Anda di halaman 1dari 58

LINGKUNGAN

TUMBUH JAMUR

NUR AZIZAH, SP.MP


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FP-UB
Tujuan pembelajaran

1. Mempelajari faktor-faktor lingkungan fisik yang


mempengaruhi pertumbuhan miselia dan
perkembangan jamur konsumsi
2. Mempelajari cara pemilihan lokasi untuk
budidaya jamur yang sesuai dengan syarat
tumbuh jamur konsumsi
3. Mempelajari syarat rumah jamur yang
mendukung lingkungan fisik yang optimal bagi
pertumbuhan jamur
Contents

1 PENDAHULUAN

2 FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN FISIK

3 PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN


PADA PERTUMBUHAN JAMUR

4 DASAR PEMILIHAN LOKASI


UNTUK BUDIDAYA JAMUR

5 RUMAH JAMUR (KUMBUNG)


I. PENDAHULUAN
 Selama fase hidupnya, jamur tumbuh pada kisaran nilai
lingkungan kardinal

min optimum max


ialah batas nilai bawah yang mana menunjukkan nilai terbesar merupakan nilai tertinggi
pertumbuhan tidak akan terjadi pertumbuhan terjadi pertumbuhan masih bisa terjadi

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :


 nutrisi,
 umur miselia dan
 sistem budidaya (Chang dan Miles, 2004).
II. FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN FISIK YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN JAMUR

Suhu

pH Kelembaba
media n

Aerasi Cahaya
1. Suhu

Suhu berperan dalam aktivitas enzimatik

Peningkatan suhu secara garis besar akan


meningkatkan aktivitas enzimatik

Pertumbuhan rata-rata meningkat dua kali


lipat untuk setiap kenaikan suhu sebesar
100C, suhu yang terlalu tinggi akan
menonaktifkan kerja enzim
sehingga proses metabolisme pertumbu
berhenti han jamur
juga
terhenti
Berdasarkan kisaran suhu kardinal, jamur diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok, yaitu:

Psychrophiles Mesophiles Thermophiles

Kelompok jamur yang Kelompok jamur yang Kelompok jamur yang


menyukai suhu dingin hidup pada suhu medium dapat hidup pada suhu
Sebagian besar spesies tinggi
jamur konsumsi termasuk
dalam kelompok
mesophiles
Tabel 1. Kisaran suhu kardinal kelompok jamur (Chang dan
Miles, 2004)
Kisaran suhu kardinal
Kelompok
Minimum Optimum Maksimum
jamur
(0C) (0C) (0C)
Psychrophiles <0 17 >20
Mesophiles >0 15-40 <50
Thermophiles >20 35 ≥50
 Secara umum, kisaran suhu optimum yang diperlukan untuk
pembentukan tubuh buah jamur lebih rendah dibandingkan
dengan suhu optimum untuk pertumbuhan vegetatif (Tabel 2).

Tabel 2. Kisaran suhu optimum (0C)untuk pertumbuhan miselia (mycelial growth) dan
pembentukan tubuh buah jamur (fruiting) pada budidaya beberapa spesies jamur konsumsi
(Chang dan Miles, 2004)
Tabel 3. Kisaran suhu optimum beberapa jenis jamur

Jenis jamur Fase pertumbuhan


Fase miselium Fase tubuh buah
Tiram 22-28 0C 16-22 0C
Merang 30-38 0C 32-38 0C
Kuping 28 0C 22-25 0C
Lingzhi 24-28 0C
Shitake 26-28 0C 24-26 0C
Fase inkubasi
(pertumbuhan miselia)

Fase penurunan suhu yang tajam adalah


yang paling efektif dalam
pertumbuh
menginduksi pembentukan tubuh
an jamur buah bagi sebagian besar jamur
yang
dipengaruh
i suhu Fase pembentukan tubuh buah

suhu
suhu juga
jugamempengaruhi
mempengaruhi warna
warnatudung
tudung buah
buah

Untuk menghasilkan jamur berwarna gelap, dengan cara


menurunkan suhu dari kisaran suhu yang dianjurkan.
Gambar 1. Pengaruh suhu pada pembentukan warna tudung buah jamur tiram (P.ostreatus)
(Kong, 2004)
Contoh pengaruh suhu yang kurang optimum pada
pertumbuhan jamur

1. Pada jamur tiram


Apabila suhu terlalu tinggi, sedangkan kelembaban terlalu
rendah akan mengakibatkan primordial (bakal jamur) akan
kering dan mati (Cahyana, dkk, 2001).

2. Pada jamur merang


 Suhu < 30 0C tubuh buah mengecil, tangkai panjang
dan kurus
 Suhu > 38 0C payung (tudung) menjadi tipis dan
kerdil
2. Kelembaban udara (RH)

 Pada umumnya jamur akan tumbuh dengan baik


pada keadaan udara yang lembab

 Peranan kelembaban udara:


menjaga kadar air dalam tubuh jamur, karena ± 88-
90 % berat segar tubuh buah jamur terdiri dari air
Tabel 2. Kisaran kelembaban udara optimum beberapa jenis jamur

Jenis jamur Kelembaban optimum


(%)
Tiram 80-90
Merang 80 -85
Kuping 60-75
Lingzhi 80-90
Shitake 95-100
Pengaruh tingkat kelembaban udara pada
pembentukan tubuh buah jamur

Pengaruh • Tudung buah kecil, tangkai panjang


kelembaban dan • Warna tudung lebih cerah
suhu tinggi • Melekuk pada bagian tengah

• Warna tudung menjadi gelap


Pengaruh kelembaban • Tangkai menjadi lebih tebal atau bagian tengah bengkak
dan suhu rendah
• Tubuh buah jamur tumbuh sangat lambat dan
produksinya rendah
• Bagian tepi tudung lebih tipis dan rapuh
Pengaruh
• Bentuk tudung berubah menjadi seperti payung
kelembaban rendah
dan suhu tinggi • Warna tudung sangat pucat
• Tangkai menjadi sangat tebal

Pengaruh • Warna dan tubuh buah yang terbentuk relatif lebih kuat
kelembaban tinggi • Tubuh buah tumbuh lambat dan jumlah tubuh buah
dan suhu rendah berkurang
 Gambar 2. Tubuh buah jamur tiram yang tumbuh di bawah kelembaban: (a) 60%
dan (b) 90% (Cha, 2004)
3. Cahaya

 Jamur tidak dapat melakukan fotosintesis,


sehingga tidak dapat menggunakan cahaya
matahari secara langsung

 Peranan cahaya:
merangsang pembentukan dan perkembangan
primordia tubuh buah dari sebagian besar kelompok
Basidiomycetes. Cahaya juga diperlukan untuk
tahap perkembangan tubuh buah jamur selanjutnya
Kebutuhan cahaya pada pertumbuhan jamur

 Pada fase pertumbuhan miselium :


tidak dibutuhkan cahaya misellium akan tumbuh
dengan cepat dalam keadaan gelap(tanpa cahaya)
pada saat pertumbuhan hanya diperlukan sekitar 10 % saja

 Pada fase pertumbuhan badan buah:


dibutuhkan adanya rangsangan cahaya
 Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya, badan
buah tidak dapat tumbuh

pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media


harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran
kurang lebih 60 - 70 %
Pengaruh paparan cahaya matahari pada
jamur

Efek radiasi seperti cahaya gelombang pendek (sinar


ultraviolet/UV, sinar infa merah dan sinar gamma) :

 mempunyai daya rusak yang tinggi bagi sel-sel jamur


 dapat menyebabkan kematian sel jamur,
 perubahan genetik,
 menghambat pertumbuhan
4. Aerasi

• Karbondioksida dapat terakumulasi


Karbondioksida sebagai hasil respirasi dari:
• jamur itu sendiri
(CO2) • organisme lain

• Oksigen merupakan unsur penting dalam


respirasi sel
• Sumber energi di dalam sel dioksidasi
menjadi karbondioksida dan air sehingga
Oksigen (O2) energi menjadi tersedia
• Kadar oksigen lebih tinggi dibutuhkan pada
saat fase pembentukan tubuh buah
dibandingkan dengan fase pertumbuhan
miselium
Pengaruh akumulasi CO2 yang tinggi pada
pertumbuhan jamur

1. Kadar CO2 diatas 30% dapat menurunkan


kecepatan pertumbuhan miselium
2. mengakibatkan salah bentuk pada tubuh buah
jamur (ex:tudung buah lebih kecil dari tangkai)
3. dapat menyebabkan tangkai menjadi sangat
panjang
4. pembentukan payung (tudung) tidak normal
Tabel 4. Perbedaan ukuran tubuh buah jamur pada perlakuan beberapa
konsentrasi CO2 (Cha, 2004)
Konsentrasi Diameter Panjang
CO2 (%) tudung (mm) tangkai (mm)
0,03 6,5 4,6
0,1 3,4 6,8
0,3 2,4 6,7
0,5 0,6 2,5
Pengaruh kekurangan O2 pada
pertumbuhan jamur
Dapat mengganggu pembentukan tubuh buah jamur

Kecil & abnormal


Layu & mati

Sirkulasi
udara yang
baik
III. PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN PADA PERTUMBUHAN
JAMUR

 Gambar 4. Faktor-faktor lingkungan yang memicu transisi dari fase vegetatif ke


fase reproduksi jamur (Chang dan Miles, 2004)
Perubahan suhu, cahaya, konsentrasi CO2 dan O2 secara drastis akan
memicu transisi dari fase vegetatif ke reproduksi.

Sebagian besar spesies jamur konsumsi yang dibudidayakan memiliki suhu


optimal untuk membentuk tubuh buah lebih rendah daripada suhu optimal
untuk fase pertumbuhan

Konsentrasi CO2 lingkungan dapat meningkatkan pertumbuhan jamur


dengan sistem fiksasi CO2, namun konsentrasinya yang tinggi justru dapat
menghambat inisiasi tubuh buah jamur dan mengakibatkan perkembangan
abnormal.

Cahaya dan konsentrasi O2 adalah faktor lingkungan yang diperlukan untuk


menginisiasi pembentukan tubuh buah jamur. Pada fase vegetatif, miselia
jamur tidak memerlukan cahaya dan oksigen yang cukup
IV. DASAR PEMILIHAN LOKASI
BUDIDAYA JAMUR

Dasar
pemilihan
lokasi

Letak
Agroklimat
strategis
Agroklimat
1. Sirkulasi udara arah angin, sebaiknya
lokasi jauh dari bangunan yang mengapit

2. Tingkat pencemaran/polusi udara, karena


jamur sangat rentan terhadap CO2.
Sebaiknya pilih lokasi :
 Jauh dari kawasan pabrik atau industri
 Jauh dari keramaian kota/pusat perdagangan
 Dekat kawasan hijau/ banyak pohon sebagai suplai O2
3. ketinggian tempat(300-1200 m dpl, paling baik
>700 m dpl), berhubungan suhu optimum Kondisi
suhu dan kelembaban

4. Suhu hendaknya tidak melebihi 300 C, RH ± 90%


meskipun jamur masih mampu untuk tumbuh,
namun biasanya lebih tipis.

5. Lahan rata, tidak berupa lembah dengan


kemiringan >450
Letak strategis

1. Lokasi harus bersih, jauh dari pabrik atau pembuangan limbah berbahaya. Hal ini bertujuan
untuk menghindari jamur dari hama, penyakit, dan kontaminasi senyawa yang berbahaya.
Jamur mempunyai kemampuan menyerap logam berat, meskipun konsentrasinya kecil.

2. Tidak berdekatan dengan daerah kawasan aktif penghasil hortikultura (sayuran dan buah-
buahan)

3. Sebaiknya tempat budidaya dekat dengan sumber bahan baku, untuk menghemat biaya
produksi

4. Lokasi harus dekat dengan sumber air. Sumber air harus tersedia dalam keadaan cukup,
bersih, dan tidak tercemar. Hal ini penting, karena air merupakan kebutuhan yang sangat
penting, terutama pada saat proses pembuatan media dan masa pembentukan tubuh buah.

5. Lokasi harus mudah akses ke instalasi listrik. Listrik dibutuhkan untuk memompa air,
membantu dalam sirkulasi udara dan menerangi ruangan Dekat sumber bahan baku dan air

6. Lokasi dekat dengan pasar dan sarana transportasi tersedia dengan baik.
V. RUMAH JAMUR (KUMBUNG)

 Rumah jamur ialah bangunan yang dikhususkan


untuk proses budidaya jamur konsumsi secara
komersial.
 Bangunan ini bisa bersifat permanen atau
semipermanen dan luasnyapun beragam
tergantung skala produksinya.
 Di Indonesia, budidaya jamur skala kecil dan
menengah banyak menggunakan bangunan
semipermanen yang disebut dengan kumbung
Manfaat kumbung:

1. Melindungi jamur dari kondisi lingkungan


luar yang kurang mendukung, misalnya
angin yang terlampau kencang.
2. Memudahkan pengelolaan suhu di dalam
kumbung
3. Menghemat lahan karena dapat disusun
dengan menggunakan
4. Saat budidaya tidak tergantung pada
musim
bagian-bagian rumah kumbung

1. Dinding bangunan, yang terbuat dari bilik bambu dilapisi plastik untuk lebih
menstabilkan suhu dalam kumbung. Di bagian paling luar dinding bisa dilapisi
lagi dengan steroform.
2. Lantai bangunan, yang harus selalu bersih dan mudah dibersihkan. Pada skala
industri besar, lantai rumah jamur dibuat dari semen. Apabila tidak disemen,
tanah sebaiknya dilapisi pasir dan kapur yang dicampur dengan sedikit semen.
Lantai seperti ini cenderung memberikan permukaan halus yang dapat dengan
mudah dibersihkan dan memudahkan dalam pembuangan sis-sisa air. Lantai
yang halus juga berguna untuk memfasilitasi penanganan dan transportasi
bahan.
3. Pintu dan dinding kumbung harus tertutup rapat untuk mencegah serangga
masuk ke dalam kumbung. Sebuah pintu ganda, dengan pintu yang kedua
dilapisi kawat kasa, dapat membantu mencegah serangga masuk. Hal yang
sama juga berlaku untuk jendela.
4. Ventilasi udara, untuk sirkulasi udara. Ventilasi udara
setidaknya dilengkapi dengan filter sederhana atau kain
sebagai pembatas.
5. Atap bangunan, dapat terbuat dari rumbia yang dilapisi
plastik pada bagian dalamnya
6. Khusus untuk budidaya jamur merang, kumbung
dilengkapi dengan pipa yang diberi lubang-lubang kecil.
Jarak antar lubang sekitar 20 cm. Kegunaan dari pipa
tersebut adalah untuk mengalirkan uap air panas pada saat
proses sterilisasi.
 Gambar 5 Contoh desain kumbung jamur (Oei, 2005)
Rumah Kumbung

Jamur Merang
Persiapan Membuat Kumbung
 Untuk pembuatan kumbung jamur berukuran panjang
6m x lebar 5m dan tinggi 4 -5 meter, dibutuhkan :
 Bambu sebanyak  300- 450  batang ukuran bambu diameter
9-12 cm
 Plastik PE ukuran tebal 0,012 sebanyak  20-25  Kg
 Stryfoam sebanyak 100 lembar panjang 1,25 m dan lebar
1.15 m  atau bisa diganti dengan (bilik bambu 30 lembar)
 Tambang plastik + 10 Kg 
 Paku 25 kg
 Batu bata 750 buah
 Kawat ayam 30 m untuk melindungi tikus (jika tidak
diperlukan tidak usah)
Ukuran dan Bentuk Kumbung
 Ukuran bangunan kumbung :
panjang 6m x Lebar 5m x tinggi 5m.
 Susunan rak terdiri dari 6 susun,
dengan lebar rak 115 – 120 cm.
Konstruksi Rak
 Rak terbuat dari bambu tengah dan batangan, pingir
sejumlah 2 rak.
 Rak berukuran 450 x 100 cm. Jarak antar rak 80-100 cm.
 Jarak rak pertama dari tanah 50 cm, jarak antara rak bisa
ditambah 5 – 10 cm (menjadi 55 atau 60 cm).
Konstruksi pintu dan jendela utama
 Jendela dan pintu dibuat pada bagian tengah
kumbung, jendela sebanyak 2 unit dan pintu satu
unit
 Ukuran pintu disesuaikan dengan lorong tengah
kumbung yaitu lebar 0,8 m tinggi 1,8 m terbuat
 dari bingkai bambu yang ditutup plastik.
Jendela utama
terdiri dari dua buah
yaitu di depan dan
dibelakang
berukuran 60 x 40
cm, posisi jendela
berada 30 cm
Konstruksi jendela tambahan

 Bila diperlukan bisa ditambah


jendela kontrol terdiri dari empat
buah dengan ukuran lebih kecil
(yaitu pada bagian atas kiri kanan
kumbung, letaknya diatas rak bagian
pinggir)
 Jendela bisa dinaik turunkan dari
bagian luar kumbung, yaitu dengan
memasang tali. Dengan demikian
pengaturannya bisa dari bawah.
 Kumbung bagian dalam ini
menggunakan plastik
sebagai dinding, usahakan
pemasangannnya dilakukan
dengan rapi, kencang dan
tidak ada bagian yang sobek.
 Bentuk atap umumnya
berupa segi tiga dan bilik
bambu atau gedeg sebagai
penutup bangunan luar.
Konstruksi lantai
 Lantai bagian lorong diusahakan terbuat dari pasangan
batu bata yang di plester
 ukuran 0,70 m dan tinggi 6 cm dari permukaan tanah
 Sedangkan bagian lantai di bawah rak dari tanah subur
dengan tujuan agar selalu terjadi penyesuaian
kelembaban, penyimpanan air,pH atau stabilitas suhu
secara alami.
Rumah Kumbung

Jamur Tiram
Rumah jamur
Rumah jamur (KUMBUNG)
adalah : tempat
menyimpan media tanam
agar pertumbuhan jamur
dapat tumbuh dengan baik
dan menghasilkan jamur
yang berkwalitas (baik dari
segi berat dan bentuk).
Konstruksi rumah jamur

• Ukuran panjang bangunan dibuat per 2,00 meter dari tiang


utama ke tiang utama.
• Buat sistem rak dengan lebar sekitar 90 cm dengan tinggi rak
sekitar 60 cm dan jumlah tingkat 5 buah.
• Untuk gang / orang berjalan lebar sekitar 80 cm.
• Bagian bawah tiang - tiang utama (bambu) konstruksi di letakan
diatas pondasi setempat dan samping bangunan ditutup pakai
pasangan bata agar tdk ada binatang masuk ke dalam ruangan.
• Rak paling bawah,  jarak dari tanah sekitar 20 cm - 30 cm.
• Usahakan setiap membuat rumah jamur berkapasitas untuk
5.000 media tanam dengan ukurankumbung sekitar 7 m x 5 m
(ukuran memanjang) bisa juga ukuran bujur sangkar, semua
tergantung bentuk tanahnya.
Syarat rumah jamur tiram
Mempunyai sirkulasi udara yang baik, dengan memberi ventilasi secukupnya pada
dinding bagian atas

Dapat menjaga kelembapan udara

Lantai kumbung beralaskan pasir atau tanah. Supaya setelah dilakukan


penyiraman pada lantai, kelembapannya terjaga.

atapnya, dapat terbuat dari genting, anyaman bambu, atau seng untuk menjamin
kebersihan kumbung.

dinding rumah kumbung di bersihkan dan disemprot dengan desinfektan terlebih


dahulu untuk memperkecil resiko jamur terkontaminasi hama penyakit

Ukuran rumah jamur disesuaikan dengan luas area yang kita miliki namun sebaiknya
jangan terlalu besar karena untuk memudahkan perawatan kebersihan rumah jamur
Bahan rumah jamur
Baglog diletakkan
pada rak-rak yang
ada di dalam
kumbung. Skema
rak dapat dilihat di
Di Indonesia: Di Negara Tetangga bawah ini:
bahan dasar : bambu yang
dibuat semi permanen, bahan plastik mulsa,
tembok, atau terpal dan paranet.
sederhana.

Plastik mulsa mampu menjaga kelembapan


karena sifatnya yang memantulkan cahaya
matahari. dan paranet untuk sirkulasi udara
yang baik dan tetap mampu menghalangi
masuknya serangga
Penataan rak jamur tiram ada 2 macam

penataan baglog penataan baglog


berdiri. tidur.
• Penataan baglog tidur bisa dilakukan di daerah
• Penataan baglog berdiri sangat panas maupun dingin.
cocok dilakukan jika di daerah yang • Penataan seperti tidak memakan tempat dan
dingin. tidak banyak memakan biaya dalam pembuatan
• Namun kurang cocok jika rak
daerahnya panas karena penataan • Penataan baglog ditata rebah(tidur) di atas rak
dengan posisi satu baris tutupnya menghadap ke
baglog berdiri mengakibatkan
jalan, dan baris berikutnya tutup menghadap ke
penguapan yang tinggi sebaliknya, dan seterusnya.
Macam-macam ruangan yang dibutuhkan
untuk budidaya jamur

Bangunan yang didirikan terdiri dari beberapa


ruangan:

R. Persiapan R. Inokulasi R. Inkubasi R. R. Pembibitan


Pemeliharaan
Ruang Persiapan
 Ruang ini berfungsi untuk :
 persiapan pembuatan
media tanam
 tempat untuk menyimpan
bahan-bahan seperti
bekatul dan kapur
(apabila skala produksi
usaha itu tidak terlalu
besar), namun bila skala
produksi dalam jumlah
besar maka bahan-bahan
itu sebaiknya
Ruang Persiapan
 Kegiatan yang dilakukan :
1. pengayakan,
2. pencampuran media tanam,
3. pewadahan dan
4. sterilisasi
Ruang inokulasi
 Fungsi : ruang untuk menanam bibit pada media tanam jamur.
Kondisi ruang inokulasi:
1. harus mudah dibersihkan dan
disterikan untuk menghindari
kontaminasi oleh mikroba lain.
2. diusahakan tidak banyak terdapat
ventilasi yang terbuka lebar
3. sebaiknya pada ventilasi udara
dipasang filter atau saringan dari
kawat kassa atau kassa plastik,
untuk meminimalisasi tingkat
kontaminan.
4. Pada perusahaan dalam skala
besar biasanya ruang inokulasi
dilengkapi dengan alat pendingin
udara (air conditioning).
Ruang inkubasi
 Fungsi :ruang yang digunakan untuk
menumbuhkan miselium jamur pada media tanam
yang sudah diinokulasi.
 Ruang ini dilengkapi dengan rak-rak inkubasi
Ruang pemeliharaan
 Fungsi : ruang pemeliharaan untuk menumbuhkan
tubuh buah jamur
 Ruang ini dilengkapi dengan:
1. rak-rak tempat baglog penumbuhan tubuh buah
jamur dan
2. alat penyemprot untuk menjaga kelembaban
dan kadar air dalam pemeliharaan tubuh buah
jamur
SEE YOU
NEXT WEEK

Anda mungkin juga menyukai