Anda di halaman 1dari 4

3. Jelaskan perbedaan kloning embrio dan kloning inti!

Perbedaan Kloning Embrio dan Kloning Inti

(1) Kloning embrio menggunakan kedua sel kelamin yaitu sperma dan ovum, sedangkan kloning transfer
inti menggunakan ovum dan sel somatik.
(2) Pada kloning embrio, zigot dibentuk melalui proses fertilisasi in vitro, sedangkan pada kloning
transfer inti, zigot dibentuk melalui transplantasi inti ke dalam sel ovum.

(3) Individu hasil kloning embrio memiliki sifat sama dengan induk yang menyubmangkan sel kelamin,
sedangkan individu hasil kloning transfer inti memiliki sifat sama dengan induk yang menyumbangkan
sel somatik.

(4) Contoh dari kloning embrio adalah bayi tabung, sedangkan contoh dari kloning inti adalah domba
dolly.

(5) A. Kloning embrio

Merupakan usaha untuk menghasilkan individu baru dengan sifat secara genetik sama dengan kedua
induknya tanpa melalui perkawinan secara alamiah. Kloning embrio ini juga teknik medis yang
memproduksi dua atau tiga monozigot (identik). Satu atau lebih sel dipindahkan dari embrio yang sudah
mengalami fertilisasi dan didorong untuk berkembang menjadi satu atau lebih embrio duplikat. Tujuan
teknik ini, diharapkan dapat diperoleh hewan yang berkualitas baik dan berjumlah banyak dalam waktu
yang lebih cepat. Kegiatan ini sudah berlangsung bertahun-tahun pada berbagai macam spesies
binatang dan sangat terbatas penelitian pada manusia. Kloning embrio dapat dilakukan pada hewan
Mammalia, misalnya sapi, kelinci, dan domba.

Tahapan Kloning Embrio Pada Hewan :

• Sel telur dari sapi betina difertilisasikan dengan sperma sapi jantan secara in vitro (di luar tubuh).

• Zigot hasil fertilisasi in vitro akan tumbuh menjadi embrio.

• Embrio-embrio tersebut kemudian ditanamkan dengan cara disuntikkan ke dalam rahim sapi sapi
betina dewasa lainnya.

• Embrio di dalam rahim sapi betina akan tumbuh menjadi anak sapi hingga dilahirkan.

Tahapan teknik kloning embrio :

- Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel ini diambil
dari manusia yang hendak dikloning.

- Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan dari sel.

- Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian intinya
dipisahkan.

- Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur

- Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua) menjadi
sel embrio.
- Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan siap
diimplantasikan ke dalam rahim.

- Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem donor.

(B) Sedangkan teknik kloning inti

Metode yang paling umum saat ini untuk menghasilkan klon hewan adalah teknik transplantasi inti
(Somatic Cell Nuclear Transfer / SCNT). Kloning transfer inti adalah memindahkan inti dari sel donor ke
sel yang lain agar diperoleh individu dengan sifat yang sama dengan inti sel donor. Kloning transfer ini
bertujuan menghasilkan individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang sama dalam jumlah banyak.
Ada dua jenisnya, yaitu kloning reproduktif dan kloning terapetik.

(1) Kloning reproduktif

Kloning reproduktif bertujuan menghasilkan hewan yang memiliki DNA sama dengan salah satu
induknya. Contoh populer adalah Domba Dolly, domba yang lahir dengan metode transplantasi inti.
Tujuan kloning inti reproduktif adalah menghasilkan hewan-hewan langka agar dapat lestari kembali.
Selain itu, untuk menghasilkan hewan berkualitas tinggi atau unggul.

(2) Kloning terapetik

Tujuan kloning ini adalah untuk menghasilkan sel punca (stem cell) yang akan berguna untuk kegiatan
pengobatan (terapetik). Sel punca adalah sel yang belum berdiferensiasi dan memiliki potensi yang
sangat besar untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Transfer inti
yang berasal dari sel somatik ke dalam sel telur yang inti selnya telah di enukleasi. Melalui kejutan arus
listrik, sel telur mendapat stimulasi untuk berkembang dan menghasilkan banyak sel punca. Pada tahap
berikutnya, sel punca bertumbuh pada medium dan kondisi tertentu. Kondisi spesifik ini akan
merangsang sel punca untuk tumbuh menjadi sel atau jaringan tertentu. Misalnya sel darah, sel saraf,
sel otot jantung, atau jenis sel lainnya. Kondisi berbeda akan menghasilkan jenis sel yang berbeda Oleh
karena itu, sel punca memiliki potensi besar yang berguna sebagai “suku cadang” pengganti organ atau
jaringan tubuh yang rusak akibat suatu penyakit tertentu.

Tahapan atau proses kloning inti yang dilakukan pada domba Dolly sebagai berikut :

• Sel telur (ovum) dirusak intinya dengan radiasi sinar ultraviolet sehingga tidak memiliki kromosom

• Sel somatik donor (berasal dari kalenjar susu) hanya diambil intinya

• Inti dari sel somatic donor dimasukkan ke dalam sel telur dengan bantuan kejutan listrik. Dengan
demikian, sel telur mengandung inti dari sel somatic donor berkromosom diploid (2n)

• Sel telur kemudian membelah beberapa kali membentuk stadium morula

• Morula kemudian diimplamantasikan ke dalam rahim induk betina dan tumbuh secara in vivo (di
dalam uterus) hingga menjadi bayi domba yang siap dilahirkan.

Anda mungkin juga menyukai