Anda di halaman 1dari 18

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Tinjauan Pustaka


Hutan adalah suatu hamparan lapangan tumbuhan pohon-pohon yang
secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam
lingkungan dan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan. Hutan sangat
berperan dalam kehidupan manusia karena dapat menyediakan kebutuhan dalam
setiap aspek kehidupan. Dalam perkembangan pohon yang ada dihutan tentunya
mengalami proses kehidupan bertahap, dimana dimulai dari biji, semai pancang,
tiang dan terakhir adalah pohon.
Menurut Richards (1996), hutan hujan tropis mengalami dinamika proses
perkembangan. Proses ini dimulai dari pembentukan gap (rumpang),
perkecambahan, pertumbuhan anakan, fase pertumbuhan dan fase dewasa
(Whitmore 1998).
Tegakan merupakan kumpulan individu pohon, karena dinamika individu
pohon harus dipahami untuk memahami dinamika tegakan secara lebih luas. Hal
ini misalnya terkait pengaruh faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya
satu atau lebih jenis-jenis pohon. Daniel at al.(1992), menyatakan struktur tegakan
atau hutan menunjukkan sebaran umur dan atau kelas diameter dan kelas tajuk.
Sementara itu dinyatakan struktur hutan menunjukkan stratifikasi yang tegas
antara stratum A, stratum B dan stratum C yang tingginya secara berurutan sekitar
40, 20 dan 10 meter. Struktur suatu tegakan terdiri dari individu-individu yang
membentuk tegakan dalam suatu ruang.
Dalam pengertian silvika itu sendiri kita ketahui bahwa ilmu yang
mempelajari sifat hutan dan pohon hutan, bagaimana mereka tumbuh berproduksi
dan bereaksi dengan lingkungannya. Dalam suatu ekosistem tersebut masing-
masing individu pohon pasti mengalami yang namanya persaingan guna
mempertahankan kehidupan masing individu pohon tersebut, dimana kita ketahui
bahwa adanya kelas tajuk yaitu, dominan, kodominan, intermediate (tengahan),
dan tertekan.
proses-proses hidup pohon dan tegakan (Soerianegara dan Indrawan
1998). Proses hidup pohon meliputi proses-proses kimia yang berhubungan
dengan aktivitas biologis yang terjadi. Persyaratan tumbuh pohon juga terkait
dengan berbagai faktor, yaitu tanah, air, cahaya, atmosfir, biotik dan faktor-faktor
kompleks untuk optimalisasi pertumbuhannya. Pertumbuhan ini akan sangat
dipengaruhi oleh adaptasi tumbuh tumbuhan pada kondisi lingkungan tertentu
(Turner 2004).
Selain itu, perlu diketahui bahwa pohon-pohon yang dianggap berkuasa
atau dominan dalam suatu tegakan hutan menduduki posisi tajuk (kanopi) paling
atas. Di dalam hutan ada kelompok-kelompok pohon yang dapat dibedakan
berdasarkan fase pertumbuhannya dan posisi tajuknya. Pengelompokan
(klasifikasi) pohon tersebut sangat penting dalam pengelolaan hutan, terutama
sebagai pertimbangan untuk menerapkan system budi daya hutan (sistem
silvikultur) yang tepat. Variable lain yang perlu diperhatikan adalah komposisi
jenis pohon yang menyusun tegakan hutan, struktur tegakan hutan, kerapatan
tegakan hutan, faktor tempat tumbuh, dan sifat toleransi pohon yang berimplikasi
terhadap kondisi tegakan hutan. Hal itu dijadikan landasan untuk praktik budi
daya hutan secara baik dalam usaha mengelola hutan alam maupun hutan
tanaman.
Pengelompokan pohon sangat penting dalam pengelolaan hutan, terutama
sebagai pertimbangan untuk menerapkan system budi daya hutan (sistem
silvikultur) yang tepat. Variable lain yang perlu diperhatikan adalah komposisi
jenis pohon yang menyusun tegakan hutan, struktur tegakan hutan, kerapatan
tegakan hutan, faktor tempat tumbuh, dan sifat toleransi pohon yang berimplikasi
terhadap kondisi tegakan hutan (Resosoedarmo,1989).
Pada hutan alam tegakan yang terlalu rapat menyebabkan pertumbuhan
pohon-pohonnya menjadi lambat karena terjadi persaingan yang keras antar pohon
terhadap faktor tempat tumbuh, misalnya sinar matahari, air, dan zat hara mineral.
Sebaliknya tegakan yang terlalu jarang maupun rawang (terbuka) akan
menghasilkan pohon dengan tajuk lebar dan bercabang banyak dengan batang
yang pendek. Kerapatan populasi dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan.
Selain akibat pengaruh faktor lingkungan, ternyata perubahan densitas populasi
dipengaruhi oleh adanya kelahiran, kematian (Indriyanto, 2006). Hal inilah yang
akan dipelajari pada praktikum keempat yaitu stratifikasi hutan.
B. Tujuan
1. Mempelajari karakteristik tegakan pohon pada tipe hutan yang berbeda.
2. Menganalisa secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tegakan hutan.
3. Mempelajari stratifikasi dan tingkat pertumbuhan pohon.
II. METODE

A. Lokasi
1. Lokasi 1 berada di Taman Hutan Raya (Tahura) Rajo Lelo, Bengkulu
Tengah, Bengkulu
2. Lokasi 2 berada di Taman Wisata Alam
B. Cara Kerja
1. Pada 2 lokasi yang diamati, kita membuat petak dengan ukuran 20 x
20 m, 5 x 5 m dan 2 x 2 m. Petak ukuran 20 x 20 m untuk
petumbahan tingkat pohon dan tiang. Petak ukuran 5 x 5 untuk
tingkat sapihan. Petak ukuran 2 x 2 untuk anakan dan tumbuhan
bawah.
2. Setalah membuat petak, selanjutnya kita mencatat jenis tumbuhan
yang terdapat di dalam petak ukuran 5 x 5 m dan 2 x 2 m. Pada
ukuran 5 x 5 m kita mencatat sapihannya, sedangkan pada petak
ukuran 2 x 2 m kita mencatat tumbuhan bawahnya. Apabila kita tidak
mengetahui jenisnya maka kita akan mengetahui jenisnya itu
menggunakan sumber-sumber jenis tumbuhan.
3. Kemudian, pada petak ukuran 20 x 20 m untuk pertumbuhan tingkat
pohon dan tiang kita akan mengukur diameter pohon dengan setinggi
dada (cm) dengan rumus (diameter = keliling/3,14), tinggi bebas
cabang, tinggi total pohon (m) dengan rumus (tinggi pohon = C + B)
dan menghitung diameter tajuk (m).
4. Didalam petak ukuran 20 x 20 m kita juga akan mengukur jarak
antara satu pohon dengan pohon yang terdekat dan membuat sketsa
pengukuran jaraknya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Perbedaan Kondisi Lingkungan
Lokasi 1 : TAHURA (Bengkulu tengah, Bengkulu)
Sinar matahari
Kondisi Kondisi Bagaiamana
No masuk apa
tanah tutupan kelembabanya
tidak
1 Sinar matahari Kelembabannya
Endapan Tertutup
masuk tinggi
Tabel 1. Data Perbedaan Kondisi Lingkungan Pada Lokasi 1

Lokasi 2 : TWA (Taman Wisata Alam, Pantai Panjang Bengkulu)


Sinar matahari
Kondisi Kondisi Bagaiamana
No masuk apa
tanah tutupan kelembabanya
tidak
1 Berpasir Sinar matahari Kelembabannya
Terbuka
masuk rendah
Tabel 2. Data Perbedaan Kondisi Lingkungan Pada Lokasi 2

2. Tingkat Pertumbuhan

Lokasi Tingkat Nama Jenis Jumlah


Pertumbuhan Individu
Tumbuhan 1. Verbesina walteri
bawah shinners
(rumput,herba 2. Psychoitria nevosa SW
dll) 3. Dioscorea bulbifera L.
4. Justicia adhahatoda L.
5. Robinia pseudoacacia L
6. Parietaria officinalis L.
7. Daphne laureola L 11
Area 1 8. Clidemia hirta (L) D.
TAHUR Don
A 9. Senna occidentalis (L)
(Taman link
Hutan 10. Jasticia gendarussa
Raya burm .F.
Rajalelo) 11. Arisaema dracontium (L)

Anakan 1. Magnolia grandiflora 1

Pancang 1. Vitex pinnata


2. Toona ciliata M. Roem
3. Parashorea chinensis 3
hsie wang
Tiang 1. Spesies A
2. Larix decidua mill
3. Arillastrum gummiferum
4. Arillastrum gummiferum 6
5. Liquidambar styracifula
L
6. Toona ciliata M. Roem
Pohon 1. Populus nigra L
2. Magnolia Virginiana L
3. Ekebergia capensis 4
sparrm
4. Platanus occidentalis L
Tumbuhan 1. Brachypodium
bawah sylvaticum (Huds) P.Be
(rumput, 2. Atropa belladonna L.
herba,dll) 3. Reynoutria japonica
houtt
4. Ipomoea alba L
5. Acalypha indica L 10
6. Morella carifera (L)
small
7. Boehmeria cylindrical
(L) S.W
8. Abutilon theophrasti
Area 2 medic
TWA 9. Hibiscus ecatus S.W
(Taman 10. Pleioblastus
Wisata viridistriatus
Alam) Anakan - -
Hutan Pancang 1. Causuarina Equisetifolia
Pantai 2. Causuarina Equisetifolia
3. Causuarina Equisetifolia
4. Causuarina Equisetifolia 6
5. Causuarina Equisetifolia
6. Causuarina Equisetifolia

Tiang 1. Causuarina Equisetifolia


2. Causuarina Equisetifolia
3. Causuarina Equisetifolia
4. Causuarina Equisetifolia
5. Causuarina Equisetifolia
5
Pohon 1. Causuarina Equisetifolia
2. Causuarina Equisetifolia
3. Causuarina Equisetifolia
4. Causuarina Equisetifolia
5. Causuarina Equisetifolia 5
Tabel 3. Tingkat Pertumbuhan
Lokasi 1 : TAHURA
Plot 2 x 2 m (Anakan)
Nama Species Tinggi
Magnolia grandiflora 2,75
Tabel 4. Data Anakan pada lokasi 1

Plot 5 x 5 m (Sapihan)
Nama Species Tinggi
Vitex Pinata 9, 54
Toona ciliata M. roem 8,32
Parashorea chinensis hsie wang 6,78
Tabel 5. Data Sapihan pada lokasi 1

Plot 20 x 20 m (Pohon dan Tiang)


Tumbuhan Tinggi Diameter Diameter

TT TBC tajuk
Populous 20 11,5 29,07 U=2,4
T=3,2
Nigra L
B=3,8
S=4
Magnolia 18,10 10,25 57,32 U=3,7
T=4,1
Virginiana L
B=3,4
S=3,4
Ekebergia 24,32 13,12 38,94 U=4
T=4,3
Capensis
B=2,6
Sparrm
S=4,2
Platanus 12 7,13 32 U=4,5
T=2,9
Occidentalis L
B=3
S=4,8
Spesies A 21,7 12,2 16,87 U=3,5
T=4,2
B=3,7
S=4,4
Larix Decidua 16 8 18,15 U=1,2
T=2,3
Mill
B=1,9
S=1,6
Arillastrum 10,6 6,14 11,30 U=1
T=2,3
Gummiferum
B=1,5
S=1,7
Arillastrum 19,20 9,13 10,35 U=1,3
T=2,4
Gummiferum
B=2,2
S=2,1
Liquidambar 18,54 8,30 14,64 U=1,5
T=2,7
Styraciflua L
B=2,1
S=1,4
Toona ciliata 20,16 11,24 12,32 U=1,4
T=2,2
M. Roem
B=2,3
S=1,3
Tabel. 6 Data pengukuran tinggi, diameter, diameter tajuk pohon pada
lokasi 1

Lokasi 2 : TWA (Taman Wisata Alam)


Plot 2 x 2 m (Anakan)
Nama Species Tinggi
- -
Tabel 7. Data anakan pada lokasi 2

Plot 5 x 5 m (Sapihan)
Nama Species Tinggi
Causuarina Equisetifolia 5,32
Causuarina Equisetifolia 7,7
Causuarina Equisetifolia 4,26
Causuarina Equisetifolia 3,50
Causuarina Equisetifolia 6,19
Tabel 8. Data sapihan pada lokasi 2

Plot 20 x 20 m (Pohon dan Tiang)


Nama Tinggi Diameter Diameter
pohon/tiang TT TBC (cm) tajuk
Terminalia 17,8 9 24,26 U=2,7
T=2,8
Catapa
B=3,3
S=4
Terminalia 26 19 23,50 U=3,7
T=4,2
Catapa
B=3,6
S=32
Causuarina 27 24 22, 92 U=3,9
T=4
Equisetifoli
a B=3,1
S=4,3
Causuarina 14 9,3 22,19 U=4,8
T=3,2
Equisetifoli
B=3,1
a
S=4,7
Causuarina 23,7 11 21,65 U=3,7
T=3,9
Equisetifoli
B=3,8
a
S=4,7

Causuarina 13,5 7 15,38 U=2


T=1,8
Equisetifoli
B=1,6
a S=1,2
Causuarina 20,2 6 13,53 U=1,5
T=0,5
Equisetifoli
B=1,5
a S=1
Causuarina 15, 6 9,4 12,22 U=1
T=0,6
Equisetifoli
B=0,3
a S=0,5

Causuarina 11,7 10 17 U=2


T=1
Equisetifoli
B=1,5
a S=1,8
Causuarina 16 8 11,21 U=2
T=1,5
Equisetifoli
B=1
a S=0,5
Tabel 9. Data pengukuran tinggi, diameter, diameter tajuk pohon pada
lokasi 2

3. Jumlah Individu Per Area dan Volume Biomassa Pohon


Lokasi 1 : TAHURA
NO Tiang/Pohon Diameter Basal area Volume
(Jenis) (m) (m2) (m3)
1 Populous Nigra L 0,2907 0,066 1,326

2 Magnolia Virginiana L 0,5732 0,257 4,668

3 Ekebergia Capensis 0,3894 0,119 2,894


Sparrum
4 Platanus Occidentalis L 0,32 0,080 0,964

5 Species A 0,1687 0,022 0.484

6 Larix Decidua Mill 0,1815 0,025 0,413

7 Arillastrum 0,113 0,010 0,106


Gummiferum
8 Arillastrum 0,1035 0,008 0,161
Gummiferum
9 Liquidambar 0,1464 0,016 0,311
Styraciflua
10 Toona Cilliata M.Roem 0,1232 0,011 0,240

Tota 10 2,4096 0,619 11,572


l
Tabel 10. Pengamatan jumlah individu tingkat tiang dan pohon, luas
bidang dasar pohon dan volume pohon pada lokasi 1

Lokasi 2 : TWA (Taman Wisata Alam)


NO Tiang/Pohon Diameter Basal area Volume
(Jenis) (m) (m2) (m3)
1 Terminalia Catapa 0,2426 0,046 0,82
2 Terminalia Catapa 0,2350 0,043 1,125

3 Causuarina Equisetifolia 0,2292 0,041 1,112


4 Causuarina Equisetifolia 0,2219 0,038 0,540

5 Causuarina Equisetifolia 0,2165 0,036 0,869

6 Causuarina Equisetifolia 0,1538 0,018 0,249

7 Causuarina Equisetifolia 0,1353 0,014 0,288


8 Causuarina Equisetifolia 0,1222 0,011 0,182

9 Causuarina Equisetifolia 0,17 0,022 0,264

10 Causuarina Equisetifolia 0,1121 0,009 0,157

Tota 10 1,838 0,282 5,612


l
Tabel 11. Pengamatan jumlah individu tingkat tiang dan pohon, luas bidang
dasar pohon dan volume pohon pada lokasi 2

4. Mengobservasi Disrtibusi Spasial Tegakan

Lokasi 1 : TAHURA
Pohon Jarak Pohon dengan Pohon Terdekat
Pohon 1 ke Pohon 2 2 meter

Pohon 2 ke pohon 3 2,5 meter


Pohon 4 ke pohon 5 1,7 meter
Pohon 5 ke Pohon 6 1,5 meter
Pohon 7 ke pohon 8 2,5 meter
Pohon 8 ke pohon 9 1,8 meter
Pohon 9 ke pohon 10 1 meter
Jumlah pohon :10 Total jarak: 12 meter
Rata-rata 1,2 meter
Tabel 12. Pengamatan jarak pohon dengan pohon terdekat pada lokasi 1

r observed 1,2
Distribusi spesial tegakan : R= = = 0,37
r expected 3,16
Distribusi spasial tegakan ( R ) yaitu cendrung mengelompok karena nilai R
< 1.

Sketsa Jarak Pohon di Tahura

10
1

9
2
3
8

6
5 4

Gambar 1. Sketsa pengamatan jarak pohon dengan pohon terdekat pada lokasi 1

Lokasi 2 : TWA
Pohon Jarak Pohon dengan Pohon Terdekat
1,5 meter
Pohon 1 ke pohon 2
Pohon 2 ke pohon 3 2 meter
Pohon 3 ke pohon 4 1,2 meter
Pohon 4 ke pohon 5 1,6 meter
Pohon 6 ke pohon 7 1 meter
Pohon 7 ke pohon 8 1,3 meter
Pohon 9 ke pohon 10 2,5 meter
Total jarak 11,1 meter
Rata-rata 1,11 meter
Tabel 13. Pengamatan jarak pohon dengan pohon terdekat pada lokasi 2

r observed 1,11
Distribusi spasial tegakan : R= = = 0,35
r expected 3,16

Distribusi spasial tegakan ( R ) yaitu cendrung mengelompok karena nilai R


< 1.

Sketsa Jarak pohon di TWA


10 5
9

8 3

2
7

6 1

Gambar 2. Sketsa pengamatan jarak pohon dengan pohon terdekat pada lokasi 2

5. Proyeksi Penampang Dan Klasifikasi Pohon Hutan


a. Proyeksi Horizontal Tajuk
Lokasi 1 : TAHURA

Gambar 3. Proyeksi horizontal tajuk pada lokasi 1

Lokasi 2 : TWA (Taman Wisata Alam)


Gambar 4. Proyeksi horizontal tajuk pada lokasi 2

b. Proyeksi Vertikal Tajuk


Lokasi 1: TAHURA

Gambar 5. Proyeksi vertical tajuk pada lokasi 1

Lokasi 2: TWA (Taman Wisata Alam)


Gambar 6. Proyeksi vertical tajuk pada lokasi 2

B. Pembahasan
1. Perbedaan Kondisi Lingkungan
IV. KESIMPULAN

1.
DAFTAR PUSTAKA

Daniel, T.W., J.A. Helms, F.S. Baker. 1992.” Prinsip-Prinsip Silvinatural”.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Indriyanto. 2006. “Ekologi Hutan”. Jakarta: Cetakan Pertama. PT. Bumi Aksara.

Resosoedarmo, S.K. Kartawinata & A. Soegiarto. 1989. “Pengantar Ekologi”.


Bandung: Penerbit Ramadja Karya.

Richards, P.W. 1996. ‘The Tropical Rainforest’. Cambridge: Cambridge


University Press.

Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1998. “Ekologi Hutan Indonesia”. Bogor:


(Laboratorium Ekologi Hutan. Fakultas Kehutan Institut Pertanian Bogor).

Turner, I. 2004. “The Ekologi of Trees in the Tropical Rain Forest”. Cambridge:
Cambridge University Press.

Whitmore, T.C. 1998. ‘An Introduction to Tropical Rain Forest’. Oxford:


Oxford University Press.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai