Anda di halaman 1dari 28

PENGELOLAAN Andree Wijaya Setiawan

HAMA DAN PENYAKIT


FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS
U K S W – SALATIGA 2022
Pelatihan Pertanian-Banjarnegara
28 OKTOBER 2022

TANAMAN KAPULAGA
LINGKUNGAN TUMBUH KAPULAGA
• Kelembaban udara tinggi > Kondisi nyaman
Perlu naungan 30-70% untuk hidup Hama dan Penyakit Tanaman
Satu keluarga Zingiberaceae
• Hama dan Penyakit akan sejenis dengan
(keluarga aneka jahe) tanaman rimpang lainnya, sehingga hindari
menanam bersama/ tumpangsari dengan:
Zingiber officinale (jahe), Hedychium coronarium (jahe putih), Alpinia
zerumbet (cangkang jahe), Curcuma longa (rimpang kunyit), Curcuma
aeruginosa (temu hitam), Curcuma zanthorrhiza (temulawak), Zingiber
montanum (bangle), Kaempferia galanga (kencur), Curcuma mangga (temu
mangga), Curcuma zedoaria (temu putih), Alpinia galangal (lengkuas),
Amomum hochreutineri (cacabutan), Alpinia malaccensis (laja gowah),
Hedychium roxburghii (gandasoli hutan), Hedychium cylindricum (gandasoli),
Hedychium coccineum (gandasoli), Globba pendula (pedas kancil), Etlingera
solaris (tepus), Etlingera elatior (kecombrang, honje), Etlingera megalocheilos
(ki tepus).
INTEGRATED PEST MANAGEMENT (IPM)
1. Buat Lingkungan Tumbuh Hama dan Penyakit Tidak Sesuai
a) Jaga kebersihan lingkungan tumbuh (sanitasi)
b) Jaga kelembaban dan masuknya sinar matahari ke lahan dengan atur naungan tetap 30 –
70%

2. Gunakan pupuk kandang yang sudah “matang” (C:N sekitar 20-30)


3. Gunakan dosis pupuk yang tepat untuk N, P, K agar tanaman menjadi
“sehat”
4. Atur pH tanah 5.5 - 7
5. Aerasi dan drainase lahan yang baik > hilangkan gulma, atur
pembumbunan dan dangir
6. Gunakan bibit yang baik tidak membawa hama dan penyakit
HAMA PADA KAPULAGA
Nama Latin Ordo Stadia Nama Hama Bagian Tanaman Terserang
Sciothrips cardamomi Thysanoptera Dewasa Thrips Kapulaga Pucuk tanaman , daun dan buah

Dichocrocis punctiferalis Lepidoptera Larva Penggerek Daun muda dan bakal buah

Jamides alecto Lepidoptera Larva Penggerek Daun muda dan bakal buah
Eupterote cardamomi Lepidoptera Larva Ulat Bulu Daun
Eupterote fabia
Eupterote mollifera
Basilepta fulvicornis Coleoptera Larva Uret Akar tanaman
Thamnuroides cardamomi Coleoptera Dewasa Penggerek Kapulaga Buah
Formosina flavipes Diptera Larva Lalat Tunas muda
Dialeurodes cardamomi Hemiptera Nimfa Kutu Kebul Kapulaga Daun
Stephanitis typicus Hemiptera Nimfa Kutu Daun Daun
Pentalonia nigronervosa Hemiptera Nimfa Lalat Jala Pelepah daun dan batang

PROSPEK BUDIDAYA KAPULAGA 5


Sciothrips cardamomi
(THYSANOPTERA: THRIPIDAE)
Kerusakan pada daun, pucuk, bunga, buah yang terserang thrips
harganya akan lebih murah.

PENGENDALIAN
1. Pengaturan naungan dan jarak tanam
2. Pembersihan tanaman inang alternatif Ammomum sp, Alocasia sp,
Colacasia sp
3. Musuh alami Orius laevigatus atau Thripoctenus javae
4. Penyemprotan pestisida nabati seperti ekstrak mimba dan serai
wangi
5. Penyemprotan Monocrotophos 0,025% selama curah hujan tinggi
Dichocrocis punctiferalis
(LEPIDOPTERA: PYRALIDAE)
Larva menggerek tunas daun yang belum terbuka dan menyebabkan malai mengering, larva
juga dapat menggerek pada pucuk tanaman dan menyebabkan kematian tanaman atau
memakan buah yang menyebabkan buah kosong.
PENGENDALIAN
1. Parasitoid: Trichogramma chilonis, Tetrastichus spp., Apanteles sp, Eriborus sp, Telenomus
spp., Agrypon sp, dll.
2. Penyemprotan pestisida nabati seperti ekstrak mimba dan serai wangi
3. Penyemprotan Monocrotophos atau Fenthion 0.075% pada saat fase awal serangan.
Jamides alecto
(LEPIDOPTERA: LYCAENIDAE)
Larva memakan kuncup, bunga dan buah, buah menjadi coklat kekuningan, kering, kosong dan
luruh.
PENGENDALIAN
1. Parasitoid: Trichogramma chilonis, Tetrastichus spp., Apanteles sp, Eriborus sp, Telenomus
spp., Agrypon sp, dll.
2. Penyemprotan pestisida nabati seperti ekstrak mimba dan serai wangi
3. Penyemprotan Quinalphos 25 EC 1.5 L atau Carbaryl 50 WP 1 kg dalam 500 - 1000 L
air per ha.
Eupterote cardamomi
Eupterote fabia
Eupterote mollifera
(LEPIDOPTERA: EUPTEROTIDAE)
Ulat-ulat tersebut berkumpul di batang pohon peneduh dan kemudian jatuh ke
tanaman kapulaga. Mereka memakan daun tanaman kapulaga dengan rakus,
menggunduli dalam waktu singkat.

PENGENDALIAN
1. Kumpulkan dan hancurkan ulat berbulu.
2. Pasang perangkap cahaya untuk menarik dan membunuh ngengat.
3. Penyemprotan pestisida nabati seperti ekstrak mimba dan serai wangi
4. Penyemprotan Phosalone 35 EC 750 ml dalam 500 - 1000 L air per ha.
5. Penyemprotan Monocrotophos atau Quinalphos 3 ml/ liter air.
Basilepta fulvicornis
(COLEOPTERA: CHRYSOMELIDAE)
Larva memakan akar dalam bentuk goresan yang tidak teratur. Pada stadium lanjut seluruh sistem
akar ditemukan rusak sehingga mengering dan membusuk tergantung pada musim serangan. Pada
tanaman yang terinfestasi parah, daun menguning dan kering.

PENGENDALIAN
1. Kumpulkan kumbang menggunakan jaring tangan selama periode puncak kemunculan yaitu
selama awal musim kemarau dan musnahkan.
2. Penyemprotan pestisida nabati seperti ekstrak mimba dan serai wangi
3. Penyemprotan Chlorpyriphos 0,075% menjelang musim penghujan efektif dalam mengurangi
populasi belatung.
4. Penggarukan tanah ringan sebelum aplikasi insektisida sangat penting untuk pengendalian
yang efektif dari belatung akar.
Thamnuroides cardamomi
(GALERUCIDAE :COLEOPTERA)
Kumbang dewasa mengebor kapsul dan menyebabkan lubang kecil. Buah yang
terinfestasi akan jatuh dan hancur dengan lubang seperti lubang masuk secara
permanen.

PENGENDALIAN
1. Pengaturan naungan di area yang teduh.
2. Penyemprotan pestisida nabati seperti ekstrak mimba dan serai wangi
3. Penyemprotan insektisida seperti Quinalphos 25 EC atau Phosalone 35 EC 1 L
dalam 500 - 1000 L air per ha.
FORMOSINA FLAVIPES
(DIPTERA: CHLOPIDAE)
Larva memakan tunas muda yang tumbuh, memasuki batang semu dan makan jaringan inti
yang mengakibatkan pengeringan tanaman dan mati.

PENGENDALIAN
1. Memusnahkan tunas muda yang terserang
2. Parasitoid: Opius mudigerensis
3. Penyemprotan pestisida nabati seperti ekstrak mimba dan serai wangi
4. Penyemprotkan Dimethoate atau Quinalphos (masing-masing 0,05%).
Dialeurodes cardamomi
(HEMIPTERA: ALEYRODIDAE)
Nimfa muncul di permukaan bawah daun dan menyedot getah dari daun yang
menyebabkan daun menguning dan berubah warna. Tanaman yang terserang menjadi
kerdil dan ditutupi dengan embun madu dan jamur jelaga nantinya.

PENGENDALIAN
1. Kumpulkan dan hancurkan daun yang rusak dengan nimfa dan puparia
2. Pengunaan perangkap lem kuning 12 buah/ ha
3. Parasitoids: Encarsia spp., Eretmocerus spp., Chrysocharis spp., dll.
4. Penyemprotan pestisida nabati seperti ekstrak mimba dan serai wangi
5. Penyemprotan Methyl Demeton 25 EC atau Dimethoate 30 EC 1,0 L atau Acephate
75 SP 500 g 500 – 750 L air per ha
Stephanitis typicus
(HEMIPTERA: TINGIDAE)
Baik nimfa dan dewasa menghisap getah dari daun yang menyebabkan daun
menguning dan berubah warna.

PENGENDALIAN
1. Kumpulkan dan hancurkan daun, bunga, dan buah yang rusak.
2. Pengunaan perangkap lem kuning 15 buah/ ha.
3. Penyemprotan pestisida nabati seperti ekstrak mimba dan serai wangi
4. Penyemprotan Dimethoate 30 EC 850 ml/ha; Metil demeton 25 EC 2ml/liter;
Carbendazim 3g/ liter.
Pentalonia nigronervosa
(APHIDIDAE: HEMIPTERA)
Nimfa dan dewasa menempati pelepah daun dan batang semu. Koloni kutu daun
terlihat di dalam pelepah daun dari batang semu yang lebih tua.

PENGENDALIAN
1. Pembersihan tanaman inang alternatif seperti Alocasia dan Colcasia di
sekitarnya.
2. Buang pseudostems yang sebagian kering dan membusuk karena dapat
menampung koloni kutu daun
3. Parasitoids: Aphidius spp., Aphelinus spp. Etc
4. Penyemprotan pestisida nabati seperti ekstrak mimba dan serai wangi
5. Semprotkan Methyl Demeton 25 EC atau Dimethoate 30 EC 1,0 L dalam 500
– 1000 L air per ha.
BAJING
Bajing merupakan binatang dalam ordo Rodentia pada famili Sciuridae.
Makanan utama tumbuh-tumbuhan bagian pucuk, ranting, dan cabang
tanaman serta buah-buahan dan memerlukan pakan hewani seperti
serangga, cacing, moluska, dan hewan-hewan kecil lainnya.
PENGENDALIAN
 Menanam tanaman naungan dalam jarak yang tidak terlalu rapat
sehingga dapat menghambat dari pergerakan bajing dari satu pohon ke
pohon lainnya.
 Melakukan sanitasi kebun dengan membersihkan daun-daun tua.
 Jika ada pohon kelapa, maka buah kelapa yang jatuh harus segera
disingkirkan agar tidak dijadikan sebagai sarang atau tempat berlindung.
 Memasang perangkap yang berjenis live-trap atau snap-trap yang
diletakkan di bawah pohon yang terdapat sarang bajing.
 Melakukan upaya konservasi musuh alami bajing seperti burung hantu,
elang, dan kucing hutan.
 Meletakkan umpan beracun di bawah pohon atau menggantungnya di
pohon yang menjadi tempat tinggal bajing.
PENYAKIT PADA KAPULAGA
(PADA SAAT PEMBIBITAN)
Nama Penyakit Bagian Tanaman Patogen Penyebab
Terserang
Rebah bibit (Damping off) Bibit muda Rhizoctonia solani, Pyhtium vexans
Busuk bibit/ biji (Seed/ Seedling rot) Biji atau bibit muda Fusarium oxsporum
Daun atau upih daun Sclerotium rolfsii
Busuk bibit (Clump rot) Rhizoctonia solani, Pyhtium vexans
Becak daun Daun muda Phyllosticta elettariae
Becak daun Daun Colletotrichum gleosporiodes
Busuk daun Daun Fusarium spp., Alternaria spp.

PROSPEK BUDIDAYA KAPULAGA 18


REBAH BIBIT DAN BUSUK BIBIT
(Rhizoctonia solani R , Pyhtium vexans P , Fusarium oxsporum R , Sclerotium rolfsii R , Phyllosticta elettariae)*
Daun menjadi pucat dan ujungnya menjadi kuning. Lambat laun gejala tersebut
menyebar ke seluruh daun hingga ke pelepah daun yang mengakibatkan
layunya bibit. Bagian pangkal meluruh dan seluruh bibit mati. Infeksi menyebar
di bedengan pembibitan yang mengakibatkan kematian bibit di petak - petak
kecil. Pada bibit dewasa, pembusukan meluas dari daerah leher ke rimpang
yang mengakibatkan pembusukan dan kematian tanaman.
PENGENDALIAN
1. Pengaturan jarak tanam dan kelembapan lokasi budidaya
2. Pemusnahan tanaman terserang penyakit
3. Penggunaan Trichoderma harzianum, Trichoderma viridae
4. Penyemprotan pada bedengan pembibitan dengan fungisida berbahan aktif
Captan*/ Ferbam*/ Benomyl R/ Etridiazole P/ Metalaxyl P, Mancozeb
meningkatkan perkecambahan benih dan mengurangi timbulnya penyakit
rebah.
BECAK DAUN
( Phyllosticta elettariae, Colletotrichum gleosporiodes)

Penyakit bercak daun merupakan masalah serius di pembibitan, yang


mengakibatkan kematian pada bibit. Penyakit ini terjadi terutama di pembibitan
utama pada daun muda dan muncul sebagai lesi kecil berbentuk lingkaran yang
basah dengan pinggiran berwarna terang dan pusat nekrotik. Bagian tengah ini
kemudian mengering dan menjadi putih seperti kertas. Pada tahap selanjutnya,
lubang terbentuk di tengah lesi. Seiring perkembangan penyakit, banyak lesi
dengan ukuran berbeda berkembang dan seluruh daun kemudian mengering.
PENGENDALIAN
1. Pengaturan jarak tanam dan kelembapan lokasi budidaya
2. Pemusnahan tanaman terserang penyakit
3. Penggunaan Trichoderma harzianum, Trichoderma viridae
4. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif Tebuconazole, Triticonazole,
Propiconazole, Chlorothalonil, Mancozeb
PENYAKIT PADA KAPULAGA
Nama Penyakit Bagian Tanaman Patogen Penyebab
Terserang
Busuk buah (Capsule rot “Azhukal”) Buah, daun, tunas muda, Phytophthora meadii,
bunga Phytophthora nicotianae
Busuk rimpang (Rhizome rot) Rimpang, tunas muda, akar Pyhtium vexans, Rhizoctonia
solani, Fusarium oxysporum
Busuk bakteri (Bacterial rot) Rimpang Erwinia chrysanthemi
Hawar daun (Leaf blight “Chenthal”) Daun Colletotrichum gleosporiodes
Antraknosa Colletotrichum gleosporiodes
Karat daun Daun Phakopsora elettaria (Uredo
elettaria)
Mosaik virus “Katte” Daun Cardamom mosaic virus (CdMV)
BUSUK BUAH
( Phytophthora meadii, Phytophthora nicotianae)

Gejala penyakit berkembang terutama pada buah, daun muda, malai, dan tunas
muda. Gejala pertama yang terlihat muncul sebagai lesi yang berubah warna dan
basah pada daun muda dan buah. Lesi membesar dan bagian yang terkena meluruh.
Infeksi terjadi pada buah dan daun muda secara bersamaan atau, kadang-kadang,
pertama pada buah dan kemudian pada daun.
PENGENDALIAN
1. Pengaturan jarak tanam dan kelembapan lokasi budidaya
2. Pemusnahan tanaman terserang penyakit
3. Penggunaan Trichoderma harzianum, Trichoderma viridae
4. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif Metalaxyl, Etridiazole,
Cyazofamid, Hexaconazole, Propiconazole
BUSUK RIMPANG
( Pyhtium vexans P , Rhizoctonia solani R , Fusarium oxysporum R )
Pembusukan anakan dimulai dari daerah pangkal dan tumbangnya anakan.
Anakan yang terkena dapat ditarik keluar dengan sedikit tenaga dan
perubahan warna pada bagian dasar rumpun dapat terlihat. Gejala awal
pada daun tampak warna kuning pucat, sebagian tepi daun dan layu.
Pembusukan atau pembusukan dimulai di daerah leher dan menyebar ke
rimpang dan akar. Dalam kasus yang parah, daerah pangkal putus dan
anakan rebah.
PENGENDALIAN
1. Pengaturan jarak tanam dan kelembapan lokasi budidaya
2. Pemusnahan tanaman terserang penyakit
3. Penggunaan Trichoderma harzianum, Trichoderma viridae
4. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif Captan*/ Ferbam*/
Benomyl R/ Etridiazole P/ Metalaxyl P, Mancozeb
BUSUK BAKTERI
( Erwinia chrysanthemi)

Gejala yang terlihat pada daun berupa menguningnya daun tanaman


dewasa. Seringkali menyertai penguningan ini adalah busuk dan
rebahnya batang berdaun di permukaan tanah. Warna coklat pucat
berkembang pada rimpang, kemudian menyebabkan pembusukannya.
Akar menjadi menghitam dan nekrotik pada tahap infeksi lanjut. Infeksi
diamati pada varietas Malabar dan sering menyebabkan rebah seluruh
tanaman.
PENGENDALIAN
1. Pengaturan jarak tanam dan kelembapan lokasi budidaya
2. Pemusnahan tanaman terserang penyakit
3. Penggunaan Trichoderma harzianum, Trichoderma viridae
4. Penyemprotan fungisida yang mengandung tembaga (Copper)
HAWAR DAUN DAN ANTRAKNOSA
( Colletotrichum gleosporiodes)

Gejala timbul pada daun sebagai lesi persegi panjang yang basah, yang
kemudian memanjang membentuk garis - garis yang tersusun paralel. Panjang
garis-garis ini bervariasi dari beberapa milimeter hingga 5 cm. Daerah lesi
menjadi berwarna coklat kekuningan sampai merah jingga, dan seringkali
bagian tengah menjadi nekrotik. Biasanya, dua daun termuda tidak terserang
penyakit. Seiring perkembangan penyakit, semakin banyak lesi berkembang
pada daun yang lebih tua, lesi yang berdekatan menyatu, dan area ini mulai
mengering. Tanaman yang terinfeksi parah menunjukkan penampilan terbakar.
PENGENDALIAN
1. Pengaturan jarak tanam dan kelembapan lokasi budidaya
2. Pemusnahan tanaman terserang penyakit
3. Penggunaan Trichoderma harzianum, Trichoderma viridae
4. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif Mancozeb, Carbendazim,
Chlorothalonil, Propiconazole
KARAT DAUN
( Phakopsora elettaria (Uredo elettaria))

Gejala serangan dari penyakit karat daun adalah timbulnya karat -karat yang
berwarna kuning kecokelatan. Pada umumnya, daun yang lebih awal diserang oleh
penyakit ini ialah daun yang lebih muda, lalu merambat ke bagian daun tua.
PENGENDALIAN
1. Pengaturan jarak tanam dan kelembapan lokasi budidaya
2. Pemusnahan tanaman terserang penyakit
3. Penggunaan Trichoderma harzianum, Trichoderma viridae
4. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif Azoxystrobin, Chlorothalonil,
Metconazole, Benomyl
MOSAIK VIRUS “KATTE”
(Cardamom Mosaic Virus (CdMV) )
Gejala pertama terlihat pada daun muda dari anakan yang terserang berupa
bintik-bintik klorotik berbentuk gelendong dengan panjang 2-5 mm. Kemudian
bintik-bintik ini berkembang menjadi garis-garis hijau pucat yang terputus-
putus. Garis-garisnya sejajar dengan urat dari pelepah ke tepi daun. Semua
daun baru yang muncul kemudian menunjukkan gejala mosaik yang khas
dengan garis-garis klorosis dan hijau. Saat daun matang, gejala mosaik kurang
lebih tertutup. Penyakit bersifat sistemik dan secara bertahap menyebar ke
semua anakan dalam satu rumpun. Tanaman yang lebih muda menunjukkan
gejala lebih awal daripada rumpun dewasa. Rumpun yang terinfeksi kerdil dan
berukuran lebih kecil dengan beberapa anakan yang ramping dan malai yang
lebih pendek. Tanaman yang terinfeksi Katte terus bertahan selama bertahun-
tahun dan berfungsi sebagai sumber inokulum. Jika tanaman terinfeksi pada
tahap pembibitan atau tahun tanam yang sama, kerugiannya akan total.
Kerugian akan mencapai 68% dalam tiga tahun setelah infeksi (kehilangan
akan lebih banyak lagi pada tahap selanjutnya).
PENGENDALIAN
1. Pemusnahan tanaman terserang penyakit
2. Pengaturan jarak tanam dan kelembapan lokasi budidaya
3. Pengendalian serangga vector (aphid)
TERIMA KASIH fpb.andre@uksw.edu

Anda mungkin juga menyukai