DEUTEROMYCOTA
Karakteristik
Jamur ini disebut juga jamur tidak sempurna (fungi imperfecti) karena kelompok jamur ini tidak
diketahui cara reproduksi generatifnya sehingga disebut juga jamur imperpekti. Hifa berukuran
bersekat-sekat dan tubuhnya mikroskopis. Deuteromycota memiliki empat ordo:
1. Moniliales
2. Sphaeropsidales
3. Melanconiales
4. Mycelia Sterlia
Siklus hidup
Reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus disebut
konidiofor. Kemungkinan jamur ini merupakan suatu perkembangan jamur yang tergolong
Ascomycocetes ke Basidiomicetes tetapi tidak diketahui hubungannya.
Cara hidup
Jamur ini bersifat saprofit dibanyak jenis materi organic, sebagai parasit pada tanaman tingkat
tinggi , dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini juga menyebabkan penyakit
pada manusia , yaitu dermatokinosis (kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada
kayu. Contoh klasik jamur ini adalah monilia sitophila , yaitu jamur oncom. Jamur ini umumnya
digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia juga dapat tumbuh dari roti ,
sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar,
konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga.
Fase pembiakan secara vegetative pada monilia sp. Ditemukan oleh dodge (1927) dari amerika
serikat, sedangakan fase generatifnya ditemukan oleh dwidjoseputro (1961), setelah diketahui
fase generatifnya, kenudian jamur ini dimasukkan golongan ascomycocetes dan diganti namanya
menjadi Neurospora sitophilla atau Neurospora crassa.
Reproduksi generative monilia sp dengan menghasilkan askospora. Askus – askus yang tumbuh
pada tubuh buah dinamakan peritesium, tiap askus mengandung delapan spora.
Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain : chalado sporium,
curvularia, gleosporium, dan diploria. Untuk memberantas jamur ini digunakan fungisida ,
misalnya lokanol dithane M-45 dan copper Sandoz.
A. Ciri-ciri Deuteromycota
B. Contoh Deuteromycota
Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
Melazasia fur-fur, penyebab panu.
Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
Telah dibahas sebelumnya bahwa jamur yang reproduksi seksualnya menghasilkan askus
digolongkan Ascomycota dan yang menghasilkan basidium digolongkan Basidiomycota. Akan
tetapi, belum semua jamur yang dijumpai di alam telah diketahui cara reproduksi seksualnya.
Terdapat kira-kira 1500 jenis jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya.
Akibatnya, ilmuwan tidak dapat memasukkannya ke dalam Zygomycota, Ascomycota, atau
Basidiomycota. Jamur yang demikian, untuk sementara waktu digolongkan Deuteromycota atau
“jamur tak tentu” atau disebut juga jamur tidak sempurna. Jadi, Deuteromycota bukanlah
penggolongan yang sesungguhnya atau bukan takson. Jika kemudian menurut penelitian ada
jenis dari jamur ini yang diketahui reproduksi seksualnya, maka akan dimasukkan ke dalam
Zygomycota, Ascomycota, atau Basidiomycota. Jika menghasilkan askus akan dimasukkan ke
dalam Ascomycota, dan jika menghasilkan basidium akan digolongkan Basidiomycota.
Perubahan pengelompokan jamur tersebut akan mengubah nama spesiesnya. Sebagai contoh
adalah jamur oncom. Mula-mula, jamur ini digolongkan Deuteromycota dengan nama Monilia
sitophila. Namun, ketika Prof. Dwidjoseputro (almarhum) dari IKIP Malang (sekarang
Universitas Negeri Malang) melakukan penelitian, ternyata Monilia sitophilia dapat melakukan
reproduksi seksual dan menghasilkan askus. Oleh beliau jamur oncom dimasukkan ke dalam
Ascomycota dan namanya Neurospora sitophila. Lihat Gambar 1.9. Beberapa jamur
Deuteromycota lainnya yang diklasifikasi ulang menjadi Ascomycota antara lain jamur dari
genus Aspergillus, Candida, dan Penicillium. Oleh ahli mikologi, nama genus
Aspergillus diubah menjadi Eurotium, Candida menjadi Pichia, dan
Penicilliummenjadi Talaromyces.
Ada pula Aspergillus parasit yang menimbulkan penyakit aspergillosis yang menyerang paru-
paru pada manusia, yaitu Aspergillus flavus. A. Fumigatus adalah penyebab infeksi saluran
pernapasan.