PENGENDALIANNYA
Posted on 16 Juli 2011 by hutan2011
Menurut Nair dan Sumardi (2000) jenis Acacia mangium termasuk tanaman yang rawan
terhadap serangan hama dan penyakit terutama yang disebabkan oleh jenis jamur.
Pembangunan hutan tanaman (HTI) monokultur dan seumur merupakan akumulasi bahan
makanan bagi penyakit tertentu, sehingga diperlukan teknik dan upaya pencegahan
serangan penyakit supaya resiko kegagalan pembangunan hutan dapat ditekan sampai
pada tingkat di bawah nilai ekonomi. Untuk itu penting diketahui jenis-jenis kerusakan
pada tanaman A. mangium yang disebabkan oleh penyakit dan alternatif
pengendaliannya.
Tabel 2. Hama dan Penyakit Tanaman Acacia mangium
Penyebab/Patogen
No Tipe Kerusakan Lokasi
Nama Ilmiah Nama Umum
Coptotermes curvignathus
1 Penggerek akar Rayap Lapangan
(Isoptera, Rhinotermitidae)
Pteroma plangiophelps
2 Pemakan daun Ulat kantong Lapangan
(Lepdoptera, Psychidae)
Valanga nigricormis
3 Pemakan daun Belalang Lapangan
(Orthoptera, Acrididae)
Pencucuk Serangga
4 Helopeltis theivora Lapangan
pengisap nyamuk
Xylosabdrus sp dan Xyleborus Penggerek
5 Penggerek ranting Lapangan
fomicatus ranting
Penggerek
6 Penggerek batang Xytocera festiva Lapangan
batang
Persemaian
7 Karat daun Atelocauda digitata Karat daun
Lapangan
Powder
8 Oidium spp. Embun tepung Persemaian
mildew (daun)
Black
9 Meliola spp. Embun jelaga Persemaian
mildew (daun)
Cercospora, petalotiopsis, Persemaian
10 Bintil daun Bintil daun
Collectitricum spp. Lapangan
11 Kanker batang Corticium salmonicolor Penyakit pink Lapangan
Pytophtora palmivora
12 Kanker hitam Cystospora sp. Kanker hitam Lapangan
Hypixylon mammatum
Phellinus noxius
13 Busuk hati Rigidoporus hypobrunneus Jamur upas Lapangan
Tinctoporellus epimitinus
Jamur akar
14 Busuk akar merah Ganoderma philipii Lapangan
merah
15 Busuk akar putih Rigidoporus microporus Jamur akar Lapangan
putih
Sumber : Nair and Sumardi (2000)
Usaha pengendalian hama/penyakit pada saat ini umumnya menggunakan metode
kimiawi yaitu dengan menggunakan pestisida sintetis. Metode ini disamping memerlukan
biaya yang besar, ternyata menimbulkan bahaya terhadap kelestarian lingkungan. Efek
samping yang bisa terjadi adalah terbunuhnya organisme bukan sasaran, timbulnya
resistensi dan pencemaran lingkungan. Pada era tahun 60-an, dimana penggunaan
pestisida sintetis (DDT:Dikloro difeniltrikloro etan) sangat intensif penggunaannya
mendapat kritik sangat tajam dan membuka mata semua orang akan bahaya pestisida
sintetis. Penggunaan pestisida secara tidak bijaksana dapat menyebabkan organisme
selain sasaran seperti burung, kupu-kupu dan serangga berguna yang lain ikut mati. Jenis-
jenis burung yang dahulu sering dijumpai di persawahan sekarang sudah jarang terlihat
diantaranya akibat penggunaan pestisida. Seiring dengan gencarnya ekolabeling di dunia,
penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan maupun kehidupan
manusia harus semaksimal mungkin dihindari.
Berikut ini disampaikan beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang
tanaman Acacia mangium dan teknik pengendalian yang bisa dilakukan :
Gambar 2. Jenis-jenis hama/penyakit yang menyerang daun Acacia mangium
1. Penyakit busuk hati (heart rot) merupakan penyakit yang menyerang kayu teras.
Penyakit ini disebabkan oleh hymenomycetes (dari kelompok basidiomycetes)
yang menyerang selulosa dan lignin kayu (Mohammed et al., 2005). Menurut
Rimbawanto (2005), jamur busuk hati umumnya adalah jamur pelapuk kayu yang
saprophytic kosmopolitan atau parasit luka. Serangan busuk hati pada tegakan A.
mangium menyebabkan kehilangan volume kayu hingga 17,5% di Malaysia
(Zakaria et al., 1994 dalam Rimbawanto, 2005). Gejala serangan busuk hati
diantaranya adalah perubahan warna kayu teras menjadi keunguan/hitam (warna
gelap hingga kuning pada kayu yang sehat) kayu gubal menjadi hijau/coklat.
Gejala awal pelapukan kayu teras agak sulit dideteksi tetapi akan tampak
perubahan warna kayu teras menjadi agak gelap. Kerusakan tanaman oleh busuk
hati sulit untuk ditanggulangi karena serangan jamur yang sudah berkembang pada
kayu teras sulit untuk dihambat, tetapi kerusakan ini dapat dicegah. Usaha
pencegahan dengan cara memanipulasi iklim mikro tegakan hutan supaya tidak
sesuai untuk perkembangan jamur. Usaha ini dapat dimulai pada saat penyiapan
lahan, pemilihan jarak tanam dan metode pemeliharaan (Kurniawan, 2008).
Gambar 4. Serangan penyakit busuk hati pada batang tanaman A. mangium
(sumber foto: Google)
e. Kanker batang (Stem Cancer) adalah penyakit yang menyerang batang pokok
tanaman. Kerusakan ini sangat merugikan karena rusaknya struktur kayu dan pada
kerusakan tingkat lanjut tanaman tidak dapat dimanfaatkan. Penyakit ini disebabkan
oleh jamur yang perkembangannya sangat dipengaruhi oleh iklim mikro tegakan
hutan. Patogen penyebab kanker lebih aktif pada daerah yang curah hujannya tinggi
sehingga tanaman lebih rentan (Old et al., 2000). Penyakit kanker berasosiasi dengan
jamur upas (pink disease) yang disebabkan oleh Corticium salmonicolor. Selain itu
pada serangan penyakit ini di Benakat, Sumatera Selatan disebabkan
oleh Cytospora sp (Hadi dan Simon, 1996).
Tanaman yang terserang kanker batang akan mengalami kerusakan pada batang
pokok. Kerusakan berupa benjolan/pembengkakan jaringan batang dan serat kayu
mengalami kerusakan. Pada kerusakan tingkat lanjut batang akan mengalami
pembengkakan dari pangkal sampai batang bebas cabang.
Salah satu cara mencegah penyebaran serangan adalah dengan memutus kontak
antar akar pohon penyusun hutan. Pengendalian penyakit perakaran yang disebabkan
oleh jamur dapat dilakukan dengan membuat parit isolasi untuk mencegah penularan
melalui kontak akar dari pohon yang terserang dengan pohon yang sehat. Pada parit
isolasi yang dibuat dapat ditambahkan kapur atau fungisida. Selain itu dapat
dilakukan penjarangan sanitasi dengan menebang pohon yang telah terserang dan
membersihkan semua tonggak/tunggul dan sisa-sisa akar pohon yang terserang dan
dibakar (Semangun, 1991 dalam Kurniawan, 2008).
Daftar Pustaka
Anonim. 2008. Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman
Kehutanan. http://elqodar. multiply com/journal/item/17. Diakses tanggal 20 Mei
2008.
Borror, D.J., Trilehorn, C.A., Norman, F and Johnson, 1992. Pengenalan Pelajaran
Serangga. Diterjemahkan oleh Soetoyono Partosoedjono, Universitas Gadjah
Mada Press Yogyakarta.
Hadi, S dan Simon T.N. 1996. Diseases Of Species And Provenances Of Acacias
In West And South Kalimantan, Indonesia. Proceedings of an International
Workshop held at Subanjeriji (South Sumatera) 28 April – 3 May 1996 pp. 23 – 47
Kurniawan, A. 2008. Penyakit Pada Acacia mangium Serta Alternatif
Pengendaliannya. http://agusresearchweb.wordpress.com/2008 diakses pada
tanggal 21 Juli 2008
Mohammed, L.C, Karen M. Barry dan Ragil S.B Irianto, 2005. Busuk hati dan
busuk akar pada Acacia mangium: Identifikasi gelaja dan penilaian terhadap
tingkat serangan. Lokakarya Busuk hati dan Busuk akar pada Hutan Tanaman
Akasia. Yogyakarta 7-9 Februari 2005 pp. 20 -30
Nair, KSS and Sumardi. 2000. Insect Pest and Deseases of Major Plantation
Species. In Nair K.S.S (ed) Insect and Deseases in Indoesia Forest : An assessment
of major threats, research efforts and literature. CIFOR. Bogor. Indonesia
Nurhidayati dan Mulyanto. 2004. Pengamatan Awal Serangan Penyakit Akar
Merah pada Kebun Benih Semai Acacia mangium Generasi Pertama di Wonogiri
Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol. 1 No. 2, Agustus 2004. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.
Yogyakarta
Old, K. M., See L.S., Sharma J.K., & Yuan, Z.Q. 2000. A Manual of Diseases of
Tropical Acacias in Australia, South East Asia and India. Centre for International
Forestry Research. Indonesia
Rimbawanto, A. 2005. Busuk hati di hutan tanaman: Latar belakang dari proyek.
Lokakarya Busuk hati dan Busuk akar pada Hutan Tanaman Akasia. Yogyakarta
7 – 9 Februari 2005 pp. 14 – 19
Suhaendah, E., B. Dendang, I. Anggraeni dan W. Darwiati. 2006. Serangan Ulat
Kantong Terhadap Tujuh Provenan Sengon di Ciamis. Jurnal Penelitian Hutan
Tanaman Vol. 3 Suplemen No. 02, September 2006, Halaman 323-329. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.
Yogyakarta