Legum merupakan tanaman yang cocok untuk makanan ternak terutama sebagai
makanan penambah konsentrat. Sebagian besar legum ditanam guna memenuhi gizi dari
ternak tersebut. Salah satu legum yang digunakan sebagai penambah konsentrat adalah
kacang kedelai. Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati dengan kandungan
39%, dan 2% dari seluruh rakyat indonesia memperoleh sumber kalori dari kedelai,
kedelai telah menjadi bagian makanan sehari-hari bangsa Indonesia selama lebih dari
200 tahun dan diakui mempunyai nilai gizi tinggi oleh dunia internasional (Sutarya et al.,
1995).
Secara umum legum mempunyai ciri mempunyai bintil akar yang dapat berfungsi
sebagai penyubur tanah. Daunnya berbentuk kecil-kecil dan bersirip tunggal, buahnya
termasuk buah polong. Bunganya berbentuk kupu-kupu, pada legum spesies pohon
biasanya berakar tunggang, sedangkan legum yang bukan spesies pohon berakar
serabut. Mampu mengikat nitrogen bebas dari udara, legum tropik biasanya
bersifat perennial (hidup lebih dari satu tahun). Sifat tumbuhnya merayap dan membelit
batang-batang dapat mengeluarkan akar dari tiap ruas batangnya. Ada juga spesies
legum yang tumbuh tegak. Beberapa spesies legum yang biasa digunakan sebagai
penutup tanah diantaranya adalah Centrosema pubescens, Calopogonium
mucunoides, Pueraria javanica, Crotalaria juncea, dan Crotalaria
usaramoensis (Kariada et al., 2000).
Legum
Menurut Purbajanti (2013), tanaman ini sering disebut sebagai tayuman. Tayuman
merupakan salah satu pohon legum tahunan yang memiliki daun yang simple dan apabila
tumbuh tingginya dapat mencapai 17 kaki, dengan tipe tumbuh erect atau tegak. Bentuk
bunga tayuman adalah papilionaceae.Tayuman berasal dari Asia Selatan. Manfaat
tayuman dapat dijadikan sebagai obat antibakteri dan antidiare.
Sayed dan Sembiring (2004) menyatakan bahwa tanaman ini berumur pendek
sekitar 2-3 tahun, tumbuh tegak berbentuk semak-semak dengan ketinggian 1-3
m,batang tegak memiliki beberapa cabang dan cenderung berkayu. Memiliki daun
tersusun dari tiga daun bulat atau bulat telur (oval) yang ujungnya agak meruncing.Daun
umumnya agak tebal, panjang 5-7 cm, ditutupi rambut lembut tersebar merata terutama
dibagian bawahnya. Bunga Desmodium rensonii berwarna ungu yang berada pada malai
terbuka besar, menghasilkan polong berisi 6-8 biji, tertaut antara masing-masing polong,
biji berbentuk simetris dengan ukuran kecil dan keras yaitu sekitar 3-4 mm.
Mimosa invisa mempunyai kekerabatan dengan putri malu (Mimosa pudica), daun
pada Mimosa invisa dapat pula menutup seperti pada putri malu, hanya saja kecepatan
rangsangnya berbeda dengan putri malu. Mimosa invisa memiliki kecepatan rangsang
yang lebih lambat dari putri malu (Mimosa pudica). Selain itu, batang pada Mimosa invisa
memiliki duri yang lebih rapat dan jika kita tertusuk durinya, bagian yang tertusuk duri itu
akan bengkak.
Bogdam, A. V. 1997. Tropical Pasture and Fodder Plant. Longman Group Ltd., London.
Hasnudi, Sayed Umar, dan Iskandar Sembiring. 2004. Sumbang Saran untuk Kemajuan
Dunia Peternakan di Indonesia. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kamal, M. 1998.Nutrisi Ternak I. Rangkuman. Lab. Makanan Ternak, jurusan Nutrisi dan
Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, UGM. Yogyakarta
Kariada, I.K. dan I.M. Sukadana. 2000. Liptan. No. Agdex : 253 dan 262/20. Denpasar
Utomo, M., H. Buchari., I.S. Banuwa. 2012. Olah Tanah Konservasi: Teknologi Mitigasi
Gas Rumah Kaca Pertanian Tanaman Pangan. Lembaga Penelitian Universitas
Lampung. Bandar Lampung. 94 Halaman.
Wardiyono. 2015. Sesbania sesban. wwnkw.proseanet.org. diakses 15 Maret 2015