Anda di halaman 1dari 22

Heavy Equipment

Maintenance Management
Menejemen Perawatan Alat Berat

Martinus Iwan

Trakindo Training Center-Cileungsi


14 Des 2010
Pendahuluan

Fakta :
Alat Berat dibeli dan digunakan oleh perusahaan
karena adanya keinginan agar Alat Berat tersebut
bisa melakukan atau memenuhi fungsi tertentu.

Alasan Pokok :
“Mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya dari Pengoperasian alat berat yang kita
miliki”.
2 Dasar Penentu Keuntungan :
1. Produksi (Ton, Kwh,M3, dsb)

2. Biaya Kepemilikan & pengoperasian / Owning &


Operation Cost ( O&O cost)

Keuntungan Apabila Dengan


Produksi Biaya

Sehingga dapat disimpulkan pengelolaan alat Berat diarahkan


agar pemilik alat berat bisa memperoleh produksi yang
semaksimal mungkin dengan biaya yang seoptimum mungkin
3 strategi pokok yang menjiwai seluruh
proses menejemen alat berat yaitu :

1. Rancang dan operasikan alat agar selalu konsisten


memenuhi target produksi dan dengan biaya yang
seoptimum mungkin.
2. Mengetahui kinerja alat yang sesungguhnya.
3. Optimalisasi kerja alat
5 Menejemen Alat Berat
1. Menejemen Pemilihan Alat
2. Menejemen Pembelian
3. Menejemen Pengoperasian
4. Menejemen Perawatan
5. Menejemen Peremajaan.

1.
5.
3. Menejemen
4. Menejemen Pemilihan
Peremajaan.
Pengoperasian
Perawatan Alat
2. Menejemen Pembelian
Tujuan
Tujuan ::menjaga
: agar
Mengoptimalkan
Memberikan
alatalat
yang
berat
keuntungan
dioperasikan
produktivitas
agar selalu
yang
tetap
setiap
berada
optimum
bisa
alat
dalam
memberikan
berat
dari
kondisi
yang
Tujuan : Agar alat berat yang dibeli dapat memberikan
kepemilikan
keuntungan
dioperasikan
terbaiknya,
alat beratbagi
meminimalkan
agar
karena
pemilik
selalumampu
alat
dapat
atau
walaupun
memenuhi
memenuhi
bahkan usianya
menghilangkan
target
target
sudah
produksi
produksi
habis
keuntungan finansial yang konsisten sepanjang usia pemakaian.
secara
berhentinya
konsisten,
atau
dengan
karena
nilaibiaya
bukunya
effisien
kerusakan
seoptimal
dan
sudah
berkesinambungan.
mendadak.
mungkin
nol.
Menejemen Perawatan Alat Berat / Heavy
Equipment Maintenance Management
(HEMM)

Pengertian Perawatan/pemeliharaan (Maintenance)

“kegiatan untuk menjamin mesin/alat mampu


untuk terus melakukan apa yang diinginkan oleh
pemakainya”
Tujuan suatu proses
perawatan/pemeliharaan adalah
1. Meminimumkan atau bahkan menghilangkan unit berhenti
beroperasi karena rusak mendadak (unscheduled down
time/Breakdown Maintenance)
2. Mengoptimalkan usia komponen, sehingga dapat memprediksi
kesiapan komponen dalam keadaan darurat.
3. Meningkatkan kesiapan alat
4. Meningkatkan potensi keuntungan.

semakin andal alat berat tersebut maka sepanjang


hidupnya alat tersebut akan lebih banyak menggunakan
waktunya untuk beroperasi dibanding alat menganggur
karena rusak.
8 Elemen Menejemen Perawatan
Alat Berat
1. Perawatan Berkala /Periodic Maintenance (PM) *
Adalah perawatan minimum yang dilaksanakan berkala secara tepat
waktu. Berkala artinya dilakukan secara rutin dalam selang waktu
tertentu dan tepat waktu artinya dilakukan tepat sesuai dengan jadwal
yang ditentukan.
Tiga elemen dasar yang menjadi pondasi dalam pelaksanaan PM
yaitu :
• Fluids / zat alir yang digunakan sebagai penunjang sistim pada
engine dan mechine ( Mis: air, solar, oli dan udara)
• Filter / penyaring pada sistem udara, bahan bakar dan oli
• Schedule Oil Sample / pengambilan contoh oli secara berkala
Didalam pelaksanaannya aktivitas PM secara umum meliputi kegiatan-
kegiatan : Pemeriksaan, Penggantian, Pengesetan, Perbaikan,
Pembersihan dan Pengambilan data.
2. Kontaminasi Kontrol / Contamination Control
Kontaminasi kontrol / CC adalah suatu program yang berisi usaha dan
aktifitas pencegahan timbulnya atau masuknya zat yang tidak
diinginkan di dalam sitem di alat berat baik itu sistem engine, hidrolik,
dan transmisi.
3. Pengambilan Contoh Oli secara Berkala / Schedule Oil Sample
Adalah pengambilan contoh oli secara berkala guna menganalisa
kandungan dan kualitasnya di laboratoium yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi oli dan kondisi komponen-komponen dimana oli
tersebut bekerja.
Pemeriksaan contoh oli meliputi pemeriksaan terhadap :
a.Analisa Laju Keausan
b.Analisa Kebersihan oli
c.Analisa Kontaminasi oli
d.Analisa cairan pendingin (fluid analysis)
Apabila elemen ini dilakukan secara disiplin maka akan didapatkan hasil-hasil sebagai
berikut :
•Menekan O&O cost dengan melakukan :
a.Perbaikan sebelum rusak
b.Penjadwalan Perbaikan
•Mendeteksi kerusakan pada komponen sedini mungkin
•Rekomendasi langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki masalah
•Mencegah timbulnya kerusakan parah.
4. Monitor Kondisi / Condition Monitoring *
Adalah aktivitas pemeriksaan, pemantauan atau pengujian pada
sistem yang dilakukan berkala atau apabila ada kondisi khusus yang
bertujuan untuk mengetahui kondisi dan unjuk kerja sistem atau
komponen
5. Penjadwalan / Scheduling *
Adalah Proses pengaturan penentuan waktu pelaksanaan proses
perawatan dan perbaikan, dapat melakukan pengaturan waktu yang
paling optimum sehingga proses perawatan dapat dilaksanakan
sebaik-baiknya dengan menggunakan sumber daya yang se-efisien
mungkin.
6. Menejemen Perbaikan / Repair Management *
Adalah suatu proses perbaikan terhadap komponen, baik yang sudah
rusak ataupun belum rusak dengan tujuan mengatur sebanyak
mungkin proses perbaikan pada komponen yang belum mengalami
kerusakan parah yang dapat mengakibatkan unit berhenti beroperasi
dan tidak mampu berproduksi (repair before failure).
Tiga langkah Utama menejemen perbaikan :
•Menentukan Indikasi kerusakan ( Repair Indicator)
•Melakukan Pemeriksaan ( diagnostic inspection )
•Menentukan pilihan perbaikan ( repair option )
7. Pencatatan / Recording
Adalah proses dokumentasi semua aktivitas dan biaya yang terjadi
sepanjang pengoperasian dan perawatan unit, agar diperoleh data yang
dapat dianalisa sehingga perawatan dapat diukur dan ditingkatkan
unjuk kerjanya.
Aktifitas pencatatan pada prinsipnya harus mencakup informasi :
•Catatan Waktu
•Catatan Biaya
•Catatan Aktivitas
•Catatan Suku cadang
•Catatan Perintah kerja

8. Pelatihan / Training
Adalah suatu proses menambah kemampuan pelaksana perawatan alat
berat dalam hal sesadaran pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan tugasnya, sehingga dapat memberikan pemahaman yang
lebih mendalam mengenai proses perawatan.
Perkembangan HEMM
1. Breakdown maintenance Preventive maintenance
yang mengandalkan inspeksi sebagai senjata ampuh untuk
menekan breakdown
2. Preventive maintenance melaksanakan kegiatan inspeksi
berdasarkan periode waktu tertentu,
pelaksanaan menjadi mudah karena dengan mengacu pada
kalender inspeksi dilaksanakan untuk melihat gejala kerusakan
yang ada
3. Inspeksi Cek
sehingga tidak diperlukan perencanaan inspeksi melainkan
jadwal untuk cek kondisi mesin saja, dimana dengan
memonitor kondisi mesin bisa diprediksi kapan mesin harus
berhenti akibat kerusakan.
4. Monitoring kondisi mesin.
Beberapa Sistem HEMM
1. Time-based maintenance (TBM) :
Suatu Inspeksi dan perbaikan periodik, membersihkan dan
mengganti sukucadang. TBM dilaksanakan dalam kegiatan
pemeliharaan mandiri maupun pemeliharaan spesial.

2. Condition-based maintenance (CBM):


Menggunakan alat-alat diagnostik untuk memonitor dan
mendiagnosa kondisi mesin saat mesin beroperasi. Kegiatan
pemeliharaan dalam CBM ditentukan oleh kondisi aktual alat
bukan oleh jadwal pemeliharaan

3. Breakdown maintenance (BM):


Alat dioperasikan sampai rusak, baru dilakukan pemeliharaan. BM
digunakan jika kegagalan tidak mempengaruhi operasi atau
produksi
Suatu sistem pemeliharaan yang baik adalah
mengkombinasikan ketiga Sistem tersebut diatas, Sehingga
pemeliharaan alat berat meliputi:
•Maintenance rutin harian
•Inspeksi periodik
•Perbaikkan terencana sebagai hasil inspeksi

Dan Bagian-bagian utama dari Pemeliharaan adalah:


•Rencana Pemeliharaan
•Paper Work
-Standar Pemeliharaan
-Maintenance Record
•Pengendalian spare part
•Pengendalian Pelumasan
•Pengendalian Anggaran Pemeliharaan
Perawatan Mandiri
(dilakukan Oleh Operator)

TBM

CBM

BM
Performance & Maintenance
Effectiveness

Menejemen perawatan yang effektif memberikan penekanan pada


Kualitas pekerjaan perawatan yang dilakukan. Sehingga harus
dapat dievaluasi dan diukur.
MTBS & MTTR
Sebagai Parameter
Effektifitas Menejemen Perawatan Alat Berat
Tab 4 - Impact of MTBF & MTTR on Availability

100%

90%

80%
MTTR
Availability

2
70% 3
4
5
6
7
60% 8
Availabilty = 1 - (MTTR/MTBF) 9
1
0
1
50% 1
1
2

40%
20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150
MTBF
Tab 2 - Effect of MTTR on Availability

100%

New Fleet
MTBF Benchmarks
95% for New and Mature Fleets

60

80
90%
Availability

Mature
Fleet

85%

80%

75%
0 2 4 6 8 10 12
MTTR
Tab 3 - Effect of MTBF on Availability

100%

95%

90%
Availability

85%

Based on MTTR = 4.75

80%

75%
0 20 40 60 80 100 120
MTBF
Tantangan di dalam Implementasi
HEMM
Sekian & Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai