AND
MAINTENANCE
Disusun Oleh Kelompok 1 0 :
Anggia Anggraeni 2 0 0 2 11 0 7 7 3
David Febryant 2 0 0 2 11 2 9 1 3
0
1
MAINTENANCE
MANAGEMENT
Pengertian Manjemen Pemeliharaan
Program
Perawatan
Pentingnya Strategi Maintenance
Generasi dua, yaitu pada PD 2 industri-insustri Jepang mulai mengalami kesulitan dengan kerusakan yang
dihadapi. Hal ini disebabkan oleh:
• Meningkatnya mekanisme peralatan, akibat dari meningkatnya kebutuhan
• Sejak tahun 1950-an jenis mesin dan peralatan industri makin banyak dan kompleks.
• Down time menjadi perhatian utama, sehingga mulai tercipta konsep preventive maintenance (1960)
dan pelaksanaan overhaul dilakukan secara periodik pada interval yang tetap.
• Peningkatan ongkos pemeliharaan terhadap ongkos operasi, sehingga meningkat pada sistem
perencanaan dan penjadawalan.
Dengan demikian, pemeliharaan hanya akan segera dilakukan setelah mesin/peralatan mengalami kerusakan,
hal ini juga yang menyebabkan para insinyur pemeliharaan tidak punya waktu untuk memberikan ide-ide
yang baik bagi pengembangan dasar dalam usaha untuk meminimalkan kerusakan tersebut.
Tujuan dan manfaat Manajemen Pemeliharaan
Mengurangi
Meningkatkan persediaan
kapasitas
Biaya operasi
lebih
Produktivitas rendah
lebih tinggi
Perbaikan
terus-menerus
Meningkatkan
kualitas
Jenis-jenis Pemeliharaan
• Corrective Maintenance (CM)
Merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan setelah mesin atau fasilitas produksi mengalami kerusakan
atau gangguan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. CM dapat dihitung dengan MTTR (mean time to
repair) dimana MTTR ini meliputi beberapa aktivitas yang biasanya dibagi kedalam 3 grup, yaitu:
- Preparation time
- Acive Maintenance time
- Delay Time (Logistic time)
- Total. Hal ini mengindikasikan bahwa TPM mempertimbangkan berbagi aspek dan melibatkan
seluruh personel ayang ada, mulai dari tingkatan atas hingga ke jajaran yang bawah.
- Productive. Menitikberatkan pada segala usaha untuk mencoba melakukan pemeliharaan
dengan kondisi produksi tetap berjalan dan meminimalkan masalah-masalah yang terjadi di
produksi saat pemeliharaan dijalankan.
- Maintenance. Berarti memelihara dan menjaga peralatan secara mandiri yang dilakukan oleh
operator produksi agar peralatan tetap bagus dan terpelihara dengan jalan membersihkannya
dan memperhatikannya.
TPM dapat dimanfaatkan dengan efektif oleh organisasi untuk mengembangkan keterlibatan pekerja pada
setiap langkah proses manufaktur dan pemeliharaan fasilitas untuk lebih mengefektifkan aliran produksi
(production flow), meningkatkan kualitas produk dan mengurangi biaya operasi. Keterlibatan pekerja secara total,
pemeliharaan mandiri (autonomous maintenance) oleh operator, aktivitas-aktivitas kelompok kecil untuk meningkatkan
kehandalan (reliability), kemudahan untuk dipelihara (maintainability), produktivitas peralatan serta perbaikan
berkesinambungan (kaizen) merupakan prinsip-prinsip yang tercakup dalam TPM
Jenis-jenis pemeliharaan (lanjutan)
• Perhitungan biaya maintenance
Seorang manajer produksi harus mengetahui hubungan kebijakan pemeliharaan dengan biaya yang ditimbulkan
sehingga tidak salah dalam mengambil kebijakan tentang pemeliharaan. Hal ini dikarenakan permasalah yang
akan dihadapi seorang manajer produksi adalah bagaimana menentukan untuk melakukan kebijakan
pemeliharaan baik untuk pencegahan maupun setelah terjadinya kerusakan, dari kebijakan itulah nantinya yang
akan mempengaruhi terhadap pembiayaan.
Biaya dari barang yang diproduksi terdiri dari:
1. Direct Material Used (biaya bahan baku langsung yang digunakan),
2. Direct manufacturing Labor (biaya tenaga kerja langsung),
3. Manufacturing Overhead (biaya overhead pabrik).
Di bawah ini diperlihatkan hubungan biaya pemeliharaan pencegahan dan breakdown dengan total biaya.
Dengan demikian metode yang digunakan untuk memelihara mesin dalam perusahaan adalah metode
probabilitas untuk menganalisis biaya.
Jenis-jenis pemeliharaan (lanjutan)
1. Menghitung rata-rata umur mesin sebelum rusak 3. Menghitung biaya yang dikeluarkan jika
atau rata-rata mesin hidup dengan cara: melaksanakan kebijakan pemeliharaan preventif:
Rata-rata mesin hidup = Σ (bulan sampai terjadinya Untuk menentukan biaya pemeliharaan preventif
kerusakan setelah perbaikan X probabilitas meliputi pemeliharaan setiap satu bulan, dua bulan,
terjadinya kerusakan) tiga bulan dan seterusnya, harus dihitung perkiraan
jumlah kerusakan mesin dalam suatu periode.
2.Menghitung biaya yang dikeluarkan jika
melaksanakan kebijakan pemeliharaan breakdown: Rumusnya adalah: Bn = N 𝑛𝑖Pn + B (n-1) P1 + B (n-2)
P2 + B (n-3) P3 + B1P (n-1)
TCr= 𝑁𝐶2𝑖𝑃𝑖=1
𝑖 𝑛Keterangan: TCr = biaya bulanan total
kebijakan Breakdown NC2 = biaya perbaikan mesin𝑖𝑃𝑖 Keterangan: Bn = perkiraan jumlah kerusakan mesin
𝑖=1 𝑛= jumlah bulan yang diperkirakan antara dalam n bulan, N = jumlah Mesin, Pn = Probabilitas
kerusakan mesin rusak dalam periode n
0
2
Reliability
Pengertian dan sejarah keandalan (reliability)
Menurut Ebeling, definisi keandalan adalah ukuran kemampuan suatu komponen atau
peralatan untuk beroperasi terus menerus tanpa adanya gangguan/kerusakan. Keandalan
dapat didefinisikan sebagai probabilitas bahwa suatu komponen atau sistem akan
menunjukkan kemampuan yang diharapkan dalam suatu jangka waktu tertentu jika
dioperasikan dalam kondisi operasional tertentu.
Teori reliabilitas adalah dasar statistik dan probabilistik untuk teknik reliabilitas.
Teknik reliabilitas adalah suatu cabang dari praktik teknik yang terus meningkat
seperti kompleksitas dan ketepatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Reabilty (keandalan)
Ada empat hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pengertian
reliabilitas yaitu:
- Pertukaran informasi
- Pelatihan keahlian
Menurut Haizer dan Bender, ada 4 taktik reliability untuk meningkatkan reliability dan maintenance, bukan
hanya terhadap produk dan perlengkapan, tetapi juga pada sistem yang menghasilkan. Taktik reliability yaitu:
Rs = R1 x R2 x R3 x … x Rn ..…(1)
Dengan asumsi bahwa keandalan sebuah komponen individu tidak bergantung pada keandalan komponen
yang lain (setiap komponen berdiri sendiri). Ukuran keterandalan yang paling sering dilakukan adalah tingkat
kegagalan produk (product failure rate / FR).
Perusahaan yang memproduksi peralatan berteknologi tinggi sering menyediakan data tingkat kegagalan
produk mereka.
FR (%) = (Jumlah kegagalan/Jumlah unit yang diuji) x 100% ..... (2) atau,
FR (N) = Jumlah kegagalan/Jumlah jam-unit waktu operasi ....... (3)
Pada umumnya laju kerusakan suatu sistem selalu berubah sesuai dengan bertambahnya waktu.
Dari hasil percobaan dan pengalaman dapat diketahui bahwa laju kerusakan suatu produk
akan mengikuti suatu pola dasar sebagai berikut:
Menurut Lemis, setiap periode waktu mempunyai karakteristik tertentu, yang ditentukan oleh
laju kerusakannya :
a. Kerusakan awal (early failure):
b. Pengoperasian normal (useful life region/chance failure):
c. Periode wear out (wear out failure):
menggunakan waktu rata-rata antara kegagalan (mean time between failures/MTBF), yaitu waktu
yang diharapkan di antara perbaikan dan kegagalan komponen, mesin, proses, atau produk
yang berikutnya. MTBF = 1 / FR (N) ..... (4)
2. Memberikan kelebihan atau redundancy.
Redundasi adalah penggunaan komponen pararel untuk 25 meningkatkan keandalan. Teknik ini
digunakan untuk “menyokong” komponen dengan komponen tambahan (cadangan). Redundansi
diberikan untuk memastikan bahwa jika sebuah komponen gagal, maka sistem memiliki sumber
daya yang lain.
Contoh: Diasumsikan bahwa keandalan suatu komponen adalah 0,80 dan kita akan mencadangkan
dengan komponen lainnya yang memiliki keandalan sebesar 0,80.
keandalan yang dihasilkan adalah probabilitas dari komponen kerja yang pertama ditambah
probabilitas komponen kerja cadangan dikalikan dengan probabilitas komponen cadangan
diperlukan (1-0,8=0,2). Oleh karena itu:
R3= (Probability of first component working) + ((Probability of second component
working)
x (probability of needing second component)) = (.8) + ( (.8) x (1- .8) ) = .8 + .16 = .96
Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran