MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun ajaran 2013-2014
Oleh :
AyuShandra Putri Hapsari (121310061)
Kelas : XI IPA 3
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karuniaNya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Peran Mading
1. Yth. Ibu Rita Purwati, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesa;
2. Yth. Orang tua; dan
3. Yth. Rekan-rekan khususnya Farhanah Fitria Mustari.
Karya ilmiah ini mengenai peran mading bagi pembelajaran dalam dunia
jurnalistik. Karya ilmiah ini disusun supaya pembaca mampu menambah wawasan
serta memperluas ilmu pengetahuan dalam dunia jurnalistik yang disalurkan melalui
mading.
Penulis memyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan. Penulis mengucapkan minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
karena sesungguhnya tidak ada manusia yang sempurna. Akhir kata, penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi pembaca yang budiman.
Penulis
Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar.................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah.................................................................. 2
1.4 Manfaat Masalah................................................................ 2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Mading dan Jurnalistik................................... 3
2.2 Jenis-jenis Prosa Fiksi dan Non Fiksi.............................. 3
2.3 Manfaat Penulis............................................................... 4
2.4 Konten di dalam Mading................................................. 5
2.5 Pengamatan mengenai Mading SMA BPI 1.................... 6
2.6 Solusi untuk Mading
Isi
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Menulis bagi kalangan siswa SMA jarang diminati dikarenakan banyak faktor
yang menyebabkan hal tersebut diantaranya perasaan malas, dan teknologi yang
sudah menguasai keseharian para siswa sehingga siswa cenderung menyalurkan
perasaan mereka melalui sosial media. Sebenarnya ada cara yang lebih efisien untuk
menyalurkan bakat mereka yaitu melalui mading sekolah. Kenyataan yang dihadapi
sekarang bahwa mading sekolah jarang dimanfaatkan oleh siswa dengan berbagai
alasan yang menyebabkan peran mading menjadi pasif.
Dalam era yang serba canggih seperti halnya saat ini, bentuk-bentuk energi
masif pengarang dapat dirasakan langsung secara konkret. Inilah yang menandai
adanya pergerseran orientasi pemikiran pegarang yang sebelumnya hampa
dokumentasi fisik (Riswandi,2013: 3). Dokumentasi fisik itu sendiri berupa mading
sekolah. Oleh karena itu, penulis mencoba meneliti tentang peran mading bagi
pembelajaran dunia jurnalistik.
Menulislah, maka orang lain akan tahu siapa kita. Ungkapan itu menyiratkan
bahwa dengan menulis orang lain mengetahui siapa yang menulis dan apa yang ia
tulis. Dengan sebuah tulisan biasa mengubah keadaan dunia.
Think first, then write!. Sebuah istilah jurnalistik yang senada dengan ujaran
rene descartes seorang filsuf perancis Cogito Ergo Sum, aku berfikir maka aku ada.
Manusia ada untuk sesamanya, salah satu caranya ialah dengan menjadi penyedia
informasi untuk sekitarnya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana peran mading bagi pembelajaran dunia jurnalistik ?
Mengapa siswa mengalami kesulitan dalam dunia jurnalistik ?
1. Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat
mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita.
4. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang.
6. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk
menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi.
Menulis merupakan suatu kepandaian yang amat berguna bagi setiap orang.
Dengan memiliki kepandaian itu, seseorang akan mengungkapkan berbagai gagasan
untuk dibaca oleh peminat yang luas. Dari pendapat tersebut, kegiatan menulis dapat
bermanfaat bagi seseorang untuk mengungkapkan gagasan agar dibaca dan dipahami
oleh pembaca (Gie (2002:21). Menulis mempunyai beberapa manfaat yaitu: dapat
menjernihkan pikiran, mengatasi trauma, membantu mendapatkan dan mengingat
informasi baru, membatu memecahkan masalah, dan juga dapat membantu ketika
terpaksa harus menulis (Komaidi 2008:14) (http://odazzander.blogspot.com, 22:31,
18-03-2014)
Konten di dalam mading itu sendiri itu sendiri bisa berupa prosa fiksi dan karya
tulis baik itu berupa karangan argumentasi, eksposisi, dan persuasif. Untuk prosa
fiksi, penulis membagi beberapa hal seperti :
1. Cerpen
Cerpen adalah karangan fiktif yang berisi sebagian kehidupan seseorang atau
kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh.
Cerpen adalah yang pelaksanaannya tidak memerlukan tempat yang terlalu khusus,
artinya untuk pertunjukkan ini tidak diperlukan pentas yang ditata seperti untuk
keperluan pementasan drama. Sehingga cerpen adalah konten yang paling mudah
ditempel dalam mading.
2. Hikayat
Hikayat merupakan jenis prosa yang isinya menceritakan kehidupan dewa-
dewa dan raja-raja yang penuh dengan riwayat kejadian yang gaib-gaib. Hikayat
cocok sekali ditempel di mading karena hikayat ada dalam salah satu pembelajaran
bahasa indonesia mungkin tidak semua orang yang bisa menulis hikayat, namun
mensosialisasikan hikayat menjadi umum adalah hal yang penting.
3. Fabel
Fabel merupakan jenis prosa yang bercerita tentang dunia hewan, sebagai
perlambangan sifat manusia yang pandai berkata-kata, berbuat, dan berpikir. Fabel
bisa ditempel di dalam mading dikarenakan cerita-cerita fabel itu sendiri memiliki
nilai-nilai yang sangat baik dan tinggi yang dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Suatu hal yang bagus jika ada siswa/siswi yang masih tertarik
menulis cerita fabel karena sekarang siswa/siswi cenderung menulis yang tidak jauh
dengan tema percintaan.
4. Legenda
Legenda merupakan jenis prosa yang bercerita tentang keadaan atau kejadian
alam. Legenda dapat dijadikan konten di mading dikarenakan legenda sangat jarang
diketahui oleh siswa/siswi. Berbicara mengenai legenda, legenda itu sendiri termasuk
ke dalam salah satu yang harus dilestarikan. Hampir di setiap kota memiliki
legendanya masing-masing, namun yang diketahui oleh pelajar hanyalah hitungan
jari. Oleh sebab itu, mading dapat menjadi sarana untuk mensosialisasikan legenda
tersebut.
Untuk konten selain prosa fiksi itu bisa di isi dengan konten karya ilmiah
sebagai berikut:
1. Karangan Argumentasi
Argumentasi berasal dari kata argumen. Jadi paragraf argumentasi adalah
paragraf yang isinya disertai alasan-alasan, contoh-contoh dan bukti-bukti yang
meyakinkan sehingga pembaca akan membenarkan isi paragraf tersebut.
Contoh karangan Argumentasi adalah opini siswa mengenai isu-isu sosial terkini
ataupun siswa dapat memberikan opini mereka terhadap kebijakan yang dibuat oleh
sekolah atau pemerintah daerah. Dengan adanya karangan argumentasi siswa dilatih
untuk berpikir kritis dan memiliki jiwa demokratis namun tetap pada prinsip yang
bertanggung jawab.
2. Karangan Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah karangan yang mempunyai tujuan untuk
memberikan informasi tentang sesuatu sehingga bisa memperluas pengetahuan
pembaca. Paragraf eksposisi bersifat ilmiah/ nonfiksi. Sumber karangan eksposisi ini
bisa diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman. Karangan Eksposisi
pantas dimuat didalam mading dikarenakan siswa dapat melatih cara berfikir yang
ilmiah sehingga jika siswa menulis karangan eksposisi dapat memberikan informasi-
informasi bagi kalangan yang ada di SMA BPI 1.
3. Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah jenis karangan yang di samping mengandung
alasan-alasan dan bukti atau fakta, juga mengandung ajakan atau imbauan agar
pembaca mau menerima dan mengakui pendapat atau kemauan penulis. Contohnya
berkonten acara-acara yang ada di SMA BPI 1 yang menyuarakan mengajak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Dengan demikian, didalam mading itu sendiri bisa berisikan beberapa hal
yang dapat menunjang proses pembelajaran dalam dunia jurnalistik itu sendiri.
2.5 Pengamatan mengenai Mading SMA BPI 1
Memang tidak semua siswa/siswi yang tidak suka menulis ada beberapa
siswa/siswi yang menyukai tulis-menulis seperti saudari Selly Maulana yang
mengatakan bahwa, Menulis itu adalah suatu hal yang menyenangkan dikarenakan
menulis dapat meningkatkan mood seseorang. Sama halnya dengan saudara Agung
Azhari, Saya menyukai menulis dikarenakan kemampuan menulis itu dibutuhkan
dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya, ketika kita sudah kuliah kita dituntut
untuk membuat skripsi, jurnal, laporan dan sebagainya, kemampuan menulis itu
sendiri jika dilatih dari sekarang akan berguna saat kita kuliah nanti. Oleh karena itu,
saya mencoba melatih kemampuan menulis ini sejak saya SMA.
Dengan demikian, hanya beberapa persen saja siswa/siswi yang menyukai dunia tulis
menulis. Padahal, kegiatan menulis itu adalah kegiatan yang paling murah
dikarenakan tidak membutuhkan biaya yang banyak dan memiliki jutaan manfaat.
Kegiatan menulis itu sendiri dapat disalurkan melalui mading sekolah. Jika berbicara
mengenai fakta sejarah, R.A Kartini saja mampu menajadi pelopor emansipasi wanita
dengan dimulai dari kegiatan menulis yaitu dengan menulis surat terhadap rekan-
rekannya di Belanda. Mulai sekarang, penting sekali siswa/siswi untuk memiliki
kemampuan menulis.
3.1 Kesimpulan
Pada makalah ini, penulis menyimpulkan bahwa mading sekolah SMA BPI 1
tersebut sudah ada sejak lama. Namun, dari penuturannya, mading tersebut
belum dimaksimalkan sesuai dengan fungsinya. Alasannya, minimnya
pengetahuan siswa-siswi terkait hal apa saja yang harus disiapkan dan
dilakukan untuk menghidupkan kembali majalah dinding yang telah mati
menjadi penyebabnya. Di samping itu, masih minimnya motivasi dari guru
terkait hal tersebut. Padahal, mading memiliki banyak fungsinya. Contohnya
mading adalah sebagai tempat penyalur kreatifitas siswa/siswi, mading
adalah tempat informasi dimana siswa/siswi yang asalnya tidak mengetahui
informasi tersebut menjadi tahu, mading juga dapat menjadi alat untuk
menambah nilai siswa/siswi dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
3.2 Saran
Saran dari penulis adalah agar pembaca ikut berpartisipasi dalam
menghidupkan mading sekolah bahwa mading itu hanya berisi iklan-iklan
atau brosur-brosur kegiatan dari luar akan tetapi dapat diisi dengan hasil
karya siswa/siswi sekolah tersebut. Dan juga agar pembaca banyak
mendapat informasi-informasi penting mau itu informasi tentang ilmu
pengetahuan maupun informasi tentang kebutuhan.
Daftar Pustaka
Riswandi,2013: 3
http://madingsmanegeri1semendawaibarat.blogspot.com
http://infoter-baru.blogspot.com/2013/07/pengertian-prosa-fiksi-bentuk-dan-
contoh.html
http://vikryuniversity.blogspot.com
http://odazzander.blogspot.com
http://jendelakomunikasi.wordpress.com
Majalah Literat, 2012: 1