Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 3

Nama Anggota:
1. Aida Vitayala harahap (1132231596)
2.

Jenis-Jenis Maintenance
Menurut (Benjamin S. Blanchard, Dinesh Verma dan Elmer L. Peterson: 1994,1) perawatan atau maintenance
merupakan serangkaian kebijakan yang diperlukan untuk mempertahankan atau mengembalikan suatu barang dalam
keadaan operasional yang efektif. Pengertian ini dapat disimpulkan perawatan pada mesin ialah suatu tindakan semua
aktivitas yang dilakukan untuk menjaga kondisi performa mesin sehingga komponen atau mesin dapat bekerja dengan
optimal. Perawatan juga mencakup semua tindakan yang diperlukan untuk mampu mempertahankan dan menjaga
kualitas produk agar tidak terjadinya kerusakan atau gangguan pada mesin sehingga memproduksi produk bisa mencapai
target yang sesuai diinginkan oleh perusahaan.

1. Breakdown Maintenance (Perawatan saat terjadi kerusakan)


Breakdown Maintenance adalah kegiatan yang diperlukan untuk mengecek kondisi mesin. Proses ini untuk
mempertahankan atau retaining dan mengembalikan atau restoring peralatan kerja yang digunakan. Dengan
melakukan kegiatan ini, maka peralatan kerja bisa berada di kondisi terbaiknya saat digunakan produksi. Jika,
peralatan kerja dapat bekerja secara optimal, hal ini berarti proses produksi akan berjalan secara maksimal juga.

a) Jenis Breakdown Maintenance


1. Planned Breakdown Maintenance atau Perawatan yang Terencana
Seperti nama prosesnya, breakdown maintenance satu ini memang sudah direncanakan. Biasanya, proses ini
memiliki jadwal yang teratur dalam periode tertentu. Karena itu, proses perawatan jenis ini lebih hemat dan efisien
dalam proses pemeriksaannya.
2. Unplanned Breakdown Maintenance atau Perawatan yang Tidak Direncanakan
Berbeda dengan jenis yang pertama, tidak ada perencanaan dan jadwal tertentu dalam melakukan proses
perawatan satu ini. Perawatan yang tidak terencana ini biasanya dilakukan secara mendadak. Terutama, ketika
mesin dan alat produksi menunjukan tanda-tanda kerusakan. Hal inilah yang menjadikan proses mental breakdown
satu ini cenderung mengeluarkan banyak biaya. Kurang efisien dalam prosesnya karena dilakukan dalam waktu yang
cukup mendadak.

b) Kelebihan Breakdown Maintenance


Proses breakdown maintenance adalah proses yang memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing.
Berikut akan dijelaskan kelebihan apa saja yang akan didapatkan perusahaan jika melakukan breakdown
maintenance. Terutama, pada perawatan peralatan produksi dalam industrinya.

 Peralatan produksi menjadi lebih terawat dan tahan lama.


 Mengurangi resiko kecelakaan kerja karena kerusakan alat kerja.
 Membangun strategi lebih baik dalam melakukan maintenance. Sehingga , proses maintenance yang
dilakukan bisa lebih efisien dan jauh lebih hemat.
 Langsung mengetahui jika ada kerusakan tertentu pada mesin atau alat produksi.

c) Kekurangan Breakdown Maintenance


Seperti yang disebutkan sebelumnya, breakdown maintenance adalah proses yang memiliki kelebihan dan
kekurangan. Setelah, membahas kelebihan dari proses ini berikut akan dibahas mengenai kekurangan dari proses
breakdown maintenance.

 Kemungkinan besar dapat menghasilkan limbah lingkungan.


 Kerusakan pada mesin dan perbaikannya dapat menyebabkan masalah keamanan pada proses produksi.
 Kemungkinan besar menelan biaya besar tergantung pada kerusakan mesin.

d) Komponen yang Perlu Melalui Breakdown Maintenance


Sebenarnya tidak semua peralatan kerja perlu melalui proses breakdown maintenance. Memang, proses breakdown
maintenance adalah proses yang ditujukan untuk peralatan produksi tertentu saja. Breakdown maintenance hanya
diaplikasi pada peralatan yang memiliki kriteria seperti.

 Aset perusahaan dalam jangka panjang.


 Memilih komponen yang rumit dan kompleks.
 Merupakan mesin operasional yang keberadaannya vital.
 Membutuhkan perawatan dan reparasi yang rutin.

e) Tujuan Breakdown Maintenance


Tujuan utama dari proses breakdown maintenance adalah memaksimalkan produksi dari sebuah industri. Karena
memang jumlah produk yang bisa dihasilkan oleh sebuah industri. Sangat bergantung pada kondisi dan kesehatan
mesin produksi yang digunakan. Selain itu, proses breakdown maintenance bisa menjadi jaminan bagi para pekerja.
Bahwa, kemungkinan kecelakaan kerja sudah diminimalisir. Karena mesin selalu dipastikan dalam kondisi yang baik
oleh pihak perusahaan.

f) Pentingnya Melakukan Breakdown Maintenance


Sudah jelas, bahwa breakdown maintenance adalah proses yang penting dalam industri. Karena itu, keberadaannya
tidak boleh diabaikan. Perusahaan harus memiliki rencana dan jadwal planned breakdown maintenance. Selain itu,
perusahaan juga harus siap dan bertanggung jawab, jika ada proses unplanned breakdown maintenance yang harus
dilakukan. Baik dalam segi persiapan sumber daya manusianya, biaya perbaikannya, sampai proses pembaruan pada
mesin jika memang diperlukan.

g) Bahaya Melewatkan Breakdown Maintenance


Perusahaan yang abai terhadap kebutuhan breakdown maintenance, merupakan perusahaan yang abai pada
keselamatan proses produksinya. Breakdown maintenance memang kadang bisa menjadi proses yang memakan
sangat banyak waktu dan biaya. Namun, sebenarnya proses ini jauh lebih hemat dibandingkan membiarkan mesin
digunakan sampai kerusakannya parah. Kemudian, menimbulkan kecelakaan kerja dan menghambat proses
produksi yang dilakukan oleh industri. Karena itu, sangat berbahaya bagi perusahaan jika abai pada protokol dan
ketentuan breakdown maintenance. Produksi dapat berjalan tidak lancar dan tidak maksimal. Selain itu, keamanan
pekerja juga akan terancam.

2. Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)


Preventive maintenance adalah dimana aktivitas pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal, kegiatan ini
bertujuan untuk mempertahankan akibat terjadinya kegagalan, memeriksa kegagalan, menurunnya performa
tingkat keandalan komponen atau menemukan penyebab kerusakan yang tidak diprediksi dan meningkatkan
ketersediaan komponen sistem tersebut. Teknologi dikehidupan manusia tidak dapat dipisahkan, karena manusia
dalam kehidupan selalu menggunakan sistem teknologi mulai dari teknologi informasi, transportasi, ekonomi dan
budaya.

a. Mengapa Preventive Maintenance Begitu Penting?


Pemeliharaan preventif dikatakan berhasil apabila mampu memperpanjang umur dari mesin dan alat produksi.
Berkat adanya inspeksi, segala jenis kerusakan lebih mudah diperkirakan dan dideteksi. Berbeda dengan pabrik yang
tidak menerapkan PM secara baik. Keandalan dari peralatan pasti menurun dan mempengaruhi kualitas produk.
Secara umum, preventive maintenance dibagi menjadi dua. Pertama adalah perawatan yang dilakukan secara
rutin, seperti pembersihan seluruh fasilitas, pengecekan oli dan bahan bakar. Ada juga pemeliharaan yang periodik,
yang mana kegiatannya mengikuti jadwal dan sesuai jangka waktu yang sudah ditentukan.

b. Manfaat Preventive Maintenance


Pemeliharaan secara preventif menjadi hal yang tidak boleh dipisahkan dari kegiatan usaha, terlebih bagi pabrik-
pabrik besar. Karena itulah, biasanya dibentuk teknisi khusus yang ditugaskan untuk melakukan perawatan dan
pencegahan segala jenis kerusakan. Beberapa manfaat menerapkan preventive maintenance yang baik adalah:

1. Menambah Umur Alat dan Mesin


2. Menjamin Keamanan
3. Mengurangi Downtime
4. Mencegah Biaya Perbaikan yang Besar
5. Meningkatkan Efisiensi
6. Meningkatkan Keandalan Perusahaan
7. Meningkatkan Produktivitas
8. Mengurangi Pemakaian Energi
9. Menghilangkan Pemeliharaan Tidak Perlu

Terakhir, pemeliharaan preventif memberikan manfaat untuk menghilangkan segala jenis ambiguitas.
Kegiatannya yang rutin dan periodik akan mengurangi potensi perbaikan yang sebenarnya tidak diperlukan. Risiko-
risiko tersebut bisa diminimalisir dengan melakukan PM. Sehingga setiap alat dipergunakan untuk tugas yang sesuai
dan tepat porsinya.

c. Preventive maintenance dapat dikategorikan menjadi empat bagian

a. Time Directed Maintenance


Pemeliharaan terarah waktu ini merupakan kegiatan perawatan ini dilakukan berdasarkan waktu variabel.
Kegiatan lainnya untuk menerapkan sistem time directed maintenance ada dua kebijakan tersebut yang pertama
periodic maintenance ialah pencegahan pemeliharaan yang dilakukan secara terjawal yang bertujuan untuk
penggantian suatu komponen berdasarkan waktu yang sudah ditentukan. Sedangkan yang kedua non-condition
maintenance adalah pencegahan pemeliharaan yang dilakukan kegiatan dari operator seperti cleaning, inspection
dan lubriacation. Ada dua jenis faktor yang mendasari untuk kegiatan berdasarkan waktu perawatan:
• Faktor keselamatan dan keamanan
Keselamatan dan keamanan merupakan faktor kebijakan yang sangat penting untuk keselamatan
pekerja, apabila tidak diterapkan maka nyawa operator yang jadi resikonya jika terjadi kecelakaan pada
kegiatan pemeliharaan.
• Faktor Ekonomi
Faktor keuangan ini dilakukan untuk kegiatan pemeliharaan itu sendiri membutuhkan biaya yang sangat
besar apabila terjadinya kerusakan pada komponen tersebut. Oleh karena itu perawatan pencegaan
dengan pengganti komponen dilakukan secara terjadwal pada waktu interval tertentu.

b. Condition Based Maintenance


Pemeliharaan berdasarkan kondisi merupakan pencegahan yang sesuai dilakukan untuk kondisi yang
berlangsung dimana variabel waktu dapat dipastikan secara tepat. Kebijakan keadaan terjadi seperti ini bisa
dilakukan dengan memperediksi perawatan (predictive maintenance), kegitatan tersebut merupakan perawatan
yang dilakukan secara benar-benar diperlukan dengan pemulihan ke tingkat awal.

c. Failure Finding
Penemuan kegagalan atau failure finding merupakan kegiatan pencegahan dengan memeriksa fungsi yang tidak
dapat diketahui (hidden funtion) secara periodik agar memastikan suatu komponen kapan akan mengalami
kerusakan.

d. Run To Failure
Kegiatan ini bisa disebut juga dengan perawatan tidak terjadwal dimana kegiatan pemeliharaan tersebut tidak
melakukan usaha dan mengevaluasi untuk mengatasipasi kerusakan. Suatu komponen jika tidak dilakukan
perawatan sehingga dibiarkan begitu saja bekerja maka kejadian ini sangat merugikan perusahaan itu sendiri karena
mengalami keterhambatan suatu proses produksi.

3. Corrective Maintenance (Perawatan Korektif)


Corrective maintenance ialah sebuah tindakan perawatan yang bertujuan untuk memperbaiki aset. Hal ini perlu
dilakukan ketika aset tidak berjalan sesuai fungsinya atau telah terjadi kerusakan. Perawatan corrective ini dilakukan
setelah aset mengalami kerusakan. Pengertian lain dari corrective maintenance adalah tindakan perbaikan yang
dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kegagalan pada suatu sistem atau peralatan.

 Tujuan dari Corrective Maintenance


1. Menjaga ketersediaan sistem atau peralatan
2. Meningkatkan keandalan sistem atau peralatan
3. Mengurangi biaya operasional
4. Memperpanjang umur pakai sistem atau peralatan
5. Meningkatkan kualitas layanan atau produk
Corrective maintenance juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan atau produk yang dihasilkan
oleh sistem atau peralatan tersebut, karena sistem atau peralatan akan bekerja dengan lebih baik dan tidak
terdapat masalah yang mengganggu kinerjanya.
 Alasan Penting Melakukan Corrective Maintenance

Alasan penting dari corrective maintenance adalah meningkatkan keuntungan dan memperkecil resiko kerugian
pada perusahaan.
1. Dapat Mengurangi Waktu Perencanaan
2. Dapat Meningkatkan Fokus Para Pekerja
3. Mampu Menghemat Biaya
 Jenis-Jenis Corrective Maintenance

1. Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah salah satu jenis corrective maintenance yang dilakukan secara teratur dan
terencana, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan atau kegagalan pada sistem atau peralatan.

2. Predictive Maintenance
Predictive maintenance adalah salah satu jenis corrective maintenance yang dilakukan dengan cara
memantau kondisi sistem atau peralatan secara teratur, dengan tujuan untuk mendeteksi potensi kerusakan
atau kegagalan sebelum terjadinya.

3. Breakdown Maintenance
Breakdown maintenance adalah salah satu jenis corrective maintenance yang dilakukan setelah terjadinya
kerusakan atau kegagalan pada sistem atau peralatan. Kegiatan breakdown maintenance dilakukan dengan
tujuan untuk mengembalikan kondisi sistem atau peralatan tersebut ke keadaan optimal, sehingga dapat
kembali beroperasi dengan lancar sesuai dengan spesifikasi dan fungsinya.

 Jenis Dari Tindakan Corrective Maintenance


1. Perbaikan : Pertama dari jenis corrective maintenance adalah melakukan perbaikan. Melakukan restorasi
pada komponen mesin, supaya dapat digunakan beroperasi kembali.
2. Pemeriksaan : Selanjutnya, dapat secara rutin melakukan identifikasi masalah. Sehingga mampu menghindari
terjadinya kerusakan yang sama kembali nantinya.
3. Salvage : Melakukan penggantian pada komponen yang rusak yang tidak memiliki akses reparasi. Lalu
dilakukan penggantian dengan sisa komponen dan mesin yang lainnya.
4. Perawatan : Setelah dilakukan reparasi, maka mesin dan komponen yang rusak tadi perlu dilakukan
perawatan dan pemeliharaan. Hal ini bertujuan supaya mesin dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
5. Melakukan Perakitan Ulang : Perakitan ulang atau melakukan perbaikan aset terhadap aset yang telah benar-
benar rusak. Perbaikan ini dilakukan hingga aset dapat beroperasi seperti sedia kala.

 Keuntungan dan Kerugian dari Corrective Maintenance


Keuntungan dari Kegiatan Corrective Maintenance

1. Menjaga ketersediaan sistem atau peralatan: Corrective maintenance dapat membantu menjaga
ketersediaan sistem atau peralatan, sehingga dapat terus memberikan manfaat dan layanan yang
diharapkan.
2. Meningkatkan keandalan sistem atau peralatan: Corrective maintenance juga dapat meningkatkan
keandalan sistem atau peralatan, dengan cara memperbaiki atau mengganti komponen yang rusak atau
usang.
3. Mengurangi biaya operasional: Corrective maintenance yang dilakukan secara tepat dan teratur dapat
mengurangi biaya operasional secara keseluruhan, karena sistem atau peralatan akan bekerja dengan
lancar dan tidak terdapat masalah yang menyebabkan penurunan efisiensi atau biaya tambahan.
4. Memperpanjang umur pakai sistem atau peralatan: Corrective maintenance juga dapat memperpanjang
umur pakai sistem atau peralatan, dengan cara melakukan perbaikan dan pemeliharaan yang tepat.
5. Meningkatkan kualitas layanan atau produk: Corrective maintenance dapat meningkatkan kualitas
layanan atau produk yang dihasilkan oleh sistem atau peralatan, karena sistem atau peralatan akan
bekerja dengan lebih baik dan tidak terdapat masalah yang mengganggu kinerjanya.
Kerugian dari Kegiatan Corrective Maintenance

1. Biaya perbaikan yang tinggi: Corrective maintenance dapat menyebabkan biaya perbaikan yang tinggi,
terutama jika terjadi kerusakan atau kegagalan yang tidak terduga atau yang tidak dapat diantisipasi.
2. Penurunan efisiensi sementara: Corrective maintenance juga dapat menyebabkan penurunan efisiensi
sementara, karena sistem atau peralatan harus berhenti beroperasi untuk melakukan perbaikan atau
pemeliharaan.
3. Downtime yang tinggi: Corrective maintenance juga dapat menyebabkan downtime yang tinggi,
terutama jika terjadi kerusakan atau kegagalan yang cukup parah yang membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk diperbaiki.
4. Resiko terjadinya kerusakan atau kegagalan lainnya: Corrective maintenance juga dapat menyebabkan
resiko terjadinya kerusakan atau kegagalan lainnya, terutama jika perbaikan atau pemeliharaan tidak
dilakukan dengan benar atau tidak tepat sesuai dengan spesifikasi.
5. Kurangnya perencanaan dan pengelolaan: Jika perencanaan dan pengelolaan corrective maintenance
tidak dilakukan dengan baik, maka akan terjadi beberapa kerugian di atas.
 Cara Melakukan Corrective Maintenance

1. masalah Identifikasi
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memantau kondisi sistem atau peralatan secara teratur,
menganalisis laporan kerusakan atau kegagalan, atau dengan menggunakan alat atau teknik pemantauan
kondisi seperti analisis suara, vibrasi, atau kondisi suhu.

2. Menentukan tindakan yang harus dilakukan


Setelah masalah teridentifikasi, selanjutnya adalah menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk
memperbaiki atau mengganti komponen yang rusak atau yang menyebabkan kerusakan atau kegagalan
tersebut. Tindakan ini harus disesuaikan dengan spesifikasi sistem atau peralatan, serta dengan kebutuhan
dan tujuan dari corrective maintenance yang akan dilakukan.
3. Mempersiapkan peralatan dan material yang dibutuhkan
Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan peralatan dan material yang dibutuhkan untuk melakukan
perbaikan atau penggantian komponen. Hal ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan
atau kekurangan peralatan atau material yang dibutuhkan.

4. Melakukan perbaikan atau penggantian komponen


Setelah peralatan dan material yang dibutuhkan tersedia, selanjutnya adalah melakukan perbaikan atau
penggantian komponen sesuai dengan tindakan yang telah ditentukan. Hal ini harus dilakukan dengan hati-
hati dan sesuai dengan spesifikasi sistem atau peralatan, agar dapat menghindari terjadinya kerusakan atau
kegagalan lainnya.
5. Melakukan tes dan verifikasi
Setelah perbaikan atau penggantian komponen selesai, selanjutnya adalah melakukan tes dan verifikasi
untuk memastikan bahwa sistem atau peralatan telah kembali beroperasi dengan baik dan sesuai dengan
spesifikasi. Hal ini harus dilakukan dengan hati-hati agar dapat terdeteksi apabila terdapat masalah yang
belum terselesaikan.
6. Melakukan pemeliharaan rutin
Langkah terakhir adalah melakukan pemeliharaan rutin setelah melakukan corrective maintenance. Hal
ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan atau kegagalan lainnya, serta untuk
menjaga kondisi sistem atau peralatan agar tetap optimal.
 Contoh Kegiatan Corrective Maintenance
1. Lini produksi

Seorang teknisi sedang melakukan preventive maintenance pada sebuah lini peralatan produksi dan
menyadari adanya kerusakan yang signifikan pada suatu bagian atau komponen yang penting.
Sebuah perintah corrective maintenance dapat diinisiasi untuk memperbaiki atau mengembalikan bagian
tersebut dalam satu bulan ke depan.
2. Sistem HVAC

Seorang teknisi menanggapi perbaikan sistem pemanasan darurat di tengah musim dingin dan menyadari
adanya filter yang kotor atau terkurangi bersih.
Ini dapat memicu permintaan corrective maintenance untuk membersihkan atau mengganti filter di waktu dekat
untuk meningkatkan efisiensi dan mencegah kehilangan panas lebih lanjut.
3. Pekerjaan Umum

Saat melakukan perbaikan jalan rutin, seorang teknisi mungkin menyadari adanya kerusakan pada beberapa
tanda arah akibat badai baru-baru ini. Sebuah perintah corrective maintenance untuk memulihkan tanda
tersebut dapat dimasukkan sehingga pekerjaan dilakukan pada tanggal kemudian.
4. Rekomendasi Software Manajemen Aset Tetap
TAG Samurai adalah aplikasi pengelolaan aset tetap yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola aset
tetap mereka dengan lebih efektif dan efisien.
Aplikasi ini menyediakan fitur-fitur yang bermanfaat untuk mengelola aset tetap, seperti pendaftaran aset,
pelacakan lokasi aset, pemeliharaan aset, dan laporan aset.
Salah satu fitur yang sangat bermanfaat dari TAG Samurai adalah fitur preventive maintenance. Fitur ini dapat
membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan preventive maintenance dengan lebih
mudah.
Dengan fitur ini, perusahaan dapat menentukan jadwal preventive maintenance yang sesuai dengan
spesifikasi aset, serta mengelola data preventive maintenance yang telah dilakukan. Untuk kegiatan corrective
maintenance juga tercatat lengkap dalam software TAG Samurai.

Anda mungkin juga menyukai