Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUIAN

1.1. Latar Belakang

Hijauan pakan ternak adalah semua bentuk bahan pakan berasal dari tanaman

atau rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun yang dipotong

dari lahan dalam keadaan segar (Akoso, 1996) yang berasal dari pemanenan bagian

vegetatif tanaman yang berupa bagian hijauan yang meliputi daun, batang,

kemungkinan juga sedikit bercampur bagian generatif, utamanya sebagai sumber

makanan ternak ruminansia (Reksohadiprodjo, 1985). Untuk penanaman hijauan

makanan ternak dibutuhkan tanah yang subur dan memenuhi persyaratan-persyaratan

jenis tanah dan iklim yang sesuai dengan yang dikehendaki (Sosroamidjoyo dan

Soeradji, 1986).

Identifikasi genus/spesies hijauan pakan semakin penting dilakukan mengingat

semakin pentingnya arti hijauan pakan bagi kebutuhan ternak. Identifikasi hijauan

pakan khususnya rumput dapat dilakukan berdasarkan pada tanda-tanda atau

karakteristik vegetatif (Reksohadiprodjo, 1985). Termasuk kelompok makanan

hijauan ini ialah bangsa rumput (graminae), leguminosa dan hijauan dari tumbuh-

tumbuhan lain seperti daun nangka, daun waru dan lain sebagainya (AAK, 1983).

Menurut Nell dan Rollinson (1974), produksi rumput yang tumbuh di tanah sawah,

tegalan, kebun, hutan dan pinggir jalan berkisar antara 14-15 ton bahan kering

(BK)/ha/tahun, sedangkan untuk padang pangonan sekitar 1,5 ton dan kebun rumput

sekitar 2,5 ton BK/ha/tahun.

1
Rumput adalah tanaman yang paling efisien untuk merubah sinar matahari

menjadi biomassa dan pada saat yang sama mengkonversi karbondioksida menjadi

oksigen. Ternak ruminansia mampu mengubah biomassa ini, yang umumnya tidak

dapat dicerna oleh manusia, menjadi protein berkualitas tinggi melalui aktifitas

mikroorganisme dalam rumen mereka. Rumput-rumput memberikan tutupan tanah

yang baik untuk mengurangi erosi sementara akar yang sangat halus akan membentuk

bahan organik dan membantu penyusupan air ke dalam tanah.

1.2. Tujuan

Praktikum hijauan makanan ternak ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengenal

dan membedakan macam-macam rumput berdasarkan spesifikasinya sehingga dapat

mengetahui jenis pakan hijauan yang berkualitas tinggi yang dapat meningkatkan

produktivitas suatu ternak.

1.3. Manfaat

Melalui praktikum ini mahasiswa dapat membedakan dan mengetahui

karakteristik dari hijauan pakan ternak yang ada di lahan.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pastura

Pasture adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan dengan kualitas

unggul dan digunakan untuk menggembalakan ternak ruminansia (Parakkasi, 1999),

sehingga dapat disebut sebagai padang penggembalaan. Sebelum adanya mekanisasi

pertanian, padang rumput adalah sumber makanan utama untuk penggembalaan

ternak seperti kuda dan sapi.

2.2. Padang penggembalaan

Padang Penggembalaan (Pasture) Alam ; merupakan padangan yang terdiri dari

tanaman dominan yang berupa rumput perennial, sedikit atau tidak ada sama sekali

belukar gulma (weed), tidak ada pohon, sering disebut padang penggembalaan

permanen, tidak ada campur tangan manusia terhadap susunan floranya, tetapi hanya

mengawasi ternak yang digembalakan (Reksohadiprodjo, 1985)

2.3. HIijauan pakan

Hijauan pakan adalah bahan makanan yang mengandung serat kasar 18% atau

lebih (dihitung dari bahan kering). Angka batasan ini hanya sekedar patokan, karena

di dalam prakteknya sering didapatkan hal-hal yang berada di luar batasan

ini.Kualitas hijauan sangat bervariasi yang disebabkan oleh beberapa perbedaan

dalam spesies, umur, kesuburan tanah, sumber-sumber air dan lain sebagainya.

Daerah Indonesia ataupun di daerah tropis lainnya belum diperoleh keterangan secara

pasti tentang adanya suatu hijauan yang menonjol kualitasnya, khususnya untuk

ternak kuda. Penurunan penanaman hijauan ini antara lain disebabkan menurunnya

3
ternak kuda (termasuk keledai), di samping kegemaran peternak terhadap rumput

lainnya (Hanson et al., 2006).

2.4. Rumput

Rumput adalah tanaman yang paling efisien untuk merubah sinar matahari

menjadi biomassa dan pada saat yang sama mengkonversi karbondioksida menjadi

oksigen. Ternak ruminansia mampu mengubah biomassa ini, yang umumnya tidak

dapat dicerna oleh manusia, menjadi protein berkualitas tinggi melalui aktifitas

mikroorganisme dalam rumen mereka. Rumput-rumput memberikan tutupan tanah

yang baik untuk mengurangi erosi sementara akar yang sangat halus akan membentuk

bahan organik dan membantu penyusupan air ke dalam tanah (Sutaryono et al.,

2002).

4
III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ilmu daging dilaksanakan pada hari Minggu 2 November 2018 pukul

08.30 sampai dengan selesai bertermpat Jl. Belatuk

3.2. Alat dan Bahan

 Alat Tulis
 Timbangaan
 Pipa
 Kayu
 Plastik
 Rumput
 Arit

3.3. Metode pelaksanaan

Adapun metode pelaksanaan adalah sebagai berikut :

a) Lempar kayu

b) Identifikasi jenis tanaman yang ada ditempat

c) Cabut rumput sampai akar

d) Potong semua rumput yang berada dipetakan

e) Timbang semua rumput yang telah dipotong

f) Rumput yang telah ditimbang kemudian dipisah sesuai dengan jenis

masing-masing, setelah itu dihitung berapa jumlah setiap jenisnya, dilihat

jenis rumput mana yang lebih dominan.

5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 1. Jenis vegetasi hijauan dan famili dilahan pastura

Nama lokal Nama ilmuah Famili

Putri malu Mimosa pudica Fabaceae

Malela Brachiaria mutica Poaceae

Supan supan Neptunia oleraceae Fabaceae

Alang-alang Imperata cylindrica Poaceae

Tabel 2. Indeks Nilai Penting (INP)

NO Nama jenis Jumlah individu KR % FR % DR % INP

1 Mimosa pudica 19 3.5 25 25 53.5

2 Brachiaria mutica 450 83.90 25 25 133.9

3 Neptunia oleraceae 33 6.10 25 25 56.10

4 Alang-alang 34 6.30 25 25 56.30

4.2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini membahas tentang Analisa dan Produksi Hijauan

Rumput, yaitu adalah menghitung hijauan rumput yang tumbuh di sekitar ladang

dengan menggunakan metode sampel acak dengan cara melemparkan kayu secara

acak di daerah ladamg penggembalan, lalu kayu yang jatuh di lahan tadi segetra kita

beri tanda dengan paralon yang ukurannya 1 x 1 meter, setelah di beri tanda kita

6
langsung mengamati jenis rumput di sekitar paralon tadi dan langsug mencabutnya

sesuai dengan jenis-jenisnya/mengelompokkan jenis-jenis rumput tersebut, setelah di

kelompokkan rumput tadi langsung di timbang, setelah itu rumput yang telah

ditimbang kemudian dipisah sesuai dengan jenis masing-masing, setelah itu dihitung

berapa jumlah setiap jenisnya, dilihat jenis rumput mana yang lebih dominan. Dari

hasil pengamatan berdasarkan klafikasi masing-masing rumput yang diamati dan

dijumlah rumput yang paling dominan adalah rumput Brachiaria mutica.

Berikut jenis-jenis rumput yang ada di sekitar lahan :

A. Rumput Putri malu

Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-

polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat

menutup/layu dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-

polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat daripada

jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit

keadaannya akan pulih seperti semula.

B. Rumput Malela

Daun rumput malela (Brachiaria mutica (Forsk.) Stap.) berbangun daun garis atau

garis lanset, permukaan daun berambut jarang, ujungnya runcing, tepi daun berambut

keras sehingga terasa kasar bila diraba, warna helai daun hijau muda sedang tepinya

merah ungu, ukuran panjangnya 10-30 cm dan lebarnya 5-25 mm.

C. Rumput Supan-supan

Neptunia oleracea, yang umum dikenal dalam bahasa Inggris sebagai mimosa air

atau neptunia sensitif, adalah legum abadi penambat nitrogen penopang. Genus dan

7
nama umum berasal dari Neptunus, dewa laut, mengacu pada kebiasaan akuatik

beberapa spesies dalam genus.

D. Rumput Alang-alang

Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar

cepat bersama angin, atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah yang

gembur. Berlawanan dengan anggapan umum, alang-alang tidak suka tumbuh di

tanah yang miskin, gersang atau berbatu-batu. Rumput ini senang dengan tanah-tanah

yang cukup subur, banyak disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi

lembap atau kering. Di tanah-tanah yang becek atau terendam, atau yang senantiasa

ternaungi, alang-alang pun tak mau tumbuh. Gulma ini dengan segera menguasai

lahan bekas hutan yang rusak dan terbuka, bekas ladang, sawah yang mengering, tepi

jalan dan lain-lain. Di tempat-tempat semacam itu alang-alang dapat tumbuh dominan

dan menutupi areal yang luas.

8
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah :

 Terdapat beberapa jenis vegetasi dalam satu area, ini membuktikan bahwa

tumbuhan tidak dapat hidup sendiri

 Setiap tumbuhan memiliki kerapatan, frekuensi, serta dominasi yang tinggi dalam

lingkunganya

 Setiap tumbuhan dalam suatu area memiliki kerapatan relatif dan frekuensi

relative yang berbeda.

5.2. Saran

Adapun saran pada praktek lapang ini adalah sebaiknya waktu yang digunakan

dalam pengambilan data diperpanjang agar dapat mengetahui lebih banyak

pengetahuan dari lapangan/lahan dari praktikum ini

9
DAFTAR PUSTAKA

Akoso, B.T. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisius, Yogyakarta.

Sosroamidjojo, M.S dan Soeradji. 1986.Peternakan Umum. CV. Yasaguna, Jakarta.

AAK. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yayasan Kanisius,
Yogyakarta.

Nell, J.A dan D.H.L. Rollinson. 1974. The Requirements and Availability of
Livestock Feed in Indonesia, Jakarta.

Reksohadiprojo, S. 1994. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik.


BFFE, Yogyakarta.

Hanson,A.a dan M.W.Evans.Hughes.,1996. Healt Metcalfe (Eds) Forafer. Lowa state


universt prest USA

Sutaryono, Yusuf.,dan patridge, Ian J. 2002. Mengelola Padang Rumput alam


Indonesia Tenggara. Universitas Mataram. Lombok

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai