1
Lalat buah Polinator 4
Laba – laba Musuh alami 4
Laba – laba loncat Musuh alami 2
2 Nyamuk Polinator 7
Ngengat Polinator 6
Lalat Polinator 2
Lalat sambar mata Polinator 4
Semut terbang Polinator 2
Semut merah Musuh alami 3
Kupu putih Polinator 1
Semut Hitam Polinator 9
3 Lebah Polinator 1
Lalat buah Polinator 2
Ngengat Polinator 10
Kumbang rove Musuh alami 3
4
Semut Musuh alami 12
Intepretasi
Berdasarkan hasil fieldtrip yang dilakukan pada ke empat plot ditemukan
berbagai serangga yang dapat berperan sebagai jasa lingkungan dalam lanskap
agroekosistem. Pada plot 1 yang merupakan lahan hutan ditemukan 5 ekor
serangga yang dapat berperan sebagai pollinator dan 2 ekor serangga yang dapat
berperan musuh alami. Pada plot 2 yang merupakan lahan agroforestri
ditemukan 21 ekor serangga yang dapat berperan sebagai pollinator dan 9 ekor
seranggga yang dapat berperan sebagai musuh alami. Pada plot 3 yang
merupakan lahan semusim kubis hanya ditemukan serangga yang dapat
berperan sebagai pollinator dengan jumlah 23 ekor. Pada plot 4 yang merupakan
lahan pemungkiman serta ditanami dengan tanaman semusim cabai hanya
terdapat serangga yang berperan sebagai musuh alami dengan jumlah 15 ekor

Tabel 3.Komposisi Peranan Arthropoda Dalam Hamparan Plot 1 (Hutan)

Titik Jumlah Individu Persentase (%)


Pengambilan
Hama MA SL Total Hama MA SL
Sampel
Titik 1 0 0 6 6 0% 0% 100%
Titik 2 0 0 6 6 0% 0% 100%
Titik 3 0 0 5 5 0% 0% 100%
Titik 4 0 0 5 5 0% 0% 100%
Total 0 0 22 22 0% 0% 100%
Gambar 1.Segitiga fiktorial plot 1
Intepretasi
Berdasarkan data hasil fieldtrip pada plot 1 yang merupakan lahan hutan
memiliki tingkat persentase dominan 100% serangga lain dan tidak ditemukan
adanya hama dan musuh alami. Dapat disimpulkan bahwa ekosistem pada lahan
tersebut masih seimbang karena dilahan hutan tidak ditemukan adanya serangga
yang berperan sebagai hama sehingga seluruh komponen peranan masuk
kedalam kategori serangga lain namun di dalam katagori serangga lain tersebut
masih terdapat serangga jenis predator.

Tabel 4.Komposisi Peranan Arthropoda Dalam Hamparan Plot 2 (Agroforestri)

Titik Jumlah Individu Persentase (%)


Pengambilan
Hama MA SL Total Hama MA SL
Sampel
Titik 1 0 3 3 6 0 50 50
Titik 2 1 0 9 10 10 0 90
Titik 3 4 0 2 6 66,67 0 33,33
Titik 4 1 6 1 8 12,5 75 12,5
Total 6 9 15 30 20 30 50
Gambar 2.Segitiga fiktorial plot 2
Intepretasi
Berdasarkan data hasil fieldtrip pada plot 2 yang merupakan lahan
agroforestri memiliki tingkat persentase dominan 50% serangga lain, 30% musuh
alami dan 20% hama. Dapat disimpulkan bahwa ekosistem pada lahan tersebut
masih seimbang karena komposisi peranan arthropoda tidak berbeda jauh antara
hama musuh alami dan serangga lain.

Tabel 5.Komposisi Peranan Arthropoda Dalam Hamparan Plot 3 (Semusim)

Titik Jumlah Individu Persentase (%)


Pengambilan
Hama MA SL Total Hama MA SL
Sampel
Titik 1 8 0 3 11 72.72 0 27.27
Titik 2 20 0 5 25 80 0 20
Titik 3 18 0 1 19 94.74 0 5.26
Titik 4 6 0 3 9 66.67 0 33.33
Total 52 0 12 65 80 0 20

Gambar 3.Segitiga fiktorial plot 3


Intepretasi
Berdasarkan hasil fieldtrip pada plot 3 yang merupakan lahan yang
ditanami tanaman semusim kubis memiliki perntase dominan 80% hama, 0%
musuh alami dan 20% serangga lain. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
ekosistem yang terdapat pada lahan tersebut tidak seimbang karena komposisi
peranan arthropoda berbeda jauh antara hama musuh alami dan serangga lain.

Tabel 6.Komposisi Peranan Arthropoda Dalam Hamparan Plot 4 (Pemukiman-


semusim)

Titik Jumlah Individu Persentase (%)


Pengambilan
Hama MA SL Total Hama MA SL
Sampel
Titik 1 67 10 1 78 85,9 12,82 1,28
Titik 2 16 1 0 17 94,11 5.89 0
Titik 3 17 1 2 20 85 5 10
Titik 4 39 3 7 49 79,59 6,12 14,29
Total 139 15 10 164 84,75 9,15 6,1

Gambar 4.Segitiga fiktorial plot 4


Intepretasi
Berdasarkan hasil fieldtrip pada plot 4 yang merupakan lahan lahan
pemungkiman dan ditanami tanaman semusim kubis memiliki persentase
dominan 84,75% hama, 9,15% musuh alami dan 6,1% serangga lain. Dapat
disimpulkan bahwa ekosistem pada lahan tersebut tidak seimbang
Tabel 7. Pengamatan Penyakit Tanaman Pada Masing-Masing Plot
Lokasi Jenis Penyebab
Gejala
pengambilan Tanaman (Jamur, Bakteri, Virus)
sampel
Plot 1
- - -
Hutan

a. Bercak kuning muda


2 Jamur
Kopi kemudian berubah kuning
Agroforestri Karat daun (Hemileia vastatrix)
tua
Plot 3 b. Daun coklat dan kering
tanaman - - -
semusim
Penyakit 1(sampel 1,3,4):
a. Terdapat banyak bercak
berwarna kuning pada daun
tua dan muda Virus Kuning (Virus Gemini)
Plot 4 b. Daun mengeriting
Pemukiman c. Tanaman tetap terlihat
Cabai
dan Tanaman segar
Semusim
Penyakit 2 (sampel 2):
a. Bercak kecil berlubang
Jamur Cercospora sp.
berwarna coklat pada
daun tua dan muda

Interpretasi
Berdasarkan hasil fieldtrip yang dilakukan pada lahan hutan,
agroforestri, lahan semusim, pemungkiman + lahan semusim di temukan
berbagai penyakit pada lahan agroforestri dan lahan pemungkiman + tanaman
semusim. Pada lahan agroforestri ditemukan penyakit karat daun yang
disebabkan oleh Hemileia vastatrix dengan gejala bercak kuning muda yang
mulai berubah menjadi kuning tua, pada lahan pemungkiman + tanaman
semusim ditemukan penyakit virus kuning yang disebabkan oleh virus gemini
dengan gejala bercak berwarna kuning pada daun tua dan daun muda, beberapa
daun mulai mengeriting dan tanaman tetap terlihat segar . kemudian juga
ditemukan penyakit bercak daun yang disebabkan oleh Cercospora sp dengan
gejala munculnya bercak kecil berlubang berwarna coklay pada daun tua dan
pada daun muda
Perhitungan Intesitas Serangan Penyakit
Tabel 8.Indeks Penyakit Pada Plot 1

Tanaman Scoring

Sampel 0 1 2 3 4

1 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0
Tabel 9. Indeks Penyakit Pada Plot 2

Tanaman Scoring

Sampel 0 1 2 3 4

1 262 26 4 0 0
2 92 9 0 0 0
3 133 18 5 1 0
4 108 15 1 0 0
Tabel 10. Indeks Penyakit Pada Plot 3

Tanaman Scoring

Sampel 0 1 2 3 4

1 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0
Tabel 11. Indeks Penyakit Pada Plot 4

Tanaman Scoring

Sampel 0 1 2 3 4

1 0 1 3 1 60
2 0 8 3 2 6
3 2 0 0 0 21
4 0 0 2 2 34
Tabel 12.Rerata Persentase Intensitas Penyakit Plot 1, 2, 3 dan 4
Tanaman Pengamatan ke Intensitas Serangan Penyakit (%)
Sampel Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4
1 0 2,91 0 96,15
2 0 2,23 0 57,89
3 0 4,62 0 91,30
4 0 3,23 0 96,05
Rerata 0 3,24 0 85,34

Rerata Persentase Intensitas Serangan


Penyakit (%)
90
80
Rerata Persentase IP (%)

70
60
50
40 Rerata ersentase Intensitas
30 Serangan Penyakit (%)
20
10
0
Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4
Plot Pengamatan

Grafik 1. Rerata persentase intensitas penyakit


Intepretasi

Berdasarkan hasil fieldtrip pada rerata persentase intensitas serangan


penyakit diperlihatkan bahwa pada plot 4 yang merupakan lahan pemungkiman
dan ditanami tanaman semusim memiliki tingkat intensitas serangan penyakit
tertinggi, sebesar 85,34% dan terendah terdapat pada plot 1 dan plot 3 yang
memiliki persentase 0%.

Tabel 13.Pengamatan Gulma

Lokasi Serangga yang


Jenis Gulma Jumlah
pengambilan ditemukan
sampel Legetang Semut merah
1
(Eleusine indica) (Formica rufa)
Rumput bermuda Lalat
1
Plot 1 (Cynodon dactylon) (Sarcophaga sp)
Hutan Belalang coklat
Rumput bede
(Melanoplus 1
(Brachiaria Decumbens)
differentialis)
Gulma A - -

Rumput sarang buaya Semut merah


1
(Ottochloa nodosa) (Solenopsissp.)

Plot 2 Gulma A - -

Agroforestri Jotang kuda Semut merah


2
(Synedrella nodiflora) (Solenopsissp.)
Gulma B - -

Teki Ulat jengkal


1
(Cyperus rotundus L.) (Chrysodeixis chalcites)
Plot 3
Tanaman Babadotan
- -
Semusim (Ageratum conyzoides L.)
Krokot
- -
(Portulaca oleracea L.)
Seladren/ Tespong - -

Gewor
- -
(Commelina benghalensis) L)
Kutu kebul
2
Rumput Teki (Bemisia tabaci
Plot 4 (Cyperus rotundus L.) Semut
Gennadius) 12
Pemukiman + (Dolichoderus
semusim Krokot Semut
thoracicus)
(Portulaca oleracea .L)L.) (Dolichoderus 5
thoracicus)

Intepretasi
Berdasarkan hasil fieldtrip serangga yang ditemukan pada gulma
antara plot 1, 2, 3 dan 4 didapatkan hasil tertinggi pada plot 4 yang merupakan
lahan pemungkiman dan tanaman semusim sebanyak 19 ekor serangga pada plot
1 dan 2 yang merupakan lahan hutan dan agroforestri memikili jumlah serangga
sebanyak 3 ekor dan pada plot 3 yang merupakan lahan tanaman semusim hanya
terdapat 1 ekor serangga yang ditemukan

Rerata Populasi Keragaman Arthropoda


Persentase Populasi Arthropoda

100
90
80 Hama
70
60 Musuh Alami
50
40 Serangga Lain
30
20
10
0
Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4
Tititk Pengambilan Sampel

Grafik 2. Rerata keragaman arthropoda


Gambar 5. Segitiga Fiktorial Ke 4 Plot
Pembahasan mengenai biodiversitas athropoda
Berdasarkan hasil fieldtrip yang telah dilakukan pada ke 4 plot
didapatakan hasil yang berbeda – beda, hal ini mungkin dapat disebabkan oleh
berbagai jenis penggunaan lah dan komponen – komponen yang terdapat pada
suatu ekosistem tersebut, semakin banyaknya komponen – komponen ekosistem
yang berkurang, akan berdampak pada biodiversitas athropoda. Hal ini juga
didukung oleh penyataan Rohman (2008) yang menjelaskan bahwa lahan
pertanian merupakan ekosistem yang secara fisik terkendali atau lebih banyak
dikelola manusia sehingga komunitas penyusunnya juga tergantung pada pola
atau praktik pertanian. Menurut Darmawan., et al (2005) tingkat kestabilan
ekosistem dipengaruhi oleh kompleksitas biota yang menyusun rantai makanan
maupun jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem. Kompleksitas rantai
makanan dapat dilihat dari jenis dan jumlah individu biota penyusun ekosistem.
Pembahasan mengenai intensitas penyakit di masing-masing plot
Berdasarkan hasil fieldtrip yang dilakukan pada ke 4 plot ditemukan
adanya penyakit karat daun yang disebabkan oleh Hemileia vastatrix di lahan
agroforestri dan ditemukan penyakit virus kuning yang disebabkan oleh virus
Gemini serta bercak daun yang disebabkan oleh Jamur Cercospora sp.
Nama Penyakit Dokumentasi Literatur

Karat daun
(Hemileia vastatrix)

Penyakit Virus kuning


(Virus gemini)

Bercak daun
(Cercospora sp)

Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang dapat mendukung
pertumbuhan dan perkembangan dari penyakit tanaman. Menurut Yudiarti
(2007) terdapat 3 faktor yang dapat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan penyakit antara lain :
1. Tanaman inang
Pengaruh tanaman inang terhadapnya timbulnya suatu penyakit
tergantung dari jenis tanaman inang, kerentanan tanaman, bentuk dan tingkat
pertumbuhan, struktur dan kerapatan populasi, kesehatan tanaman dan
ketahanan inang. Timbulnya suatu penyakit juga tergantung pada sifat genetik
yang dimiliki oleh inang itu sendiri, contohnya seperti inang yang rentan
(suscept), tahan (resisten), toleran (tolerant), kebal (immune) yaitu tanaman
yang tidak dapat diinfeksi oleh patogen.
2. Patogen
Pengaruh komponen patogen dalam timbulnya penyakit sangat
tergantung pada kehadiran patogen, jumlah populasi patogen, kemampuan
patogen untuk menimbulkan penyakit yaitu berupa kemampuan menginfeksi
(virulensi) dan kemampuan menyerang tanaman inang (agresivitas), kemampuan
adaptasi patogen, penyebaran, ketahanan hidup dan kemampuan
berkembangbiak patogen
3. Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat memberikan pengaruh terhadap timbulnya
suatu penyakit dapat berupa suhu udara, intensitas dan lama curah hujan,
intensitas dan lama embun, suhu tanah, kandungan air tanah, kesuburan tanah,
kandungan bahan organik, angin, dan pencemaran air. Faktor lingkungan ini
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman inang dan
menenciptakan kondisi yang sesuai bagi kehidupan jenis patogen tertentu
Keterkaitan Biodiversitas Arthropoda Dan Penyakit Sebagai Indikator Pertanian
Berlanjut
Keanekaragaman hayati adalah ketersediaan keanekaragaman sumber
daya hayati berupa jenis maupun kekayaan plasma nutfah (keanekaragaman
genetik di dalam jenis), keanekaragaman antar jenis dan keanekaragaman
ekosistem.Biodiversitas arthopoda dan penyakit berhubungan dengan
keseimbangan ekosistem yang berperan sebagai jasa lingkungan terhadap
ekosistem tersebut. Biodiversitas serangga atau arthropoda dapat berperan
sebagai pollinator,decomposer, predator serta parasitoid, hal ini juga sejalan
dengan pendapat Untung (2006) yang menyatakan bahwa Keberadaan serangga
pada suatu tempat dapat menjadi indikator biodiversitas, kesehatan ekosistem,
dan degradasi landscape. Peranan serangga dalam ekosistem diantaranya adalah
sebagai polinator, dekomposer, predator untuk pengendali hayati, menurut
Altieri., et al (2012) patogen juga dapat dimanfaatkan sebagai jasa pengendalian
hayati untuk pengendalian hama, atau dapat disebut juga sebagai
entomopatogen. Menurut Untung (2006) beberapa jenis patogen dapat
menyebabkan serangga sakit dan akhirnya mati, penggunaan patogen sebagai
pengendali hayati sudah digunajan sejak abad ke-18 dimana melakukan
pengendalian hama Cleonus punctiventus dengan menggunakan entomopatogen
sejenis jamur.
Kedua hal tersebut saling berhubungan dengan pertanian berkelanjutan
dimana ketika sebuah pertanian terjadi pengurangan habitat akibat dilakukannya
pengurangan vegetasi akan menyebabkan ketidakstabilan agroekosistem dan
meningkatnya serangan hama. Menurut Giller., et al (1996) umumnya semakin
intensif tanaman tersebut dimodifikasi maka akan semakin intensif pula hama
yang menyerangnya, Karakteristik sifat-sifat pengaturan sendiri komoditi alami
akan hilang bila manusia memodifikasi komoditi tersebut dengan memecah
interaksi kehidupan tanaman dan akhirnya menjadi rapuh. Pemecahan ini dapat
diperbaiki dengan pemulihan komponen komoditi melalui penambahan atau
peningkatan keanekaragaman hayati untuk mencapai pertanian berkelanjutan.
Tabel 14. Dokumentasi Arthropoda Yang DitemukanPada Plot 1 (Hutan)
Serangga yang ditemukan Gambar Jumlah Peran
(ekor) (MA, H, SL)
Nama Umum Klasifikasi Dokumentasi Literatur
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insekta
Serangga
Werenghijau Ordo: Homoptera 2
lain
Famili: Cicadellidae
Genus: Nephotettix
Spesies: Nephotettixvirescens
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insekta
Serangga
Werengcoklat Ordo: Hemiptera 2
lain
Famili: Delphacidae
Genus: Nilaparvata
Spesies: Nilapartvatalugens
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Serangga
Belalangcoklat Kelas: Insekta 4
lain
Ordo:Orthoptera
Famili:Acrididae
Genus: Phlaeoba
Spesies:Phlaeobafumosa
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Class:Insecta
Serangga
Semutmerah Ordo: Hymenoptera 1
lain
Famili: Formicidae
Genus: Formica
Spesies: Formica rufa
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Class: Insecta
Serangga
Lalatrumah Ordo: Diptera 1
lain
Famili: Muscidae
Genus: Musca
Spesies: Musca domestica
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Serangga
Kumbangkubah spot O Ordo: Coleoptera 1
lain
Famili: Coccilinedae
Genus: Epilachna
Spesies: Epilachnasparsa
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Serangga
Kutu kebul Ordo: Hemiptera 4
lain
Famili: Aleyrodidae
Genus: Bemisia
Spesies: BemisiatabaciGenn
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Serangga
Lalatbuah Ordo: Diptera 4
lain
Famili: Tephritidae
Genus: Batrocera
Spesies: Batrocera sp. H.
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Serangga
Belalanghijau Ordo: Orthoptera 1
lain
Famili: Pyrgomorphidae
Genus: Atractomorpha
Spesies: Atractomorphacrenulata
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Serangga
Semut rang-rang Ordo: Hymenoptera 2
lain
Famili: Formicinae
Genus: Oechophylla
Species: Oechophyllasmaragdina

Tabel 15.Dokumentasi Arthropoda Yang DitemukanPada Plot 2 (Agroforestri)


Serangga Yang Ditemukan Dokumentasi Jumlah Peran
(ekor) (H,ML,SL)
Nama Umum Klasifikasi Lapang Literatur
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Arachnida
Laba-laba Ordo: Araneae 5 Musuh alami
Famili: Lycosidae
Genus: Lycosa
Spesies: Lycosa sp.
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas:Arachida
Laba-Laba
Ordo: Araneae 4 Musuh alami
loncat
Famili: Salticidae
Genus: Philae
Spesies: Philae sp.
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insekta
Nyamuk Ordo: Diptera 7 Serangga lain
Famili: Culicidae
Genus: Aedes
Spesies: Aedes sp.
Kingdom: Animalia
Filum: Arthtopoda
Kelas: Insekta
Ngengat Ordo: Lepidoptera 6 Hama
Famili: Erebidae
Genus: Lymantria
Spesies: Lymantria dispar
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insekta
Lalat Rumah Ordo: Diptera 2 Serangga lain
Famili: Muscidae
Genus: Musca
Spesies: Musca domestica
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insekta
Lalat Sambar
Ordo: Diptera 4 Serangga lain
mata
Famili: Cerathopogonidae
Genus: Culicoides
Spesies: Culicoides utahensis
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insekta
Semut Terbang Ordo: Hymenoptera 2 Serangga lain
Famili: Formicidae
Genus: Yavnella
Spesies: Yavnella argamani
Tabel 16.Dokumentasi Arthropoda Yang DitemukanPada Plot 3 (Semusim)
Serangga Yang Ditemukan Dokumentasi Jumlah Peran
(ekor) (H,ML,SL)
Nama Umum Klasifikasi Lapang Literatur

Kingdom: Animalia
Filum : Arthropoda
Ngengat Kelas : Insekta 2 Hama pada fase larva
Ordo : Lepidoptera
Famili : Plutellidae
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Classis : Insecta
Kupu putih Ordo : Lepidoptera 1 Serangga lain
Family : Pieridae
Genus : Pieris
Species : Pieris rapae
Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Class : Insecta
Oteng-Oteng 1 Hama
Ordo : Coleoptera
Family : Chrysomelidae
Genus : Aulocophora
Species: Aulocophora similis
Oliver

Kingdom : Animalia
Kelas : Insekta
Ordo : Hemiptera
Kutu Putih 1 Serangga Lain
Famili : Aleyrodidae
Genus : Bemisia
Spesies : Bemisia tabaci Genn

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Hymenoptera
Semut Hitam Famili : Formicidae 1 Serangga Lain
Subfamili : Dolichoderinae
Genus : Dolichoderus
Spesies : Dolichoderus
thoracicus Smith
Kingdom: Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Hemiptera
Kutu kebul 39 Hama
Family : Aleyrodidae
Genus : Bemisia
Species : B. Tabaci,
Sweetpotato whitefly
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Lalat buah Ordo : Diptera 2 hama
Family :Agromyzidae
Genus :Melanagromyza
Species :Melanagromyza sojae
Kingdom: Animalia
Phylum:Arthropoda
Class: Insecta
Ngengat kubis
Order: Lepidoptera 8 hama
Family: Plutellidae
Genus: Plutella
Species: P. xylostella
Kingdom: Animalia
Clade: Euarthropoda
Class: Insecta
Lebah Order:Hymenoptera 1 polinator
Family: Apidae
Genus: Apis
Species: A.mellifera

Kingdom: Animalia
Filum : Arthropoda
Ulatjengkal
Kelas : Insekta 1 Hama
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Tabel 17.Dokumentasi Arthropoda Yang DitemukanPada Plot 3 (Semusim)
Serangga Yang Ditemukan Dokumentasi Jumlah Peran
(ekor) (H,ML,SL)
Nama Umum Klasifikasi Lapang Literatur
Kingdom :Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Kutu kebul 102 Hama
Famili : Aleyrodidae
Genus : Bemisia
Species : Bemisia
tabaci
Kingdom :Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Lalat buah 37 Hama
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Species : Drosophila
melanogaster
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Lalat Rumah Ordo : Diptera 1 Serangga lain
Famili : Muscidae
Genus : Musca
Spesies : Musca domestica
Kingdom: Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Kumbang rove Ordo : Coleoptera 3 Musuh alami
Family : Staphylinidae
Genus : Paederus
Spesies : Paederus sp.
Kingdom: Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Nyamuk Ordo : Diptera 3 Serangga lain
Family : Culicidae
Genus : Culex
Spesies : Culex sp
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Crane Fly Kelas : Insekta 1 Serangga lain
Ordo : Diptera
Famili : Tipulidae

Kingdom : Animalia
Phylu : Athropoda
Class : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Semut 12 Musuh alami
Family : Formicidae
Genus : Polyrhachis
Species :Polyrhachis
frushtorferi
Tabel 18. Dokumentasi penyakit
Lokasi pengambilan Jenis Penyebab Dokumentasi Literatur
Gejala
sampel Tanaman (Jamur, Bakteri,
Virus)
Plot 1
- - - - -
Hutan

c. Bercak kuning muda kemudian Jamur


2
Kopi berubah kuning tua Karat daun
Agroforestri
d. Daun coklat dan kering (Hemileia vastatrix)

Plot 3
- - - - -
tanaman semusim
Penyakit 1 (sampel 1,3,4):
d. Terdapat banyak bercak berwarna
Virus Kuning
kuning pada daun tua dan muda
(Virus Gemini)
e. Daun mengeriting
Plot 4 Pemukiman dan f. Tanaman tetap terlihat segar
Cabai
Tanaman Semusim

Penyakit 2 (sampel 2): Jamur


b. Bercak kecil berlubang berwarna Bercak Daun
coklat pada daun tua dan muda (Cercospora sp.)
Tabel 19. Dokumentasi kegiatan
Dokumentasi Kegiatan

Pengamatan pada yellow trap

Pengamatan pada pitfall


Lampiran 1. Perhitungan Intensitas Penyakit
Rumus Indeks Penyakit dengan Menggunakan Metode skoring
∑(𝒏𝒙𝒗)
𝑰𝑷 = 𝒙𝟏𝟎𝟎 %
𝒁𝒙𝑵
Plot 1
a. Tanaman Sampel 1
(0) + (0) + 0 + (0) + (0)
𝑰𝑷 = 𝑥 100% = 0 %
(0)
b. Tanaman Sampel 2
(0) + (0) + 0 + (0) + (0)
𝑰𝑷 = 𝑥 100% = 0 %
(0)
c. Tanaman Sampel 3
(0) + (0) + 0 + (0) + (0)
𝑰𝑷 = 𝑥 100% = 0 %
(0)
d. Tanaman Sampel 4
(0) + (0) + 0 + (0) + (0)
𝑰𝑷 = 𝑥 100% = 0 %
(0)

Plot 2
a. Tanaman Sampel 1
(262𝑥0) + (26𝑥1) + (4𝑥2) + (0𝑥3) + (0𝑥4)
𝑰𝑷 = 𝑥 100% = 2.91 %
(4𝑥292)
b. Tanaman Sampel 2
(92𝑥0) + (9𝑥1) + (0𝑥2) + (0𝑥3) + (0𝑥4)
𝑰𝑷 = 𝑥100% = 2.23 %
(4𝑥101)
c. Tanaman Sampel 3
(133𝑥0) + (18𝑥1) + (5𝑥2) + (1𝑥3) + (0𝑥4)
𝑰𝑷 = 𝑥100% = 4.62 %
(4𝑥157)
d. Tanaman Sampel 4
(108𝑥0) + (15𝑥1) + (1𝑥2) + (0𝑥3) + (0𝑥4)
𝑰𝑷 = 𝑥100% = 3.23 %
(4𝑥124)
Plot 3
a. Tanaman Sampel 1
(0) + (0) + 0 + (0) + (0)
𝑰𝑷 = 𝑥 100% = 0 %
(0)
b. Tanaman Sampel 2
(0) + (0) + 0 + (0) + (0)
𝑰𝑷 = 𝑥 100% = 0 %
(0)
c. Tanaman Sampel 3
(0) + (0) + 0 + (0) + (0)
𝑰𝑷 = 𝑥 100% = 0 %
(0)
d. Tanaman Sampel 4
(0) + (0) + 0 + (0) + (0)
𝑰𝑷 = 𝑥 100% = 0 %
(0)
Plot 4
a. Tanaman Sampel 1
(0 + 1 + 6 + 3 + 240)
𝑰𝑷 = × 100% = 96,15%
4 × 65
b. Tanaman Sampel 2
(0 + 8 + 6 + 6 + 24)
𝑰𝑷 = × 100% = 57,89%
4 × 19
c. Tanaman Sampel 3
(0 + 0 + 0 + 0 + 84)
𝑰𝑷 = × 100% = 91,30%
4 × 23
d. Tanaman Sampel 4
(0 + 0 + 4 + 6 + 136)
𝑰𝑷 = × 100% = 96,05%
4 × 38
DAFTAR PUSTAKA
Altieri M.A., et al.2012.Plant biodiversity enhances bees and other insect
pollinators in agroecosystems.france :INRA and Springer-Verlag
Dharmawan, A., Tuarita, H., Ibrohim, Suwono, H., Susanto, P. 2005. Ekologi
Hewan. Malang: UM Press.
Giller K.E., et al. 1997. Agricultural intensification, soil biodiversity and
agroecosystem function. Soil ecology Vol 6
Rohman, F. 2008. Struktur Komunitas Tumbuhan Liar dan Arthropoda sebagai
Komponen Evaluasi Agroekosistem di Kebun The Wonosari Singosari
Kabupaten Malang. Malang: Universitas Brawijaya
Untung, K., 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu.Yogyakarta : UGM Press
Yudiarti, T. 2007. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai