Anda di halaman 1dari 52

Prosedur/Tata Cara

Pemberian Imunisasi
Permenkes
No. 1464/Menkes/SK/I 2010
Tentang wewenang dan tanggung jawab bidan
Pasal 11 ayat 2
Bidan dalam memberikan pelayanan kesh anak
berwewenang dan bertanggung jawab
pemberian imunisasi rutin sesuai program
pemerintah
Pasal 20 ayat 1
Dalam melakukan tugasnya bidan wajib
melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai
dengan pelayanan yang diberikan

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 2


Kepmenkes
Nomor 369/MENKES/SK/III/2007
Tentang Standar Profesi Bidan
Standar Kompetensi Bidan No 6
Memberikan immunisasi pada bayi.
Memberikan imunisasi dasar pada BBL 1 bulan pertama
meliputi Hb I dalam 12 jam pertama setelah lahir dan BCG
Standar Kompetensi bidan No 7
Upaya pencegahan penyakit pada bayi dan anak misalnya
pemberian immunisasi. Upaya pencegahan penyakit menular
dan tidak menular pada bayi dan balita melalui deteksi dini
penyakit dan pemberian imunisasi. Skrining dini dapat
mencegah penularan penyakit semakn meluas dan mencegah
penyakit bertambah parah karena mendapat penanganan
yang cepat dan tepat.
Bab 5 Pelayanan Imunisasi 3
Kegiatan Imunisasi Rutin
Imunisasi yang secara rutin dan terus menerus harus
diberikan dilaksanakan pada periode waktu yang telah
ditetapkan

Berdasar kelompok usia sasaran :


Imunisasi pada bayi
Imunisasi pada Batita (18 36 bulan)
Imunisasi pada anak sekolah
Imunisasi pada WUS

Berdasarkan tempat pelayanan :


Di dalam gedung
Di luar gedung
Di Unit Swasta

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 4


A. Menyiapkan Pelayanan Imunisasi
1. Logistik
Korim Kebutuhan vaksin & logistik untuk posyandu
1. Vaksin Carrier
2. Cool Pack/Kotak dingin cair
3. Vaksin, pelarut dan penetes
4. Alat suntik (ADS)
5. Kit anafilaksis / Kit KIPI
6. Safety Box
7. Kapas
8. Bahan Penyuluhan (poster, leaflet)
9. Alat tulis
10. Kartu imunisasi/ Buku KIA/KMS
11. Kohort/Register
12. Plastik Sampah
12. Paket peralatan cuci tangan (air mengalir, sabun, handuk, alcuta)
5
A. Menyiapkan Pelayanan Imunisasi
2. Memeriksa apakah vaksin aman diberikan
Sebelum memberikan vaksin, harus dipastikan bahwa
vaksin yg diberikan masih baik dgn melihat :
1. Periksa label pada vaksin dan pelarut
2. Periksa VVM, Jika kondisi C dan D jangan gunakan vaksin.
3. Periksa expired Date

6
A. Menyiapkan Pelayanan Imunisasi
3. Pemeliharaan vaksin dan rantai vaksin selama
pelaksanaan imunisasi
a. Hindari VC terkena SM langsung
b. Sebelum sasaran datang, vaks dan pelarut hrs
disimpan dlm VC yg tertutup rapat.
c. Jika sasaran imunisasi sdh datang, maka vaks baru
dilarutkan
d.Pd saat melarutkan suhu vaks dan pelarut hrs sama.
e. vaks yg sdh dilarutkan diberi jam larut . Jika di statis
maka diberi tanggal buka.
f. Selama pelayanan vaks dan pelarut harus disimpan dlm VC
dgn cool pack, agar suhu vaksin & pelarut tetap terjaga.
g. membuka vial baru, jika vial lama sdh habis.

7
A. Menyiapkan Pelayanan Imunisasi (lanj)
2. Tempat Kerja
1) Pelayanan imunisasi di dalam fasilitas kesehatan (komponen
statis):
mudah diakses
tidak terkena langsung oleh sinar matahari, hujan atau debu;
cukup tenang , cukup luas, terang, dan cukup ventilasi

Bab 2 Pelayanan Imunisasi 8


8
A. Menyiapkan Pelayanan Imunisasi (lanjutan.)

2) Pelayanan Imunisasi di Lapangan


(outreach):
Mudah dijangkau oleh sasaran
Jika di dalam ruangan maka harus cukup terang dan cukup
ventilasi dan tenang
Jika di tempat terbuka dan di dalam cuaca yang panas,
pilihlah tempat yang teduh DAN TIDAK TERKENA
SINAR MATAHARI LANGSUNG

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 9


Petugas kesehatan merencanakan tata letak ruang
kerja imunisasi:
Disediakan satu meja terpisah untuk imunisasi dan satu
meja lagi untuk memeriksa kesehatan jika ini terjadi
bersamaan dengan vaksinasi

Setiap vaksinator harus memiliki kit KIPI (Adrenalin 1 : 25


mm unt IM 1000, alat suntik 1cc, Infus set, abbocath/wing
needle, tensimeter, Nacl/RL)

Buang jarum bekas tanpa menutupnya (recapping) ke


dalam safety box

Pelayanan imunisasi diberikan satu persatu

Petugas kesehatan harus mencuci tangan sebelum dan


sesudah memberikan pelayanan imunisasi

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 10


A. Menyiapkan Pelayanan Imunisasi (lanj.)
Dalam mengatur tempat imunisasi, pastikan bahwa:
pintu masuk terpisah dari pintu keluar agar tidak terjadi
penumpukan antrian
mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang
diperlukan
melaksanakan kegiatan system 5 meja yaitu pelayanan
terpadu lengkap yang mencakup 5 program (Gizi, KB, Diare
KIA, dan Imunisasi)
jumlah pengunjung yang ada di tempat imunisasi atau
tempat lain dibatasi sehingga tidak penuh sesak;
Segala sesuatu yang diperlukan ( safety box, kit KIPI, dll)
berada dalam jangkauan atau dekat dengan meja imunisasi
anda.

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 11


B. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
1. Penyuluhan (MASAL)
Berisi tentang:
Kegunaan imunisasi & kerugian jk tdk
diimunisasi
Efek samping dan cara penanggulangannya
Kapan dan dimana pelayanan imunisasi
berikutnya akan diadakan
Pentingnya buku KIA/KMS disimpan dan dibawa
serta jk ke pelayanan kes

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 12


KONSELING (INDIVIDU)
Wawancara Awal
1. Menyapa klien dg ramah + hormat
2. menilai sikon sesuai ?
3. memastikan privasi klien
4. menanyakan identitas (nama, alamat dll)
5. Memberikan info ttg imun
6. menanyakan apakah klien sdh menerima imun (jenis
antigen, masalah, kekhawatiran)
7. menanyakan sikap / kepercayaan mgkn mempermudah
/ mempersulit penerimaan imun

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 13


INGAT !!!! 4 pesan penting yg perlu
disampaikan kepada orang tua
Manfaat dan pentingnya dari vaksin yang
diberikan (contoh: DPT-HB untuk mencegah
Difteri, Pertusis dan Tetanus)
Tanggal imunisasi dan pentingnya KMS/bk KIA
disimpan secara aman dan dibawa pada saat
kunjungan berikut
Apa akibat ringan yg mungkin dialami, cara
mengatasi dan tidak perlu khawatir.
Tujuan: minimal 5 kali kontak untuk
menyelesaikan semua vaksinasi sebelum HUT
1 tahun. Untuk kesempurnaan perlindungan
ditambahkan 2 X kontak saat BATITA
(Lihat hal buku acuan)

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 14


INGAT.. 4. Kata Kunci penyuluhan
Imunisasi

1. PD3I adalah penyakit yang sangat menular,


dapat menyebabkan kematian dan kecacatan
yang bersifat menetap.
2. Pada Umumnya menyerang Bayi dan Balita.
3. Belum ada Obatnya (Terutama penyakit karena
virus (Polio, Campak dan Hepatitis B)
4. Satu-satunya cara adalah dengan IMUNISASI
DASAR LENGKAP + LANJUTAN (MUDAH,
MURAH, dan GRATIS)

15
Bab 5 Pelayanan Imunisasi
B. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
2. Pemeriksaan Sasaran (Skrining)

a. kondisi sasaran hari ini


b. Riwayat penyakit berat
c. Menggunakan obat steroid dalam jangka waktu
lama ?
d. Adakah alergi terhadap makanan atau obat
tertentu.
e. Kontra indikasi dengan menanyakan adakah
masalah pada anak setelah diimunisasi sebelumnya.
f. Adakah orang2 di rumah yang menderita penyakit
berat ? Dan bermasalah dengan sistem kekebalan ?

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 16


B. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
2. Pemeriksaan Sasaran Dan Pengisian Register
Setiap sasaran sebaiknya diperiksa dan diberi
semua vaksin sesuai jadwal imunisasi.
Identifikasi usia sasaran
Identifikasi vaksin2 yang telah diterima sebelumnya.
Menentukan jenis vaksin yang harus diberikan
selanjutnya dan dosis keberapa yang akan diberikan.
Pernah mengalami KIPI pada imunisasi sebelumnya
Jarak Pemberian antar dosis vaksin yg sama
(DPT/HB/Hib, Polio) minimal 4 minggu
Sesama vaksin hidup (BCG, Polio, Campak), lebih baik
bersamaan, jk ada beda waktu mk pemberian 1
bulan saat jadwal posyandu berikutnya.

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 17


Prosedur Skrining penjaringan Sasaran

Sasaran datang di Klinik/Tempat pelayann

Sehat Sakit

Status Imunisasi Status Imunisasi

Belum Belum Lengkap Belum Belum Lengkap


Lengkap Lengkap

Indikasi Kontra Indikasi Kontra

Positif Negatif Positif Negatif

Tidak diimunisasi Motivasi Motivasi Motivasi


utk datang pd
Periode berikutnya 18
Imunisasi Imunisasi
B. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
3. Konseling
Lingkup konseling
membantu klien agar dapat membuat suatu keputusan
tentang imunisasi yang akan diterima
mencakup komunikasi dua arah di antara klien dan
konselor
mengandung muatan informasi yang obyektif,
pemahaman isi informasi tersebut di implementasikan
oleh klien terhadap sesuai kebutuhan dan kondisinya

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 19


B. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
4. Pemberian Vaksin yang tepat dan aman
a. Sebelum pelaksanaan imunisasi :
Periksa label vaksin dan pelarut
Periksa tanggal kadaluarsa
Periksa VVM
Jangan gunakan:
vaksin tanpa label
vaksin yang kadaluarsa
Vaksin dengan status VVM telah C atau D

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 20


Prosedur pelarutan vaksin
Menggunakan pelarut yg tepat dan berasal dari
produsen yg sama.
Memperhatikan kedaluarsa pelarut.
Memperhatikan VVM dan kedaluarsa vaksin
Hanya melarutkan vaksin bila telah ada sasaran
imunisasi.
Saat melarutkan vaksin, suhu pelarut dan vaksin
harus sama (2-8 oC).
Memperhatikan tindakan aseptik dalam pelarutan
Hanya menggunakan satu syringe untuk satu vial
vaksin. Setelah dipergunakan syringe langsung
dibuang ke safety box.
Mencatat jam pelarutan vaksin
Tidak mempergunakan vaksin bila telah lewat masa
pakai setelah pelarutan.

Bab 4 Penyuntikan yang Aman 21


B. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi

b. Mencampur vaksin dengan pelarut:


Goyang botol atau ampul vaksin pastikan
semua bubuk ada pada dasar botol
Buka botol atau ampul vaksin amati pelarut
pastikan tidak retak
Baca label pada ampul atau botol pelarut
pastikan dikirim oleh pabrik yang sama

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 22


b. Mencampur vaksin dengan
pelarut: Lanjutan.
Buka ampul kaca,
Sedot pelarut ke dalam semprit pencampur. Gunakan
ADS yang baru untuk mencampur vaksin dengan
pelarut.
Mencampur vaksin dengan pelarut
Tarik pelan-pelan pelarut masuk ke dalam semprit dan
suntikkan ke dalam botol atau ampul vaksin. Lalu
dikocok sehingga campuran menjadi homogen tulis
waktu melarutkan pada label
Masukkan semprit dan jarum pencampur ke dalam
safety box setelah digunakan.

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 23


Ambil gergaji ampul yang telah tersedia dalam paket vaksin dan
goreskan dengan keras pada sekeliling ampul.
Pegang bagian atas ampul dengan sebungkus plastik/kain yang
bersih.
Kemudian patahkan pada bagian yang telah digoreskan
(digergaji).
Jika terjadi kesalahan saat mematahkan ampul, musnahkan
ampul yang kemungkinan isinya telah terkontaminasi, lindungi
bagian yang akan dipatahkan sebelum membuka ampul yang
baru.
Menarik Cairan ke syringe
- Gunakan ADS yang baru untuk mengencerkan.
- Masukkan jarum ke dalam ampul, tarik piston untuk
menyedot semua pengencer
Melarutkan vaksin
Bab 2
Tarik pelan-pelan pelarut masuk ke dalam semprit dan
suntikkan ke dalam botol atau ampul vaksin. Lalu dikocok
sehingga campuran menjadi homogen. Masukkan semprit dan
jarum pencampur ke dalam safety box setelah digunakan.
Bab 5 Pelayanan Imunisasi
24
Penanganan vaksin yang sudah
dilarutkan
Ingat :
Pelarut tidak boleh saling ditukar
Gunakan pelarut dari pabrik yang sama dengan vaksin.
Pelarut harus didinginkan sebelum dicampur dengan
vaksin, minimal 12 jam dalam lemari es
Jangan mencampur vaksin dengan pelarut sebelum anda
siap mengimunisasi.
Anda harus membuang vaksin yang telah dicampur
dengan pelarut setelah tiga jam (untuk vaksin BCG) atau
setelah 6 jam (untuk vaksin Campak) atau pada akhir
pelayanan imunisasi, mana yang lbh dulu,

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 25


c. Menyimpan vaksin yang telah dicampur
dengan pelarut di atas bantalan busa yang
ada di dalam thermos (vaccine carrier).

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 26


Kontra indikasi pemberian imunisasi
1. BERLAKU UMUM UNTUK SEMUA VAKSIN

Reaksi Anafilaksis atau reaksi hipersensitivitas yang hebat terhadap


vaksin merupakan kontra indikasi mutlak terhadap dosis vaksin
berikutnya.
Reaksi berlebihan , spt suhu tinggi diatas 38.5 C dengan kejang,
penurunan kesadaran, shock atau reaksi anafilaktik lainnya setelah
imunisasi pentavalen 1 merupakan kontraindikasi untuk pemberian
pentavalen 2 atau pentavalen 3.
Sakit sedang atau berat dengan atau tanpa demam merupakan
kontraindikasi sementara
Ensefalopati dlm 7 hari paska imunisasi DTP-HepB-Hib sebelumnya.
Infeksi HIV atau kontak HIV serumah kontra indikasi OPV.
Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi
kepada bayi yang sakit, jangan berikan imunisasi. Mintalah ibu
untuk kembali lagi jika bayinya sudah sehat.

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 27


Perhatian khusus pemberian imunisasi
Demam 40.5C, kolaps dan episode hipotonik-hiporesponsif
dalam 48 jam paska DTP-HepB-Hib sebelumnya yang tidak
berhubungan dengan penyebab lain.
Kejang dalam 3 hari paska DTP-HepB-Hib sebelumnya.
Menangis terus > 3 jam dalam 48 jam paska DPT-HepB-Hib
sebelumnya.
Sindrom GBR dalam 6 minggu paska vaksinasi DPT-Hep B-Hib.

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 28


7. Pengisian Buku Pencatatan
Hasil dari pelayanan imunisasi harus dicatat dan
dilaporkan ke puskesmas dimana unit pelayanan
kesehatan berada.
Alat-alat pencatat data dasar yang harus dimiliki
oleh setiap fasilitas pelayanan kesehatan adalah:
Buku Kohort Ibu
Buku kohort Bayi
Buku kohort Anak Balita
Buku KIA /KIA
Laporan hasil Imunisasi di RSUD/UPS

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 29


REGISTER KOHORT IBU
PENCATATAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP
Tanggal Lahir: ........ / ........ / ...... Nama Anak: ........................................... Nama Orang Tua Anak: .................................

Umur (bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 **12+


Vaksin Tanggal Pemberian Imunisasi
HB-0 (0-7 hari)

BCG

Polio 1

DPT/ HB/Hib-1

*Polio 2
BLF
*DPT/ HB/Hib-2

*Polio 3

*DPT/ HB/Hib-3

*Polio 4

Campak

*) Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT/HB/Hib minimal 4 minggu (1 bulan). *) Jarak antara pemberian vaksin POLIO minimal 4 minggu (1 bulan).
**) Anak di atas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap harus diberikan imunisasi dasar lengkap.
Sakit ringan seperti batuk pilek, diare dan sakit kulit bukan halangan untuk imunisasi.
Vaksin Lainn

KETERANGAN:
BATITA & BIAS

Waktu yang masih


Vaksin Tanggal Pemberian Vaksin Tanggal Pemberian Jadual tepat
diperbolehkan untuk
Waktu yang tidak
pemberian pemberian imunisasi diperbolehkan untuk
DPT/HB/Hib imunisasi dasar lengkap pemberian imunisasi
dasar lengkap
CAMPAK dasar lengkap
Waktu pemberian
DT
imunisasi bagi anak di atas
Td 1 th yg belum lengkap
n

IMUNISASI BATITA

Lembaran kartu imunisasi di BUKU KIA


C. KEGIATAN AKHIR PELAYANAN
IMUNISASI
1. PADA TEMPAT PELAYANAN STATIS
MENANGANI SISA VAKSIN :
MEMBUANG ALAT-ALAT SUNTIK BEKAS
ALAT SUNTIK BEKAS HARUS DIBUANG
KEDALAM KOTAK PENGAMAN (SAFETY
BOX) TANPA MENUTUP KEMBALI (NO
RECAPPING)
KOTAK PENGAMAN JANGAN DIISI
TERLALU PENUH (3/4 BAGIAN)

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 34


C. KEGIATAN AKHIR PELAYANAN
IMUNISASI
KOTAK PENGAMAN HARUS DITUTUP DAN DISIMPAN
DI TEMPAT YANG AMAN SAMPAI DIMUSNAHKAN

VIAL/AMPUL BEKAS SERTA SAMPAH LAINNYA,


SEBAIKNYA DIBUNGKUS DENGAN KORAN ATAU
MASUKKAN KE KARDUS LAIN. BILA PEMUSNAHAN
SAMPAH MEDIS BELUM DIKELOLA SECARA
TERPUSAT DI KABUPATEN/KOTA MAKA RS/UPS
HARUS MENGUBUR (2-3 m) ATAU MEMBAKARNYA.

MELAPORKAN DATA HASIL IMUNISASI KE


PUSKESMAS DIMANA UPS BERADA

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 35


C. Kegiatan Akhir Pelayanan Imunisasi
(lanjutan)
2. Pada Tempat Pelayanan Lapangan
Membereskan Vaccine Carrier
Meninggalkan Tempat Pelayanan dalam
keadaan bersih dan rapi
Mengembalikan vaksin ke dalam lemari es
Membersihkan Vaccine Carrier
Memberikan data hasil Imunisasi kepada Korim

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 36


D. Tindak Lanjut Drop Out
Sistem untuk Menindak Lanjuti drop out:
Dua sistem untuk menindaklanjuti drop out yang
bisa digunakan dengan mudah:
Menggunakan buku register imunisasi (kohort
bayi, ibu, anak balita dll)
Kartu peringatan (reminder card)

Bab 5 Pelayanan Imunisasi 37


Imunisasi bayi dr ibu HIV
Tidak ada tanda spesifik HIV yang dapat
ditemukan pada bayi saat lahir
gejala klinis akan kelihatan setelah usia 6 minggu
setelah lahir
dapat dilakukan uji antibodi setelah usia 18
minggu
Imunisasi tetap diberikan sesuai dg bayi sehat

Pedoman imunisasi di Indonesia, satgas IDAI, Jakarta, 2014


Imunisasi bayi HIV
Imunisasi Anak terinfeksi HIV, blm Anak terinfeksi HIV, sdh
ada gejala ada gejala (simptomatik)
(asimptomatik)

MMR Ya Tidak**
BCG Tidak Tidak
DPT Ya Ya
Hepatitis B Ya Ya
Polio Ya IPV
Campak Ya Tidak **
Hib Ya Ya
Streptococcus pneumoniae Ya Ya

**: Pasien dengan CD4 < 15% atau CD4 absolut lebih rendah dari kadar normal
sesuai usia, pasien dengan riwayat penyakit khas AIDS (stadium IV), tidak boleh
diberikan vaksin ini
Pedoman imunisasi di Indonesia, satgas IDAI, Jakarta, 2014
Imunisasi Hep B bg bayi prematur dan BBLR
Ibu dengan Vaksinasi <12 jam Vaksinasi
Ket
HBsAg Positif Hep B HbIg selanjutnya
Dilanjutkan Dapat
diimunisasi sesuai
BB >2000 gr umur kronologis dg
Ya Ya
dosis dan jadwal = bayi
bersam Bersama Sesuai jadwal imun
cukup bulan.
aan an pemerintah (DPT-
Tetapi respons imun
Hb-Hib), periksa
rendah, khususnya
titer anti Hbs dan
Hepatitis B
HbsAg pada usia 9-
15 bulan, jika
HbsAg dan anti Hbs
Untuk berat < 2000 gr
negatif ulangi 3
selanjutnya diberikan
dosis lagi kemudian
4 dosis , dosis ke 2 bg
BB 2000 gr Ya Ya periksa kembali
by berat < 2000 gr
HBsAg dan anti HBs
ditunggu agar BB menc
min 2000 gr seterusnya
mengikuti jadwal
sesuai aturan
Pedoman imunisasi di Indonesia, satgas IDAI, Jakarta, 2014
Imunisasi Hep B bg bayi prematur dan BBLR
Ibu dengan Vaksinasi Vaksinasi
Ket
HBsAg Negatif Hep B HbIg selanjutnya

Bila dosis 1
BB >2000 gr Tidak vaksin Hep
Ya, segera saat lahir 3 dosis B
Sesuai menggunak
jadwal imun an vaks
pemerintah kombinasi
Ya, jk BB telah >2 kg / (DPT-Hb- mk
scr klinis stabil dlm 30 Hib) diberikan
BB 2000 gr Tidak pada usia
hr / pd saat keluar RS
dlm 30 hr 6-8 minggu

* Vaksin Kombinasi tdk dapat diberikan sebagai imunisasi pertama pada bayi prematur

Pedoman imunisasi di Indonesia, satgas IDAI, Jakarta, 2014


Imunisasi Hep B bg bayi prematur dan BBLR
Ibu dengan Vaksinasi
Vaksinasi
HBsAg Tidak Hep B HbIg Ket
selanjutnya
diketahui
Perisksa HBsAG
Periksa HbsAG ibu, Ibu, Jika hasil
Ya,
Jika hasil Positif, Positif berikan HBIg
BB >2000 gr segera
BERIKAN dlm <7 hr.
dlm 12
waktu < 7 hari Sesuai
jam
jadwal imun
pemerintah Jika tdk dilaks
Periksa HbsAg ibu pemeriksaan dlm
(DPT-Hb-Hib)
Ya, segera, bila 12 jam, segera
BB 2000 gr segera pemeriksaan tdk berikan Hbig <12
saat lahir dpt dilakukan dlm jam
12 jam. BERIKAN

* Vaksin Kombinasi tdk dapat diberikan sebagai imunisasi pertama pada bayi prematur

Pedoman imunisasi di Indonesia, satgas IDAI, Jakarta, 2014


Imunisasi bg bayi dari ibu px TB
Vaksin BCG tidak mampu melindungi bayi apabila Ibu yg menderita
TB Paru aktif sesaat sebelum/sesudah lahir, dan telah mendapat
OAT < 2 bulan sebelum persalinan . Tindakan yang dilakukan :
1. BAYI jangan divaksinasi BCG pd saat stlh lahir
2. beri pencegahan pd by dg INH 5 mg/kg BB 1 kali sehari per oral
3. Evaluasi pd usia 8 minggu (BB, uji tuberculin, photo dada jk
diperlukan)
Apabila ditemukan kemungkinan TB aktif, mulai diberi
Pengobatan anti TB sesuaikan program pengobatan TB pd by.
Jika kondisi bayi baik dan hsl uji tuberkulin neg lanjut INH s/d 6
bln
diimunisasi BCG stlh 2 mg pengobatan dihentikan
Amati BB setiap 2 minggu
Yakinkan ibu bahwa ASI tetap boleh diberikan.
Pedoman imunisasi di Indonesia, satgas IDAI, Jakarta, 2014
Imunisasi pd kondisi terpapar infeksi
Paparan Inkubasi Pemberian vaksinasi infeksi
Campak 8 12 hari 0 72 jam pasca paparan
Varicella 14 16 hari 0 72 jam pasca paparan
Rubella 14 23 hari Tidak perlu
Mums/Gondongan 12 25 hari Tidak Perlu
Hepatitis B 14 160 hari Perlu Vaksi n Hep B aktif dan pasif
segera dlm waktu 12 jam
Tetanus 24 jam beberapa bulan Perlu vaksin Tetanus aktif dan
pasif
Hepatitis A 15 50 hari Tidak perlu

Pada anak/bayi yang pernah menderita reaksi efek samping yang serius setelah imunisasi ,
maka imunisasi berikutnya harus di RS dibwh pengawasan dokter

Air Susu Ibu tidak akan menghalangi seorang bayi untuk mendapatkan imunisasi

Pedoman imunisasi di Indonesia, satgas IDAI, Jakarta, 2014


Imunisasi toxoid bg penderita luka
STATUS IMUNISASI
KONDISI LUKA
Lgkp >5 th Lgkp >10 th Tidak diketahui / tidak pernah
Ringan dan 1 dosis TT/Td
1 dosis TT/Td
bersih

1 dosis TT/Td +
Luas dan 1 dosis TT/Td +
TIG atau ATS 1 dosis TT/Td + TIG atau ATS
Kotor TIG atau ATS

Dosis TIG 250 IU, jika tidak ada TIG dapat menggunakan ATS, dosis ATS 1.500 5.000 IU.

Manual Pemberantasan Penyakit Menular, James Chin, Jakarta, 2000


Imunisasi bayi defisiensi sekunder
Vaksinasi
Item Lama Pengbatan V. Hidup V. Mati Ket
/dilemahkan

Tetapi
respons
setelah antibodi tdk
Hep B, Hep A,
2 Mg / Kg BB/Hr pengobatan seoptimal
Pengobatan DTP, Influenza
selama >7 hari dihentikan px normal
Kortikosteroid & Hib) dapat
selama >3 bulan Cont :peny
Dosis Tinggi lgsg diberikan
1 Mg/Kg BB/hari (BCG, OPV, yh menekan
selama >1 bln MMR) sistem imun
Leukimia,
limfoma
Imunisasi bayi dlm proses pengobatan kortikosteroid
Lama Vaksinasi
Item Ket
Pengbatan V. Hidup V. Mati
Pengobatan Kortikosteroid topikal / Dapat diberikan
obat semprot hidung, paru, salep langsung
kulit / salep mata / injeksi lokal (BCG, OPV, MMR)
intraartikular. Kortikosteroid dosis
rendah yg diberikan setiap hr / Dapat
selang sehari diberikan
langsung
Pengobatan Pendapat I : dapat
Kortikosteroid lgsg diberikan
sistemik dosis <14 hari Pendapat II : stlh
tinggi setiap 14 hr pengobatan
hari / berselang dihentikan
Pengobatan
Kortikosteroid Setelah >3 / >6
sistemik dosis >14 hari bulan penghentian
tinggi setiap pengobatan
hari / berselang
Sukses hanya bagi orang yang tetap
semangat meski halangan dan
rintangan di depan mata.
Kesempurnaan hanya milik Allah. Kita
tidak perlu menjadi sempurna karena
memang tidak bisa. Lakukan saja yang
terbaik, !

Anda mungkin juga menyukai