Anda di halaman 1dari 16

AGRO PLANTATIONS

PEMELIHARAAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN

1. Tujuan

Menjaga agar zona akar kelapa sawit bebas dari gulma untuk meminimalkan
persaingan memperebutkan hara, lengasan dan sinar matahari, Beri segera
hara yang seimbang yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan singkirkan
semua gulma yang membahayakan yang pada akhirnya dapat menghambat
kemampuan akses untuk efektivitas operasi pemeliharaan.

2. Kebijakan

2.1 Sebaiknya herbisida tidak digunakan untuk circle weeding selama tahun
pertama penanaman. Namun, jika tenaga kerja tidak tersedia, maka herbisida
terpilih tertentu dapat digunakan untuk peniadaan gulma sejak tahun kedua
dan seterusnya.

2.2 Seluruh gulma yang merugikan harus ditiadakan sepanjang waktu.

2.3 Lingkaran harus dijaga agar bebas gulma, yaitu tidak lebih dari 20% tutupan
gulma lunak sepanjang waktu.

2.4 Seluruh tanaman menjalar harus disingkirkan dari daun dan batang kelapa
sawit. Jangan merusak gulma secara membabi buta, jaga fern dan rumput
lunak di sepanjang interlines, hindari blanket weeding kecuali di daerah
dataran rendah dan, bilamana dipandang masuk akal, kembangkan tanaman
nectariferous yang menguntungkan, misalnya Cassia cobanensis (80%) dan
Tunera subulata (20%).

2.5 Seluruh tumpukan (Tandan Buah Kosong) EFB harus digunakan di lapangan
selambat-lambatnya 14 hari setelah diserahkan agar tidak menjadi lokasi
penangkaran untuk kumbang Oryctes dan untuk meminimalkan kehilangan
hara. Pemulsaan EFB harus dilakukan tidak kurang dari 25 mt per hektar dan
setelah itu diulang setiap tahunnya dengan laju serupa, jika tersedia dengan
biaya yang wajar.

2.6 Seluruh lokasi penangkaran kumbang harus diidentifikasi dan dimusnahkan.

2.7 Jadwal pemupukan dalam kondisi dimana kematangan belum tercapai harus
dijalankan segera dan keterlambatan tidak boleh lebih dari satu bulan.

-1–
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

2.8 Survei Hama dan Penyakit harus dilaksanakan pada interval rutin di daerah
yang terserang hama dan penyakit dan lakukan segera langkah kendali
terpadu untuk mencegah kemunculannya.

3. Panduan dan Prosedur Operasi Standar

3.1 Pemeliharaan Lingkaran

3.1.1 Peniadaan Gulma Secara Kimiawi atau Manual

Lingkaran kelapa sawit harus dijaga agar bebas dari gulma dengan peniadaan
gulma secara manual atau kimiawi. Untuk peniadaan gulma secara kimiawi,
maka hal itu harus dilakukan dengan hati-hati (gunakan jenis bahan kimia,
penyemprot dan nozel yang tepat) untuk menjamin kelapa sawit tidak rusak
karena kecerobohan penyemprotan (Perhatian: Jangan menyemprot dalam
cuaca berangin dan jangan gunakan herbisida yang telah dipindah-pindah
tanpa ijin khusus dan tindak pencegahan khusus).

3.1.2 Pengendalian Gulma di Piringan

Peniadaan gulma harus dilaksanakan hingga 30 cm di luar drip circle hingga


maksimal 180 cm dari dasar kelapa sawit.

3.1.3 Tanaman Penutup Alami Yang Dapat Diterima

Pada umumnya, bilamana tutupan dari tanaman kacang-kacangan tidak


mendominasi, maka rumput lunak, fern dan tanaman nectariferous
dipandang cukup baik untuk kondisi tanah yang gundul. Spesies berikut
dianggap dapat diterima (B) dalam perkebunan.

Nama Botani Nama Umum Kategori

-2–
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

Rumput :
Axonopus compressus Rumput karpet B
Brachiaria distachya B
Centotheca lappaces Rumput beruit B
Commelina nudiflora Spiderwort umum B Bukan rumput
Cyrtococcum accrescens Rumput panik baur B
Paspalum conjugatum Rumput buffalo B
Herba :
Ageratum conyzoides Gulma putih B*
Borreria latifolia Gulma kapas Daun Lebar B
Cleome rutidosperma B*
Curculigo villosa Weevil – wort B
Dianella nemerosa B
Euphorbia hirta Spurge B*
Erecthites valerianifolia Groundsel Malaysia B *
Physallis minima Bladder cherry B
Kacang-kacangan:
Clitoria laurifolia Dan sebagian besar B *
yang lainnya
Crotolaria spp B
Semak:
Clerodendrum serratum Green witch tongue B
Fern:
Nephrolepis bisserate Fern menjalar B

* Sebagian dikenal sangat penting terutama dalam keseimbangan hama /


predator, yang menghasilkan madu untuk tahap dewasa dari wasps, dll.

-3–
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

3.1.4 Gulma Yang Tidak Dikehendaki atau Yang Merugikan

Spesies berikut dipandang merugikan dan harus ditiadakan

Nama Botani Nama Umum


Asystasia intrusa Asystasia
Bracharia mutica Rumput bambu raksasa
Chromolaena odorate Gulma siam
Clidemia hirta Gulma linggi
Eupatorium odoratum (Chromolaena Gulma siam
odoratus)
Dicranopteris (Gleichenia Linearis) Bracken ( Resam )
Eleusine indica Rumput angsa
Hedyotis verticiliata Borreria kayu
Imperata cylindrical Lalang
Ischaemum Muticum Rumput bambu
Lantana camara Lantana
Melastoma malabathricum Straits Rhododendron
Mikania micrantha Mile-a-minute
Mimosa Pigra Mimosa Raksasa
Mimosa Invisa Mimosa Raksasa
Paspalum picticulatum Paspalum Raksasa
Passiflora Foetida Passiflora
Pennisetum polystachyon Mission grass ( Ekor
kucing )
Rottboellia Exaltata Itch grass
Scleria spp Sedges
Stenochlaena Palustrus Paku Pakis
Tetracera scandens Paku merah
Dan semua spesies kayu lainnya.

-4–
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

3.1.5 Pengendalian Gulma Secara Kimiawi

Komposisi, pengendalian dan biaya gulma bervariasi terkait dengan lokasi


dan situasi. Pada umumnya, campuran glyphosate memberikan kendali yang
lebih lama dan menguntungkan di perkebunan yang mengalami kendala
tenaga kerja tetapi penggunaan untuk waktu yang lama dapat menghasilkan
pergantian gulma. Sebagai panduan, herbisida dan campuran herbisida
umum yang digunakan, beserta target gulmanya, tercantum pada Tabel 1,2 di
bawah ini.

Tabel 1: Herbisida Umum Yang Digunakan dan Karakteristiknya

Nama Dagang Bahan Peramu Aktif Modus Kerja Target Gulma


Gramoxone PP 910 Parakuat diklorida Kontak Spektrum luas
2.4-D Amine Garam 2,4-D dimetilamina Kontak / perpindahan Gulma daun lebar
Ally 20 DF Metsulfuon metal Perpindahan Gulma daun lebar Yams,
Wild ginger
Round Up Glisofat 41% w/w Perpindahan Spektrum luas
Fusilade Fliuazifop-butil Perpindahan Rumput selektif,
Paspalum dan Eleusine
Starane 200 Fluroxipir Perpindahan Gulma daun lebar
Garlon Triklopir Perpindahan Semak, pohon dan gulma
daun lebar
Basta 15 Amonium glufosinat Kontak dan Spektrum luas
penghambat
translocative glutamine
synthetase setengah
perpindahan

-5–
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

Tabel 2: Campuran Herbisida

Campuran Laju / Ha Laju Campuran / 18 Target gulma


Herbisida liter air

Starane 0,3 Liter 12 ml Starane + 60 ml Daun lebar


+ + Round Up
Round Up 1,5 Liter

Ally 20 DF 75 gm 3 gm Ally + 60 ml Gulma umum: rumput, daun lebar dan


+ glyphosate kacang-kacangan;
Round Up 1,5 liter Gulma kayu Clidemia, melastoma,
Lantana spp., Eupatorium spp.:
Fern – Dicranopteris, Nephrolepis,
Stenochlaena, dan Adiantum;
Wild ginger dan Wild yam.

Ally 20 DF 75 gm 3 gm Ally + 60 ml Gulma umum: rumput, daun lebar, dan


+ paraquat kacang-kacangan.
Paraquat 1,5 liter Gulma kayu Clidemia, melastoma,
Lantana spp., Eupatorium spp.;
Fern – Dicranopteris, Nephrolepis,
Stenochlaena, dan Adiantum;
Wild ginger dan Wild yam.
Round Up 2,5 liter 100 ml Round Up Rumput

3.2 Pemupukan

Pada awal tahun pertumbuhan, kelapa sawit bertumbuh melalui beberapa


tahap dari perkembangan vegetatif yang sangat aktif dengan permintaan
yang bervariasi namun sangat banyak akan berbagai unsur hara.

-6–
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

3.2.1 Program Pupuk Kelapa Sawit Yang Belum Matang

Umur PTAI COMPOUND SCHEDULE - FERTILISER RATES


Setelah Dosis Aplikasi (gm/palm)
Tanam NPK NPK
(bulan) 15.15.16.4 12.12.17.2 UREA RP MOP Kies. Borate

1 300
4 500
8 800
12 1000
(total-yr. 1) 800 1800

16 1250 30
20 1500 500
24 1750 250
(total-yr. 2) 4500

28 600 1250 750 50


32 650 750 500
36 750 1500 1000
(total-yr. 3)

Total 800 6300 2000 3250 2750 500 80

3.2.2 Pemberian Pupuk

3.2.2.1 Dua pemberian pertama

Pupuk harus diberikan dekat dengan keliling inti penanaman untuk


menjamin penyerapan maksimum.

3.2.2.2 Pemberian Selanjutnya

Pupuk harus disebar merata di dalam drip circle tetapi bukan di dalam jejari
15 cm dari collar kelapa sawit.

3.2.2.3 Pengaturan Waktu

Pemberian harus dilakukan sesuai jadwal segera setelah circle weeding.

-7–
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

3.2.2.4 Penempatan

Pupuk harus disebar merata dan bukan ditempatkan sebagai jalur sempit atau
dalam gumpalan di sekitar kelapa sawit.

3.2.2.5 Pupuk Unsur Kelumit (Trace-Element)

Sewaktu memberikan pupuk unsur kelumit, yang penting adalah jumlah


yang diberikan tidak melampaui laju yang disarankan dan pupuk tersebut
tersebar merata di sekitar kelapa sawit.

3.2.3 Pengawasan

Pengawasan secara ketat selama pemberian pupuk berlangsung sangatlah


penting dan anggota staff pelaksana harus hadir sepanjang waktu.

3.3 Pengambilan Sampel Daun

Putaran pertama pengambilan sampel daun harus dimulai 30 bulan setelah


penanaman dan setelah itu dengan interval setiap tahun.

3.4 Pemulsaan Tandan Buah Kosong (EFB)

Temuan penelitian menunjukkan bahwa pemulsaan EFB kelapa sawit segera


setelah ditanam akan meningkatkan pertumbuhan dan kekuatan kelapa sawit
selama jangka waktu dimana kematangan belum tercapai dan meningkatkan
hasil panen pada saat matang.

Mengingat temuan di atas, pemulsaan jika tersedia secara ekonomis harus


dilaksanakan untuk semua kelapa sawit yang baru ditanam @ 25-30 mt / ha /
tahun.

Panduan mengenai prosedur dan kendala tersaji sebagai berikut:

a. Laju dan Frekuensi pemberian EFB

Pemulsaan EFB pada laju 25-30 ton metrik per hektar per tahun pada
satu kali pemberian. Hal ini harus dilaksanakan segera setelah lapangan
ditanam dan setelah itu untuk tiga tahun berturut-turut. Tujuannya adalah
mulai memberikan EFB di daerah dimana kelapa sawit muda
kemungkinan besar akan menderita tegangan lengasan serius dan
pertumbuhan yang buruk.

-8–
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

b. Cara pemberian

EFB harus ditempatkan sebagai lapis tunggal pada cincin konsentris


dekat dasar kelapa sawit selama putaran pemulsaan pertama. Dalam
putaran kedua, EFB harus ditempatkan sebagai lapis tunggal pada cincin
konsentris yang menyisakan jejari kurang-lebih 0,5 m dari dasar kelapa
sawit bebas dari EFB untuk memudahkan operasi pemanenan
selanjutnya. Daerah sekitar dasar kelapa sawit harus dijaga agar bebas
dari EFB dan lambat-laun diperluas dalam putaran-putaran pemulsaan
selanjutnya. Lapis mulsa EFB harus diperiksa secara berkala untuk
mengetahui apakah terserang kumbang Oryctes.

Pemulsaan EFB pada Kelapa Sawit Yang Belum Matang

3.5 Hama dan Penyakit

3.5.1 Kumbang Rhinoceros (Oryctes rhinoceros)

3.5.1.1 Tutupan atas batang yang telah ditebang

Bilamana batang kelapa sawit ditinggalkan di lokasi, maka tutupan vegetatif


padat (ditanam atau alami) harus diupayakan untuk merayap ke atasnya
sebagai langkah pengendalian terhadap Oryctes. Di sini perlu berhati-hati

-9–
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

agar tidak tercipta lokasi penangkaran, misalnya tumpukan sampah, serbuk


gergaji, serat siklon, EFB, kotoran sapi atau bahan organik lain. Bilamana
terdapat tumpukan tersebut, maka harus diratakan atau diberikan di lapangan
dengan cepat. Jika tidak, maka harus diperiksa pada interval setiap tiga bulan
dan bila perlu insektisida kontak dan stomach pada konsentrasi yang tepat
harus diberikan hingga terendam basah.

3.5.1.2 Kendali:

a). Penanganan dengan Cypermethrin efektif dan disarankan untuk semua


tingkat populasi kumbang. Semprot larutan cypermethrin sebagai
berikut:

Umur Kelapa Sawit Volume semprotan Target semprotan


================= ================ ================

< 12 bulan 50 ml Bonggol dan dasar spear

12-18 bulan 75 ml Bonggol dan dasar spear

> 18 bulan 150-200 ml Dasar daun kelapa


sawit muda dan spear.

Interval penyemprotan setiap 2 minggu sekali (fortnightly.

b) Pengolahan dengan carbofuran hanya disarankan dalam situasi sebagai


berikut:

i} Bilamana penyemprotan cypermethrin tidak dapat dilaksanakan.


ii) Selama jangka waktu curah hujan tinggi.

Formulasi yang mengandung 3% carbofuran diberikan 15 gm setiap 2


minggu sekali. Carbofuran harus diberikan untuk wilayah spear
keseluruhan di sekitar kelapa sawit untuk mendapatkan efek maksimum.
Carbofuran merupakan bahan yang sangat beracun. Oleh sebab itu,
semua tindak pencegahan yang disarankan untuk penanganan bahan ini
harus ditaati dan pekerja harus diperingati agar mengambil tindak
pencegahan yang diperlukan.

- 10 –
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

Pemantauan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh oryctes:


Pada penanaman kembali kelapa sawit dengan kelapa sawit yang
terutama sangat rentan terhadap serangan Oryctes, diperlukan kesiagaan
penuh dalam memantau hama ini.

Informasi Terkait: Teknik yang dikembangkan dalam pemerangkapan


oryctes dengan PNG dalam perangkap pheromone yang diberi
Metarhizium anisopiliae sebelum dilepas menunjukkan keberhasilan
tertentu. Menyemprot lokasi penangkaran dengan suspensinya dan
baculovirus Rhabdionvirus oryctes juga cukup menjanjikan. Jika anda
benar-benar menghadapi masalah, maka laboratorium propagasi perlu
didirikan dalam upaya mendapatkan kendali terpadu.

3.5.2 Hama Serangga Lainnya

3.5.2.1 Cockchafer: Apogonia cribricollis, Apogonia expeditions, Adoretus


compressus, Adoretus bornmeesis, Anomala cupripes, Leucopholis rorida
dan Psilopholis vestita dapat merusak daun tetapi biasanya kurang cukup
untuk menjamin penanganannya.

Larva A. cupripes dan L. rorida menyerang akar. Di sepanjang batas hutan,


spesies yang lebih besar, yaitu P. cestita dan beberapa spesies lain misalnya
Lepidiota reuleauxi Brenske di PNG menyerang akar, sehingga
menimbulkan gejala defisiensi dan kadang berakibat pada kematian.
Biasanya terjadi pada areal yang dapat meluas dampaknya.

Kendali atas kerusakan daun dilakukan dengan menyemprotnya dengan


cypermethrin pada interval 2 minggu sekali. Kendali atas kerusakan akar
dapat dilakukan dengan butiran carbofuran.

3.5.2.2 Ngengat Tandan (Tirathaba mundella)

Larva memakan tandan buah sehingga mengakibatkan kegagalan


pertumbuhan inti dan penampakan tandan yang kurang sedap akibat endapan
frass coklat kemerahan (kotoran). Terjadinya dikaitkan dengan kondisi
kelapa sawit yang tidak bersih, terutama pada kelapa sawit muda menjelang
panen

Bilamana serangan ini terjadi, lakukan pembersihan tambahan di sekitarnya


sebagai langkah pengendalian. Untuk menentukan tingkat serangan, sensus
harus dilakukan. Kendali kimiawi dengan menggunakan endosulphan atau
kendali biologi dengan menggunakan Basillus thuringiensis dapat
dipertimbangkan.

- 11 –
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

3.5.2.3 Belalang (Tiger grasshopper, Valanga nigricornis)

Kerusakan dapat mencapai tahap serius dan biasanya terjadi di persemaian


dan tanaman muda. Telur diletakkan di vegetasi tanah, tetapi nimfa yang
lebih tua dan yang sudah dewasa memakan daun kelapa sawit juga.

Untuk menentukan sejauh mana dan sampai seberapa serius kerusakan yang
terjadi, diperlukan perhitungan potongan-melintang 15 kelapa sawit untuk
setiap 8 hektar. Kendali lebih efektif selama tahap pembentukan nimfa,
sehingga kesiagaan sangat perlu.

3.5.2.4 Ulat bulu

Ulat api (Setora nitens, Darna trima, Thosea asigna, T. Bisura). Warnanya
cerah, memiliki tulang belakang yang menyengat dan memakan daun kelapa
sawit. Serangan serius dapat berakibat hilangnya daun secara keseluruhan.

3.5.2.5 Ulat Bulu Berambut (Dasychira mendosa, Laelia venosa)

Ulat bulu dari ngengat tussock memiliki ciri berkas rambut yang rapat di
punggungnya dan dua pencil rambut yang bertumbuh di kepala dan ujung
belakangnya. Mereka dapat merontokkan daun kelapa sawit.

3.5.2.6 Bagworm (Metisa plana, Crematopsyche pendula, Mahasena sorbetti)

Pada tanaman berumur kurang dari 2 tahun, beberapa kelapa sawit yang
terisolasi kadang mengalami serangan yang berat. Di daerah dimana daun
kelapa sawit belum mengalami overlap, ambil dengan tangan semua
bagworm dan bakar. Tetap periksa bagian lain dari daerah tersebut untuk
menilai sebarannya.

Ulat bulu memakan daun kelapa sawit dan juga memotong bagian-bagian
daun untuk hidup mereka. Hilangnya daun ini dan penurunan panen yang
diakibatkannya dapat mencapai tahap sangat serius. Serangan yang
mencakup 800 hingga 1.200 hektar sudah hal yang lazim.

Jangan melaksanakan penyemprotan insektisida secara membabi-buta


kecuali kerusakan canopy melampaui 30% di daerah yang agak luas. Cukup
pantau parasit pada larva, jika tidak bertambah jumlahnya, mungkin
diperlukan langkah proaktif. Tetapi sedapat mungkin harus ramah
lingkungan. JANGAN SEKALI-KALI MENGGUNAKAN
INSEKTISIDA SPEKTRUM LUAS. Garis pertahanan pertama adalah
menggunakan semprotan Bacillus thuringiensis (BT). Semprotan ini tersedia

- 12 –
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

di pasar tetapi juga dapat disiapkan di laboratorium anda sendiri. Biasanya


menghasilkan kontrol. Anda tidak harus memberantas hingga menyeluruh.
Sebagai upaya terakhir, bahan kimia dapat digunakan. Menyuntik batang
dengan monocrotophos sangat efektif dan yang menjadi target adalah
pemakan daun. Semprotan pyrethrin dapat dipertimbangkan tetapi semprot
apa yang menjadi inti serangan. Spektrumnya luas.

3.5.2.7 Thrip (Thripidae) dan Tungau Laba-Laba Merah (Tetranychidae)

Kadang terlihat di lapangan, yang menyebabkan daun terlihat terbakar dan


berwarna perunggu, dan serangan ini umumnya terjadi selama musim kering
dan dalam waktu bersamaan. Serangan biasanya hilang sewaktu hujan mulai
turun.

3.5.2.8 Serangga daun dan kutu tepung

Umumnya teramati pada tanaman kelapa sawit dan tidak dianggap sebagai
hama utama.

3.5.3 Tikus (Rattus argentiventer, R. tiomanicus)

Kendali alami oleh ular, kucing, dan BURUNG HANTU sangat disarankan
bila dipandang tepat, karena dapat menjadi alat yang efektif dalam
memeriksa kemunculan hama.

3.5.3.1 Mengumpan tikus di blok kecil di Areal Belum Menghasilkan

Bilamana kerusakan akibat tikus menjadi masalah pada tanaman kelapa


sawit yang belum matang yang tersebar pada tanaman yang sudah matang,
maka mengumpan tikus harus dilaksanakan dalam waktu bersamaan dengan
pematangan daerah kelapa sawit sekitar.

3.5.3.2 Mengumpan tikus di blok besar di Areal Belum Menghasilkan

Bilamana kelapa sawit yang belum matang berada di blok yang besar, maka
upaya mengumpan harus dilaksanakan pada daerah keseluruhan jika
kerusakan terlihat dan sensus umpan menunjukkan penerimaan umpan lebih
dari 20%.

3.5.3.3 Mengumpan Di Tempat

Apabila terlihat adanya kerusakan pada kelapa sawit, maka mengumpan di


tempat harus dilaksanakan di blok yang mencakup sekurang-kurangnya 40

- 13 –
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

hektar di seputar daerah kerusakan. Namun jika beberapa lokasi memerlukan


pengumpanan, maka blok keseluruhan harus diumpan.

3.5.3.4 Dimulainya upaya mengumpan tikus

Upaya mengumpan tikus harus dimulai 6 bulan sejak penanaman atau lebih
dini jika terlihat adanya kerusakan.

3.5.3.6 Penempatan umpan tikus

Umpan tikus biasanya ditempatkan di lingkaran yang sudah dibersihkan dari


gulma di setiap baris dengan 1 umpan / kelapa sawit atau lebih jika tingkat
kerusakan sangat tinggi (>30% dari kelapa sawit keseluruhan). Atau, umpan
juga dapat ditempatkan di butt daun kelapa sawit.

3.5.3.7 Landak (Artherurus macrourus, Hystrix brachura)

Landak (Porcupine) biasanya merusak collar kelapa sawit yang ditanam di


sepanjang batas hutan. Kelapa sawit dapat dilindungi dengan collar kawat
(atau collar yang dibuat dari bahan lain yang sesuai) yang ditempatkan di
seputar kelapa sawit dengan bagian bawah terkubur hingga kedalaman
kurang-lebih 10 cm. Namun pasta zink fosfida yang dicat pada collar kelapa
sawit, pemberian slab besar umpan tikus dan penggunaan perangkap
merupakan langkah kendali utama yang disarankan.

3.5.3.8 Monyet (Macaca fascicularis, M nemestrina)

Di sepanjang batas hutan, monyet dapat mengganggu. Kendali dilakukan


dengan menggunakan alat untuk menakut-nakuti.

3.5.3.8 Tupai (Callosciurus notatus)

Bilamana ada laporan kerusakan akibat tupai, maka kendali dilakukan


dengan menggunakan alat untuk menakut-nakuti.

3.5.3.9 Hewan Domestik

Di perkebunan, bilamana ternak menimbulkan masalah, maka parit ternak


harus digali dan jaring ternak dipasang sesuai kebutuhan. Perencanaan parit
harus memperhitungkan daerah tanam-ulang di masa mendatang agar lebih
efektif dari segi biaya.

- 14 –
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

3.5.4 Penyakit

3.5.4.1 Penyakit Mahkota

Sebagian kelapa sawit dapat memperlihatkan terpilinnya daun kelapa sawit.


Tidak ada tindakan yang harus dilaksanakan karena kelapa sawit akan
mengatasi malfungsi ini. Namun, untuk mahkota kelapa sawit yang
mengalami sakit serius, yaitu > 50% daun yang terpilin, maka kelapa sawit
tersebut harus diganti.

3.5.4.2 Penyakit Lain

Penyakit lain yang teramati harus dilaporkan ke Departemen Agronomi


untuk mendapatkan saran dan diambil tindakan yang tepat. Semua kelapa
sawit yang mati harus diselidiki dan seluruh staff harus diberi pelajaran
untuk mengenali penyakit utama seperti Ganoderma.

4. Lingkungan

i. Jangan buang kelebihan bahan kimia atau campuran bahan kimia dan
wadah secara sembarangan. Lihat saran yang tercantum pada label dan
Kebijakan Lingkungan dari perusahaan untuk mendapatkan panduan
mengenai penanganan, penyimpanan dan pembuangan.

ii. Gunakan Pestisida bila mutlak diperlukan dan dengan bijak hanya untuk
hama yang menjadi sasaran.

Lihat panduan Perusahaan mengenai Kebijakan Lingkungan.

5. Kesehatan dan Keamanan

i. Pakaian pelindung yang tepat harus dikenakan selama dilaksanakannya


operasi penyemprotan (misalnya: perisai wajah, masker debu, apron,
sarung tangan pengaman),

ii. Bacalah label produk dan instruksi sebelum menggunakan pestisida,


misalnya herbisida / pestisida, dan

iii. Cuci tangan setelah menyemprot pestisida, misalnya herbisida, pestisida,


dll.

- 15 –
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS

Lihat panduan Perusahaan mengenai Kebijakan Kesehatan dan Keamanan.

6. Sosial

Tidak ada

7. Mutu dan Standar

Setiap saat, kondisi tanah dijaga agar menguntungkan bagi pertumbuhan


kelapa sawit dan memiliki akses yang baik untuk operasi lapangan.

Capai pertumbuhan yang merata dan kematangan tanaman dini, yaitu


selambat-lambatnya 26 bulan setelah penanaman di lapangan untuk tanah
pantai dan 28 bulan untuk tanah pedalaman, dan hasil panen dini untuk
lokasi.

8. Parameter Produktivitas

Lihat Lampiran A.

9. Catatan

Lihat Lampiran B.

Diterjemahkan dari naskah bahasa Inggris oleh Kintawati Purnomo, S.Pd., penerjemah resmi dan
bersumpah yang diangkat oleh Gubernur KDKI Jakarta dengan SK No. 5226/1998.

- 16 –
Kode Referensi: OP/C9/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006

Anda mungkin juga menyukai