Anda di halaman 1dari 52

MEDIA TANAM DAN

NUTRISI JAMUR

By: Nur Azizah, SP MP


BP-FPUB
Tujuan pembelajaran

1. Mempelajari dan mengenal macam-macam media


yang dapat digunakan untuk budidaya jamur
konsumsi
2. Mempelajari persyaratan media untuk budidaya
jamur konsumsi
3. Mempelajari cara penyiapan dan pengolahan bahan
yang digunakan untuk media tumbuh jamur
konsumsi
Content
I. Pendahuluan
II. Macam-macam media tanam jamur
2.1 Media log (kayu gelondongan)
2.2 Media substrat
III. Nutrisi untuk pertumbuhan jamur
3.1 Karbon
3.2 Nitrogen
3.3 Mineral
3.4 Vitamin
IV. Persiapan substrat
4.1 Pengomposan
4.2 Pemberian bahan tambahan dan formulasi media tanam
jamur
I. PENDAHULUAN
Ke
ala hidu
m p
pada kayu ko i jam an
ns
segar atau um ur
si
lapuk

bekas jerami Saprofit kompos


dan rumput mati tanaman
Dekomposer

kompos kotoran
humus
dibudidaya
kan
hewan
Kelebihan budidaya jamur :

• memungkinkan untuk
usaha yang memperoleh bahan-bahan
substrat (media)dengan
relatif murah harga murah atau bahkan
gratis

• dapat melestarikan
ramah lingkungan dengan daur
ulang limbah, khususnya
lingkungan limbah pertanian
Potensi limbah untuk media jamur
600 miliar kg limbah kering

S Limbah pertanian:
e 500 miliar kg
t
i
360 miliar kg jamur segar
a
p

t
a Limbah 25% limbah jerami tanaman
h kehutanan:
100 miliar kg
serealia
u
n

317 miliar kg jamur segar


Contoh limbah pertanian yang jumlahnya
melimpah di kawasan tropis
• jerami tanaman serealia,
• tongkol jagung,
• rumput,
• serbuk gergaji,
• ampas tebu,
• limbah kapas,
• sisa minyak sawit,
• eceng gondok,
• sabut kelapa,
• daun pohon,
• cabang dan batang kayu
II. MACAM-MACAM MEDIA TANAM JAMUR

Media
jamur

Substrat Log

Limbah
pertanian

Limbah
kehutanan

Limbah
agroindustri
2.1 Media Log (kayu gelondongan)
Kandungan utama log kayu:

Polisakarida
Selulosa &
hemiselulosa

lignin

didekomposisikan oleh sumber energi


miselia jamur untuk
pertumbuhan
Contoh

Perbandingan kandungan utama pada log pohon


pinus dan beech

pohon pinus pohon Beech

%
22 nin
Lig
Beberapa jenis kayu pohon yang bisa digunkan
sebagai media log berdasarkan tingkat kesesuaian:

• Tingkat kesesuaian tinggi


• Tingkat kesesuaian medium
• Tingkat kesesuaian rendah
• Gambar 1. Pengaruh perbedaan jenis spesies pohon yang digunakan
untuk log jamur shitake selama 4 tahun (Mudge et al., 2013)
Kelebihan media log

(1). tidak memerlukan banyak tenaga kerja dan perawatan karena


lingkungan tumbuh mendekati habitat alaminya

(2). kulit kayu melindungi miselia jamur sehingga tidak mudah


terkontaminasi karena kandungan air dalam log rendah sehingga
kontaminasi oleh mikroorganisme lain lebih sedikit

(3). tubuh buah jamur yang dihasilkan memiliki kualitas yang


lebih tinggi dengan tudung lebih tebal dan bau harum

(4). lebih ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan limbah

(5). mengandung polisakarida yang lebih tinggi.


Syarat log (kayu gelondongan) sebagai media:
1. Kayu yang sehat dan sudah tua
umur pohon yang ideal untuk log jamur adalah
6-10 tahun
2. Panjang ± 0.5 – 1 m, diameter ±10 – 20 cm
3. Jenis kayu sesuai umur tumbuh jamur
• Jamur yg masa tumbuh lama kayu agak keras
Ex: kayu meranti, rambutan, mangga, jati
• Jamur yg masa tumbuh singkat kayu lunak
Ex: kapuk, sengon, dadap
4. Tidak mengandung zat/senyawa yang sulit ditembus jamur, ex:
• Terpentin (minyak pengencer cat) Pinus
• Getah Karet, kayu putih, beringin
2.2 Media substrat
Media substrat adalah jenis bahan lignoselulosa yang mendukung
pertumbuhan, perkembangan dan pembentukan tubuh buah jamur
Chang dan Miles (2004)

• Ialah sisa-sisa panen atau bagian tanaman yang tidak ikut dipungut saat
panen,
Limbah • Contoh : batang, daun, kulit biji atau polong
pertanian

• seresah pohon,
• kulit kayu
Limbah • sisa gergajian kayu
kehutanan

• limbah kertas,
• ampas tebu (hasil penggilingan tebu),
Limbah • blotong (sisa kotoran dari penggiingan tebu yang berwarna hitam)
agroindustri • ampas tahu
Kelebihan media substrat

Murah & mudah Memanfaatkan Menjaga


didapat limbah pasokan media
• Dalam • Dapat • Dapat menjaga
menentukan mengurangi kontinyuitas
jenis substrat pencemaran produksi jamur
yang digunakan lingkungan
sebaiknya
melihat
kelimpahan
potensi limbah
yang tersedia di
lingkungan
sekitar tempat
budidaya
Tabel 1. Berbagai jenis limbah yang dapat digunakan untuk media substrat
jamur konsumsi (Poppe, 2004)
Jenis limbah untuk substrat media jamur konsumsi Jenis jamur konsumsi yang dibudidayakan

Serbuk gergaji kayu Pleurotus, Auricularia, Flammulina, Tramella, Pholiota,


Hericium
Alang-alang (Imperata cylindrica) Pleurotus sp
Azolla Agaricus, Pleurotus dan Collybia
Daun pisang kering Pleurotus, Volvariella
Batang pisang cacah Pleurotus sajor-caju
Jerami (barley atau oat) Pleurotus, Agaricus,Volvariella, Stropharia
Daun kayu manis (Cinnamon zeylanicum) Pleurotus
Kulit buah jeruk Pleurotus
Sabut kelapa Pleurotus, Volvariella
Tongkol, daun dan brangkasan jagung Pleurotus, shiitake
Kulit biji dan limbah kapas Pleurotus
Rumput gajah (Pennisetum purpureum) Pleurotus, Agaricus
Kulit kacang tanah Pleurotus sajor-caju
Daun serai (Cymbopogon citratus) Pleurotus
Seresah tanaman legum Pleurotus
Batang dan daun ubi kayu cacah Pleurotus, Agaricus
Tangkai mentha (dicampur jerami) Pleurotus, Agaricus,Volvariella
Daun lada Pleurotus osteratus
Seresah tanaman kentang Pleurotus, Stropharia
Jerami padi dan gandum Pleurotus, Volvariella, Agaricus
Batang wijen Pleurotus sajor-caju
Batang kedelai Pleurotus sajor-caju
Kulit kuaci (biji bunga matahari) Pleurotus, Stropharia
Tangkai dan kelopak bunga matahari Pleurotus, Agaricus
Ampas tebu Pleurotus sajor-caju, Agaricus
Kangkung Pleurotus sajor-caju
Eceng gondok Pleurotus, Volvariella
2.2.1 Media limbah pertanian
Berasal dari limbah pertanian, ex:
1. Jerami padi
2. Eceng gondok
3. Gandum Dikomposkan
4. Limbah kapas karena C/N rasio
tinggi
5. Lamtoro
6. Daun pisang, dll

Apabila limbah
pertanian langsung
dijadikan sebagai dapat menimbulkan
media, kekurangan N

akan menurunkan
hasil
Gambar 1. Limbah pertanian untuk media jamur: (a) jerami padi; (b) jerami
gandum; (c) limbah kapas; (d) ampas tebu; (e) eceng gondok (Quimio, 2004)
Tabel 10.3 Kandungan nutrisi dalam limbah pertanian (Poppe, 2004)

Kandungan (%)
Jenis limbah C/N
pertanian Hemi RASIO
Selulosa Lignin N Total P2O5 K 2O SiO2
selulosa
Jerami padi 37 17 14 0.55 0.40 1.6 12 70

Jerami gandum 40 39 13 0.50 0.04 0.1 4.1 104

Jerami barley 43 36 14 0.64 0.19 1.07 - 72

Batang jagung 48 38 16 0.80 0.35 0.4 1.8 63

Tongkol jagung 40 - 15 0.40 0.10 0.25 0.5 129

Berangkasan 43 - 15 0.90 0.15 0.3 1.1 45


tanaman kacang

Tangkai jagung 48 - 16 0.8 0.35 0.4 1.8 63

Limbah kapas 50 8.73 10.47 1.22 - - - 41

Daun pisang 10.85 19.95 18.21 1.71 29.5

Rumput 18 23 12 - - - - -
Potensi limbah pertanian

Limbah pertanian setiap tahun mencapai


500 miliar kg

25% limbah pertanian berupa jerami

Tahun 2015 produksi padi Indonesia mencapai


75,55 juta ton (BPS, 2015). Dengan perkiraan
rasio beras-ke-jerami 1.0 (Yao et al., 2008),
maka produksi jeraminya sekitar 76 juta
ton/tahun
Contoh penggunaan berbagai media pada jamur merang
2.2.2 Media limbah kehutanan:
Media serbuk kayu gergaji

1. pohon yang baik

Dasar pemilihan pohon


sebagai bahan serbuk
kayu gergaji

2. Mudah tersedia
Syarat serbuk gergaji untuk media jamur:
1. Berasal dari pohon yang berkualitas, yaitu tingkat
kesesuaian jenis pohon untuk media jamur tinggi
2. Berasal dari kayu yang tidak keras, Ex: kayu
sengon
3. Bukan dari kayu awetan
4. Berasal dari pohon non-aromatik atau yang tidak
mengandung zat yang dapat menghambat
pertumbuhan miselia jamur
5. Kayu yang digunakan harus steril, yaitu tidak
mengandung pestisida atau bahan beracun yang
lain
6. Ukuran serbuk gergajian seragam, sehingga
harus diayak terlebih dahulu
7. Serbuk gergajian tidak tercampur bahan lain, ex:
kerikil, tanah dan potongan kayu
Gambar 10.4 Persiapan media serbuk gergaji: (a) serbuk gergaji kayu; (b)
pengayakan serbuk gergaji kayu untuk mendapatkan ukuran media yang
seragam (Ediningtyas dan utami, 2012; Susilowati dan Rahardjo, 2010)
Keuntungan

1. Praktis
2. Bahan mudah didapat
3. Tidak makan tempat
4. Waktu panen lebih cepat
Contoh penggunaan berbagai media pada jamur
kuping
2.2.3 Media limbah agroindustri

Contoh limbah agroindustri :


• limbah kertas,
• ampas tebu (hasil penggilingan tebu),
• blotong (sisa kotoran dari penggiingan
tebu yang berwarna hitam) dan
• ampas tahu
III. NUTRISI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR

• Berperan sebagai sumber energi yang diperlukan untuk aktifitas sel dan pembentuk struktur tubuh jamur
• Sumber karbon : polisakarida, monosakarida, asam organik, asam amino lignin dan selulosa
• Dinding sel tanaman tersusun atas polisakarida selulosa, hemiselulosa dan lignin yang merupakan senyawa karbon yang dapat dimanfaatkan oleh jamur
• Polisakarida ialah senyawa yang tidak larut, sehingga harus dipecah terlebih dahulu oleh enzim ekstraseluler (seperti selulase dan lignase) dari hifa menjadi senyawa
Karbon monosakarida

• ialah unsur yang esensial dalam sintesis protein, purin dan pirimidin
• Kitin,(polisakarida yang menyusun dinding sel jamur) juga mengandung nitrogen
Nitrogen • Jamur menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat, ion amonium dan nitrogen organik
• S : untuk pembentukan asam amino, . Konsentrasi yang dibutuhkan oleh jamur adalah 10-4M yang tersedia dalam
bentuk magnesium sulfat
• P : untuk pembentukan adenosin trifosfat (ATP), asam nukleat, dan fosfolipid membran , konsentrasi sekitar 10-3 M
dalam bentuk kalium fosfat
• K : sebagai kofaktor dalam beberapa sistem enzim dalam metabolisme karbohidrat, dan berperan penting dalam
pemeliharaan keseimbangan ion, konsentrasi yang dibutuhkan jamur adalah 10-3 M dalam bentuk kalium fosfat
• Mg : berperan mengaktifkan banyak enzim dan penting dalam metabolisme ATP. Konsentrasi sekitar 10-3 M, dalam
bentuk magnesium sulfat.
• Fe &Zn : disebut sebagai unsur minor karena diperlukan dalam konsentrasi yang lebih rendah, yaitu masing-masing
Mineral sekitar 10-6M dan 10-8M. Fe merupakan aktivator dari katalase dan sitokrom, sedangkan Zn berperan sebagai
activator beberapa enzim seperti alkohol dehidrogenase
• Mn, Cu &Mo : Konsentrasi yang dibutuhkan masing-masing adalah 10-7M, 10-6M dan 10-9M . Mn berperan sebagai
aktivator beberapa enzim, termasuk siklus TCA (tricarboxylic acid) dan terlibat dalam sintesis asam nukleat, Cu
berperan dalam pigmentasi (pewarnaan) spora dan sebagai aktivator enzim triosinase, Mo adalah elemen aktivator
enzim flavoprotein nitrat reduktase yang berfungsi dalam pengurangan nitrat menjadi ion amonium.
• Vitamin berperan sebagai katalisator dan lebih khusus berfungsi sebagai koenzim. Sebagai koenzim, kebutuhan vitamin dipengaruhi
oleh faktor lingkungan seperti suhu dan pH
Vitamin • Vitamin yang dibutuhkan jamur : Tiamin (vitamin B1), Biotin (vitamin B7 dan vitamin H), Asam nikotinat (vitamin B3), asam pantotenat
(B5) dan asam para-amino-benzoat
IV. PERSIAPAN SUBSTRAT

4.1 Pengomposan
 Pengomposan ialah proses yang melibatkan aktivitas berbagai
macam mikroorganisme dalam jangka waktu tertentu, mengubah
substrat menjadi bahan yang bentuk fisik maupun kandungan
kimianya berbeda dari bahan awal.
 Hasil dari proses pengomposan disebut kompos

 Tujuan pengomposan:
1. Menyiapkan media yang mendukung pertumbuhan miselia jamur.
Substrat merupakan bahan yang kaya nutrisi, namun belum tentu
menjadi media yang baik bagi pertumbuhan jamur
2. Menekan pertumbuhan organisme yang lain. Apabila bibit jamur
diinokulasikan pada substrat mentah, mikroorganisme alami dengan
cepat tumbuh mendominasi media sehingga pertumbuhan miselium
jamur terhambat
Tipe pengomposan media substrat

• Tujuan pengomposan tipe ini adalah untuk


mengurangi volume maupun C/N rasio limbah
organik yang tinggi (seperti padi jerami) sehingga
Tipe I cocok untuk pemupukan tanah dan meningkatkan
pengomposan tumpukan limbah pertumbuhan tanaman.
oraganik yang diaplikasikan ke tanah
• Bahan organik memilki C/N rasio yang tinggi, jika
langsung diberikan ke tanah tanpa pengomposan,
akan menurunkan produksi tanaman

• Melalui proses pengomposan, campuran bahan


organik yang kaya nutrisi diubah menjadi media
yang stabil untuk pertumbuhan jamur namun
Tipe II tidak menguntungkan bagi pertumbuhan
proses fermentasi oleh mikroba pada mikroorganisme kompetitor.
substrat yang khusus digunakan untuk
media budidaya jamur konsumsi • Tipe ini khususnya digunakan untuk
pengomposan substrat jerami yang biasanya
digunakan untuk media jamur kancing (Agaricus)
dan jamur merang (Volvariella).
Mikroba yang terlibat dalam proses pengomposan :
1. Bakteri
2. Jamur dekomposer
Selama proses
pengomposan

 Dinding sel tanaman dari jerami dan limbah pertanian yang lain
banyak mengandung polisakarida, yaitu selulosa, hemiselulosa dan
lignin.
 Selama pengomposan, sejumlah bakteri merombak selulosa dan
hemiselulosa.
 Lignin cukup tahan terhadap aktivitas perombakan yang dilakukan
bakteri

Aktivitas metabolisme mikroba akan menyebabkan:


1. kompetesi antara mikroba dan jamur dalam mendapatkan
karbohidrat yang terkandung dalam substrat,
2. konversi bahan-bahan nitrogen yang sederhana seperti amonia
dan nitrat menjadi protein kompleks, sehingga meningkatkan
protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan miselium jamur;
3. penurunan pH
Syarat kompos yang baik untuk media
substrat jamur:

Mampu Contoh :
dengan pengomposan
nitrat tidak dapat diserap
menyediakan nitrogen yang terkandung

1 nutrisi yang
oleh sebagian besar
jamur, padahal nitrogen
yang tersedia dalam
dalam bahan kompos
tersedia dalam bentuk
protein
tersedia bagi jamur substrat berupa nitrat

Bebas dari zat-zat Zat beracun dapat


selama proses
pengomposan harus
beracun yang diproduksi oleh
dikondisikan lingkungan

2 dapat menghambat
pertumbuhan
mikroorganisme yang
secara alami tumbuh di
substrat selama proses
yang tidak
menguntungkan bagi
pertumbuhan
pengomposan
miselia jamur mikroorganisme tersebut

1. aerasi yang baik,


Memilki kualitas 2. kemampuan menahan air,
3 sifat fisik substrat 3. pH yang tepat,
4. drainase yang baik
4.2 Pemberian bahan tambahan dan formulasi
media tanam jamur

• Substrat merupakan media yang memiliki


kandungan nutrisi rendah, sehingga dalam
penggunaannya untuk media tanam jamur
diperlukan bahan-bahan tambahan.
• Komposisi bahan tambahan tersebut berbeda-
beda tergantung jenis substrat dan jenis jamur
yang dibudidayakan.
• Penggunaan bahan tambahan yang tepat akan
memasok nutrisi yang dibutuhkan jamur
sehingga kualitas dan produksi jamur yang
terbaik dapat dicapai
Pupuk kandang
Contoh : pukan kuda, ayam, kambing, sapi
Dapat menambah nitrogen dan sedikit karbohidrat ke dalam campuran media.
Komponen dan kandungan N dari bahan-bahan tersebut sangat 1-5% persen dan
dilepaskan perlahan-lahan selama proses pengomposan.
1. Suplemen
Sebagai
tambahan N & Sumber karbohidrat
karbohidrat Karbohidrat diperlukan untuk:
1. mempercepat proses pengomposan
2.. untuk menyeimbangkan C/N rasio
3. untuk pembentukan flora bakteri dalam kompos
Contoh sumber karbohidrat yang ditambahkan :
molase, limbah kentang, apel, bekatul/dedak dan tepung jagung

2. Pupuk N
Contoh : urea, kalsium amonium nitrat dan amunium sulfat
Bahan Pupuk N digunakan karena:
tambahan 1. kandungan nitrogen yang sangat tinggi (24-46%)
media 2. mudah tersedia sehingga pembentukan mikroflora cepat.

jamur 3. Konsentrat
Contoh : dedak gandum atau dedak padi, bungkil kedelai, biji kapas, biji jarak makan, biji bunga
matahari, dan lain-lain.
Bahan-bahan ini memasok karbohidrat dan nitrogen, yang sifatnya seperti pupuk kandang dilepaskan
perlahan.
Kandungan nitrogen nya bervariasi sekitar 3-12% tergantung bahan

4. Zat Mineral
Contoh : muriate kalium, superfosfat, gipsum dan kalsium karbonat
Gipsum berfungsi untuk:
1. menstabilkan efek pada kadar ammonium,
2. meningkatkan konsentrasi amonium,
3. sebagai sumber kalsium untuk jamur dan untuk asam oksalat yang
dihasilkan miselia jamur, yang akan dikonversi menjadi kalsium oksalat
Contoh bahan tambahan pada media jamur

1. bekatul sebagai sumber karbohidrat, lemak


dan protein;
2. kapur sebagai sumber mineral dan pengatur
pH media;
3. gips sebagai bahan penambah mineral dan
sebagai bahan pemadat (mengokohkan media)
4. tepung jagung sebagai sumber karbohidrat
13.435%; protein 6.30%; lemak 3.79%; air
9.01% dan abu 3.79% (Wahyuni, 2005).
Formulasi media tanam jamur

Formulasi adalah meracik media tanam jamur


dengan cara mencampurkan substrat dengan
beberapa bahan tambahan

Komposisi antara substrat dan bahan tambahan


tergantung pada jenis jamur yang dibudidayakan
dan substrat yang digunakan

Pada umumnya petani menentukan komposisi


formula atau racikan media berdasarkan :
1. biaya
2. ketersediaan bahan baku di daerah tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan dalam formulasi media adalah konsentrasi N
kisaran N dalam media harus 1,5-1,75%.

Tujuan utama perhitungan formulasi :


Menyeimbangkan kandungan karbon dan C/N rasio sering digunakan sebagai referensi
nitrogen atau C/N rasio ciri-ciri kompos

C/N rasio adalah perbandingan antara jumlah total karbon dengan total
nitrogen yang terkandung dalam substrat (kompos)
Nilai C/N rasio yang tinggi menunjukkan C/N rasio rendah menunjukkan banyak
kandungan nitrogen sedikit, sehingga nitrogen yang berarti konsentrasi amonia
konsentrasi amonia dalam kompos rendah dalam kompos tinggi
Tumpukan substrat memiliki C/N rasio 25-30:1, kemudian turun
menjadi 16:1 setelah pengomposan

Pada awal pengomposan kandungan N dalam campuran substrat


kurang dari 1,5%.
Hal ini berarti nilai C/N rasio substrat tinggi, yang menunjukkan
kandungan selulosa tinggi sehingga meningkatkan serangan jamur
yang lain.

N total dalam kompos juga tidak boleh lebih dari 1,75% karena
kompos akan mudah terserang jamur kuning dan waktu yang
diperlukan untuk proses pengomposan menjadi lebih lama.
Contoh pedoman perhitungan N pada formulasi media
jamur (Singh et al., 2011)

Berat Kelembaban Berat kering


Bahan %N N (kg)
segar (kg) (%) (kg)
Jerami gandum 300,00 10 270,00 0,40 1,08
Dedak 15,00 10 13,50 2,00 0,27
Pupuk kandang 125,00 10 112,50 2,60 2,93
ayam
Urea 5,50 - 5,50 46,0 2,53
Gypsum 20,00 - 20,0 - -
Berat total 465,50 421,50 6,81
N= (6,81 x 100)/421,50=1,61
Komposisi media yang umum digunakan

Bahan ukuran
Serbuk gergaji 100 kg
Bekatul 10 kg
Kapur /kalsium karbonat (CaCO3) 0.5 kg
Gipsum/kalsium sulfat 1.5 kg
SP-36 0.5 kg
Tepung jagung 0.5 kg
Air 40-45% berat seluruh bahan
Komposisi media jamur shitake

Anda mungkin juga menyukai