Anda di halaman 1dari 7

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

PADA MESIN DOUBLING TFO DI PT. XYZ

Muhammad Ali Akbar


Program Study Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana
maliakbar@stt-wastukancana.ac.id

Abstrak
PT. XYZ salah satu perusahaan yang bergerak di bidang textile dengan produksi utama benang dan memasok lebih
dari 10% kebutuhan benang dunia. Namun pada pelaksanaan proses bisnisnya terdapat beberapa kendala yang
dialami oleh perusahaan pada saat ini, salah satunya yaitu terjadinya penurunan performa mesin Doubling TFO
dilihat dari jumlah produk baik yang dihasilkan. Dikhawatirkan jika permasalahan ini tidak segera diperbaiki,
maka perusahaan dapat mengalami kerugian atau lost of sales. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengatasi
masalah tersebut dan memberikan usulan perbaikan yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Metode yang
digunakan untuk melakukan perhitungan dan analisis pada performa dan losses dari mesin adalah metode overall
equipment effectiveness (OEE), pareto, fishbone dan total production maintenance (TPM). Langkah awal yang
dilakukan adalah melakukan pengukuran OEE, kemudian menganalisis capaian serta identifikasi losses yang
terjadi, lalu langkah berikutnya adalah mencari akar pemasalah dan menyusun usulan perbaikan untuk
memperbaiki masalah tersebut. Dari hasil analisis, capaian OEE mesin Doubling TFO selama periode penelitian
adalah sebesar 78.12%, atau berada pada level sedang, yang memiliki rata-rata losses setiap bulannya sebesar 22%.
Losses terbesar adalah reduced speed dan breakdown, yang berkontribusi sebesar 94% dari jumlah keseluruhan
losses, fokus perbaikan yang dilakukan adalah untuk menurunkan losses tersebut yang dapat dilakukan dengan
pendekatan visual control system berdasarkan visual factory dan andon serta penerapan 8 pilar TPM.

Kata Kunci : TPM, OEE, Six Big Losses, Pareto, Fishbone

1. LATARBELAKANG, TUJUAN DAN performa yang cukup signifikan adalah mesin


KAJIAN PENELITIAN Doubling TFO, selama tahun 2019, rata-rata
Usaha perawatan atau maintenance fasilitas persentase capaian target produksi harian adalah
produksi memerlukan suatu proses perencanaan, 91%, sedangkan mesin-mesin produksi lainnya,
pengorganisasian serta pengendalian operasi secara rata-rata persentase capaian target produksi
perawatan untuk memberikan performasi mengenai harian masih berada pada tingkat di atas 98%, hal ini
fasilitas industri agar usaha perawatan yang menjadi catatan khusus manajemen, terutama karena
dilakukan dapat terlaksana dengan efisien dan efektif. mesin Doubling TFO adalah satu-satunya mesin yang
Dalam perkembangan ilmu manajemen operasi, mampu memproses benang rangkap, sehingga pihak
timbul suatu konsep ataupun metode yang bertujuan manajemen khawatir jika dibiarkan, penurunan
menjaga keoptimalan produktivitas melalui usaha performa mesin Doubling TFO akan semakin buruk
perawatan atau maintenance fasilitas produksi yang dan peluang lost of sales akan semakin tinggi karena
dikenal sebagai total productive maintenance (TPM), utilisasi mesin sering terganggu.
untuk mencapai tujuan dari TPM tersebut, diperlukan Mesin dapat dikatakan baik apabila dapat
suatu analisis terhadap kondisi fasilitas produksi berfungsi dengan efektif dan efisien dalam
untuk mengetahui tingkat optimalisasi atau menghasilkan output dan prosesnya. Setiap mesin
efektivitas dari fasilitas produksi tersebut, agar juga mempunyai faktor umur yang berdampak
nantinya, usaha-usaha perbaikan yang akan dilakukan terhadap keadaan mesin. Makin tua umur mesin,
terhadap fasilitas produksi tersebut tepat sasaran, maka semakin sering mengalami kerusakan jika tidak
salah satu alat batu TPM untuk mengukur efektivitas dirawat dengan baik. Kerusakan ini dapat
mesin adalah dengan menggunakan overall mengakibatkan kegiatan produksi terhambat untuk
equipment effectiveness (OEE). itu dibutuhkan pengukuran kinerja mesin guna
Dengan tingkat utilisasi yang tinggi pada semua menghindari kerusakan supaya mesin tersebut dapat
mesin produksi, serta umur mesin yang semakin tua beroperasi secara efektif dan efisien metode yang
seiring waktu, kemungkinan terjadinya penurunan digunakan adalah overall equipment effectivenees
performa pada semua mesin sangat tinggi, hal (OEE).
tersebut juga dialami oleh PT. Elegant Textile Metode pengukuran OEE diperlukan untuk
Industry, penurunan performa tersebut dapat dilihat mengetahui efektivitas dan efisiensi mesin.
pada rata-rata capaian target harian setiap mesin, Fenomena masalah yang akan dipecahkan pada
salah satu mesin yang mengalami penurunan penelitian ini adalah perhitungan nilai OEE untuk
memonitor dan memperbaiki efektivitas mesin untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan
Doubling TFO di departemen produksi. produksi dan memperpanjang umur peralatan yang
bersangkutan. Tujuan preventive maintenance adalah
2. STUDI PUSTAKA untuk dapat mencapai suatu tingkat pemeliharaan
a. Perawatan terhadap semua peralatan produksi agar diperoleh
Kegiatan perawatan ditujukan untuk meyakinkan suatu kualitas produk yang optimum. Adapun
bahwa produk atau atau kualitas yang dimiliki dapat kegiatan preventive maintenance meliputi:
terus berlanjut memenuhi apa yang diinginkan oleh 1. Inspeksi (inspection), adalah kegiatan
pengguna (user) terhadap fungsi yang dijalankan oleh pemeliharaan periodik untuk memeriksa kondisi
aset tersebut (Moubray, 1997). Perawatan merupakan komponen peralatan peralatan produksi dan area
salah satu cara efektif untuk meningkatkan keandalan sekitar peralatan produksi. Lihat, rasa, dengar, adalah
suatu sistem (Aggarwal, 1993). Kegiatan tersebut kegiatan pemeliharaan untuk memeriksa kondisi
dapat bersifat terencana (planned) dan tidak peralatan melalui penglihatan, perasaan dan
terencana (unplanned). pendengaran.
Hanya ada satu bentuk kegiatan perawatan yang 2. Pemeliharaan berjalan (running maintenance),
tidak terencana yakni breakdown maintenance, di adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan
mana perawatan yang dilakukan setelah terjadinya tanpa menghentikan kerja peralatan.
kerusakan. Sistem perawatan ini tidak melakukan 3. Penggantian komponen kecil (small repair), adalah
kegiatan perawatan apapun sebelum kerusakan kegiatan pemeliharaan yang berupa penggantian
terjadi. Sedangkan planned maintenance terbagi atas komponen kecil.
dua bagian utama yakni preventive (scheduled) dan 4. Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance),
corrective (unscheduled). adalah pemeliharaan yang dapat dilakukan hanya
Dari beberapa pendapat di atas bahwa dapat pada saat peralatan produksi berhenti.
disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan dilakukan
d. Corrective Maintenance
untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan
Corrective Maintenance merupakan kegiatan
perusahaan agar dapat melaksanakan produksi
perawatan yang dilakukan untuk mengatasi
dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan
kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama
yang telah direncanakan dengan hasil produk yang
masa waktu preventive maintenance. Pada umumnya,
berkualitas.
corrective maintenance bukanlah aktivitas perawatan
Kurang diperhatikannya Pemeliharaan
yang terjadwal, karena dilakukan setelah sebuah
(maintenance) di antaranya disebabkan oleh
komponen mengalami kerusakan dan bertujuan untuk
banyaknya dana yang dibutuhkan, dan rumitnya tugas
mengembalikan kehandalan sebuah komponen atau
Pemeliharaan (maintenance) Namun bagi kegiatan
sistem ke kondisi semula. Pada umumnya usaha
operasi perusahaan, maintenance sudah menjadi dwi
untuk mengatasi kerusakan itu dapat dilakukan
fungsi, yaitu pelaksanaan dan kesadaran untuk
dengan cara sebagai berikut:
melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas-fasilitas
1. Mengubah proses
produksi.
2. Mengganti komponen yang mengalami kerusakan
b. Tujuan Perawatan (Maintenance) 3. Mengganti dengan komponen yang rusak dengan
Dalam istilah Perawatan (Maintenance) komponen sejenis komponen yang lebih baik.
disebutkan tercakup ada dua pekerjaan yaitu 4. Seluruh mesin diganti baru
perawatan dan perbaikan. Perawatan dimaksudkan 5. Memperbaiki prosedur preventive maintenance,
untuk pencegahan, sedangkan Perbaikan misalnya memperbaiki jadwal pelumasan sesuai
dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi dan isi
kerusakan. Pemilihan program perawatan akan dari pada pekerjaan infeksi.
mempengaruhi kelangsungan produktivitas mesin. 6. Mempertimbangkan atau mengganti prosedur
Oleh karena itu perlu mempertimbangkan secara operasi, misalnya dilakukan training terhadap
cermat perawat yang akan diberlakukan terutama operator untuk mengoperasikan suatu unit khusus
yang berkaitan dengan kondisi peralatan. Tujuan dengan benar.
utama perawatan adalah sebagai berikut: 7. Mengubah atau mengurangi beban pada unit.
1. Untuk memperpanjang kegunaan asset. e. Total Production Maintenance
2. Untuk menjamin kesediaan optimum peralatan Menurut Venkatest (2006) Total Productive
yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep
yang maksimum. inovasi Jepang. Metode TPM pertama kali diterapkan
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh dalam Preventive Maintenance pada tahun 1951 di
peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat Jepang, walaupun Preventive Maintenance pertama
setiap waktu. kali diterapkan di USA. Nippondenso adalah
c. Preventive Maintenance perusahaan pertama yang menerapkan dan
Preventive Maintenance adalah suatu pengamatan mengembangkan konsep TPM pada tahun 1960.
secara sistematik disertai analisis teknis-ekonomis TPM menjadi sangat populer dan tersebar luas
dengan sangat cepat hingga keluar Jepang. Hal ini efektivitas adalah dengan Overall Equipment
terjadi karena dengan penerapan TPM perusahaan Effectiveness ( OEE ). OEE merupakan pengukuran
mendapatkan hasil yang dramatis, yaitu peningkatan efektivitas secara keseluruhan untuk mengevaluasi
pengetahuan dan keterampilan dalam produksi dan seberapa capaian performasi dan reliability peralatan.
perawatan mesin serta fasilitas bagi pekerja, serta OEE merupakan indikator performasi produktivitas
proses kerja yang terus menerus. yang didasarkan pada level tertentu dari performasi
TPM juga didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang diharapkan. Besarnya kesempatan untuk
inovatif tentang pemeliharaan dengan memperbaiki produktivitas yang diidentifikasi
mengoptimalkan keefektifan peralatan, dengan menggunakan OEE tergantung pada langkah
mengeliminasi kerusakan-kerusakan (six big losses) yang tepat yang diambil oleh perusahaan.
dan merupakan sarana untuk mempromosikan Dengan OEE dapat diketahui dan diukur
autonomous maintenance operator (kemandirian penyebab melemahnya kinerja peralatan. Tujuan dari
pemeliharaan) melalui aktivitas sehari-hari yang OEE adalah sebagai alat ukur performa dari suatu
melibatkan seluruh pekerja/karyawan yang tujuannya sistem maintenance, dengan menggunakan metode
adalah untuk peningkatan produksi serta ini maka dapat diketahui ketersediaan
meningkatkan moral tenaga kerja dan kepuasan kerja mesin/peralatan, efisiensi produksi, dan kualitas
karyawan. Definisi lengkap TPM meliputi lima unsur output mesin/peralatan. Penggunaan OEE sebagai
berikut ini (Nakajima, 1988): performance indicator , mengambil periode basis
1. TPM bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas waktu tertentu, seperti shiftly, harian, mingguan,
peralatan. bulanan, maupun tahunan. Pengukuran OEE lebih
2. TPM membentuk sebuah sistem pemeliharaan efektif digunakan pada suatu peralatan produksi.
produktif yang terpadu dan menyeluruh yang Nakajima (1988) juga memperkirakan bahwa
meliputi seluruh umur peralatan. penggunaan OEE yang paling efektif adalah selama
3. TPM dilaksanakan oleh berbagai departemen proses berlangsung dengan penggunaan dari
(teknik, operasional, pemeliharaan). peralatan dasar kendali kualitas, seperti diagram
4. TPM melibatkan semua karyawan, dari manajemen pareto.
puncak sampai pekerja lapangan. Penggunaan dapat menjadi penting untuk
5. TPM mempromosikan pemeliharaan produktif keberadaan dari sistem pengukuran performasi
melalui manajemen motivasi yaitu melalui kegiatan- perusahaan. OEE dapat digunakan dalam beberapa
kegiatan oleh kelompok kecil. jenis tingkatan pada sebuah lingkungan perusahaan.
Pertama, OEE dapat digunakan sebagai “Benchmark”
f. Tujuan TPM
untuk mengukur rencana perusahaan dalam
Tujuan utama dari penerapan TPM yang dilakukan
performasi. Kedua, nilai OEE, perkiraan dari suatu
adalah sebagai upaya peningkatan efisiensi sistem
aliran produksi, dapat digunakan untuk
produksi Overall Equipment Effectiveness (OEE)
membandingkan garis performasi melintang dari
yaitu perbaikan maintenance untuk meningkatkan
perusahaan, maka akan terlihat aliran yang tidak
produktivitas dan efisiensi dengan cara menjaga
penting. Ketiga, jika proses permesinan dilakukan
mesin atau peralatan selalu dalam kondisi yang
secara individual, OEE dapat mengidentifikasikan
optimal, sehingga menghasilkan produk yang
mesin mana yang mempunyai performasi buruk, dan
bermutu tinggi dengan biaya yang ditekan serendah
bahkan mengindikasikan fokus dari sumber daya
mungkin. Adapun beberapa tujuan penerapan dari
TPM (Dal, 1999).
TPM adalah sebagai berikut :
OEE dapat digunakan dalam beberapa tingkatan
1. Memaksimalkan efektivitas kerja mesin-mesin dan
pada sebuah lingkungan perusahaan. OEE dapat
peralatan secara menyeluruh (total).
dipergunakan sebagai “ benchmark “ untuk mengukur
2. Mengurangi waktu tunggu (delay) saat operasi.
rencana perusahaan dalam performasi. Nilai OEE,
3. Meningkatkan ketersediaan (availability) atau
perkiraan dari suatu aliran produksi, dapat digunakan
menambah waktu yang produktif.
untuk 24 membandingkan garis performasi melintang
4. Meningkatkan dan menjamin kelangsungan umur
dari perusahaan, maka akan terlihat aliran yang tidak
pemakaian peralatan atau mesin semaksimal
penting. Selain digunakan untuk mengetahui
mungkin.
performa peralatan, suatu ukuran OEE dapat
5. Melibatkan pemakaian peralatan dan perawatan,
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
dibantu oleh personil maintenance.
keputusan pembelian peralatan baru. Dalam hal ini,
6. Melaksanakan pemeliharaan pencegahan
pihak pengambil keputusan mengetahui dengan jelas
(preventive maintenance).
kapasitas peralatan yang ada sehingga keputusan
7. Membangun kerja sama semua bagian yang terkait
yang tepat dapat diambil dalam rangka memenuhi
dalam suatu metode terpadu.
permintaan pelanggan.
g. Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Untuk itu OEE dapat dirumuskan dengan melihat
Efektivitas suatu sistem produksi berpengaruh
hubungan antara ketiga elemen produktivitas tersebut
terhadap keuntungan yang akan di peroleh
dapat dilihat pada rumus di bawah ini, di mana:
perusahaan. Salah satu metode yang umum
digunakan untuk mengukur dan memaksimalkan
OEE % = A x P x Q x 100% perawatan dan studi terkait overall equipment
di mana : effectiveness.
A = Avalability (waktu ketersediaan
mesin/peralatan). 4. PEMBAHASAN
P = Performance effectiveness. a. Data Breakdown Mesin
Q= Quality. Data breakdown adalah jumlah waktu yang
hilang akibat kerusakan mesin yang
Menurut Hansen (2001) dalam Overall Equipment mengakibatkan stopline pada proses produksi,
Effectiveness ( OEE ) dapat dikategorikan menjadi : yang termasuk pada kategori breakdown adalah
1. < 65% tidak dapat diterima kejadian kerusakan dan pergantian komponen
2. 65 - 75 % cukup baik, hanya ada kecenderungan yang terjadi di luar waktu yang sudah
adanya peningkatan tiap kuartalnya 25 direncanakan, jenis breakdown yang paling
3. 75 – 85 % sangat bagus, lanjutkan hingga world sering terjadi pada mesin Doubling TFO adalah
class level ( > 85% untuk batch type process dan > terjadinya trip listrik yang mengakibatkan mesin
90% untuk continuous discrate process ) Untuk ideal mati.
parameter OEE adalah availability > 90%,
Performance Efficiency > 95%, Quality rate product Jumlah Waktu
> 99% Bulan Keterangan
Breakdown (Jam)
Juli 66.2
3. METODOLOGI PENELITIAN Mati Lampu
a. Jenis Penelitian Agustus 85
PLN
Ditinjau dari jenis data dan pendekatan penelitian September 58
yang digunakan, penelitian ini merupakan penelitian Oktober 57.5
deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud November 57.4
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami Desember 60
oleh subjek penelitian secara holistis, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dengan b. Data Cycle Time
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Data cycle time adalah data jumlah waktu
yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap Kg
b. Metode Pengumpulan Data
benang double, cycle time yang telah diset pada
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 cara
program mesin doubling TFO oleh engineering
untuk mengumpulkan data, yaitu studi pustaka, studi
adalah 5.74 menit untuk setiap Kg atau 10.45 Kg
lapangan dan studi literatur sejenis.
per jam.
c. Studi Pustaka
Penulis melakukan studi pustaka dengan cara c. Data Kualitas Hasil Produksi
membaca dan mempelajari buku-buku yang Dalam proses produksi, tidak semua benang
berhubungan dengan sistem perawatan dan overall double hasil produksi memenuhi standar
equipment effectiveness, serta buku-buku yang kualitas yang telah ditentukan oleh perusahaan,
mendukung topik yang akan dibahas dalam penelitian berikut adalah rincian jumlah benang double
ini. yang reject selama periode penelitian:
d. Studi lapangan
BulanB Bad Soft Hard Stiches Uneveness Total
1. Observasi (pengamatan) Winding
Guna mengumpulkan informasi mengenai kondisi
mesin Doubling TFO yang berjalan, penulis Juli 17.14 12.38 2.48 10.04 23.18 75.22
Agustus 15.66 15.24 5.46 9.76 22.74 78.86
melakukan pengumpulan data dengan cara
September 14.82 13.84 1.62 11.24 22.48 74
observasi di tempat penelitian, dalam hal ini adalah Oktober 14.24 10.96 2.34 8.72 22.84 69.1
bagian produksi. Penulis terjun langsung ke lokasi November 17.36 14.34 2.7 11.04 22.68 78.12
penelitian untuk mengidentifikasi dan mengetahui Desember 14.02 13.64 1.16 9.9 22.24 70.96
Total 93.24 80.4 5.76 60.07 136.16
kondisi mesin Doubling TFO.
2. Wawancara
Selain melakukan pengumpulan data dengan d. Perhitungan nilai Overall Equipent
metode observasi dan studi pustaka, penulis juga Effetiveness
melakukan pertemuan dan wawancara dengan para Perhitungan nilai OEE sangat dipengaruhi oleh
karyawan di bagian produksi dan maintenance. rasio utama, yaitu: availability, performance dan
quality. Dengan demikian, pada pengolahan data ini
e. Studi Literatur Sejenis terdiri dari tiga langkah, yaitu:
Sumber literatur yang dipergunakan di dalam 1. Perhitungan nilai availability
penelitian ini adalah studi literatur dari penelitian 2. Perhitungan nilai performance
atau penulisan karya ilmiah dalam bidang sistem 3. Perhitungan nilai quality
4. Perhitungan nilai OEE
e. Perhitungan Nilai Availability Nilai OEE
Untuk menghitung nilai availability data yang Availability Performance Quality OEE
Bulan
digunakan adalah data waktu kerja, jumlah waktu
Juli 90.79% 88.54% 98.80% 79.42%
breakdown, jumlah waktu setup dan adjustment serta Agustus 88.32% 87.47% 98.69% 76.24%
perhitungan waktu operasi, availability. September 91.69% 87.46% 98.77% 79.21%
Oktober 91.97% 87.22% 98.89% 79.32%
Bulan Waktu Break Setup & Waktu Availability November 91.67% 85.33% 98.67% 77.18%
Kerja down Adjusment Operasi Desember 91.60% 87.85% 98.87% 79.56%
Rata-rata 78.49%
Juli 744 66.2 2.3 675.5 90.79%
Agustus 744 85 1.9 657.1 88.32%
September 720 58 1.82 660.18 91.69% i. Analisis Losses
Oktober 744 57.5 2.24 684.26 91.97%
Dari pengolahan data OEE, dapat diketahui
November 720 57.4 2.6 660 91.67%
Desember 744 60 2.5 681.5 91.60% bahwa terdapat 4 losses dari six big losses yang
teridentifikasi, yaitu breakdown losses, setup dan
f. Perhitungan Performance adjustment losses, slow running atau reduced speed
Dalam perhitungan nilai performance, data yang losses dan production reject losses, keempat kategori
dibutuhkan adalah data hasil produksi, waktu operasi losses tersebut terbagi menjadi 3 jenis kategori OEE
dan cycle time. Untuk data cycle time, waktu yang losses, yaitu available losses yang terdiri dari
digunakan adalah pengaturan kecepatan pada mesin breakdown losses, setup dan adjustment losses, lalu
Doubling TFO yaitu 10.45 Kg per jam, rumus yang performance losses yang terdiri dari reduced speed
digunakan untuk menghitung nilai performance losses, kemudian kategori terakhir adalah quality
losses yang terdiri dari production reject losses.
Waktu Jumlah Cycle Performance
Bulan Operasi Produksi Time j. Available Losses
Available losses adalah kerugian yang terjadi pada
Juli 675.5 6250.01 88.54% faktor available atau ketersediaan mesin,
Agustus 657.1 6006.47 87.47% ketersediaan mesin sangat dipengaruhi oleh waktu
September 660.18 6033.98 10.45 87.46% breakdown yang terjadi, baik yang direncanakan
Oktober 684.26 6236.42 87.22% maupun yang tidak direncanakan, selain itu, hal yang
November 660 5884.90 85.33% mempengaruhi ketersediaan mesin adalah setup dan
Desember 681.5 6256.42 87.85% adjustment, karena pada saat terjadi pergantian varian
benang, perlu dilakukan setup dan adjustment saat
g. Perhitungan Quality kondisi mesin berhenti.
Untuk menghitung nilai quality mesin Doubling
TFO, data yang dibutuhkan adalah data jumlah k. Performance Losses
produksi dan jumlah good unit, jumlah good unit Performance losses adalah losses yang terjadi
berasal dari jumlah produksi secara keseluruhan pada performa dalam melakukan proses produksi
dikurangi produk yang reject, rumus yang digunakan dengan waktu yang tersedia, performa mesin dapat
untuk melakukan perhitungan quality diukur dari output yang dihasilkan mesin, jumlah
output tersebut dipengaruhi oleh cycle time yang telah
Jumlah Jumlah Good ditetapkan, pada mesin Doubling TFO, cycle time
Quality yang telah ditetapkan adalah 10.45 Kg per jam,
Bulan Produksi Reject Unit
namun pada kenyataannya, karena adanya faktor loss,
Juli 6250.01 75.22 6174.788 98.80% cycle time yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai
Agustus 6006.47 78.86 5927.614 98.69% mesin, maka output yang dihasilkan berkurang dari
September 6033.98 74 5959.98 98.77% yang telah ditargetkan. Line Doubling TFO tidak
Oktober 6236.42 69.1 6167.318 98.89% melakukan pencatatan small stops dan slow running,
November 5884.90 78.12 5806.78 98.67% namun losses tersebut dapat dihitung dengan
Desember 6256.42 70.96 6185.456 98.87% membandingkan antara waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai jumlah aktual produksi dengan
menggunakan cycle time aktual dan cycle time yang
h. Nilai Overall Equipment Effectivenees
sudah ditetapkan.
(OEE)
Setelah nilai availability, performance, dan quality l. Quality Losses
rate diketahui, maka perhitungan nilai OEE dapat Quality losses adalah kerugian yang dihasilkan
dilakukan dengan rumus: dari produk yang tidak memenuhi standar kualitas
atau reject, Pada penelitian ini, line Doubling TFO
OEE=A(availability)xP(performance)xQ(quality) dalam melakukan pencatatan reject menggabungkan
startup reject dengan production reject, jumlah reject
tersebut akan dikonversikan menjadi satuan waktu
untuk mengetahui waktu yang hilang akibat o. Usulan Perbaikan Special Causes
memproduksi reject. Terdapat beberapa permasalahan yang dianggap
sebagai special causes dari analisis akar
m. Analisis Akar Permasalahan permaslahan yang telah dilakukan, akar permasalah
Dari hasil analisis, diketahui bahwa losses tersebut menjadi faktor utama penyebab tingginya
reduced speed dan losses breakdown menjadi losses, baik pada performance losses maupun
kontributor, untuk meningkatkan capaian nilai OEE breakdown losses yang terjadi pada mesin Doubling
mesin ke tingkat yang diinginkan, maka losses TFO, beberapa permasalah tersebut adalah tidak
tersebut perlu diminimalisir. Untuk menemukan akar diawasinya mesin oleh operator, kurang cepatnya
permasalahan tersebut, penulis menggunakan alat respon operator menyelesaikan permasalah pada
bantu fishbone dengan kerangka 4M-1E (Man, mesin sehingga jika terjadi permasalahan,
Machine, Method, Material, Environment) dampaknya semakin membesar karena tidak segera
diselesaikan. Berikut adalah beberapa usulan
n. Analisis Akar Pemasalahan Reduced Speed perbaikan yang bisa diterapkan untuk mengatasi
Losses ataupun meminimalisir dampak dari permasalahan
Dari diagram 4.9., penjelasan untuk masing- tersebut adalah Visual Control System Pada Mesin.
masing aspek adalah sebagai berikut: Berdasarkan analisis lebih lanjut pada akar
1. Man permasalah mesin yang tidak selalu diawasi oleh
Aspek manusia yang paling berpengaruh pada operator dan kurang cepatnya respon operator saat
terjadinya reduced speed adalah para operator tidak terjadi permasalahan, diketahui bahwa hal tersebut
mengerti cara kerja mesin, sehingga operator acuh diakibatkan oleh minimnya informasi yang
dan kurang respons pada keabnormalan seperti suara ditampilkan oleh monitor pada mesin Doubling TFO
bising atau suara friksi yang tidak semestinya, saat mesin beroperasi, akibatnya operator tidak
sehingga mesin dipaksakan bekerja pada kondisi mengetahui abnormalitas yang terjadi selain dari
yang tidak optimal. bunyi yang dikeluarkan mesin dan saat mesin secara
2. Machine otomatis berhenti, bahkan, setelah terjadi
Aspek Machine atau mesin yang menjadi sebab permasalahan atau berhentinya mesin, operator dan
utama terjadinya reduced speed adalah banyaknya mekanik tidak langsung mengetahui penyebabnya
friksi pada alat-alat yang bergerak, hal ini sebelum memeriksa mesin secara langsung.
mengakibatkan putaran mesin menjadi berat dan Untuk mengatasi hal tersebut salah satu pendekatan
menurun, terlebih lagi hal tersebut mengakibatkan yang bisa digunakan adalah visual factory dan andon,
beban kerja motor driver menjadi tinggi, friksi-friksi kedua pendekatan tersebut menekankan bahwa
tersebut disebabkan oleh pelumas atau grease yang informasi akan lebih efektif dan efisien untuk
hilang seiring waktu dan menguap oleh panas mesin. disebarkan dalam bentuk visual dan dapat dilihat oleh
3. Method orang lain dengan mudah dibandingkan dalam bentuk
Pada aspek method, salah satu faktor yang paling teks. Salah satu implentasi dari pendekatan tersebut
berpengaruh adalah tidak diawasinya mesin saat yang bisa diterapkan adalah memasang signal lamp
beroperasi, karena mesin berjalan dengan otomatis pada setiap mesin untuk menandakan kondisi mesin
secara terus-menerus, operator menanggap mesin saat beroperasi dengan signal 3 warna yang berberda,
tidak perlu diawasi dan meninggalkan tempat kerja. signal tersebut dibagi menjadi signal untuk kondisi
4. Material operasi mesin normal, kondisi muncul abnormalitas,
Salah satu faktor utama dari aspek material adalah dan kondisi mesin berhenti, dengan sikap dan
pemasangan benang single yang tidak pas pada tindakan berbeda-beda yang diperlukan oleh operator
guider, sehingga benang bersentuhan atau tersangkut untuk menyikapi signal yang muncul, signal lamp ini
pada feed roller, hal ini mengakibatkan putaran roller terhubung dengan central processing unit dan sensor
menjadi lambat karena tarikan benang menjadi lebih dari mesin.
berat.
5. Environment 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Faktor tingginya panas mesin dan banyaknya fly a. Kesimpulan
waste sangat mempengaruhi kinerja mesin, hal 1. Dari hasil analisis OEE selama periode penelitian,
tersebut karena panas dari mesin dapat menguapkan yaitu bulan Juli 2019 sampai Desember 2019,
grease dan pelumas dari mesin, lalu, fly waste di capaian nilai OEE mesin Doubling TFO rata-rata
sekitar mesin dapat menempel pada permukaan rantai berada pada nilai 78.12%, atau berada pada level
atau benda bergerak yang diberi pelumas, hal ini sedang, dengan rata-rata losses setiap bulannya
dapat menjadi deposit pada permukaan benda sebesar 22% dari kemampuan optimal operasinya
tersebut sehingga mengakibatkan friksi bahkan dan nilai net operating time rata-rata setiap
macet. bulannya sebesar 2938 Jam.
2. Berdasarkan analisis losses selama periode
penelitian, dapat diketahui bahwa faktor yang
paling besar berkontribusi dalam losses adalah
faktor reduced speed, dengan losses sebesar Barry, Render dan Jay Heizer. 2001. Prinsip-
437.05 jam atau sebesar 54.48% dari keseluruhan prinsip Manajemen Operasi: Operations
losses, faktor berikutnya yang menjadi Management. Salemba Empat. Jakarta
kontributor terbesar losses adalah faktor
breakdown, dengan losses sebesar 324.04 jam Dinda Hesti Triwardani1, Arif Rahman, Ceria
atau sebesar 40.40% dari keseluruhan losses, 2 Farela Mada Tantrika. 2013. “Analisis
faktor tersebut menjadi penyumbang losses Overall Equipment Effectiveness (Oee)
terbesar pada mesin dengan jumlah akumulasi Dalam Meminimalisi Six Big Losses ada
sebesar 94.88% dari keseluruhan jumlah losses. Mesin roduksi Dual Filters Dd0 ”. Jurnal.
3. Berdasarkan analisis akar permasalahan, usulan Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Sistem
perbaikan yang bisa diterapkan oleh perusahaan
Industri Vol:1 No:2. Hal:379-391.
untuk mengatasi special causes adalah dengan
membuat visual control system pada mesin Universitas Brawijaya. Malang.
Doubling TFO berdasarkan pendekatan visual Dyah Ika, Rinawati & Nadia, Cynthia Dewi.
factory dan andon, untuk mengatasi general 2016 . “Analisis Penerapan Total
cause, perusahaan dapat melakukan perbaikan Productive Maintenance (TPM)
dengan pendekatan TPM, dengan pelaksanaan Menggunakan Overall Equipment
kegiatan perbaikan pada pilar focus improvement, Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses
autonomous maintenance, planned maintenance,
education dan training, early equipment
pada Mesin Cavitec Di PT. Essentra
management, quality management, TPM support, Surabaya”. Jurnal. Fakultas Teknik.
dan health and safety management. Universitas Diponegoro. Semarang.
b. Saran Hermanto. 201 . “ engukuran Nilai Overall
1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan Equipment Effectiveness pada Divisi
dapat melakukan analisis terhadap kerugian ainting di T. AIM”. Jurnal. Jurnal Metris,
berdasarkan satuan biaya. 17 (2016). Hal: 97 – 106. Universitas
2. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan Atma Jaya. Jakarta.
penambahan skema impelementasi Lutfiyatul Hasanah; Retno Astuti; Dhita
program berdasarkan 8 pilar TPM. Morita Ikasari. 2013. “ engukuran Overall
3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan Equipment Effectiveness (OEE) Sebagai
dapat melakukan perhitungan biaya dalam Dasar Pengambilan Kebijakan
implementasi program TPM. Maintenance”. Jurnal. Fakultas Teknik
4. Perusahaan sebaiknya menekankan Pertanian. Universitas Brawijaya.
pendekatan punishment dan reward untuk Malang.
mengingkatkan kinerja operator. Mohamad Nafis Kenedy, Wiwin Widiasih,
5. Melihat umur mesin yang sudah cukup tua Herlina. 201 . “Analisis Perhitungan Nilai
dan seringnya mengalami kerusakan, maka Overall Equipment Effectiveness (Oee)
perusahaan sebaiknya mengganti mesin Pada Mesin Wrapping Di erusahaan
dengan yang baru untuk menekan ongkos Biskuit Dan Wafer T. Unimos”. Jurnal.
maintenance dan kerugian akibat waktu rogram Studi Teknik Industri. Universitas
operasional yang hilang (time losses). 17 Agustus 1945. Surabaya.

6. DAFTAR PUSTAKA

Abadi inastika. 201 . “Analisis erhitungan


Overall Equipment Effectiveness (Oee)
Guna Mengurangi Six Big Losses Dan
Upaya Perbaikan Dengan Pendekatan
Kaizen 5s (Studi Kasus: T. indad)”. Tugas
Akhir. Fakultas Teknologi Industri.
Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Aggarwal, K. 1993. Reliability Engineering.
Kluwer Academic. Boston.
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi
dan Operasi. Lembaga Penerbit. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai